Anda di halaman 1dari 25

SWITCHING

DALAM SISTEM
TELEPON
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
• Hamdan Hidayat (1610501044)
• M. Solikun (1610501041)
PENDAHULUAN
Secara umum arti switching dalam teknik jaringan komunikasi
adalah melakukan proses hubungan antara dua pelanggan
telepon sehingga keduanya dapat berbicara satu sama lain.
Ada 8 fungsi dasar penyambungan :
• Interkoneksi
• Informasi penerimaan
• Pengendalian
• Informasi pengiriman
• Kesiagaan (alerting)
• Test kesibukan
• Penjagaan kondisi pelanggan (attending)
• Pengawasan (supervisi)
Syarat Teknik Penyambungan:

1. Tiap pemakai mampu berkomunikasi dengan pemakai lain.


2. Waktu penyambungan harus jauh lebih kecil dibanding waktu
hubungan.
3. GOS maksimum pada jam sibuk 5%. Untuk perencanaan
sebaiknya diambil angka 1% (tergantung investasi yang dapat
diberikan dan tuntutan pelanggan serta tarip).
4. Privacy pelanggan harus dapat dijamin kecuali dalam beberapa
kasus, misalkan politik.
5. Informasi utama yang disalurkan adalah suara.
6. Ketersediaan pelayanan harus setiap saat 24 jam sehari, 7 hari
seminggu dan 365 hari setahun.
ELEMEN-ELEMEN SWITCHING
Crosspoint
matrix

Signaling Control Signaling


• Signaling
– Menerima permintaan dari pemanggil
– Mengecek status yang dipanggil (idle/sibuk)
• Control
– Menentukan saluran yang harus dihubungkan
• Crosspoint
– Membangun hubungan (melakukan penyambungan antara pemanggil
dengan yang dipanggil)
SISTEM SWITCHING
1. Selektor
Selektor merupakan alat pemilih yang menghubungkan satu
masukkan (inlet) dengan beberapa pilihan keluaran (outlet). Selektor
elektromekanik digerakkan secara elektromagnetik maupun dengan
mempergunakan elektromotor. Selektor banyak digunakan pada awal
teknologi switching.
Selektor dalam keadaan awal berada pada home position, saat
menerima impuls dari telepon, wiper selektor akan berpindah.
Perpindahannya ditentukan oleh besarnya impuls tadi. Setiap output
selector dihubungkan dengan telepon lain.
Selektor yang hanya memiliki outlet satu arah disebut Uniselector,
sedangkan yang memiliki outlet pada sisi horizontal dan vertikal disebut
Two-Motion Selector. Selektor ini memiliki 10 baris outlet dan 10 kolom
outlet, sehingga 1 inlet dapat dihubungkan dengan 100 outlet. Digit
pertama akan menggerakkan wiper ke arah vertikal, sedangkan digit kedua
ke arah horizontal.
2. Crossbar Switch
Crossbar switch atau switch yang terdiri dari garis/batang yang bersilangan
adalah sistem switch yang menghubungkan beberapa titik input output yang
berbentuk matriks. Crossbar switch menggunakan rele elektromagnet dan terdiri
dari 10 horizontal bar yang digerakkan oleh 5 pasang rele elektromagnet dan 20
vertikal bar yang digerakkan 20 rele elektromagnet, sehingga memiliki 200 titik
persilangan.

3. Rele
Selain selektor dan crossbar switch, rele banyak digunakan sebagai
komponen penbentuk sentral telepon. Berdasarkan dasar fisika yang membentuk
rele, rele terdiri atas rele elektrostatis, rele elektromagnetis, rele thermo, SCR
(Silicon Controlled Rectifier), Rele cahaya dan transistor. Selektor dan crossbar
pada dasarnya juga adalah rele, namun memiliki banyak outlet.
Rele clektromagnetis adalah rele yang paling banyak digunakan sebelum
ditemukan sentral digital, contohnya adalah rele Reed dan rele Ferred. Rele ini
menggunakan magnetik reed yang memiliki kelebihan, antara lain frekuensi kontak
yang besar, ukurannya kecil, waktu kontaknya cepat serta dapat digerakkan hanya
dengan pulsa satu mdetik.
Pada perkembangan selanjutnya rele elektronik banyak dipakai pada generasi
switching modern. Juga penggunaan rele elektronik dalam bentuk IC.
TEKNIK SWITCHING
TEKNIK SWITCHING
Teknik Switching dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Circuit Switching
Circuit Switching merupakan metodologi penerapan jaringan telekomunikasi
dimana dua node jaringan membentuk suatu saluran komunikasi khusus (sirkuit)
melalui jaringan sebelum node dapat berkomunikasi.
Jaringan circuit switching digunakan untuk menghubungkan pasangan terminal
dengan cara menyediakan sirkuit atau kanal yang tersendiri dan terus menerus
selama hubungan berlangsung :
• Sirkuit yang ‘holded’ tidak dapat dipakai oleh yang lain
• Jumlah sirkuit / kanal lebih kecil dibandingkan kapasitas
Jaringan circuit switching, kinerjanya tergantiung pada loss bukan pada delay
(tetapi pada digital switching juga menimbulkan delay).
Tiga fase yang terdapat dalam circuit switching, yaitu;
1. Pembentukan hubungan
2. Transfer data
3. Pembubaran (terminasi) hubungan

Jaringan circuit switching digunakan untuk hubungan yang bersifat :


• Real time-spech (contoh : telepon)
• Real time-data very high bit transmitted

Contoh :
• Jaringan Telepon
• ISDN (Integrated Services Digital Networks)
Space Division Switching
Dikembangkan untuk peralatan analog guna memisahkan
Jalur fisik di sepanjang switch untuk mentransfer sinyal
diantara kedua titik akhir. Dalam switch silang (Crossbar
Switch) memiliki sejumlah keterbatasan di antaranya :
• Jumlah persimpangan (crosspoint) bertambah sebanyak
n kuadrat dari jumlah stasiun
• Hilangnya crosspoint dapat mencegah terjadinya
koneks
• Penggunaan crosspoint yang tidak efisien karena
meskipun semua stasiun terhubung, tapi hanya beberapa
yang digunakan (Berlaku Non-Blocking)
Multistage Switch
Dikembangkan untuk mengurangi jumlah dari.
crosspoint sehingga lebih dari satu alur yang melalui
jaringan.
diharapkan mampu untuk meningkatkan kehandalan
dalam transmisi data.
memiliki kelemahan yaitu memerlukan kendali yang
lebih rumit dan memungkinkan terjadinya blocking
Time Division Switching
merupakan sistem digital yang bersandar pada kendali
kecerdasan dari space dan time division elemen.
Di dalamnya menggunakan teknik digital time
division untuk men-set up dan merawat virtual
circuit.
Time Division Switching juga mampu mempartisi bit
stream berkecepatan rendah menjadi beberapa bagian
yang terbagi menjadi stream berkecepatan tinggi.
2. Packet Switching
Packet Switching adalah jaringan metode komunikasi
digital yang kelompok semua data yang ditransmisikan
terlepas dari konten, tipe struktur, atau menjadi blok-blok
berukuran yang sesuai, yang disebut paket. Packet switching
fitur pengirim variabel-bit-rate data stream (urutan paket)
melalui jaringan bersama. Ketika melintasi adapter jaringan,
siwtch,router dan node jaringan lainnya, paket buffer dan antri,
mengakibatkan penundaan varibel dan throughput tergantung
pada beban lalu lintas dalam jaringan.
Ada dua pendekatan yang berhubungan dengan jaringan Packet
Switching, yaitu:
1. Datagram
Node-node jaringan memroses tiap paket secara independen.
Jika host A megirim dua paket berurutan ke host B pada sebuah
jaringan paket datagram, jaringan tidak dapat menjamin bahwa
kedua paket tersebut akan dikirim bersamaan, kenyataannya
kedua paket tersebut dikirimkan dalam rute yang berbeda Paket-
paket tersebut disebut datagram,
Implikasi dari switching paket datagram :
• Urutan paket dapat diterima dalam susunan yang berbeda
ketika dikirimkan
• Tiap paket header harus berisi alamat tujuan yang lengkap
Kelebihan Datagram Packet Switching:
• Tidak ada waktu call setup
• Adaptasi yang cepat jika terjadi congestion/network overload.
• Adaptasi yang cepat jika terjadi node failure

Kelemahan Datagram Packet Switching:


• Kedatangan paket bisa tidak sesuai dengan urutannya.
• Adanya beban pemrosesan karena setiap paket di proses di setiap node
• Receiver tidak memiliki persiapan terhadap paket yang dating
2. Virtual Switching
Virtual circuit packet switching adalah campuran dari circuit
switching dan paket switching. Seluruh data ditransmisikan sebagai
paket-paket. Seluruh paket dari satu deretan paket dikirim setelah jalur
ditetapkan terlebih dahulu (virtual circuit). Urutan paket yang
dikirimkan dijamin diterima oleh penerima. Paket-paket dari virtual
circuit yang berbeda masih dimungkinkan terjadi interleaving.
Pengirim data dengan virtual circuit melalui 3 fase :
1. Penetapan VC
2. Pentransferan data
3.Pemutusan VC
Kelebihan Virtual Circuit Packet Switching:
• Kedatangan paket sesuai urutannya.
• Terdapat mekanisme error control.
• Penetapan satu rute untuk satu koneksi.
• Penerima telah bersiap untuk menerima paket yang dating

Kelemahan Virtual Circuit Packet Switching:


• Adanya delay saat connection setup.
• Adaptasi terhadap node failure kurang baik.
• Adaptasi terhadap network overload kurang baik
Perbedaan Datagram dan Virtual Circuit
1. Datagram (Connectionless)
• Tiap paket memiliki alamat tujuan yang lengkap
• Penentuan routing dilakukan terhadap setiap paket di setiap node
• Paket-paket yang berbeda namun berasal dari pesan yang sama dapat
menggunakan rute yang berbeda, tergantung kepadatan jalur.
•Paket-paket akan mencari alternatif routing dimana akan mengabaikan node yang
gagal.

2. Virtual Circuit (Connection Oriented)


• Sebuah route antara station dikonfigurasi sebelum terjadi transfer data
• Setiap paket memiliki VC identifier.
• Penetapan routing dilakukan sekali untuk semua paket.
• Semua paket akan melalui rute yang sama
•Apabila ada node yang gagal, semua virtual circuit yang mendefinisikan lewat
node tersebut akan lenyap.
Kelebihan Packet Switching dibanding
“Circuit Switching”
Jalur efisiensi yang lebih besar
Jaringan Paket switching mampu menampilkan
konversi rate data
Saat lalu lintas pada jaringan circuit switching mulai
penuh, beberapa panggilan yang dilakukan dibloking
Diberlakukannya skala prioritas

Anda mungkin juga menyukai