Anda di halaman 1dari 18

TATA NAMA SENYAWA Nah ...

pada bab ini kita akan


DAN PERSAMAAN mengenal bahwa senyawa-
REAKSI SEDERHANA
senyawa kimia juga memiliki tata
nama tertentu yang harus ditaati
dan tidak boleh salah sebut.
Setelah mempelajari bab ini kamu
diharapkan dapat :
• Menuliskan nama-nama
senyawa biner dan poliatomik
dari senyawa anorganik dan
organik.
• Menyetarakan persamaan reaksi
sederhana dengan diberikan
nama-nama zat yang terlibat
dalam reaksi atau sebaliknya.
Keterkaitan antar konsep yang ada
dalam bab ini dapat digambarkan
dengan peta konsep sebagai berikut :
Hai..perkenalkan nama aku Septiana. Tau gak
untuk bahan-bahan kimia juga diperlukan
penamaan. Coba bayangkan apa yang terjadi bila
seseorang membeli senyawa kimia tanpa
menyebut namanya ? Apakah dengan
menyebutkan ciri-cirinya penjual dapat memberi-
kan senyawa kimia yang kita maksud ? Oleh
karena itulah setiap bahan atau zat kimia yang
ada di laboratorium selalu diberi label nama agar
kita dengan mudah mengambil dan
menggunakannya.

Pada bab ini kita akan mempelajari bagaimana kita


menulis rumus kimia suatu senyawa dan sekaligus
memberi nama, serta bagaimana menuliskan persamaan
reaksi kimia secara sempurna dan benar. Sudah siapkah
kamu ?
1. RUMUS KIMIA

Dibedakan menjadi 2 macam :

Rumus empiris merupakan rumus yang menunjukkan perbandingan


terkecil dari atom-atom yang menyusun suatu senyawa. Sebagai contoh,
CH4, CHO2, C3H8, NaCl, AgBr dan sebagainya.

Rumus molekul merupakan rumus yang menunjukkan jumlah dari atom-


atom penyusun zat itu dalam satu molekul. Sebagai contoh, C2H6, C6H12O6,
CO2 dan sebagainya.
Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Rumus Rumus Rumus


Senyawa
Kimia Molekul Empiris
Glukosa C6H12O6 C6H12O6 (CH2O)n, n = 2
Benzena C6H6 C 6 H6 (CH)n, n = 6
Amoniak NH3 NH3 NH3
Butana C4H10 C4H10 (C2H5)n, n = 2
2. TATA NAMA

Senyawa

Organik Anorganik

Biner Poliatom

Pada bab ini kita akan mempelajari penamaan


senyawa anorganik sedangkan untuk tata nama
senyawa organik dipelajari di bab 8 di kelas X
semester 2 nanti.
a. Senyawa Biner

adalah senyawa yang terdiri atas dua buah atom.


Ada beberapa cara penamaan ne..
Jika senyawa terdiri atas dua buah unsur, logam dan bukan logam, penamaan
dilakukan dengan cara menyebutkan nama unsur yang di depan (logam) diikuti
dengan nama unsur yang ke dua (bukan logam) dan diakhiri dengan akhiran ida.
Contoh :
NaCl : Natrium klorida
MgCl2 : Magnesium klorida
beberapa logam memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Penamaan senyawa yang
terdiri atas logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu adalah dengan
menyebutkan nama logam tersebut dan menuliskan bilangan oksidasinya dengan
angka romawi dalam tanda kurung diikuti dengan nama unsur bukan logam dan
diakhiri dengan kata ida.
Contoh :
Cu2O : tembaga(I) oksida
CuO : tembaga (II) oksida
Untuk senyawa biner yang terdiri atas unsur non logam dengan non logam, maka
penamaan dilakukan dengan cara :

Senyawa yang mempunyai jenis atom sama tetapi jumlahnya berbeda, dilakukan
dengan cara menyebutkan unsur yang pertama diikuti jumlah atom dari unsur yang
bersangkutan dan diakhiri dengan akhiran ida.
Contoh :
CO : Karbon monoksida
CO2 : Karbon dioksida

Untuk menyebutkan jumlah atom dari unsur ketentuannya sebagai berikut :

Jumlah Atom Sebutan Latin


1 mono
2 di
3 tri
4 tetra
5 penta
6 heksa
7 hepta
8 okta
9 nona
10 deka
b. Senyawa Poliatom

adalah senyawa yang terdiri lebih dari dua jenis atom.


Ada beberapa cara penamaan ne..
Jika salah satu unsurnya adalah oksigen, maka penamaan dilakukan dengan
menyebutkan nama logam, diikuti dengan nama unsur diakhiri dengan akhiran
at atau it
Contoh :
Na2SO4 : Natrium sulfat
Na2SO3 : Natrium sulfit
Senyawa poliatom ada yang berupa senyawa asam dan basa. Keduanya memiliki
aturan penamaan sendiri-sendiri. Adapun aturan tersebut adalah :
a. Senyawa asam (biasanya dimulai dengan unsur H), diberi nama dengan
menyebut asam atau hidrogen diikuti dengan menyebutkan nama sisa
asam (unsur bukan logam / atau gugusan).
Contoh :
HCl : Asam (hidrogen) klorida
H2SO4 : Asam (hidrogen) sulfat
b. Senyawa basa (yang berikatan dengan gugusan ion OH-) diberi nama dengan
menyebutkan nama unsur logam diikuti dengan kata hidroksida.
Contoh :
NaOH : Natrium hidroksida
KOH : Kalium hidroksida

YUK ... BELAJAR SAMBIL BERMAIN !


Buatlah permainan tangga ular dengan menuliskan kotak-kotak yang dilalui
sebagai rumus kimia suatu senyawa atau nama senyawa. Setiap kali
mengocok dan berjalan, maka ia harus bisa menjawab pertanyaan yang ada di
kotak ia berhenti. Bila tidak dapat menjawab atau menjawab tetapi salah, ia
harus kembali ke tempat semula. Demikian seterusnya. Siapa yang sampai
duluan di ujung, dialah pemenangnya. Contoh :
Difosforus CuO Hidrogen KNO2 Dinitrogen
pentaoksid fosfat trioksida
a
H2SO4 Karbon CO CaCl2 Natrium
dioksida nitrit
NO2 NaNO3 H3PO3 Besi (III) N2 O 5
klorida
Tembaga(I) NaCl Besi (II) P2O3 Kalium
oksida klorida nitrat
Na2SO4 Nitrogen K2CO3 Natrium MgO
monoksida sulfit
3. PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA

Dalam menulis persamaan reaksi kimia kita mengenal istilah :


Zat pereaksi atau zat reaktan
Zat hasil reaksi atau zat produk
Tanda anak panah yang dibaca dengan istilah “bereaksi”.

Untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia, dikenal dua macam angka, yaitu
angka indeks dan angka koefisien.

Angka koefisien :
angka yang menyatakan banyaknya atom suatu unsur atau molekul suatu senyawa
yang ditulis di depan suatu unsur / senyawa. Angka ini dapat ditambahkan ketika
kita menyetarakan jumlah atom dalam suatu persamaan reaksi kimia.

Angka indeks :
Angka yang menyatakan banyaknya atom suatu unsur yang membentuk
persenyawaan yang tetap, sehingga angka ini tidak dapat diubah.
Fase, simbol, dan pengertiannya

Fase Simbo Pengertian


l
Padat s Zat berwujud padat
(solid)
Larutan aq Zat berwujud larutan yang
(aqueous)
mengan-dung zat terlarut dan
pelarut.
Cairan l Zat berwujud cair, hanya terdiri
(liquid)
dari zat itu sendiri.
Gas g Zat berwujud gas
Contoh :
Karbon dioksida bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan gas karbon dioksida.
Persamaan reaksinya : C (s) + O2 (g)  CO2 (g)

INGAT ... INGAT !!!


Jangan sekali-kali menyamakan / menyetarakan jumlah atom
dengan cara mengubah angka indeks. Angka indeks merupakan angka yang
tidak dapat diubah-ubah, karena angka indeks menunjukkan perbandingan
tetap atom-atom dalam membentuk senyawa (ingat Hukum Perbandingan Tetap
/ Hukum Proust).
Contoh :
Reaksi antara logam kalium (K) dengan gas klorin (Cl2) menghasilkan kalium klorida
(KCl).
Persamaan reaksinya : K (s) + Cl2 (g) KCl (s)

Logam kalium (K) dan gas klorin (Cl2) disebut reaktan atau pereaksi sedangkan
sebagai produk atau hasil reaksi adalah kalium klorida (KCl).
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam penulisan persamaan reaksi adalah :
Penulisan rumus kimia zat-zat yang bereaksi baik reaktan maupun produk harus
diikuti dengan wujud / fase zat tersebut. Fase zat dituliskan dengan simbol di
dalam kurung, sejajar dengan zat yang bereaksi dan ditulis miring..
jumlah atom zat-zat reaktan harus sama dengan jumlah atom zat-zat produk.
Tambahkan angka koefisien untuk menyetarakan jumlah atom-atom dari zat-zat
yang terlibat dalam reaksi dengan cara menuliskan di depan rumus kimia zat
reaktan maupun produk..
Tanda panah menunjukkan arah berlangsungnya reaksi dan dapat dibaca “mem-
bentuk” atau “bereaksi menjadi”.
4. PENYETARAAN PERSAMAAN
REAKSI KIMIA

Cara yang ditempuh untuk menyetarakan persamaan


reaksi adalah dengan menambahkan angka koefisien
yang dituliskan di depan zat-zat yang bereaksi. Ingat !
Jangan sekali-kali mengubah angka indek !

Untuk menyetarakan persamaan reaksi kimia, ada 2 cara, yaitu :


1. Cara langsung
menghitung jumlah atom di sebelah kiri dan kanan tanda anak panah lalu dicoba-
coba disetarakan dengan menambah angka koefisien dan menghitung lagi sampai
akhirnya diperoleh jumlah atom yang sama.

Contoh :
Besi (Fe) bereaksi dengan gas oksigen (O2) membentuk oksida besi Fe2O3, maka
persamaan reaksinya dapat dituliskan :

Fe (s) + O2 (g) Fe2O3 (s)


Reaksi ini tergolong sederhana karena hanya melibatkan dua zat reaktan dan satu zat
produk. Persamaan reaksi tersebut belum sempurna, karena jumlah atom di sebelah kiri
tanda anak panah (zat reaktan) belum sama dengan jumlah atom di sebelah kanan
tanda anak panah (zat produk).
Zat reaktan : Jumlah atom Fe = 1
Jumlah atom O = 2
Zat produk : Jumlah atom Fe = 2
Jumlah atom O = 3
Penyetaraan jumlah atom secara langsung dilakukan melalui coba-coba dengan
menambahkan angka koefisien, sehingga akhirnya diperoleh persamaan :
4 Fe (s) + 3 O2 (g) 2 Fe2O3 (s)

PENGALAMAN BELAJAR
Cobalah berlatih menyetarakan persamaan reaksi berikut ini secara langsung :
a. Fe2O3 (s) + CO (g)  Fe (s) + CO2 (g)
b. C2H6 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + H2O (l)
c. CS2 (g) + O2 (g)  CO2 (g) + SO2 (g)
2. Cara tidak langsung (matematis / aljabar)

Adapun urutan langkah-langkahnya secara terperinci adalah :


