PENDAHULUAN
3. Neraca digital.
4. Jangka Sorong.
10. Ulangi percobaan nomor 9, dengan tinggi “sliding mass” yang berbeda
pada langkah nomor 6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Prinsip Archimedes
Prinsip Archimedes telah digunakan oleh manusia selama kurang lebih
2200 tahun. Volume suatu benda padat tak teratur dapat ditemukan dengan
menentukan kehilangan berat nyatanya bila benda tersebut ditenggelamkan
seluruhnya dalam suatu cairan yang kerapatan relatifnya diketahui. Kerapatan
relatif berbagai cairan dapat ditentukan dengan menggunakan kedalaman
pengambangan hydrometer. Penerapan selanjutnya meliputi soal-soal
pengambangan yang umum dan rancangan arsitektural laut.
Sembarang benda, mengambang atau tenggelam dalam suatu cairan, akan
didesak keatas oleh suatu gaya apung sebesar berat cairan yang
dipindahkannya. Titik, lewat mana gaya ini bekerja disebut pusat
pengapungan. Titik ini terletak dipusat berat cairan yang dipindahkan. .
(Ranald V. Giles, 1990)
Menurut prinsip Archimedes, sebuah benda terapung atau melayang dalam
fluida mendapat gaya angkat sama dengan berat volume fluida yang
dipindahkan.(Fathurrazie Shadiq, 2008)
2. Gaya Apung
Gaya resultan yang dilkaukan terhadap suatu benda oleh fluida statik
tempat benda itu terendam atau terapung dinamakan gaya apung. Gaya apung
selalu beraksi vertical keatas. Tidak mungkin terdapat komponen horizontal
dari resultannya karena proyeksi benda yang terendam atau bagian yang
terendam dari benda terapung itu pada bidang vertikal selalu nol.
(Gambar)
Gaya apung pada benda apung terendam adalah beda antara komponen
vertical gaya tekanan terhadap sisi bawah benda itu dan komponen gaya
vertical tekanan terhadap sisi atas benda tersebut. Dalam gambar tersebut gaa
keatas pada sisi bawah sama dengan berat cairan, yang nyata atau yang
khayali, yang terdapat vertical yang diatas permukaan ABC yang ditunjukkan
oleh berat cairan didalam ABCEFA. Gaya kebawah pada permukaan atas
sama dengan berat cairan ADCEFA. Perbedaan antara kedua gaya tersebut
adalah suattu gaya, yang vertical keatas disebabkan oleh berat fluida ABCD
yang dipindahkan oleh benda padat itu. Dalam bentuk persamaan:
FB = v ᵧ
Dengan FB gaya apung, V volume fluida yang dipindahkan, dan ᵧ adalah
berat jenis fluida. Rumus yang sama berlaku untuk benda yang terapung bila
sebagai V dipergunakan volume cairan yang dipindahkan.
Dalam menyelesaikan soal statika yang menyangkut benda-benda yang
terendam atau yang terapung, pada umumnya kita mengganggap benda
tersebut sebagai benda bebas dan kita menggambar diagram benda bebas aksi
fluida diganti dengan gaya apung. Berat benda harus ditunjukkan (yang
beraksi melalui titik beratnya), demikian pula semua gaya kontak lainnya.
Hidrometer menggunakan asas gaya apung untuk memnentukan gravitasi
jenis cairan. Hydrometer terapung dalam keseimbangan bila Vo ᵧ = W .
Dengan Vo sebagai volume yang terendam, ᵧ berat jenis air, dan W adalah
berat hydrometer. Posisi permukaan cairan ditandai 1,00 pada tangkai guna
menunjukkan gravitasi jenis S satuan. Bila hydrometer itu diapungkan dalma
cairan lainnya, maka persamaan keseimbangannya menjadi
(Vo – ΔV) s ᵧ = W
Dengan ΔV = a Δh.
(Victor L. Streeter, 1990)
Giles, Ranald V.1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika Edisi Kedua (SI-
Metrik).Jakarta. Penerbit Erlangga