Anda di halaman 1dari 8

Kasus KPMG-Siddharta

Siddharta & Harsono


Disusun oleh:
Anggita Septari Pujiani
Agung
Disi A
Nia Sukmawati
Profil Perusahaan
• KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di
dunia.
• KPMG mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global
menyebar di 144 negara. Pendapatan komposit dari anggota KPMG
pada 2005 adalah US$15,7 miliar.
• KPMG memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat.
KPMG adalah salah satu anggota the Big Four auditors, bersama
dengan PricewaterhouseCoopers, Ernst & Young dan Deloitte.
• KPMG International dipimpin oleh Michael D.V. Rake, Ketua, Mitra
Senior KPMG di Britania Raya; Michael P. Wareing, CEO, Mitra KPMG
di Britania Raya; John B. Harrison, Ketua-Wilayah Asia Pasifik, Mitra
KPMG di RRT dan Hong Kong; Timothy P. Flynn, Ketua-Wilayah
Amerika, Ketua KPMG di Amerika Serikat; Ben van der Veer, Ketua-
Wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Ketua KPMG di Belanda.
Kasus KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono yang diduga menyuap pajak.
• September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus
menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti
menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat,
diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus
dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker
Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York.Berkat aksi sogok ini,
kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta
menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun, Penasihat Anti Suap Baker
rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang
menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus
ini dan memecat eksekutifnya.
• Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission,
menjeratnya dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti
korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja
Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena
Baker mohon ampun, kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.
KPMG pun terselamatan.
Etika Yang Dilanggar
• Menurut penulis, akuntan internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono belum
sepenuhnya menerapkan 4 prisip etika akuntan. Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu
tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas, kompetensi dan
kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis, prinsip-
prinsip etika akuntan yang dilanggar antara lain :
• 1. Tanggung jawab profesi. Pada kasus ini Akuntan Internal KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono kurang bertanggung jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di
Indonesia sebesar US$ 75 ribu.
• 2. Kepentingan Publik. Pada kasus ini akuntan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono
diduga tidak bekerja demi kepentingan publik karena diduga sengaja terbukti menyogok
aparat pajak di Indonesia yang disiati telah menerbitkan faktur palsu untuk biaya jasa
profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan
Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja sangat berbahaya,
termasuk bagi perusahaan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono.
• 3. Integritas. Pada kasus ini adalah tidak adanya sikap profesional dalam mengaudit dan
tidak bersikap jujur pada pihak umum, menyembunyikan suatu rahasia pada penerima
jasa.
• 4. Objektifitas, Pada kasus ini akuntan KPMG memihak kepada kliennya dan melakukan
kecurangan dengan menyogok aparat pajak di Indonesia. tidak bersikap adil dan memihak,
ketidak jujuran untuk pembayaran pajakpun terjadi pada kasus ini. Dan berada pada
pengaruh kelompok ataupun pihak lain.
Berakhir dengan Damai
Harsono mengatakan bahwa permasalahan tersebut telah selesai. Sonny mengemukakan bahwa pihaknya telah
melakukan suatu upaya hukum yang menyatakan, baik KPMG-SSH ataupun dirinya secara pribadi. tidak mengakui
ataupun menolak tuduhan-tuduhan yang diajukan SEC dan Depkeh dan tidak dikenakan sanksi apapun.

"Perusahaan (KPMG-SSH-red) dan saya telah menyelesaikan perkara ini di Pengadilan di Houston. Untuk itu, baik
saya ataupun perusahaan tidak mengakui ataupun menyangkal tuduhan-tuduhan dari pemerintah Amerika," jelas
Harsono.

Menurut rilis SEC, penyelesaian dengan pola seperti yang dilakukan KPMG-SSH dan Harsono berdampak pada
bebasnya kedua tergugat itu dari sanksi pidana ataupun denda. Menurut Harsono, upaya hukum yang dilakukan
lawyer-nya di AS tersebut adalah sesuatu yang lazim dipraktekkan di AS.

Harsono mengatakan bahwa dirinya tidak menghadiri secara langsung proses "perdamaian" antara pengacaranya
dengan pengadilan di AS. Ia juga mengaku bahwa kabar tentang penyelesaian gugatan pemerintah AS terhadap
dirinya itu baru ia ketahui dari kantornya.

Akibat hukum dari perdamaian itu sendiri adalah bahwa para tergugat, baik KPMG-SSH dan Harsono, dilarang
untuk melakukan pelanggaran, memberikan bantuan dan advis yang berakibat pelanggaran terhadap pasal-pasal
anti penyuapan dalam FCPA. Sekaligus, keduanya juga dilarang untuk melanggar pasal-pasal tentang pembukuan
dan laporan internal perusahaan berdasarkan Securities Exchange Act tahun 1934.
Tanggapan dari Kejaksaan agung dan IAI
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Bachtiar Fachry Nasution, berjanji akan mempelajari kasus
dugaan suap ini: apakah kasus ini termasuk korupsi atau pidana perpajakan. Namun, dirinya
mengaku bahwa sampai saat ini, belum mengetahui adanya dugaan suap yang dilakukan oleh
KPMG-SSH ataupun Sonny Harsono.
Sementara itu, mengomentari kasus ini, Ketua Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
Erry Riyana Hardjapamekas, mengatakan bahwa sebelum ada bukti yang kuat, KPMG-SSH harus
diasumsikan tidak melakukan suap tersebut.
Karena KPMG-SSH seharusnya mengerti dan menguasai nilai-nilai dan kode etik profesi. Tapi realitas
di Indonesia mungkin saja mengubah nilai-nilai itu," jelas Erry.
Erry mengatakan, kadang customer service diartikan secara salah oleh sebagian KAP, hingga
melupakan nilai-nilai profesi. Padahal, customer service berarti kualitas kerja, bukan membantu
klien untuk "mencuri". "Efisiensi pajak tidak apa, tapi tax avoidance (penghindaran pajak) itu bisa
ditarik ke korupsi," tegas Erry lagi.
Ketika ditanyakan apakah IAI akan meminta klarifikasi dari KPMG-SSH soal dugaan suap itu, Erry
menjelaskan bahwa selama tidak ada pengaduan dari klien, maka Majelis Kehormatan IAI tidak
dapat melakukan hal itu.
Majelis Kehormatan IAI, tambah Erry, tingkatnya banding seperti Mahkamah Agung. Karena itu,
pengaduan harus lewat proses peradilan tingkat pertama, yaitu Badan Pertimbangan Profesi
Akuntan Publik.
Terlepas dari benar tidaknya tuduhan suap atas KPMG-SSH dan Sonny Harsono, Erry berpendapat
bahwa praktek suap jelas bertentangan dengan kode etik profesi akuntan.
Seharusnya akuntan jika disuruh klien untuk menyogok pejabat wajib menolak, bahkan untuk
seluruh pekerjaannya. Memfasilitasi penyogokan saja tidak boleh, apalagi memberi advis, tandas
Erry. Jika benar dugaan sogokan ini, kasus skandal penyuapan pajak ini merupakan tamparan keras
bagi profesi akuntan. Karena seharusnya, akuntan harus menjunjung kode etika profesi.
Kesimpulan
• Dari hasil pembahasan diatas maka hasil yang dapat penulis
simpulkan adalah sebagai berikut:
• Jadi pihak KPMG telah menyogok aparat pajak sebesar UU$
75.000 Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa
profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di
bursa New York.
• Kasus yang dilakukan KPMG Shidarta Shidarta & Harsono
terhadap kliennya PT.Eastman Christensen telah melanggar
prinsip etika yang digariskan dalam kode etik akuntansi, yaitu
prinsip tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,
objektivitas, kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian profesional, dan prinsip perilaku profesional. Tindakan
menyarankan klien untuk menyuap petugas pajak merupakan
tindakan yang tidak etis bagi seorang akuntan, dimana seorang
akuntan seharusnya bertindak jujur dan mengikuti kaidah-kaidah
yang ada, termasuk mengatur kewajiban tentang pajak.
Solusi
• Harus ada upaya membenarkan kesalahan sebelumnya dan tidak
mengulanginya lagi karena konsistensi yang salah tidak boleh dipertahankan.
• Perbaikan sistem akuntansi dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umumdiperusahaan.
• Lebih selektif dalam memilih auditor yang benar-benar kompeten dan prfesional
untuk bekerja dikantor tersebut untuk mengembalikan kepercayaan publik
terhadap KPMG-Shidarta Shidarta & Harsono.

Anda mungkin juga menyukai