Anda di halaman 1dari 41

Teknis Pelaksanaan Imunisasi HPV

dalam
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Subdit Imunisasi
Kementerian Kesehatan RI
Outline
Pendahuluan

Landasan Hukum

Pengorganisasian

Pelaksanaan
Imunisasi HPV

Pemantauan dan
Evaluasi Imunisasi
HPV
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Salah satu kegiatan UKS  pemberian
imunisasi melalui kegiatan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS) untuk meningkatkan
derajat kesehatan anak sekolah dan
melindungi dari PD3I (SK Bersama 4
Kementerian Tahun 2014)

• Pelaksanaan BIAS saat ini:


- Kelas 1: Campak dan DT
- Kelas 2 dan 3 : Td
Latar Belakang (2)
• 95% kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV)
dan biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi.
• Tipe yang paling sering menyebabkan kanker serviks, kanker vulva vagina,
pre-kanker anal, dan kanker penis adalah tipe 16 dan 18 sedangkan tipe 6
dan 11 paling sering menyebabkan kutil kelamin.
• Data GLOBOCAN 2012 menunjukkan terdapat 58 kasus baru dan 26 orang
meninggal akibat kanker serviks setiap hari di Indonesia.
• Tingkat kematian, insidens, prevalens lima tahun di Indonesia merupakan
yang tertinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara.
• Berdasarkan RISKESDAS 2013, kanker serviks merupakan kanker dengan
prevalens paling tinggi di Indonesia, selanjutnya diikuti oleh kanker
payudara, kanker prostat dan kanker kolorektal.
• Data nasional menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker serviks mayoritas
adalah wanita dewasa usia 35-55 tahun, diikuti usia 56-64 tahun, usia > 65
tahun, dan dewasa muda usia 18-35 tahun.
Latar Belakang (3)
• RISKESDAS 2013, Prevalens Kanker di Indonesia:
- Nomor 1: kanker serviks
- Nomor 2: kanker payudara
- Nomor 3: kanker prostat
- Nomor 4: kanker kolorektal
• Data nasional, jumlah kasus kanker serviks di Indonesia berdasarkan
kelompok umur:

35-55 tahun
56-64 tahun

> 65 tahun

18-35 tahun
Latar Belakang (24)
Saat ini program nasional pencegahan kanker serviks yang sudah dilaksanakan adalah
deteksi dini kanker serviks dengan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Pemeriksaan IVA hanya dapat dilakukan pada Program Penapisan dengan IVA belum berjalan
perempuan yang sudah menikah optimal

Pencegahan kanker serviks akan semakin efektif jika dibarengi dengan upaya proteksi
spesifik dengan memberikan imunisasi HPV
Vaksin HPV sudah tersedia dan sudah dipakai di Rekomendasi ITAGI tentang pelaksanaan
sektor swasta program demonstrasi imunisasi HPV

Penambahan vaksin baru dalam program BIAS yaitu pemberian vaksin HPV
pada anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/ MI
LANDASAN HUKUM
LANDASAN HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak p. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Kementerian Kesehatan
Nasional q. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 42/Menkes/SK/XI/2013tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah
r. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Upaya Kesehatan Anak
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
s. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang
g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
h. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
i. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Kesehatan t. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2015 tentang
j. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Penanggulangan Kanker Serviks dan Kanker Payudara
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah u. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/2003
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
k. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peerjaan Kabupaten/Kota
Kefarmasian l v. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 430/ Menkes/SK/IV/2007
l. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Kanker
Reproduksi w. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/ Menkes/SK/V/2009
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan x. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI,
n. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 482/Menkes/Per/XI/2008 Menteri Kesehatan RI, Menteri Agama RI dan Menteri Dalam
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran Negeri RI No. 6/X/PB/2014, No. 73 Tahun 2014, No. 41 Tahun
o. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/ Menkes/Per/VI/2008 2014, No. 81 Tahun 2014 No.MA/230A/2003, No.26/2003,
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pembinaan dan
/Kota Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
PENGORGANISASIAN
• Kegiatan BIAS termasuk dalam Trias Program UKS/M

• Keempat Kementerian ini selanjutnya disebut sebagai Tim Pembina


UKS/M yang menangai UKS/M baik di tingkat Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan.

• Dalam penyelenggaraan BIAS disemua tingkatan, mulai dari tingkat


Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota sampai tingkat Kecamatan agar
sektor kesehatan senantiasa berkoordinasi dengan Tim Pembina dan
Tim Pelaksana UKS/M.

• Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS/M dilaksanakan


oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya,
yang telah ditetapkan dengan Keputusan Bersama antara Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri tahun 2014.
PELAKSANAAN
IMUNISASI HPV
SASARAN DAN JADWAL
SASARAN
anak perempuan kelas 5 (dosis pertama) dan 6
(dosis kedua) SD/MI dan yang sederajat
JADWAL

Keterangan:
•Mulai tahun 2017, pemberian Td pada kelas 3 SD/MI akan diubah menjadi kelas 5
** Khusus tahun 2016, dosis pertama HPV bagi anak kelas 5 SD di DKI Jakarta akan diberikan pada bulan September
2016, selanjutnya pada bulan Agustus setiap tahunnya
TAHAPAN KEGIATAN
PERSIAPAN
B. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan untuk menyebarluaskan
informasi kepada masyarakat agar
A.Advokasi mendukung dan terlibat aktif dalam
Advokasi dilakukan kepada pengambil pelaksanaan kegiatan ini. Sosialisasi dapat
dilakukan melalui pertemuan koordinasi
kebijakan untuk memperoleh dukungan
dengan lintas program dan lintas sektor
dalam penyelenggaraan imunisasi HPV terkait, organisasi profesi (IDI, POGI, HOGI,
pada anak perempuan kelas 5 (dosis IDAI, IBI, PPNI), organisasi keagamaan,
pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI dan organisasi masyarakat. Sosialisasi melalui
yang sederajat melalui kegiatan BIAS. surat edaran dan media KIE dilakukan
sebelum pelaksanaan BIAS imunisasi HPV.
Dukungan dapat berupa penetapan
kebijakan dan ketersediaan anggaran baik
C. Pelatihan
untuk biaya operasional maupun
Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu
penyediaan sarana pendukung lainnya
didukung oleh tenaga pelaksana yang
(vaccine refrigerator, ADS, vaccine carrier, terampil. Peningkatan pengetahuan dan
coolpack, peralatan anafilaktik, formulir keterampilan petugas, dapat dilakukan
pencatatan,dll). melalui pelatihan yang terstruktur, on the job
training, pendampingan teknis, maupun
pembinaan yang intensif. Pelatihan juga
dapat dilakukan kepada awak media.
Pelaksanaan
PENYIAPAN LOGISTIK
a. Vaccine carrier
Periksa vaccine carrier yang akan digunakan, dan pastikan sesuai
dengan standar, tidak terdapat keretakan pada dindingnya,
mempunyai spon penutup, dan dapat ditutup rapat

b. Coolpack (kotak dingin cair)


Sediakan coolpack yang telah diisi dengan air dan didinginkan
dalam lemari es minimal selama 24 jam. Jumlah coolpack yang
dibutuhkan sesuai dengan jenis vaccine carrier yang digunakan
dan diletakkan pada sisi vaccine carrier. Jangan menggunakan
coldpack (kotak dingin beku) atau es batu.
Pelaksanaan (2)
c. Vaksin
Vaksin yang digunakan adalah vaksin dalam kemasan satu dosis
dan multi dosis. Siapkan vaksin sesuai dengan jumlah sasaran
yang akan diimunisasi dibagi dengan Indeks Pemakaian (IP)
vaksin. Vaksin dimasukkan pada bagian tengah vaccine carrier.

d. Auto Disable Syringe (ADS)


ADS 0,5 ml yang dibutuhkan sama dengan jumlah sasaran yang akan
diimunisasi HPV. Untuk vaksin HPV sediaan single dose, ADS telah tersedia
bersama dengan vaksinnya.
Pelaksanaan (3)
e. Safety box
Satu safety box 2,5 liter untuk 50 alat suntik atau 5 liter untuk
100 alat suntik (0,5 ml maupun 5 ml)
f. Peralatan anafilaksis
mengantisipasi apabila terjadi reaksi anafilaksis pasca imunisasi
g. Format pencatatan dan pelaporan
h. Kartu imunisasi anak sekolah
• untuk merekam status imunisasi
• untuk membantu petugas dalam menentukan status
imunisasi anak sekolah dan jadwal imunisasi selanjutnya
• Kartu ini disimpan seumur hidup
• Pencatatan selanjutnya akan dimasukkan dalam Buku Rapor
Kesehatanku.
Pelaksanaan (4)
PENDATAAN SASARAN
• Awal tahun ajaran  minta data jumlah anak sekolah SD/MI
kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kantor Wilayah
Agama Kabupaten/Kota

• Data anak kelas 5 dan 6 diperlukan untuk menghitung kebutuhan


logistik vaksin HPV

• Melalui surat pemberitahuan dari kepala sekolah, orang tua


siswa kelas 5 dan 6 diminta untuk mengisi Data Riwayat Imunisasi
Anak. Data ini akan diisikan oleh Guru pada kolom catatan yang
ada di kartu imunisasi anak sekolah atau rapor kesehatan anak.
Pelaksanaan (5)

• Imunisasi HPV wajib diberikan, namun jika anak


sedang sakit, maka imunisasi HPV dapat ditunda dan
akan diberikan di Puskesmas terdekat setelah anak
sehat, dengan membawa surat pengantar dari
sekolah

• Apabila orang tua berkeberatan terhadap pemberian


imunisasi HPV maka orangtua harus menandatangani
surat pernyataan menolak imunisasi
Pelaksanaan (6)
1.Penyuluhan
Sebelum Sesudah
imunisasi imunisasi
mengingatkan kembali
alasan pemberian
tentang reaksi simpang yang
imunisasi HPV,
mungkin terjadi dan tindakan
manfaat
yang harus dilakukan

keluhan yang
mungkin terjadi jadwal imunisasi
setelah imunisasi dan
tindakan yang harus berikutnya
dilakukan

jadwal imunisasi
HPV berikutnya
Pelaksanaan (7)