Tuliskan huruf di depan setiap zat yang terlibat sebagai pengganti angka
koefisien.
Buat persamaan matematis dari setiap atom yang ada dalam reaksi.
Pilih zat yang paling kompleks dan gantilah huruf pada angka koefisien tersebut
dengan angka 1.
Hitung harga-harga huruf yang lain berdasarkan persamaan matematis
tersebut.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini :

Contoh :
Setarakan reaksi berikut ini :

KMnO4 (aq) + KI (aq) + H2O (l) MnO2 (s) + I2 (s) + KOH (aq)
Oleh karena reaksi ini termasuk kompleks, maka harus diselesaikan secara
matematis. Langkah-langkah penyetaraannya sebagai berikut :
Langkah 1 :
a KMnO4 (aq) + b KI (aq) + c H2O (l) d MnO2 (s) + e I2 (s) + f KOH (aq)
Langkah 2 : membuat persamaan matematis :

Atom Ruas Kiri Ruas Kanan Persamaan Matematis


K a+b f a + b = f ................. (1)
Mn a d a = d ........................ (2)
O 4a + c 2d + f 4a + c = 2d + f ......... (3)
I b 2e b = 2e ...................... (4)
H 2c f 2c = f ....................... (5)

Langkah 3 :
Ada 5 persamaan matematis. Zat paling kompleks yang terlibat dalam reaksi ini
adalah KMnO4, sehingga koefisien zat ini diganti angka 1. Jadi, a = 1.

Berdasarkan perhitungan, maka angka koefisien a, b, c, d, e, dan f sebagai berikut : a


= 1, b = 3, c = 2, d = 1, e = 3/2, dan f = 4
Ternyata diantara angka tersebut ada yang pecahan, yaitu e sebesar 3/2 dan ini tidak
diperbolehkan, karena angka koefisien harus bulat. Seperti halnya manusia, atompun
tidak mungkin ada dalam bentuk pecahan. Oleh karena itu, angka tersebut harus
dibulatkan. Caranya ? Ya ... semua angka yang telah diperoleh dikalikan 2, maka
semua menjadi bulat. Dengan demikian persamaan reaksi yang benar :

2 KMnO4 (aq) + 6 KI (aq) + 4 H2O (l) 2 MnO2 (s) + 3 I2 (s) + 8 KOH (aq)
PENGALAMAN BELAJAR
Cobalah cari persamaan reaksi sebanyak-banyaknya dari buku-buku kimia,
lalu setarakan reaksi kimia tersebut. Semakin banyak kamu dapat mengumpulkan reaksi
kimia, semakin tinggi nilai yang dapat kamu kumpulkan. Buruan ... cepat-cepat, nanti
keduluan temanmu ! (Guru melihat apakah reaksi kimia yang dikumpulkan antara siswa
satu dengan lainnya sama, bila sama kurangi nilainya !)
Seperti biasa, untuk menutup bab inipun kamu dapat membaca puisi. Bila kamu tidak
memahami materi dalam bab ini, maka kamu tidak akan memahami pula isi puisi ini !

Sahabatku.... Kutak bisa terima poliatomik hatimu


Ku tak mampu beriring denganmu Mensejajarkan diriku dengan yang lain
Karena hatimu tlah biner padaku Hingga harus ada dalam satu nama
Dengan nama lain di relung hatimu Meski kau... tetaplah kau
Kutahu kau simpan logam hatiku Sahabatku....
Hingga tak mungkin kumendahuluimu Dulu kita selalu menyamakan hati
Namamu pun tersebut lebih dahulu Agar tercapai persamaan dalam reaksi
Dan aku selalu mengikutimu hati kita
Ah... inilah beda kita Dan setara dalam langkah dan irama
Kau yang keras dan tangguh Tapi kini....
Aku yang lemah dan menurut Kutak bisa iringi langkahmu
Bak logam dan non logam dalam tata Meski beribu katalis menyertaiku
nama Biarlah kupergi dan berlalu darimu

Anda mungkin juga menyukai