1. Bersifat logam
Kulit terluar dari unsur-unsur transisi hanya mengandung satu atau dua
elektron
pada orbital 4s sehingga mudah melepaskan elektron pada kulit terluarnya.
2. Sifat kemagnetan
• paramagnetik= atom, molekul atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan
magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan (Sc, Ti, V, Cr).
• diamagnetik= atom, molekul atau ion dapat ditolak oleh medan magnet
karena seluruh elektron pada orbitalnya berpasangan (Cu dan Zn).
Elektron tidak berpasangan menghasilkan momen magnetik (µ).
3. Kestabilan: unsur transisi mencapai kestabilan dengan mengisi subkulit d
dengan konfigurasi penuh dan setengah penuh (24Cr dan 29Cu)
4. Biloks: umumnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu, disebabkan
elektron valensinya menempati subkulit 3d dan 4s.
5. Penghantar listrik dan panas yang baik.
6. Titik leleh/titik didih relatif tinggi.
7. Dapat membentuk ion atau senyawa kompleks.
Ligan= anion atau molekul netral yang dapat menyumbangkan elektron kepada
ion pusat sehingga dapat dikatakan sebagai basa Lewis (donor PEB).
Ion pusat= ion logam transisi yang bertindak sebagai asam Lewis dan
merupakan pasangan akseptor elektron bebas dari anion atau molekul netral.
Ion-ion logam transisi memiliki orbital-orbital kosong untuk menerima PEB dari
ligan.
Ligan kuat mampu mendesak elektron yang tidak berpasangan menjadi
berpasangan dan ligan yang lemah akan membiarkan elektron tidak
berpasangan.
https://thoifahmut.wordpress.com/2011/04/30/senyawa-kompleks/
1918468_RINDY AMELIA NIZAR_1A_UNSUR TRANSISI
Tata nama ion atau senyawa
kompleks menurut IUPAC
1) Pada ion kompleks atau kompleks netral, nama gugus ligan disebut lebih dahulu diikuti ion
logam.
2) Nama ligan diberi akhiran o.
3) Ligan netral diberi nama sama dengan molekul netral, kecuali H2O = aqua, NH3 = amina,
CO = karbonil, NO = nitrosil.
4) Banyak ligan dinyatakan dengan awalan mono = 1, di = 2, tri = 3, tetra = 4, penta = 5, heksa
= 6. Apabila nama ligan mengandung awalan contoh: etilen diamin (en), maka dinyatakan
dengan awalan bis = 2, tris = 3, tetrakis = 4, pentakis = 5.
5) Ligan diberi nama berdasarkan aturan abjad.
6) Bilangan oksidasi ion pusat pada suatu kation kompleks dinyatakan dengan angka romawi
diletakkan dalam kurung mengikuti nama ion logam.
[Co(NH3)6]3+ = ion heksaaminakobalt (III)
7) Pada anion kompleks biloks ion pusat dinyatakan dengan angka romawi dan nama ion
pusat (nama latin) berakhiran at.
[Al(H2O)2(OH)4]- = ion diaquatetrahidroksoaluminat (III)
8) Kation disebut lebih dahulu daripada anion.
[Cu(H2O)4]Cl2 = tetraaquatembaga (II) klorida
Na3[Cr(NO2)6] = natrium heksanitritokromat (III) 1918468_RINDY AMELIA NIZAR_1A_UNSUR TRANSISI
Senyawa kompleks netral
• Jumlah ligan-nama ligan-ion pusat (biloks)- anion
[Cu(H2O)4]Cl2 = tetraaquatembaga (II) klorida
• Kation-jumlah ligan-nama ligan-ion pusat (biloks)
Na3[Cr(NO2)6] = natrium heksanitritokromat (III)
Senyawa kompleks anion
• Jumlah ligan-nama ligan-ion pusat (biloks)-at
[Al(H2O)2(OH)4]- = ion diaquatetrahidroksoaluminat (III)
Senyawa kompleks kation
• Jumlah ligan-nama ligan-ion pusat (biloks)
[Co(NH3)6]3+ = ion heksaaminkobalt (III)