Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN

KEPERAWATAN
SISTEM PERNAFASAN

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


ASUHAN
KEPERAWATAN
KOMPONEN DIAGNOSA KEP.

• PROBLEM
• ETIOLOGI
• SIGN / SYMPTOM
KATEGORI DIAGNOSA KEP.

MINIMAL ADA 2 KOMPONEN :


• AKTUAL : P, E, S
• RISIKO : P, E
• PROMKES : P, S
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : Identifikasi
masalah
DO :
(LIAT NANDA : prioritas
BATASAN
KARAKTERISTIK)
2.
3.
NANDA

• TENTUKAN Dx
• DAFTAR ISI : CARI KODE & PAGE
• BUKA PAGE : BATASAN
KARAKTERISTIK & FAKTOR YG
BERHUBUNGAN
• BUKA NOC
NOC
• BUKA BAGIAN 4 (TAUTAN NOC & NANDA
Int.)
• CARI Dx YG TADI KITA TENTUKAN DI NANDA
• CARI PAGE ...
• STANDAR OUTCOME
• JIKA KURANG BISA DGN OUTCOME
TAMBAHAN, FAKTOR YG BERHUBUNGAN
DENGAN ATAU PENCEGAH
NOC
• BUKA BAGIAN 3 : MENCARI KARAKTERISTIK
• BUKA PAGE SESUAI FAKTOR
• BATASAN KARAKTERISTIK AMBIL SESUAI Dx
NIC
• BUKA BAGIAN 6 : INTERVENSI DIHUB.
NANDA
• BUKA HAL. SESUAI Dx
• PILIHAN INTERVENSI YG AKAN KITA AMBIL
NIC
• BUKA BAGIAN 3 :
• CARI INTERVENSI SESUAI KARAKTERISTIK
• PILIH INTERVENSI SESUAI KEBUTUHAN
SDKI
• SIMPLE
• SDH ADA DS & DO
ASKEP SISTEM
PERNAFASAN
KELUHAN UTAMA

SESAK NAFAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
SISTEM PERNAFASAN

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif


2. Pola Nafas Tidak Efektif
3. Gangguan Pertukaran Gas
4. Gangguan Ventilasi Spontan
• BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
1 • SUMBATAN / OBSTRUKSI JALAN NAFAS

• POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF


2 • INSPIRASI / EKSPIRASI TIDAK ADEKUAT

• GANGGUAN PERTUKARAN GAS


3 • AGD TIDAK NORMAL (pH ABNORMAL)

• GANGGUAN VENTILASI SPONTAN


4 • AGD TIDAK NORMAL (Ph NORMAL)
1. BERSIHAN JLN NAFAS TDK EFEKTIF

Definisi :
Kondisi ketidakmampuan
membersihan atau ada obstuksi di
jalan Nafas yg mengakibatkan jalan
nafas tidak paten (Lancar)
1. BERSIHAN JLN NAFAS TDK EFEKTIF
DATA : MAYOR
1. Tidak mampu batuk
2. Mampu batuk tp tdk efektif (tidak
mampu mengeluarkan dahak),
sputum di jalan nafas
3. Suara nafas tambahan : Ronchi,
Wizhing,
4. Meconium dijln nafas
1. BERSIHAN JLN NAFAS TDK EFEKTIF
DATA : MINOR (Pendukung)
1. Sulit Bicara
2. Ortopneu (sesak saat telentang)
3. Gelisah
4. Cianosis
5. Frekuensi Nafas
6. Pola Nafas abnormal
2. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

Definisi :
Pola inspirasi – Ekspirasi tdk mampu
memberikan ventilasi adekuat :
Sesak Nafas
2. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

DATA : MAYOR
1. Dispnea
2. Penggunaan Otot Bantu Nafas :
nafas cuping hidung, retrasi dada
3. Fase Ekspirasi menurun
4. Pola nafas tidak normal :
hiperventilasi, kusmaul
2. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

HIPERVENTILASI : CO2 byk


dikeluarkan, nafas cepat & dalam
KUSMAUL : Nafas sgt Dalam, normal
ato cepat, pd Ps. asidosis metabolik
ketoasidosis diabetikum
CHEYNE STOKES : Oksidasi ventilasi
apnea dan hiperapnea
2. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
DATA : MINOR
1. Orthopnea
2. Pursed Lips
3. Kapasitas Vital Paru Menurun
4. Tekanan Inspirasi & Ekspirasi
Menurun
5. Ekskursi dinding dada berubah
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS

Definisi :
Kondisi Kelebihan/ kekurangan
oksigenasi & / eliminasi CO2 pd
membran alveolus & kapiler.
Abnormal Difusi pernafasan
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
DATA : MAYOR
1. Dispnea
2. Hiperkarbia : PCO2 > 45 mghg
3. Hipoksemia : Kekurangan O2 darah
4. Takikardia : peningkatan frekuensi jantung
diatas normal
5. CO2 Abnormal
6. Ph darah arteri abnormal
7. Bunyi nafas tambahan
3. GANGGUAN PERTUKARAN GAS
DATA : MINOR (Pendukung)
1. Pusing
2. Penglihantan kabur
3. Cianosis
4. Diaforesis
5. Gelisah
6. Pernafasan Cuping Hidung
4. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN

Definisi :
Penurunan cadangan energi yg
mengakibatkan individu tdk mampu
bernafas secara adekuat
4. GANGGUAN VENTILASI SPONTAN
DATA : MAYOR
1. Dispnea
2. Vol. Tidal Paru menurun
3. PCO2 Meningkat
4. PO2 Menurun
5. SaO2 Menurun
6. Penggunaan Otot Bantu nafas
7. (Ph Darah Normal)
4. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF

DATA : MINOR
1. Gelisah
2. Takikardi : Peningkatan frekuensi
jantung
• Ketidakpatenan jalan nafas : Obstuksi Jalan
nafas, produksi sputum berlebihan yg tdk bisa
1 dikeluarkan

• Penggunaan otot bantu nafas


• Pola nafas tidak normal : hiperventilasi, kusmaul,
2 cheynes stokes, bradipnea, takipnea

• AGD ABORMAL : pO2, pCO2, SaO2 ( / )


3 • (pH ABNORMAL)

• pO2 , SaO2 , pCO2


4 • (pH NORMAL)
•ASMA
•PPOK
•TB PARU
•CA PARU
ASKEP ASMA

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


ASUHAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data
 Identitas klien
 Keluhan utama: Biasanya pada klien dengan asma bronchiale mengeluh
sesak nafas, nafas berat dan sulit bernafas
 Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu: Penyakit yang pernah diderita sebelumnya
seperti sesak nafas batuk dan disertai dahak dan alergi.
 Riwayat kesehatan sekarang Ditanyakan : -
Kapan terjadinya
Sering / kadang-kadang
Batuk produktif atau non produktif
sputum dan warna
Riwayat kesehatan keluarga: Biasanya merupakan faktor keturunan
dari salah satu anggota keluarga.
Riwayat Penyakit Dahulu: ISPA, riwayat asma dan alergen yg dicurigai,
POLA FUNGSI KESEHATAN
Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
• Meliputi persepsi klien terhadap kesehatan dan penyakitnya.
• Apa yang dilakukan klien bila merasa sakit
• Gaya hidup sesuai dengan kondisi yang tidak menimbulkan
serangan asma
Pola nutrisi dan metabolisme
• Meliputi makanan klien dalam sehari
Pola aktivitas dan latihan
• Gangguan aktivitas / kebutuhan istirahat, akibat sesak nafas dan
batuk sehingga dapat menghambat aktivitas sehari-hari termasuk
pekerjaan harus dibatasi.
Pola eliminasi
• Pada pola ini klien tidak mengalami gangguan
Pola tidur dan istirahat
• Pada pasien ini mengalami gangguan pada pola tidur yang
diakibatkan sesak nafas dan batunya
POLA FUNGSI KESEHATAN
Pola sensori dan kognitif
 Bagaiman Klien dalam menghadapi penyakitnya, apakah dapat
mengerti cara penanggulangan pertama jika kambuh penyakitnya
Pola persepsi dan konsep diri
 Persepsi klien tentang penyakitnya dan bagaiman konsep diri dalam
menghadapi penyakit yang dideritanya
Pola hubungan dan peran
 Dalam hal ini hubungan dan peran klien terganggu karena klien
mungkin merasa bahwa dirinya orang yang sakit-sakitan
Pola reproduksi dan sexual
 Mengalami gangguan akibat penurunan libido yang diakibatkan
sesak nafas yang ia alami.
Pola penanggulangan stress
 Bagaimana klien menghadapi masalah yang membebaninya
sekarang, cara penanggulangannya. Stres sebagai pencetus faktor
ekstrinsik terjadinya serangan dan cara menanggulanginya
PEMERIKSAAN FISIK
BREATHING
Keadaan umum: Yang perlu dikaji kesadaran, TTV, sesak nafas dan batuk, suara
tambahan (whezing, ronchi)
Dada
Inspeksi : Pada klien asma terlihat pergerakan otot
bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, sifat irama
pernafasan
Palpasi : Meliputi pergerakan dada kanan + kiri
simetris atau tidak, ada atau tidaknya nyeri tekan. Taktil
fremitus normal
Perkusi : Klien asma suara ketok sonor antara dada
kanan dan kiri.
Auskultasi : ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari
3 kali inspirasi, Terdapat suara tambahan, berupa whezing
ronchi.
PEMERIKSAAN FISIK

• B2 (Blood): status kardiovaskuler keadaan


hemodinamik seperti nadi, TD, dan CRT
• B3 (Brain): kesadaran
• B4 (Bladder): vol output urine, oliguri tanda
syok
• B5 (Bowel): dispnea saat makan,
hipermetabolisme
• B6 (Bone): aktifitas pencetus asma
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakefektifan pola nafas b.d hipoksemia, gagal nafas dan


peningkatan kerja nafas
• Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme :
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi
kental : penurunan energi/kelemahan
• Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen,
kerusakan alveoli
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
masukan oral
• Gangguan ADL b.d kelemahan fisik umum keletihan
• Kecemasan berhubungan dengan sesak nafas.
• Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal
sumber informasi
Intervensi dx 1 - 2
• Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mengi, krekels, ronki
• Kaji/pantau frekuensi pernafasan
• Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres
pernafasan, penggunaan otot bantu
• Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat
tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
• Pertahankan polusi lingkungan minimum
• Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
• Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
• Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung,
memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sbg ganti makanan
• Berikan obat sesuai indikasi
• Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
Intervensi dx 3
• Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot
aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang
• Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir
sesuai kebutuhan / toleransi individu.
• Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
• Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan /
bunyi tambahan.
• Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
• Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
• Awasi tanda vital dan irama jantung.
• Awasi / gambarkan seri AGD dan nadi oksimetri.
• Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil AGD dan toleransi pasien
Intervensi dx 4
– Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat
kesulitan makan, evaluasi BB.
– Avskultasi bunyi usus.
– Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
– Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah
makan berikan makan porsi kecil tapi sering.
– Hindari makanan penghasil gas dan minuman
karbonat.
– Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
– Timbang BB sesuai induikasi.
– Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum
ASKEP PPOK /
COPD

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


ASKEP PD KASUS PPOK/ COPD
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tuan J
Umur : usia 45-65 thn
Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Sunter, Jakarta Utara
Penanggung : Istri
2. Keluhan Utama : Batuk, Sesak Nafas
3. Riwayat Penyakit Sekarang : batuk disertai dengan
produksi sputum, sering terjadi pada pagi hari dan
dalam jangka waktu yang lama
4. Riwayat Penyakit Dahulu : pada pengkajian riwayat
penyakit dahulu ditemukan adanya batuk yang
berlangsung lama (3 bulan atau lebih)
5. Riwayat Penyakit Keluarga : klien yang tidak merokok
tetapi tinggal dengan perokok (perokok pasif) mengalami
peningkatan kadar karbon monoksida darah. Dari
keterangan tersebut untuk penyakit familial dalam hal ini
bronchitis kronik berkaitan dengan polusi udara rumah,
dan bukan penyakit yang diturunkan.
B. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : 2. Sistem Kardiovaskuler
lemah, sianosis rama Jantunng : regular
Kesadaran : CM Nyeri Dada : tidak ada
TD : 90/60 mmHg peningkatan frekuensi
ND : 100 x/mnt jantung/takikardia
RR : 22 x/mnt berat.
TB : 170 cm Bunyi jantung redup
BB : 50 kg
B. Pemeriksaan Fisik
3. Sistem Pernafasan
• Pola Napas : tidak teratur 4. Sistem
• Jenis : Dispnea Muskuloskeletal dan
• Batuk (+) Intergumen
• Suara Nafas tambahan :
Ronchi, Wheezing ( akibat
– Kelemahan
obstruksi bronkus) umum/kehilangan
• Haemaptoe massa otot.
• Sputum (+) – Edema.
• Sianosis
– Akral hangat
• Terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan
• Barrel chest
B. Pemeriksaan Fisik
6. Sistem Pencernaan
5. Sistem Genetourinaria a. Mual/muntah.
a. Urine output : b. Nafsu makan
700cc/hr buruk/anoreksia
b. BAK : 4x/hari c. Ketidakmampuan untuk
c. Warna : kuning makan
d. Penurunan berat badan

8. Sistem Pengindraan
7. Sistem a. Panciuman terganggu akibat
Neurosensori : adanya secret
Gelisah, b. Pada system pengindraan
insomnia yang lainya tidak ada
gangguan
ANALISA DATA
Masalah
Data Fokus Etiologi keperawatan

Ds : pasien mengatakan sesak napas Pencetus serangan Pertukaran


Alergen,emosi/stres gas
Do : Reaksi alergen dan
- Pola Napas tidak teratur anti bodi
- Dispnea
- Edema Obstruksi saluran
- Terdapat penggunaan otot bantu pernafasan nafas
- Sianosis
- P O2 : rendah (normal 80 – 100 mmHg)
- P CO2 : tinggi (normal 35 – 45 mmHg).
- Saturasi hemoglobin menurun.
- Eritropoesis bertambah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan pertukaran gas


berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi-
ventilasi
NO
INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan
keperawatan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi, kedalaman 1. Berguna dalam evaluasi derajat
pertukaran tindakan pernafasan. distress pernafasan dan kronisnya
gas keperawatan 2. Auskultasi bunyi nafas proses penyakit.
behubungan selama 3x24 jam 3. Awasi tanda vital dan 2. Bunyi nafas makin redup karena
dengan gangguan irama jantung dan Awasi penurunan aliran udara atau area
ketidakseimb pertukaran gas GDA,HE konsolidasi
angan teratasi 4. Ajarkan pasien pernafasan 3. Takikardia, disritmia dan
perfusi- diafragmatik dan pernafasan perubahan tekanan darah dapat
ventilas Kriteria Hasil : bibir menunjukkan efek hipoksemia
- pCO3 5. Berikan O2 tambahan sistemik pada fungsi jantung serta
- pO2 sesuai dengan indikasi hasil PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2
- sianosis GDA menurun sehingga hipoksia terjadi
- Hemoglobin 6. Berikan obat yang derajat lebih besar/kecil.
diresepkan (mis:natrium 4. Membantu pasien memperpanjang
bikaronat), Aktivitas Lain waktu ekspirasi. Dengan teknik ini
7 Jelaskan kepada pasien pasien bernafas lbh efisien & efektif.
sebelum memulai 5. Dapat memperbaiki/mencegah
pelaksanaan prosedur,untuk buruknya hipoksia.
menurunkan ansietas dan 6. Mempertahankan asam basa
meningkatkan rasa kendali. 7. Mempertahankan keadaan
umumpasien agar tetap stabil saat
dilakukan tindakan tersebut.
IMPLEMENTASI
Tanggal / jam No implementasi paraf
diagnosa
09.20 1 Mengkaji frekuensi, kedalaman pernafasan.

09.30 mengawasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA

09.45 Mengauskultasi bunyi nafas

10.00 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga alasan pemberian


oksigen dan tindakan lainnya.
10.10 Memberikan obat yang diresepkan(misalnya:natrium
bikaronat)
10.20 Melakuka hygiene mulut secara teratur.

10.35 Mengajar pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan


bibir
10.40 Memberikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA

11.10 Menjelaskan kepada pasien sebelum memulai pelaksanaan


EVALUASI
Masalah keperawatan Tgl/ja Catatan perkembangan para
yang timbul m f
Gangguan pertukaran gas 07.30 S: pasien masih merasakan sesak napas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan 08.00 O: pCO3 46 mmHg
perfusi-ventilasi pO2 : 75 mmHg
12.00 Sianosis (+)

A: Gangguan pertukaran gas

P:Intervensi 2,3,6 dilanjutkan

I : 1. Auskultasi bunyi nafas : wheezing


2. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi
GDA
3. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi
hasil GDA

E : Suara Napas : Wheezing


pCO3 : 45 mmHg
pO2 : 76 mmHg
Sianosis (+)
ASKEP CA PARU

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi


ventilasi paru

Tujuan : Status oksigenisasi meningkat


Kriteria : AGD dalam batas normal, tidak ada sianosis,
frekuensi nafas 16- 20 x/m, bunyi nafas bersih, tidak
ada hemoptoe, tidak ada retraksi
Intervensi ;
1. Pantau :
 Status pernafasan tiap 8 jam
 Hasil pemeriksaan fungsi paru dan AGD
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

2. Ketika terjadi episode dispnea :


 Berikan oksigen lembab tambahan
 Lakukan tindakan untuik membantuk pasien mengontrol
ansietas
 Pertahankan posisi tegak
3. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2 – 3 liter perhari

4. Laporkan bila terjadi gejala distres pernafasan menetap atau


memburuk

5. Siapkan pasien bila direncanakan untuk dilakukan torasintesis


atau bedah paru
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

2. Nyeri berhubungan dengan penekanan oleh sel kanker (carsinoma


paru)

Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi


Kriteria hasil : Menyatakan nyeri berkurang/hilang, ekspresi
wajah rileks, TTV dalam batas normal

Intervensi ;
1. Untuk meminimalkan nyeri tulang
 Balikkan pasien dengan hati-hati dan beri sokongan
 Hindari menarik ekstremitas
 Berikan matras yang lembut
 ubah posisi tiap 2 jam
2. Untuk meminimalkan nyeri dada pleuritik
 Instruksikan pasien untuk menahan dada dengan kedua
tangan atau bantal saat batuk
 Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
 Berikan humidifier udara sesuai dengan order
 Kolaborasi pemberian antitusif

3. Pantau :
 Tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 4 jam
 Intensitas nyeri
 Tingkat kesadaran

4. Bantu pasien untuk mengambil posisi yang nyaman

5. Kolaborasi pemberian analgetik dan evaluasi keefektifannya


3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pertukaran gas tidak
adekuat sekunder terhadap kanker paru

Tujuan : Pasian menunjukkan toleransi terhadap aktivitas fisik


dalam melakukan ADL

Kriteria hasil : Tidak ada keluhan lelah dan lemas saat


melakukan ADL, tidak dispnea dan takipnea saat melakukan
ADL

Intervensi :
1. Evaluasi respon pasien terhadap ADL
2. Beri bantuan dalam pelaksanaan ADL
3. Berikan periode istirahat tanpa gangguan diantara aktivitas
4. Berikan lingkungan yang hangat, tenang, bebas dari nyeri
saat istirahat
Diagnosa lain yang dapat timbul pada pasien dengan Carsinoma paru :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


peningkatan jumlah/ visikositas sekret, keterbatasan gerakan dada
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk menetap dan
nyeri tulang
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan
suara ( serak ) sekunder terhadap kompresi esofageal
4. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit, prognosa, pemeriksaan diagnostik dan ketakutan
terhadap kematian dini
ASKEP TB PARU

Ns. Dedep Nugraha, M.Kep


Pengkajian Keperawatan
• Keluhan Utama
Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB paru meminta pertolongan dari
tim kesehatan dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
• Keluhan respiratoris, meliputi:
– Batuk
– Batuk darah
– Sesak nafas
– Nyeri dada
• Keluhan sistemis
– Demam
– Keluhan sistemis lain seperti, keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan dan malaise.

• Riwayat Penyakit Saat Ini


– Awal mula keluhan utama.
– Dapat menggunakan format pqrst.
– Keluhan apa yang menyertai keluhan utama?
– Karakteristik sputum?
– Kemampuan mengeluarkan sekret?
Pengkajian Keperawatan
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Sebelumnya pernah menderita TB?
– Batuk lama?
– Penyakit lain yang memperberat seperti DM?
• Riwayat Pengkajian Keluarga
– Pernah dialami anggota keluarga?
• Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
– Status emosi, kognitif dan perilaku klien.
– Pada kondisi klinis, klien dengan TB paru sering mengalami
kecemasan bertingkat sesuai dengan keluhan yang
dialaminya.
– Kondisi pemukiman?
– Status ekonomi?
Pengkajian Keperawatan
• Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital
– Kesadaran?
– Biasanya ditemukan peningkatan SB, peningkatan frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan

• Pemeriksaan Fisik (fokus: sistem


pernapasan)
– Inspeksi
Bentuk dada, gerakan dada saat
pernapasan, penggunaan otot bantu
pernapasan, sputum.
– Palpasi
Palpasi trakea, taktil fremitus
– Perkusi
Pada TB tanpa komplikasi biasanya
resonan atau sonor. Jika ada efusi
pleura  redup
– Auskultasi
Suara napas tambahan (ronki,
wheeze) pada sisi yang sakit.
Diagnosa dan Intervensi
1. Dx: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. produksi mucus dalam jumlah
berlebihan, d.d. :
– Perubahan frekuensi, ritme dan kedalaman pernapasan
– Suara napas abnormal (ronkhi, whezee)
– Dispnea
Hasil yang diharapkan:
– Mendemonstrasikan batuk efektif
– Suara napas bersih
– Tidak ada dispnea
Intervensi
1) Kaji fungsi respirasi: suara napas, frekuensi, irama, kedalaman, dan penggunaan
otot bantu pernapasan
2) Perhatikan kemampuan untuk mengeluarkan dahak dan kemampuan batuk
efektif . Dokumentasikan karakteristik sputum.
3) Beri pasien posisi semi fowler. Ajarkan batuk efektif dan teknik napas dalam
4) Lakukan suction jika perlu
5) Pertahankan intake cairan adekuat
6) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator
Diagnosa dan Intervensi
2. Dx: ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. anorksia, d.d. :
– Penurunan berat badan 20% atau lebih
– Gangguan sensasi rasa
– Tonus otot menurun
Hasil yang diharapkan:
– Nafsu makan meningkat
– Berat badan meningkat/ideal
– Nilai lab normal. Bebas dari tanda2 malnutrisi
Intervensi

1) Kaji status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangannya berat badan dan pilihan intervensi yang tepat
2) Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
3) Berikan perawatan rnulut
4) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
5) Kolaborasi, rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.
Pencegahan Penularan
• Identifikasi. Klien dengan manifestasi klinis
harus diisolasi hingga hasil kultur diterima.
Ruang isolasi bertekanan negatif. Lampu
ultraviolet perlu digunakan.
• Alat pelindung diri bagi semua yang
memasuki ruang isolasi. Particulate
repirator.
• Monitor status TB tenaga kesehatan. Uji
kulit tiap tahun.
• Vaksinasi BCG
• Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
tentang penyakit tuberkulosisi pada
masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai