Anda di halaman 1dari 5

Kasus Wawan atas Kasus Korupsi Alat Kesehatan (Dalam Negeri)

Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono (Luar Negeri)

Disusun Oleh :

Kelas 63.5B.07

1. Fitri Handayani ( 63190111 )

2. Imas Solihati ( 63190095 )

3. Ririn Pebriaty ( 63190027 )

4. Elvina Tri Aprilia ( 63190081 )

5. Rohma Setya Utami ( 63190035 )

6. Irsalina Dwi A ( 63190136 )

7. Tiara Dewi Ardiyanti ( 63190018 )

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA KAMPUS KRAMAT 98


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (AKUNTANSI)
2021
Tanggapan / Pendapat Kelompok Tentang Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntan Publik Didalam
Negeri
Kasus Wawan atas Kasus Korupsi Alat Kesehatan

A. Kasus Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan


Wawan dituntut 6 tahun penjara ditambah denda Rp5 miliar subsider 1 tahun kurungan karena dinilai
terbukti melakukan korupsi pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan dan Banten serta pencucian
uang. selaku pemilik atau Komisaris Utama PT Bali Pacific Pragama bersama-sama dengan Ratu Atut
Chosiyah baik selaku pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten maupun selaku Gubernur Banten selama
periode 2007-2012 dinilai terbukti melakukan korupsi pengadaan alat kedokteran RS Rujukan provinsi
Banten APBD TA 2012 dan APBD-P TA 2012 yang dapat merugikan keuangan negara sebesar Rp79,789
miliar dan pengadaan alkes kedokteran umum Puskesmas Kota Tangerang Selatan TA 2012 sebesar
Rp14,528 miliar. Artinya total kerugian negara akibat perbuatan tersebut adalah Rp94,317 miliar.
Dalam dakwaan kedua, Wawan terbukti melakukan pencucian uang sejak 22 Oktober 2010 hingga
September 2019 hingga mencapai Rp479.045.244.180 dalam mata uang rupiah dan mata uang asing
Uang tersebut digunakan oleh Wawan untuk membeli tanah, membiayai istrinya Airin Rachmi Diany dalam
Pilkada Tangerang Selatan pada tahun 2010-2011, hingga biayai Pilkada Banten untuk kakaknya Ratu Atut
Chosiyah.

Dalam dakwaan ketiga, Wawan dalam kurun waktu 10 Oktober 2005 hingga 21 Oktober 2010 disebut
melakukan pencucian uang sebesar Rp100.731.456.119. Uang tersebut digunakan Wawan untuk membeli
kendaraan hingga membiayai pilkada saat Ratu Atut Chosiyah maju di Pilkada Serang.

Dalam kurun waktu 2005-2012, Wawan mendapat keuntungan hingga Rp1.724.477.455.541 melalui
perusahaan yang dimilikinya dan perusahaan lain yang terafiliasi mendapatkan keuntungan dari proyek-
proyek yang dimiliki atau dikuasai oleh Wawan atau penghasilan tidak sah dari beberapa proyek di beberapa
SKPD Provinsi Banten dan sekitarnya.

Selain itu, Wawan juga mendapat keuntungan dari proyek pengadaan tanah di Sekretariat Daerah Pemprov
Banten yang diduga sudah ia atur sebelumnya. Ia diduga mendapat keuntungan sekitar Rp109.061.902.000
miliar dari hal tersebut.

Dari keuntungan-keuntungan yang didapat Wawan itu kemudian diduga terjadi pencucian uang dengan
berbagai bentuk yaitu menempatkan atau mentransfer sejumlah uang yang berasal dari tindak pidana korupsi
pada rekening-rekening atas nama orang lain, namanya sendiri, perusahaan miliknya sendiri ataupun
perusahaan-perusahaan di bawah kendali Wawan, membeli mobil, tanah, motor, polis asuransi, apartemen,
membiayai proyek, dan menempatkan dana tersebut ke hal lainnya.
Dari kasus wawan ini kami melihat adanya pelanggran yang tidak sesuai dengan Prinsip-prinsip
dasar etika profesi menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) adalah:

1. Prinsip integritas
Wawan tidak memiliki integritas dalam melakukan perannya sebagai pemegang suatu proyek. Dengan
menggelapkan uang sebesar 23 milyar milik pemerintah menunjukan bahwa Wawan bertindak tidak jujur
untuk memuaskan kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan orang banyak.

2. Prinsip Objectivitas
Wawan tidak memelihara objektifitas dalam melakukan perannya dalam menjalankan suatu proyek.dalam
melakukan penggelapan uang Wawan sudah bertindak melakukan pekerjaan secara tidak jujur.

3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional (professional competence and
due care)
Dalam prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, setiap orang yang memegang pekerjaan dibidang
akuntansi harus bersikap hati-hati, kompeten dan tekun, dan memiliki kewajiban dalam mempertahankan
pengetahuan dan keterlampilan. Hal-hal tersebut dilanggar oleh Wawan. Penggelapan uang yang dilakukan
dinilai tidak menunjukan kompetensi dan ketekunan dalam akuntansi. Seseorang yang melakukan
pelanggaran dinilai tidak kompeten karena sesuatu yang bersifat kompeten menghasilkan sesuatu yang baik
bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain.

4. Prinsip Kerahasiaan
Kerahasiaan adalah sesuatu yang bermakna ganda. Dalam hal kerahasiaan, Wawan melakukan kerahasiaan
yang melanggar kode etik. Membuat laporan keuangan secara fiktif secara rahasia dan pada akhirnya
merugikan perusahaan tidak menunjukan kerahasiaan dalam prinsip kode etik akuntan.

5. Prinsip Perilaku professional


Dalam prinsip perilaku profesional, Wawan tidak berperilaku konsisten. Wawan menjadi kepercayaan
kakaknya dalam menjalankan proyek. Seharusnya Wawan menjaga kepercayaan yang diberikan dengan
tidak melakukan penggelapan uang yang merugikan perusahaannya sendiri.
Tanggapan / Pendapat Kelompok Tentang Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntan Publik Diluar
Negeri
Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono
B. Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono

September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus menanggung malu. Kantor
akuntan publik ternama ini terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat,
diterbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Berkat aksi sogok ini,
kewajiban pajak Easman memang susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu.
Namun, Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak perusahaannya. Maka, ketimbang
menanggung risiko lebih besar, Baker melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya.
Badan pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya dengan Foreign
Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya,
hampir saja Baker dan KPMG terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,
kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan KPMG pun terselamatkan.

Menurut kelompok kami, akuntan internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono belum
sepenuhnya menerapkan 4 prisip etika akuntan. Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab
profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,
perilaku profesional, dan standar teknis, prinsip-prinsip etika akuntan yang dilanggar antara lain :
Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara professional terhadap
semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono kurang
bertanggung jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.

Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono diduga
tidak bekerja demi kepentingan publik karena diduga sengaja terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia
yang disiati telah menerbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya
PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu
saja sangat berbahaya, termasuk bagi perusahaan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono.
Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi. Dalam kasus ini akuntan
KPMG-Siddharta tidak menjaga integritasnya, karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di
indonesia.
Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak memihak
siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan
menyogok aparat pajak di Indonesia.
Dari kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono ini kami melihat adanya pelanggran yang tidak
sesuai dengan Prinsip-prinsip dasar etika profesi menurut Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
adalah:

1. Bertanggungjawab (responsibilities)
Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara professional terhadap
semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono kurang
bertanggung jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu.

2. Menghormati kepentingan publik (the public interest)


Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono diduga tidak
bekerja demi kepentingan publik karena diduga sengaja terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia yang
disiati telah menerbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT
Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja
sangat berbahaya, termasuk bagi perusahaan KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono.

3. Berintegritas (integrity)
Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi. Dalam kasus ini akuntan
KPMG-Siddharta tidak menjaga integritasnya, karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di
indonesia.

4. Bersikap objektif dan independen (objectivity and independence)


Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau tidak memihak
siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan
menyogok aparat pajak di Indonesia.

5. Mempraktikkan kehati-hatian profesional (due care)


Dalam kasus ini akuntan tidak menggunakan sikap kehati-hatian profesionalnya dengan tidak
mempertimbangkan resiko yang akan terjadi berkaitan dengan kelangsungan jasa kantor akuntan publiknya
yang menyebabkan keraguan pada masyarakat terhadap jasa profesional akuntannya. 

6. Mempertimbangkan luas dan sifat jasa (scope and nature of services)


Dalam kasus ini akuntan KPMG tidak memahami prinsip-prinsip kode etik profesi dalam menentukan risiko
yang harus ditanggung dan sifat pelayanan yang diberikan oleh akuntan KPMG sangat tidak
profesionalisme karena terbukti menyogok aparat pajak di Indonesi

Anda mungkin juga menyukai