Algoritma - Diagnosis (1) Lepto
Algoritma - Diagnosis (1) Lepto
TERSANGKA CAMPAK
ALGORITMA CAMPAK
CAMPAK = Demam >38°C selama 3 hari atau lebih
disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular,
disertai salah satu gejala batuk, pilek ATAU mata
merah (konjungivitis)
SINDROM NEUROLOGIK
AKUT
DEFINISI OPERASIONAL
TERSANGKA MENINGITIS / ENCEPHALITIS :
Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai
penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun besar
cembung.
ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP) :
Kasus lumpuh layuh mendadak, bukan disebabkan oleh ruda paksa/ trauma
pada anak < 15 tahun.
TERSANGKA TETANUS NEONATORUM :
Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/ menetek, dan mulut
mencucu dan disertai dengan kejang rangsang.
TERSANGKA TETANUS :
Ditandai dgn kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada
riwayat luka.
ALGORITMA SINDROM AKUT NEUROLOGI
Tersangka
Meningitis/ Acute Flaccid Tersangka
Tetanus
Encephalitis Paralysis (AFP) Tetanus
Neonatorum
Respon
Respon tatalaksana
tatalaksana Respon
Respon sistem
sistem Respon
Respon Kesehatan
Kesehatan Masyarakat:
Masyarakat:
kasus:
kasus: pelaporan:
pelaporan: •• Lakukan
Lakukan Penyelidikan
Penyelidikan Epidemiologi
Epidemiologi untuk
untuk
•• Pengobatan
Pengobatan harus
harus •• W1
W1 mencari
mencari kasus
kasus kontak
kontak terutama
terutama pada
pada
segera
segera diberikan
diberikan •• Hasil
Hasil kelompok
kelompok rentan
rentan
bila
bila diagnosis
diagnosis pemeriksaan
pemeriksaan •• Surveilans
Surveilans Intensif
Intensif terutama
terutama pada
pada kasus
kasus
terhadap
terhadap tersangka
tersangka laboratorium
laboratorium kontak,
kontak, anggota
anggota keluarga
keluarga
telah
telah ditegakkan,
ditegakkan, •• Pemberian
Pemberian pengobatan
pengobatan profilaksis
profilaksis pada
pada
bahkan
bahkan sebelum
sebelum kasus kontak
kasus kontak
bakteri diidentifikasi.
bakteri diidentifikasi. •• Pencegahan
Pencegahan dengan
dengan pemberian
pemberian vaksin
vaksin pada
pada
Pemberian
Pemberian Antibiotik
Antibiotik semua
semua kelompok
kelompok umur
umur yang
yang terkena
terkena
sesuai
sesuai dengan
dengan •• Pisahkan
Pisahkan orang-orang
orang-orang yangyang pernah
pernah terpajan
terpajan
dosis.
dosis.
•• Segera dengan
dengan penderita
penderita
Segera rujuk
rujuk ke
ke
Rumah
Rumah Sakit
Sakit •• Perbaikan
Perbaikan hygeine,
hygeine, sanitasi
sanitasi dan
dan ventilasi
ventilasi
terhadap
terhadap tempat
tempat tinggal
tinggal dan
dan ruang
ruang tidur
tidur bagi
bagi
masyarakat
masyarakat terutama
terutama kelompok
kelompok terpajan
terpajan
•• Pengendalian
Pengendalian vektor
vektor dan
dan reservoir
reservoir (untuk
(untuk
Japanese
Japanese encephalitis
encephalitis)) bekerjasama
bekerjasama dengan
dengan
Dinas
Dinas peternakan
peternakan setempat
setempat
ALGORITMA RESPON KLB AFP/POLIO
Respons tatalaksana
kasus:
Respons sistem Respons Kes Masy.:
• Pengawasan ketat
pelaporan: • Lakukan Penyelidikan
penderita Epidemiologi
• Kunjungan Ulang 60 • W1
• Surveilans Intensif
hari • FP1 • Perlindungan thd
• FPS kontak
• Hasil pemeriksaan • Pengambilan
penunjang/laboratorium spesimen untuk
diperiksa di lab rujukan
nasional
• KIE kpd masyarakat
agar segera
melaporkan kasus
AFP ke TPK
• KIE ttg pentingnya
imunisasi polio
• Pemberian imunisasi
tambahan Mopping Up
Polio bila hasil lab (+)
POLIO DI SIERRA LEONE, AFRIKA BARAT (WHO)
ALGORITMA RESPON KLB TETANUS NEONATORUM
SINDROM INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN
DEFINISI OPERASIONAL
PNEUMONIA :
Pada usia <5 thn ditandai dgn batuk DAN/ ATAU tanda kesulitan
bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak
menunjukan infiltrat paru akut), frekuensi nafas berdasarkan usia
penderita:
<2 bulan : 60/menit
2-12 bulan : 50/menit
1-5 tahun : 40/menit
Pada usia >5thn ditandai dgn demam ≥ 38°C, batuk DAN/ ATAU
kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas
TERSANGKA PERTUSIS :
Batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-menerus/
paroxysmal), napas dgn bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah
batuk.
DEFINISI OPERASIONAL
TERSANGKA DIFTERI :
Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan
ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan
dan pembesaran kelenjar leher.
TERSANGKA FLU BURUNG :
ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas
ATAU leukopenia ATAU pneumonia.
ALGORITMA SINDROM INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
DEMAM
DEFINISI OPERASIONAL
MALARIA KONFIRMASI :
Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit malaria
dan dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif dan atau
pemeriksaan Mikroskopis positif.
TERSANGKA DEMAM DENGUE :
Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah, sakit
kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital), nyeri sendi,
DAN/ATAU adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji
torniquet positif.
TERSANGKA DEMAM TIFOID :
Anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan
saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.
DEFINISI OPERASIONAL
TERSANGKA CHIKUNGUNYA :
Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri sendi yang
hebat dapat disertai adanya ruam.
ILI (Influenza Like Illness) :
Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk atau sakit
tenggorokan
TERSANGKA FLU BURUNG :
ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas
ATAU leukopenia ATAU pneumonia.
ALGORITMA DEMAM
TERSANGKA
TERSANGKA TERSANGKA
DEMAM
CHIKUNGUNYA FLU BURUNG
DENGUE
MALARIA TERSANGKA
ILI
KONFIRMASI DEMAM TIFOID
HEPATITIS
LEPTOSPIROSIS DEMAM DENGUE MALARIA
A, B, C, D, E
TERSANGKA ANTRAKS
DEFINISI OPERASIONAL
Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari
vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik,
ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam,
sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam,
konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis,
pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras,
asites dan oedem scrotum, melena.
DEFINISI OPERASIONAL
Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis.
Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan
respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan,
detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya
terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
Antraks Meningitis (Meningitis Anthrax)
Komplikasi bentuk antraks yang lain, dengan gambaran klinis mirip
dengan kasus meningitis purulenta akut.
ALGORITMA TERSANGKA ANTRAKS
Catat dan Kirim ke Dinkes Kab/Kota
Preparat dikirim ke
Media Transport : VTM atau Hanks PBTDK
Balitbangkes
KLUSTER PENYAKIT
YANG TIDAK LAZIM
DEFINISI OPERASIONAL
• Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam
satu kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama
(lebih kurang 7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi kasus
penyakit yang lain.
• Dibutuhkan kerjasama yang erat antara dokter/petugas medis dengan
petugas surveilans dalam melacak kasus ini
• Pastikan dokter/petugas pemeriksa benar-benar sudah melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap untuk menyingkirkan jenis
penyakit yang sudah diketahui (dalam EWARS).
ALGORITMA KLUSTER PENYAKIT TIDAK LAZIM
Lakukan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik lengkap
Tidak memenuhi DO penyakit manapun