Anda di halaman 1dari 40

Mata Kuliah

hidrolika

DR.syaifullah,st.mt
STABILITAS BENDA
TERENDAM & TERAPUNG
Benda Terendam
Suatu benda terendam (berada dibawah
permukaan zat cair) disebut dalam
keseimbangan stabil apabila benda tersebut
tidak terpengaruh oleh gangguan kecil yang
mencoba untuk membuatnya tidak
seimbang. Apabila keadaan adalah sebaliknya,
maka benda tersebut dalam keseimbangan
tidak stabil.
Lanjutan
Apabila suatu benda terendam (melayang)di
dalam zat cair , keseimbangan akan terjadi apabila
berat benda yang bekerja pada pusat G adalah
sama dengan gaya apung yang bekerja pada pusat
apung B.
Jika benda homogen pusat apung akan berimpit
dengan pusat berat.
Sebaliknya apabila benda tidak homogen maka
pusat apung tidak berimpit dengan pusat berat.
Lanjutan
Suatu benda terendam akan stabil apabila pusat
berat G berada di bawah pusat apung . Gambar
4.3. menunjukkan suatu benda tidak
homogen,misalnya gabungan kayu dan besi yang
terendam didalam at cair.
Pada gbr.4.3.a. pusat berat G berada di bawah
pusat apung B, apabila benda dimiringkan sedikit
maka gaya apung dan gaya berat akan
membentuk momen kopel yang berusaha untuk
mengembalikan benda pada kedudukan semula.
Maka benda disebut dlm keseimbangan stabil.
Lanjutan
Sedang Gbr 4.3.b. menunjukkan benda dalam
keadaan tidak stabil, dimana suatu gangguan
kecil pada benda yang semula stabil akan
menyebabkan benda berotasi sedemikian rupa
sehingga benda berada pada kedudukan baru.
Seperti tampak pada gbr,gaya apung dan gaya
berat akan membentuk momen kopel yg
berusaha memutar benda sehingga pusat berat
G berada di bawah pusat apung.
Sedang benda disebut dalam keseimbangan
netral apabila pusat berat berimpit dengan pusat
apung. Hal ini terjadi pada benda berbentuk
bundar atau silinder dengan sumbu horisontal
(gbr.4.3.c).
BENDA TERAPUNG
Suatu benda terapung dalam keseimbangan
stabil apabila pusat beratnya berada dibawah
pusat apung. Benda terapung dengan kondisi
tertentu dapat pula dalam keseimbangan stabil
meskipun pusat beratnya berada di atas pusat
apung.
Pada gambar 4.4. menunjukkan tampang lintang
suatu benda berbentuk kotak yang terapung di
atas permukaan air. Pusat apung B adalah sama
dengan pusat berat dari bagian benda yang
berada di bawah permukaan air seperti yang
ditunjukkan pd Gbr.4.4.a.
Lanjutan
Pusat apung tersebut berada vertikal dibawah
pusat berat G. Bidang AE adalah perpotongan
permukaan zat cair dengan benda .
Perpotongan antara sumbu yang melalui titik B
dan G dengan bidang permukaan zat cair dan
dasar benda adalah titik P dan O.
Apabila benda digoyang (posisi miring)
terhadap sumbu melalui P dari kedudukan
seimbang. Titik B akan berpindah pada posisi
baru B’ seperti terlihat pada Gbr.4.4.b.
Lanjutan
Perpindahan pusat apung ke titik B’ terjadi karena volume
zat cair yang dipindahkan mempunyai bentuk yang
berbeda pada waktu posisi benda miring.
Titik metasentrum M adalah titik potong antara garis
garis vertikal melalui B’ dan perpanjangan garis BG, titik
ini digunakan sebagai dasar di dalam menentukan
stabilitas benda terapung.
Apabila titik M berada diatas G maka gaya FB dan FG akan
menimbulkan momen yang berusaha untuk
mengembalikan benda pada kedudukan semula sehingga
benda disebut dalam kondisi stabil. Sebaliknya apabila M
berada dibawah G, momen yg ditimbulk an FB dan FG
akan menggulingkan benda sehingga benda tdk stabil.
Lanjutan
Dengan demikian maka jarak MG dapat
digunakan untuk mengetahui kondisi
stabilitas , apabila MG positif (M diatas G)
maka benda akan stabil. Semakin besar nilai
MG, semakin besar pula stabilitas benda
terapung. Jika MG negatif (M dibawah G)
maka benda adalah tidak stabil, jarak MG
disebut dengan tinggi metasentrum.
Lanjutan
Pada gambar 4.4.b. setelah benda digoyang ke
sebelah kanan sumbu simetris terjadi
tambahan gaya apung sebesar dFB dan
disebelah kiri terjadi pengurangan besar dFB .
Apabila ditinjau suatu elemen dengan luas
tampang dA dan terletak pada jarak x dari
sumbu simetris , maka penambahan gaya
apung adalah :
lanjutan
Apabila G dibawah B maka BG ditambahkan .
Dalam keadaan ini tinggi metasentrum selalu
positif dan keseimbangan adalah stabil. Tinggi
metasentrum ini sangat penting didalam
perencanaan kapal, ponton, pelampung
penambat kapal dan sebaginya.
ZAT CAIR DALAM
KESETIMBANGAN RELATIF
Pendahuluan
Zat cair di dalam tangki yang bergerak dengan
kecepatan konstan tidak mengalami tegangan
geser karena tidak adanya gerak relatif antara
partikel zat cair atau partikel zat cair dengan
bidang batas. Zat cair dalam keadaan ini disebut
dalam keseimbangan relatif.
Contoh permasalahan dari zat cair dalam
keseimbangan relatif adalah suatu tangki berisi
zat cair yang mengalami percepatan atau
perlambatan , dan zat cair dalam silinder yg
mengalami rotasi terhadap sumbu vertikal, kedua
hal tersebut akan dibahas dalam sub bab ini.
ZAT CAIR DLM TANGKI
MENGALAMI PERCEPATAN
Apabila zat cair berada didalam suatu tangki
dalam keadaan diam, atau bergerak dengan
kecepatan konstan, maka zat cair tersebut tidak
dipengaruhi oleh gerak tangki. Tetapi apabila
tangki tersebut mengalami percepatan kontinyu,
maka percepatan tersebut akan berpengaruh
pada zat cair dengan adanya perubahan distribusi
tekanan. Oleh karena zat cair tetap diam, relatif
terhadap tangki, maka tidak ada gerak relatif dari
partikel zat cair, yang berarti tidak ada tegangan
geser. Tekanan zat cair akan tegak lurus pada
bidang dimana tekanan bekerja.
Lanjutan
Pada Gbr.5.1. menunjukkan zat cair yang
berada di dalam tangki dan bergerak dengan
percepatan ax searah sumbuh x. Percepatan
tersebut menyebabkan terjadinya gaya
horisontal yang bekerja pada zat cair, sehingga
permukaan zat cair tidak lagi mendatar tetapi
berubah menjadi miring. Pada sisi belakang
tangki, zat cair akan naik dan di sisi depan zat
cair turun. Misalkan θ adalah sudut antara
bidang horisontal dan bidang permukaan zat
cair.
Lanjutan
Jika dipandang suatu partikel A pada
permukaan zat cair miring seperti
ditunjukkan dalam gambar 5.2. gaya-gaya
yang bekerja pada partikel adalah :
Contoh soal
Lanjutan
Lanjutan
ZAT CAIR DI DALAM
SILINDER BEROTASI
Sekian

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai