Anda di halaman 1dari 16

Analisis Kasus

KPMG-Siddharta
Siddharta dan
Harsono
Disusun oleh:
Aurellie Zulfa Islamy1706617054
Olivia Javiera 1706617141
KPMG adalah salah satu perusahaan
jasa profesional terbesar di dunia.
KPMG adalah salah satu anggota the
Big Four auditors, bersama dengan
PricewaterhouseCoopers, Ernst &
Young dan Deloitte.

PROFIL Siddharta Siddharta & Widjaja (SSW)


adalah salah satu Kantor Akuntan
Publik di Jakarta.
Kantor akuntan publik ini merupakan
anggota dari KPMG internasional yang
merupakan salah satu dari empat
besar kantor akuntan publik dunia.
Sebelumnya, SSW memiliki nama
"Siddharta Siddharta & Harsono" (SSH).
01
Kasus
KPMG-Siddharta
Siddharta dan
Harsono
KASUS

September tahun 2001, kantor akuntan


publik ini terbukti menyogok aparat pajak
di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.
Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak
Easman menyusut drastis yaitu dari US$
3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu.
KASUS

Sebagai siasat, diterbitkan faktur palsu


untuk biaya jasa profesional KPMG yang
harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker
Hughes Inc. yang tercatat di bursa New
York.
KASUS

Kasus ini terungkap ketika Baker Hughes,


Inc. melaporkan kasus tersebut kepada
Security & Exchange Commission (SEC)
yang bekerja sama dengan Departemen
Kehakiman Amerika Serikat.
SEC menjeratnya dengan Foreign Corrupt
Practices Act, undang-undang anti korupsi
bagi perusahaan Amerika di luar negeri.
KPMG didakwa telah melanggar beberapa
section.
KASUS

Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG


terseret ke pengadilan distrik Texas.
Namun, karena Baker memohon ampun
atas kejadian tersebut, kasus ini akhirnya
diselesaikan di luar pengadilan.
KPMG pun terselamatkan.
02
Analisis Kasus
KPMG-Siddharta
Siddharta dan
Harsono
Analisis Kasus

KPMG-SSH telah melanggar prinsip dasar


prinsip dasar etika profesi akuntan, yaitu:
1. Prinsip integritas
2. Prinsip objektivitas
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan
kehati-hatian profesional
4. Prinsip perilaku profesional
1. Prinsip
Integritas

Prinsip Integritas adalah suatu elemen


karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional, integritas
mengharuskan seorang anggota untuk
antara lain bersikap jujur dan berterus terang
tanpa harus mengorbankan rahasia penerima
jasa.

Dalam kasus ini, akuntan tidak tegas dan


tidak jujur dalam menjalin hubungan
profesionalnya dengan bersedia melakukan
kecurangan yaitu melakukan penyuapan
pajak untuk kepentingan kliennya.
 
2. Prinsip
Objektivitas

Prinsip Objektivitas adalah suatu kualitas


yag memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota, prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur, secara intelektual, tidak
berprasangka, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada dibawah pengaruh
pihak lain.

Dalam kasus ini, terihat bahwa ia telah


berat sebelah dalam memenuhi kewajiban
profesionalnya dan melakukan kecurangan
dengan menyogok aparat pajak di Indonesia.
3. Prinsip Kompetensi dan
Kehati-hatian Profesional

Prinsip Kompetensi dan Kehati-hatian


Profesional merupakan salah satu penjamin
mutu dan kualitas layanan dari seorang
profesional di bidang jasa.

Dalam kasus ini, akuntan tidak


menggunakan sikap kehati-hatian
profesionalnya dengan tidak
mempertimbangkan resiko yang akan terjadi
berkaitan dengan kelangsungan jasa kantor
akuntan publiknya yang menyebabkan
keraguan pada masyarakat terhadap jasa
profesional akuntannya.
4. Prinsip Perilaku
Profesional
Prinsip Perilaku Profesional adalah setiap
anggota harus berperilaku konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

Dalam kasus ini, KPMG-SSH telah


melanggar prinsip perilaku profesional
dengan melakukan pelanggaran hukum yang
dapat mendiskreditkan profesi nya yaitu
dengan menyarankan klien untuk melakukan
penyuapan pajak dan merugikan negara.
Saran
1. Harus ada upaya untuk memperbaiki
kesalahan yang telah ada sebelumnya dan
tidak mengulanginya lagi.
2. Dilakukannya perbaikan sistem akuntansi
dan konsistensi penerapan Prinsip
Akuntansi
3. Lebih selektif dan teliti lagi dalam memilih
calon auditor untuk bekerja dikantor
tersebut untuk mengembalikan
kepercayaan publik terhadap KPMG.
Kesimpulan
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat
perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan
yang profesional.

Dengan memahami etika profesi dengan baik,


maka akuntan seharusnya dapat bekerja
dengan maksimal, salah satunya dengan
membuat laporan keuangan yang terperinci.
THANKS
Does anyone have
any questions?

Anda mungkin juga menyukai