Anda di halaman 1dari 20

MATERIAL SAFETY DATA SHEET CH2O

(FORMALDEHIDA)/(FORMALIN)

ILHAM FITRI FAUZI


S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA
Sifat fisika dan kimia
Rumus kimia CH2O
−1
Massa molar 30,03 g·mol

Penampilan gas tak berwarna


−3
Densitas 1 kg·m , gas

Titik lebur -117 °C (156 K)

Titik didih -19,3 °C (253,9 K)

Titik nyala -53 °C

Kelarutan dalam air > 100 g/100 ml (20 °C)

Keadaan fisik dan bau Larutan jernih, tidak berwarna,


berbau tajam dan menimbulkan nafas
tercekik
IDENTIFIKASI PRODUK
Nama IUPAC Metanal

Nama Lain formol, metil aldehida, oksida metilena

Nomor CAS 50-00-0

Massa Molar 30,03 g·mol−1

Bentuk Molekul trigonal plana

Momen Dipolar 2,33168(1)

Berat Jenis 1,081-1,085

Indeks Bias 1,3746, pada 20°C

Ph 2,8 – 4,0

Bahaya Utama Beracun, Mudah Terbakar

Kelarutan Larut sempurna dalam air, alkohol dan


aseton.
IDENTIFIKASI BAHAYA
TERHIRUP

Konsentrasi sebesar 0,1 - 5,0 bpj dapat


menyebabkan iritasi hidung dan
tenggorokan; 10-20 bpj dapat
menyebabkan sulit bernafas, rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan,
serta batuk; 25-50 bpj dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan
kerusakan serius saluran pernafasan
seperti radang paru dan edema paru
(jarang terjadi). Gejala lain dapat
meliputi bersin, nafas berbunyi, radang
faring, bronkitis, sakit kepala, disfagia,
rasa haus yang amat sangat, letih,
palpitasi, mual dan muntah
TERTELAN

Jika tertelan larutan formaldehida


dapat menyebabkan luka bakar
pada mulut dan tenggorokan, perut
mual, muntah dan diare,
kemungkinan pendarahan, sangat
nyeri pada perut, sakit kepala,
hipotensi, vertigo, stupor, kejang-
kejang, kehilangan kesadaran dan
koma. Dapat terjadi perubahan
degeneratif pada hati, jantung dan
otak, serta kerusakan pada limpa,
pankreas, susunan saraf pusat dan
ginjal disertai albuminuria,
hematuria, anuria dan asidosis.
KONTAK DENGAN MATA

Konsentrasi sebesar 0,05 – 3,0 bpj


dapat menyebabkan iritasi mata
disertai kemerahan, gatal, nyeri,
pandangan kabur dan lakrimasi
ringan. Konsentrasi sebesar 4 – 20
bpj dapat menyebabkan lakrimasi dan
kerusakan mata. Larutan
formaldehida dalam air dapat
menyebabkan efek yang bersifat
sementara, luka ringan dan ketidak
nyamanan hingga luka berat,
keburaman kornea permanen dan
kehilangan kemampuan melihat.
Keburaman kornea dapat tertunda
dalam waktu beberapa menit hingga
beberapa jam.
KONTAK DENGAN KULIT

Uap atau larutan dapat


menyebabkan perubahan warna
kulit menjadi putih, kulit menjadi
kasar dan keras, anastesia dan
luka bakar tingkat satu. Larutan
yang pekat menimbulkan
koagulasi nekrosis. Dilaporkan
terjadi dermatitis sensitisasi
dikarakterisasi dengan adanya
eksim, reaksi vasikular yang
terjadi dengan tiba-tiba disertai
erupsi pada kelopak mata, muka,
leher dan lengan. Juga
dilaporkan terjadi biduran.
TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA

JIKA TERHIRUP

Jika aman untuk memasuki


area, jauhkan korban dari
paparan. Gunakan masker
berkatup atau peralatan
sejenis untuk melakukan
pernafasan buatan
(pernafasan keselamatan)
jika diperlukan.
Pertahankan suhu tubuh
korban dan istirahatkan.
Segera bawa ke dokter.

.
JIKA TERTELAN

Tindakan tanggap
darurat mungkin tidak
diperlukan. Bawa ke
dokter jika diperlukan.

JIKA TERKENA MATA

Basuh mata segera dengan air yang banyak


atau menggunakan larutan garam
fisiologis, sambil sesekali membuka
kelopak mata atas dan bawah hingga tidak
ada bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan
pemberian larutan garam fisiologis hingga
siap untuk dibawa ke rumah sakit. Tutupi
dengan perban steril. Segera bawa ke
dokter.
JIKA TERKENA KULIT

Petugas tanggap darurat


harus mengenakan sarung
tangan dan menghindari
kontaminasi. Lepaskan
segera pakaian, perhiasan
dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci
bagian yang terkontaminasi
dengan sabun atau
deterjen lunak dan air yang
banyak hingga tidak ada
bahan kimia yang tertinggal
(setidaknya selama 15-20
menit). Untuk luka bakar,
lindungi dengan perban
steril. Segera bawa ke
dokter.
PENANGANAN BAHAYA

 Gunakan hanya di luar atau di area ruangan


yang berventilasi baik (dilarang merokok) .
Jauhkan dari panas, percikan api, permukaan
permukaan yang panas.
PENYIMPANAN BAHAN
 * Jangan disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 15 0C.
 * Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium
murni, polietilen atau poliester yang dilapisi fiberglass.
 * Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga,
nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak
dilindungi/dilapisi.
 * Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan
berada di atas 60 derajat Celsius.
TINDAKAN TERHADAP KEBOCORAN

 Hentikan kebocoran jika dapat


dilakukan tanpa risiko.

 Tumpahan sedikit : Serap dengan


menggunakan pasir atau bahan lain
yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan
bahan yang tumpah ke dalam kemasan
yang sesuai untuk pembuangan.

 Isolasi daerah bahaya dan orang yang


tidak berkepentingan dilarang masuk.

 Jauhkan dari tempat persediaan air dan


saluran pembuangan air limbah.
TINDAKAN TERHADAP KEBAKARAN
a.Bahaya ledakan dan kebakaran Bahaya kebakaran tinggi.
:
b.Media pemadam Bahan kimia kering, karbon dioksida,
: air dan busa.
Jika terjadi kebakaran besar : Gunakan
busa atau dengan menyemprotkan air
yang banyak.
c.Tindakan pemadaman Pindahkan kemasan dari lokasi
: kebakaran jika dapat dilakukan tanpa
risiko. Jangan menyebarkan bahan yang
tumpah dengan aliran air bertekanan
tinggi. Bendung tumpahan untuk
pembuangan lebih lanjut. Gunakan
media pemadam yang sesuai. Hindari
menghirup bahan atau produk hasil
pembakaran. Jaga agar posisi berdiri
berlawanan dengan arah angin dan
hindari daerah yang rendah.
ALAT PELINDUNG DIRI
 Respirator
 Pelindung Mata

 Pakaian

 sarung tangan

 sepatu
MANFAAT CH2O
 Pengawet mayat
 Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya
 Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca
 Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi
 Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
 Bahan untuk pembuatan produk parfum
 Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
 Pencegah korosi untuk sumur minyak
 Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen
seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring,
pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, pasta gigi,
dan pembersih karpet
KECELAKAAN AKIBAT CH2O
 Jakarta - Polisi berhasil mengungkap beberapa kasus penjualan makanan tidak
layak atau berformalin di wilayah Jakarta Barat. Terhitung sejak tahun 2008 sudah
ada lima kasus yang diungkap. "Dari tahun 2008 hingga 2015 pengungkapan
penggunaan bahan kimia seperti formalin dan daging busuk ada 5 kasus yang
berhasil diungkap," ujar Kanit Kriminal Khusus Polres Jakarta Barat, AKP Victor
Inkiriwang di Polres Jakarta Barat, Jumat (13/3/2015).

 Sebanyak 72 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Modal Bangsa Arun,


Lhokseumawe, Aceh, mengalami keracunan makanan, Kamis, 20 Agustus 2015.
Racun diduga berasal dari ikan yang mereka makan saat sarapan pagi di asrama
sekolah tersebut mengandung formalin.
VIDEO KECELAKAAN FORMALIN DI RS
VIDEO PABRIK BAKSO YANG MENGGUNAKAN
FORMALIN

Anda mungkin juga menyukai