Anda di halaman 1dari 12

Analisis Pelanggaran Etika

dan Aturan Internal


Profesi Akuntan Publik
WIDYA EXSA MARITA
14080694103
S1 AK 14-A

Kode Etik Profesi AKUNTAN PUBLIK


Kode Etik

Prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu
dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota
IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa
profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang
tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi

Bagian A

Bagian B

Prinsip Dasar
Etika Profesi

Konsep Ancaman
(threats) dan
Pencegahan
(safeguards)

Prinsip Integritas
BAGIAN A

Prinsip Dasar
Etika Profesi

Prinsip Objektivitas

Prinsip Kompetensi serta Sikap


Kecermatan & Kehati-hatian
Profesional
Prinsip Kerahasiaan
Prinsip Perilaku Profesional

BAGIAN B

Ancaman dan
Pencegahan

Ancaman
1. Ancaman
Kepentingan
Pribadi
2. Ancaman telaahPribadi
3. Ancaman Advokasi
4. Ancaman
Kedekatan
5. Ancaman Intimidasi

Pencegahan

Dibuat oleh Profesi,


Perundangan /
Peraturan

Pencegahan dalam
Lingkungan Kerja

1. Persyaratan pendidikan, pelatihan & pengalaman


memasuki profesi
2. Persyaratan pengembangan & pendidikan profesional
berkelanjutan
3. Peraturan tata kelola perusahaan
4. Standar profesi
5. Prosedur pengawasan dan pendisiplinan dari organisasi
profesi/regulator

Penunjukkan Praktisi, KAP atau


Jaringan KAP
BAGIAN B

Benturan Kepentingan
Pendapat Kedua

Aturan Etika
Profesi

Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk


Remunerasi Lainnya
Pemasaran Jasa Profesional
Penerimaan Hadiah atau Bentuk KeramahTamahan Lainnya

Penyimpanan Aset Milik Klien


Objektivitas Semua Jasa Profesional
Independensi dalam Perikatan Aturan
Assurance

2. AP Drs. Petrus Mitra Winata dan Rekan


Pembekuan izin
Akuntan Publik (AP)
Pelanggaran Standar
Drs. Petrus Mitra
Profesional Akuntan
15 Maret
Winata dari Kantor
Publik (SPAP)
2007
Akuntan Publik (KAP)
Drs. Mitra Winata dan
Rekan selama dua
tahun
Keputusan Menkeu Nomor
Menteri Keuangan (Menkeu)
423/KMK.06/2002 tentang Jasa
Sri Mulyani Indrawati
Akuntan Publik sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menkeu
Nomor 359/KMK.06/2003.
Pelanggaran atas pembatasan
Pelaksanaan audit atas
penugasan audit umum dengan
Laporan Keuangan PT
melakukan audit umum atas laporan
Muzatek Jaya tahun
keuangan PT Muzatek Jaya, PT
buku berakhir 31
Luhur Artha Kencana dan Apartemen
Desember 2004
Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001
sampai dengan 2004

Hasil Analisis
1. Auditor tersebut telah melanggar prinsip keempat, yaitu
prinsip objektivitas. Dimana setiap anggota harus menjaga
obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya
2. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor :17/PMK.01/2008
yang mewajibkan rotasi rekan audit dan rotasi KAP. PMK ini
membatasi jasa audit oleh seorang Akuntan Publik paling lama
3 tahun berturut-turut, sedangkan Petrus telah melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur
Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku
2001 sampai dengan 2004
3. Sebagai seorang akuntan publik, Drs. Petrus Mitra Winata
seharusnya mematuhi Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)
yang berlaku. Ketika memang dia harus melakukan jasa audit,
maka audit yang dilakukan pun harus sesuai dengan Standar
Auditing (SA) dalam SPAP

4. Akuntan Publik Justinus Aditya


Sidharta
Pelanggaran terhadap SPAP
berkaitan dengan Laporan
Audit atas Laporan Keuangan
Konsolidasi PT Great River
International Tbk (Great
River) tahun 2003.

Gagal bayar
obligasi yang
diterbitkan
Penggelembungan account
penjualan, piutang dan
asset
hingga ratusan milyar
rupiah pada laporan
keuangan Great River yang

Pembekuan Izin
di
28 November
2006

Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK)
mengindikasikan
terjadi praktik
overstatement
(pernyataan
berlebihan)
penyusunan laporan
keuangan yang
melibatkan auditor
independen
AP JUSTINUS
ADITYA
SIDHARTA

Hasil Analisis
1. Kode etik yang dilanggar yaitu prinsip integritas. Prinsip
integritas yaitu untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya, dengan integritas setinggi mungkin.
Dalam kasus ini, AP tersebut tidak bersikap jujur dan berterus
terang kepada masyarakat umum dengan memberika
pernyataan berlebihan atas laporan keuangan kliennya
2. Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas.
Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga
obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini, AP
dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Dia telah
bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan
klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil,
tidak memihak, serta bebas dari benturan kepingan pihak lain.
3. Kode etik ketiga yang dilanggar yaitu Prinsip Kompetensi serta
Sikap Kecermatan & Kehati-hatian Profesional. Dalam kasus
ini, AP tidak berhati-hati dalam memberikan pernyataan atas

5. KAP Sidharta & Harsono


Securities
Exchange
Commision
(SEC) pada 17
September 2001

Kasus
berakhir
dengan
perdamaia
n dan
tanpa
sanksi
tegas

Kantorakuntan publik
Sidharta & Harsono
terbukti menyogok aparat
pajak di Indonesia sebesar
US$ 75 ribu

Baker Hughes melakukan


pelaoran sendiri terkait
kasus tersebut

Diterbitkan faktur palsu untuk


biaya jasa profesional KPMG yang
harus dibayarkliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan
Baker Hughes Inc. yang tercatat
di bursaNew York

Kewajiban pajak
Easman susut drastis.
Dari semula US$ 3,2
juta menjadi hanya US$
270 ribu

Hasil Analisis
1. Kode etik yang dilanggar yaitu prinsip integritas. Dalam
kasus ini, pihak AP belum memiliki sifat jujur dalam
menjalankan tugasnya
2. Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas.
Prinsip objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga
obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini, AP
dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Dia telah
bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan
klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil,
tidak memihak, serta bebas dari benturan kepingan pihak lain.
3. Kode etik ketiga yang dilanggar yaitu Prinsip Perilaku
Profesional. Dalam kasus ini, harusnya pihak AP tetap menjaga
profesionalitasnya dengan tidak mau melakukan hal haram
tersebut

SUMBER RUJUKAN
Kode Etik Akuntan Publik Indonesia oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia.
Anonyms. Skandal Penyuapan Pajak Kantor Akuntan
KPMG
Indonesia
digugat
AS,(Online),
(http://
www.hukumonline.com/berita/baca/hol3732/font-size1-colo
rff0000bskandal-penyuapan-pajakbfontbr-kantor-akuntan-k
pmg-indonesia-digugat-di-as
, diakses 08 September 2016)

Anda mungkin juga menyukai