2. Pengaturan sasaran imunisasi


– Pastikan anak memegang kartu imunisasi dan
duduk menurut nomor urut
– Anak dipanggil satu persatu untuk dilayani
– Pemberian imunisasi dilakukan pada anak
bila ada tanda ( ✔️ ) pada buku register
– Sebaiknya penyuntikan dilakukan di ruang
tersendiri.
Pelaksanaan (8)
3. Pastikan vaksin masih berkualitas/poten
• Belum kadaluarsa
• Label kemasan vaksin masih ada dan terbaca
• Vaksin HPV disimpan pada suhu 2-8ºC dan belum pernah terpapar
suhu beku
• Sisa vaksin HPV sediaan multi dosis harus dibuang pada akhir sesi
pelayanan di sekolah
• Sisa vaksin HPV sediaan multi dosis yang sudah dibuka di
Puskesmas masih dapat digunakan sampai 28 hari (kriteria
multidose vial policy (MDVP) yaitu: vaksin tersimpan dalam suhu 2-
8ºC, VVM masih A atau B, tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial
vaksin, tidak melewati tanggal kadaluwarsa, vial vaksin tidak
terendam air atau beku, semua dosis diambil secara aseptik
• vaksin dibawa dengan vaccine carrier yang berisi cool pack
Pelaksanaan (9)
4. Gunakan Auto Disable Syringe (ADS)
– Pastikan ADS belum kadaluarsa
– Kemasan utuh dan tidak sobek
5. Dosis dan cara Pemberian Imunisasi HPV
– Dosis pemberian 0,5 ml, intramuskular di lengan atas,
pertengahan M. deltoideus
– Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang
belum dibuka agar dihangatkan dengan cara menggenggamnya
– Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS
– Bersihkan kulit dengan kapas yang sudah dibasahi dengan air
matang atau kapas kering. Tunggu hingga kering
– Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk
Pelaksanaan (10)
• Tusukkan jarum suntik dengan sudut 90° terhadap permukaan
kulit
• Lakukan aspirasi terlebih dahulu untuk memastikan jarum tidak
masuk ke pembuluh darah. Kemudian suntikkan vaksin secara
pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
• ADS bekas langsung dimasukkan dalam safety box tanpa di
tutup kembali (no recapping).
• Lokasi bekas suntikan ditekan dengan kapas baru yang kering.
Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
• Jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada lokasi suntikan
hingga perdarahan berhenti.
• Catat tanggal pemberian imunisasi HPV dalam kartu imunisasi
anak sekolah atau buku rapor kesehatanku.
Pelaksanaan (11)
• Anak diminta untuk tidak meninggalkan sekolah 30 menit
setelah penyuntikan.
• Petugas kesehatan harus tinggal di sekolah 30 menit setelah
penyuntikan imunisasi yang terakhir untuk memantau apabila
terjadi reaksi ana laksis.
• Vial vaksin yang sudah dibuka/bekas harus dikumpulkan,
dicatat dan dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan.
Pelaksanaan (12)
PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Harus akurat, lengkap, dan tepat waktu
• Meliputi hasil imunisasi, vaksin, logistik, rantai vaksin, dan kejadian
ikutan pasca imunisasi (KIPI) dan dikirim secara berjenjang dari
Puskesmas sampai ke Pusat dengan tembusan ke Tim Pembina UKS
pada masing-masing tingkat.
• Laporan BIAS dibuat rangkap dua, ditanda tangani oleh petugas yang
memberikan pelayanan dan diketahui oleh Kepala Sekolah, setelah
imunisasi selesai dilaksanakan.
• Bila anak pindah sekolah sebelum imunisasi HPV lengkap, kartu
imunisasi HPV diberikan kepada anak tersebut dengan pesan agar
dijaga dengan baik dan diperlihatkan pada petugas kesehatan untuk
melengkapi imunisasi HPV.
• Bila anak lulus sekolah kartu imunisasi HPV diberikan kepada anak
untuk disimpan seumur hidup.
ALUR PELAPORAN
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
PEMANTAUAN HASIL
EVALUASI
• Pemantauan imunisasi HPV pada anak perempuan
kelas 5 dan 6 dilakukan di tingkat Puskesmas,
Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi, meliputi %
cakupan imunisasi pertama sebagai indikator
jangkauan program, dan % cakupan dosis kedua anak
dengan interval 12 bulan kemudian sebagai indikator
perlindungan.

• Kedua indikator tersebut adalah indikator kuantitas


program.
PEMANTAUAN KIPI

• Vaksin HPV pada umumnya tidak menimbulkan KIPI yang serius.


• Tanggal 12 Maret 2014, Badan WHO yaitu Global Advisory
Committee on Vaccine Safety (GACVS)  vaksin HPV dinyatakan
tetap aman.
• Reaksi lokal: kemerahan, pembengkakan dan nyeri di lokasi
suntikan pada 25% anak yang menerima imunisasi HPV. Gejala ini
timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan berlangsung
satu sampai tiga hari
• Reaksi sistemik: demam atau iritability jangka pendek setelah
pemberian imunisasi lebih jarang ditemukan.
LAMPIRAN
SURAT PEMBERITAHUAN KARTU IMUNISASI ANAK
BIAS SEKOLAH
DATA RIWAYAT IMUNISASI SURAT PENGANTAR
ANAK IMUNISASI
SURAT PERNYATAAN FORMAT PENCATATAN
MENOLAK IMUNISASI
JUKNIS
PETUNJUK
TEKNIS
IMUNISASI HPV
(HUMAN
PAPILLOMA VIRUS
(HPV) DALAM
BULAN IMUNISASI
ANAK SEKOLAH
(BIAS)
MEDIA KIE
BANNER POSTER
FLYER
BUKU SAKU UNTUK ORANGTUA DAN GURU

• Disusun dalam bentuk


pertanyaan dan jawaban
yang paling sering
ditanyakan oleh guru dan
orang tua tentang imunisasi
HPV

• Dikemas dalam bahasa yang


mudah dimengerti oleh
guru dan orangtua
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai