Anda di halaman 1dari 66

ETIKA DALAM BERKOMUNIKASI

DOKTER – PASIEN & DOKTER - DOKTER

Dr. Christoffell L. Tobing, M.Ked(OG), SpOG(K)


Divisi Kemahkamahan MKEK IDI wilayah SUMUT
PENDAHULUAN
ACTION
AUTHORITY PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KLINIK
CONSIDERING

TIME

INITIATE/INITIATION

OUTCOME KOMUNIKASIKAN
HAL-HAL YANG
NEGOISABLE AKAN DILAKUKAN
RUANG LINGKUP

DOKTER PASIEN

TRANSAKSI ASPEK MEDIKO


ASPEK ETIKA
TERAPEUTIK LEGAL

BERINTERAKSI
Doctor patient relationship

BERKOMUNIKASI
Doctor patient communication
PROFESIONALISME BEKERJA
KEDOKTERAN

KWALITAS TINGGI MEMUASKAN


PASIEN

ILMU PENGETAHUAN
KETRAMPILAN
KOMUNIKASI

PROSES BERPIKIR SIKAP DASAR


YANG BENAR ATTITUDE
CARE
• Ketrampilan komunikasi yg perlu dikembangkan
dpt disingkat dlm jembatan keledai C A R E yaitu :
• Comfort (nyaman)

Acceptance (Penerimaan)

Responsiveness (Tanggap)

Empathy (Empati)
COMFORT (Nyaman)
• Dokter perlu merasa nyaman dan tdk enggan
utk membahas masalah yg melibatkan emosi
spt kematian, seksualitas dll.
• Jika pasien memahami bhw dokter bersedia
utk membahas topik tersebut dia akan
mengemukakannya dengan bebas.
• Pada keadaan tertentu komunikasi non verbal
perlu mis ; tersenyum, menepuk bahu,
bersalaman dsb.
COMFORT (Nyaman)
• Ketidaknyamanan dokter dapat dibaca pasien
dari penggunaan kata, intonasi maupun
bahasa tubuh sang dokter.
• Jangan sampai terjadi komunikasi nonverbal
(bhs tubuh) berlawanan dg komunikasi verbal.
Mis ; Anda mengatakan bhw anda tidak
kecewa gagal menjadi juara kelas namun raut
muka Anda menunjukkan Anda tdk ikhlas.
Manakah yg harus dipercaya ????.
Seorang remaja(20 thn) memasuki ruang prakter
dokter.dia tampak ragu dan takut. Di hadapan
dokter dia hanya menunduk saja;
•D; Sakit Apa ?
•P: Sakit kencing dokter
•D; Kencing nanah ya ?
•P; Bukan dokter, sakit kencing biasa
•D; Ya, sekarang zaman pergaulan bebas. Siapa tahu kamu juga
ikut-ikutan.
• Sang pasien diam saja.
• D ; Kuliah dimana ?
• P ; Di Universitas X ( berbohong )

• D ; Coba saya periksa


Dokter mempersilahkan pasien menuju meja periksa dan
melakukan pemeriksaan fisik.
Nah, makan obat anti biotik ini sampai habis.
• P ; Terima kasih.
Sang remaja keluar dari praktek dg
perasaan……??????
ACCEPTANCE (PENERIMAAN)

Seorang dokter tdk boleh mempunyai praduga thdp


penampilan pasien, mis; pasien
seorang remaja yg “funky” dan memakai anting-anting di
berbagai bagian tubuhnya.
Kesediaan dokter menerima keadaan pasien apa adanya
bukanlah persetujuan dokter thdp perilaku pasien.
Penerimaan ini amat penting utk membangun komunikasi.
Dokter hendaknya menghargai pasien,memahami perilaku
pasien ttp jg berhak utk tdk setuju dg perilaku pasien.
Responsiveness (Tanggap)

• Merupakan ketrampilan dokter utk bereaksi


thdp pesan yg tdk langsung atau tdk lengkap
dari pasien.
• Kemampuan ini perlu didukung oleh
kemampuan utk mengenal sesuatu yg
seharusnya diucapkan tapi tdk disampaikan
pasien.
• Pesan tsbt dpt berupa perubahan suara,
keraguan atau bahasa tubuh.
Contoh ;
- Suami saya sebenarnya baik namun cepat naik
darah (Pasien terdiam dan tdk melanjutkan
pernyataan)
+ Apa yg ibu maksud dg cepat naik darah ?
- Dia mudah sekali berubah dari percakapan yg
baik menjadi berteriak dan…..( kemudian terdiam
lagi )
+ Apakah kemarahannya dpt berlanjut dg hal lain ?
- Ya dokter, dia sering memukuli saya.
Dokter yg kurang tanggap tak akan mempero-
data penting mengenai situasi ini.
Empathy (EMPATI)
Empati adalah kemampuan seorang utk mengerti
perasaan,pikiran dan keinginan orang lain tanpa
mempengaruhi objektivitas dlm menilai orang tsbt.
Perasaan individu adlh unik utk dirinya,tdk mungkin
kita merasakan seluruh perasaan pasien.Kita dpt
membagi perasaan tsbt utk membangun dasar saling
pengertian.
Ketrampilan profesional merasakan empati secara
efektif dpt diperoleh dg cara mendengarkan,membaca
dan melalui pengalaman pribadi atau keluarga dlm
menghadapi sakit.
Definisi empati (carma l.bylund &
Gregory makoul)
1. Kemampuan kognitif seorg dokter dlm mengerti
kebutuhan pasien ( a physician cognitif capacity
to understand patient’s needs)
2. Menunjukkan afektifitas/sensitivitas dokter thdp
perasaan pasien (an affective sensitivity to
patent’s feelings)
3. Kemampuan perilaku dokter dlm
memperlihatkan/menyampaikan empatinya kpd
pasien (a behavioral ability to convey empathy
to patient)
Ketrampilan empati bkn hanya sekadar berbasa-basi
atau bermanis mulut kepada pasien,melainkan ;

• Mendengarkan aktif

• Responsif pada kebutuhan pasien.

• Responsif pada kepentingan pasien.

• Usaha memberikan pertolongan pada


pasien.
EMPATI dan BAGAIMANA
EMPATI DIKOMUNIKASIKAN
RELAXING & CORRECT POSITION DURING MEDICAL INTERVIEW.
EQUAL (LEVEL) EYE CONTACT.
TUJUAN DAN MANFAAT

TUJUAN KOMUNIKASI DLM PROFESI DOKTER

Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua


pihak(dokter-pasien)

Membantu pengembangan rencana perawatan pasien


bersama pasien,utk kepentingan pasien dan atas dasar
kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.
TUJUAN DAN MANFAAT

Membantu memberikan pilihan dlm upaya


menyelesaikan masalah kesehatan pasien

Mengusahakan terjalinnya komunikasi efektif dokter-


pasien.

Membimbing pasien sampai pd pengertian yg


sebenarnya ttg penyakit/masalah yg dihadapinya.

Membantu mengendalikan kinerja dokter dg acuan


langkah-langkah atau hal-hal yg tlh disetujui.
PLEASE NOTICE THE BARRIER BETWEEN DOCTOR – PATIENT!
Illustrasi

Dokter Ali telah tiga kali bertemu dg Ibu


Minah dan pada konsultasi kali ini dia
harus menjelaskan penyakit yg diderita
Ibu Minah. Hasil anamnesis,pemeriksaan
jasmani dan pemeriksaan penunjang
bahwa Ibu Minah menderita Lupus
Eritematosus Sistemik (SLE).
Illustrasi

• Ibu Mnh : “Jadi saya sakit apa dokter?”, tanya


Ibu Minah dg logat Bataknya.
• Dokter : “Ibu menderita Lupus”
• Ibu Mnh :” Penyakit apa itu Dokter?”
• Dokter : ”Wah susah menjelaskannya bu,
karena ini penyakit otoimun”.
• Ibu Mnh : “Penyakit otoimun itu apa dokter?”.
tanya Ibu Minah penasaran.
MANFAAT KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN

Meningkatkan kepuasan pasien dlm menerima pelayanan


medis dari dokter atau institusi pelayanan medis.

Meningkatkan kepercayaan pasien kpd dokter yg


merupakan dasar hubungan dokter pasien yg baik.

Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan


medis.

Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pd pasien


fase terminal dlm menghadapi penyakitnya.
SAJI

Empat langkah dalam satu kata “ S A J I”

S = Salam

A = Ajak Bicara

J = Jelaskan

I = Ingatkan
PLEASE NOTICE THE POSITION OF DOCTOR – PATIENT.
IT IS CLOSER, FAMILIAR, AND THERE IS NO BARRIER…BETTER.
ILUSTRASI

Dalam memberikan penjelasan dapat terjadi pasien sdh


mempunyai persepsi tertentu thdp penyakit tertentu thdp
penyakit.

Meski persepsi tsbt tdk tepat tapi sebaiknya dokter


menghargai pendapat pasien tanpa perlu
mempermalukannya.

Coba ikuti dialog berikut.


Dialog I

Dok. A : “Pak Mamat ,stlh saya periksa Bapak dg teliti ternyata


Bapak menderita TBC.”
Pak Mmt:”Kalau begitu penyakit saya tidak bisa disembuhkan
dokter”(nampakbersedih”
Dok.A :”Siapa bilang begitu.TBC pnykt yg dpt dismbhkn,
hanya org yg tdk mengerti ilmu kedokteran yg berpendapat
TBC tdk dpt disembuhkan”
Pak Mmt:”Tapi mnrt Pak RT, TBC itu singkatan Tak Bisa
Sembuh dokter”
Dok. A :” Ya itulah Pak RT kan bukan dokter”
Dialog II
Dok B : “Pak Amin,stlh saya periksa bapak dgn teliti ternyata
Bapak mdrt TBC.
Pak Amn:”TBC dokter,wah itu kan pnykt yg tak bisa
disembuhkan”
Dok B :” Oh! Bapak berpendapat begitu”
Pak Amn: “Ya dokter,mnrt Pak RT TBC itu singkatan Tidak Bisa
Sembuh”
Dok B :”Oh begitu. Itu sblm ada obatnya.Skrgdi Puskesma sdh
tersedia obat yg manjur. Jika Bapak minum secara tetur slm 6
bln. InsyaAllah Bpk akn sembuh”
Pak Amn:”Oh! Begitu Dokter syukurlah”
DIMANA LETAK
PERBEDAANNYA ?
Disini dokter berusaha utk mempertimbangkan
pendapat pak amin dan ttp menghargai Pak RT
SAJI

• Salam
Menyapa nama pasien,mengucapkan selamat
pagi/siang /sore.Tunjukkan bahwa Anda bersedia
meluangkan waktu utk berbicara
dengannya.Menjelaskan tugas dokter,menawarkan
situasi pembicaraan yg nyaman.
Saji
• Ajak bicara

Melalui pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam


usaha menggali informasi.
Saji

• Jelaskan

Berikan penjelasan mengenai penyakit,


terapi,atau apappun secara jelas,detil,
sampai kepada proses mendidik pasien
serta melakukan koseling.
saji
• Ingatkan

Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien tlh


mengerti benar,maupun klarifikasi
thdp hal-hal yg masih blm jelas bagi kedua
belah pihak serta mengulang kembali -
akan pesan-pesan kesehatan yg penting.
A HAUNTED SITUATION?
A PROVOCATIVE ATMOSPHERE FOR CONSULTATION?
Tidak menghakimi
• Dalam melakukan pekerjaan sebagai dokter
perlu pemahaman ttg:
-. Pasien yg beraneka ragam dan latar bela-
kang sosial yg berbeda.
-. Pasien yg patuh dan yg kurang patuh bah-
kan yg tdk memperhatikan kesehatan diri-
nya.
• Seorang dokter hrs mampu menerima segala
keadaan pasien tanpa terlebih dahulu meng
hakimi.
Tidak menghakimi
• Tdk menghakimi bkn berarti setuju tapi kita
tak mensyaratkan pasien kita utk menyesuai
kan pandangannya dg diri kita sblm membe
ri pertolongan.
• Dokter hrs mempunyai toleransi yg luas dan
dapat berhubungan dg pasien dari berbagai
kalangan termasuk kalangan yg dikucilkan
oleh masyarakat.

Berikut data 2 orang pasien yg berobat ke


dokter:
CASE : PASIEN 1
Bpk Hasan(52thn) menderita Diabetes Melitus sejak 10
thn inI. Pendidikan terakhir Pak Hasan adlh SLTP. Dia
kurang memahami penyakitnya shg tdk memperhatikan
makanan. Jarang berolah raga. Bahkan pergi ke dokter
apbl sakitnya penyakitnya tdk tertahankan. Pernah dira-
wat di RS 2 kali karena koma ketoasidosis. Jarikaki
kanannya tlh diamputasi ok gangren. Penglihatannya
menurun dan fungsi ginjal jg menurun. Sampai sekarang
dia brsh mencari penyembuhan ke berbagai dokter dan
pengobatan tradisiOnal.
CASE : PASIEN 2

Bapak Romlan(58 thn) peg perusahaan swas-


ta dg penddkn terkhir SE. Dia juga menderita
Kencing manis lbh dari 10 thn. Namun Pak Rom
lan mdpt informasi lengkap ttg penyakitnya
serta menjalankan perencanaan makan,olahra
ga serta mkn obat dg teratur. Meski sdh lbh 10
thn menderita DM keadaan jantung,mata dan
ginjalnya baik.
KALAU ANDA SBG DOKTER PERTAMA
SEKALI BERTEMU DGN KE 2 PASIEN
INI. BAGAIMANA SIKAP ANDA???
Berkomunikasi pada keadaan sulit

Pada situasi tertentu sering terjadi keadaan


sulit yg dpt mempengaruhi komunikasi dokter pasien.
Mis;
-. Pd pasien dlm keadaan adiksi, yg dikenal dg
kepribadian adiksi yaitu kepribadian yg berusaha utk
memperoleh narkoba dg segala macam cara,
berbohong,menipu dan berpura-pura.
-. Ada pasien yg berkonsulatasi dg dokter utk tujuan
memperoleh kompensasi dri perusahaan sehinga
mengeluh secara berlebihan.
Berkomunikasi pada keadaan sulit

Sebaliknya dokter juga mungkin saja mempunyai


persoalan pribadi yg dpt mempengaruhi komunikasi
dokter pasien. Dokter jadi kurang sensitif pd keluhan
pasien atau bahkan tak mendengarkan keluhan pasien
karena pikirannya melayang ke masaalah pribadinya.

Dlm hal ini keterbukaan diharapkan sehingga dokter


pun hendaknya jangan ragu utk minta maaf. Hubungan
yg tulus akan mengurangi keinginan saling
menyalahkan.
FAKTOR PASIEN YG KURANG MENGUNTUNGKAN
DLM KOMUNIKASI DG DOKTER

1. Pasien yg penampilannya atau kondisinya kurang nyaman


utk org lain. Contoh; pasien
DM yg mengalami gangren sehingga menimbulkan bau yg
kurang enak.
2. Pasien yg kecanduan alkohol dan narkotika
3. Pasien yg sering mengeluhkan efek samping obat yg
digunakan.
4. Pasien yg selalu merasa tak ada perubahan meski tlh
diobati
5. Pasien yg suka menuntut atau marah-marah
6. Pasien yg berasal dari kelompok marginal mis; PSK. Dll.
Faktor dokter yg mempengaruhi komunikasi dg pasien

1. Suka berkata dan bersikap kasar.


2. Kelelahan akibat terlalu banyak bekerjs shg
mengantuk atau kehilangan minat utk menolong
pasien.
3. Dokter mempunyai masalah pribadi yg membebani
dirinya,maslah keluarga, sakit dll.
4. Dokter yg mengalami gangguan jiwa.
5. Dokter yg terlalu yakin akan dirinya melakukan
sesuatu diluar kompetensinya
6. Dokter yg tak percaya diri.
7. Dokter yg mempunyai kepentingan ganda, mis;bisnis.
Breaking
Bad News
Apa yg. dimaksud dg. “bad news”

• Suatu konsep yg. relatif.


• Bergantung interpretasi
pasien mengenai informasi
yg. diterimanya dan
bagaimana mereka bereaksi.
Breaking bad news

• Salah satu hal yg. tidak menyenangkan di dlm. praktik kedokteran.


• Keterbukaan & mendekatnya jarak antara dokter - pasien
mengharuskan dokter lebih menguasai cara menyampaikan bad news.
• Pasien tidak lagi mengharapkan eufemisme & bahasa “berbunga”.
• Penyampaian langsung & terlalu lugas juga dapat merugikan.
• Banyak penelitian mengedepankan aspek psikologis dlm. menerima
bad news, bukan bagaimana cara menyampaikannya.
Mengapa breaking bad news
sulit dilakukan?

• Aspek sosial, profesional dan personal.


• Rasa bertanggungjawab (karena keterbatasan ilmu kedokteran) & rasa
takut dipersalahkan & dianggap tidak kompeten.
• Tidak tahu cara terbaik utk. menyampaikan.
• Hambatan karena pengalaman pribadi akan “kehilangan”.
• Enggan mengubah pola hubungan dokter - pasien.
• Kekhawatiran dampaknya pd. pasien (kehidupan sosial, finansial, peran
fungsional di dalam keluarga).
• Khawatir akan reaksi pasien.
• Ketidakpastian apa yg. akan terjadi selanjutnya dan tidak mempunyai
jawaban banyak pertanyaan.
Five Stages of Grief
• Denial and Isolation
• This can’t be happening to me.
• Anger
• Why is this happening? Who is to blame?
• Bargaining
• Make this not happen, and in return I will
• Depression
• I’m too sad to do anything.
• Acceptance
• I’m at peace with what happened
ABCDE
• A - Advance preparation
• B - Build a therapeutic
environment/relationship
• C - Communicate well
• D - Deal with patient and family reactions
• E - Encourage and validate emotions

Rabow MW, McPhee SJ. Beyond breaking bad news: how to help patients that suffer. West J Med 1999;171:261
SPIKES

Rabow MW, McPhee SJ. Beyond breaking bad news: how to help patients that suffer. West J Med 1999;171:261
BREAKS
• B –Background
• R- Rapport
• E – Explore
• A –Announce
• K-Kindling
• S –Summarize
Cara menyampaikan bad news

• Personal preparation
• Physical setting
• Talking to the patients & responding to
their concerns.
• Arranging follow up & referral.
• Feedback & handover to professional
coleagues.
Jika pasien menangis

• Sentuh pasien (bahu atau


tangan). Jangan berlebihan.
• Teruslah bicara.
• Terimalah kesedihan pasien
sbg. hak mereka. (Jangan
meminta utk. berhenti
menangis, tersenyum dan
“bangkit”.)
Jika pasien marah/ mengamuk
• Pertahankan mata pd. level yg. sama. Jika
pasien berdiri, dokter juga berdiri.
• Jaga jarak.
• Tetap tenang. Coba sampaikan bahwa kita
paham jika bad news ini membuatnya tidak
senang.
• Setiap ancaman harus diwaspadai secara
serius.
• Jika merasa tidak aman, buka pintu atau
keluar ruangan. Kehadiran seseorang utk.
menemani mungkin dpt. mengurangi
ketegangan.
Personal preparation

• Apakah pasien sudah menyangka akan mendapat


bad news?
• Apakah pasien sudah memahami penyakitnya?
• Apakah ada penjamin?
• Apakah perlu ada orang lain mendampingi dari
pihak pasien?
• Di Indonesia: disarankan ada saksi dari pihak RS.
• Apakah tersedia cukup waktu utk. penjelasan ini?
Pertimbangan sebelum menyampaikan bad
news

• Siapa yg. akan menerima bad news ini?


• Siapa yg. akan menyampaikan?
• Kapan bad news sebaiknya disampaikan?
• Haruskah diberikan harapan yg
menentramkan hati? Rasional atau harapan
kosong?
Sebelum menyerahkan kasus kpd.sejawat

• Informasikan apa saja yg. telah disampaikan kepada pasien.


• Ceritakan bagaimana respon pasien.
• Sampaikan juga apa atau kepada siapa pasien akan berpaling
dalam menghadapi situasi sulit.
• Sampaikan semua saran yg. ditawarkan kpd. pasien (utk
konsultasi psikologi, terapi paliatif, dll).
Physical Setting
• Sampaikan bad news dlm. suatu ruangan dg. privasi terjamin.
• Suasana ruangan nyaman, tidak bising.
• Bila ruangan tersendiri tidak memungkinkan, usahakan tabir/ tirai untuk
memisahkan dg. lingkungan.
• Bila mungkin, pasang tanda “do not disturb”.
• Sampaikan dg. suara pelan namun jelas. Usahakan tidak terdengar orang lain.
• Posisi duduk memungkinkan mata dokter & pasien pd. level yg. sama.
• Penyampaian dlm. posisi duduk lebih mencerminkan dokter ingin meluangkan
waktu utk. menyampaikan tanpa tergesa-gesa.
• Bila pasien berbaring, hindari duduk di tepi tempat tidur. Gunakan kursi &
bicara di samping tempat tidur.
• Bersandar pd. dinding di dekat tempat tidur memberikan rasa rileks dan
mengesankan dokter tidak buru-buru ingin meninggalkan ruangan.
The “Don’t”

• Menyampaikannya ketika pasien masih berbaring di


meja periksa dg. pakaian yg. belum lengkap.
• Menyampaikannya di koridor.
• Jangan menyampaikannya dg. sikap tubuh yg. tidak
memperlihatkan “keprihatinan”.
• Menyampaikannya dg. bahasa kedokteran yg. tidak
dipahami pasien/ keluarganya.
• Tidak menatap pasien, berkali-kali menginterupsi dg.
aktivitas/ komunikasi lain.
The “Don’t”

• Menyampaikannya sambil melakukan pekerjaan


(menulis status, mengatur tetesan cairan).
• Membiarkan distraksi (TV menyala dg. suara keras,
telepon/ HP berdering terus, perawat menyela dg.
laporan-laporan).
• Menyampaikannya dg. sikap “dokter sekali” (jas
lab, berkalung stetoskop, dll). Melepas atribut
“kedokteran” mengesankan sikap lebih personal &
lebih manusiawi.
Proses menyampaikan bad news

Sampaikan informasi

Ketahui pemahaman pasien ttg. informasi


tsb.

Identifikasi concern utama pasien

Elicit the patient’s coping strategies,


personal resources, and give realistic hopes
Intisari
• Menyampaikan bad news adalah salah satu tantangan.
• Cara menyampaikan bad news dapat mempengaruhi
bagaimana pasien menghadapi kenyataan buruk tsb.
• Batasan bad news dapat berbeda utk. orang yg. berbeda.
• Selalu lakukan pertimbangan sebelum menyampaikannya.
• Pastikan waktu utk. melakukan ini ada & tidak terbatas.
• Berusaha mengetahui kepada siapa atau bagaimana pasien
akan menghadapi masalah ini.
• Sejawat yg. lain perlu tahu apa yg. sudah disampaikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai