Anda di halaman 1dari 18

Mediasi, Etika dan Litigasi

Sengketa Medis

Nasrun (18/43502/PMU/0953)
Puri Swastika Gusti Krisna Dewi (18/435031 / PMU / 09542)
(Puri Trioka Rigodin)

Sekolah Pasca Sarjana Bioetik


UNIVERSITAS GADJA MADAH 2019
Ilustrasi Kasus
Ny. R, 22, meninggal dunia tidak lama setelah
operasi caesar RS Z
Sebelum ke RS Z pergi ke bidan untuk
persalinan. Keadaan memburuk, oleh bidan
dibawa ke RS Z. Persalinan berjalan lancar
dengan operasi caesar di RS Z oleh dr. AB.
2 minggu setelah operasi, kontrol. dr.AB,
menganjurkan operasi karena ada dugaaan
saluran kencing-urine bocor. Pasien dan
keluarga setuju maka operasi dilaksanakan.
Ilustrasi Kasus

Setelah Operasi di anjurkan untuk minum


jamu.
Keadaan Ny. R terus memburuk, terdapat
darah saat buang air besar. Kondisi Ny. R
terus memburuk , pihak keluarga meminta
Ny. R di bawa ke RS yang lebih besar, RS YY.
Ilustrasi Kasus

2 hari di RS YY, dinyatakan bahwa sudah


terlambat karena infeksi telah menjalar
sampai ke Otak. Kemudian Ny. R meninggal
dunia.
Bayi korban sekarang berusia 1 bulan di
rawat oleh kakek dan neneknya (Orang tua
korban).
Kasus Malpraktik /Hukum

kelalaian seorang dokter untuk


mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu
yang lazim dipergunakan dalam mengobati
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran
di lingkungan yang sama. Yang dimaksud
kelalaian di sini ialah sikap kurang hatihati, yaitu
tidak melakukan apa yang seseorang dengan
sikap hati-hati melakukannya dengan wajar (.
M. Jusuf d. Hanafiah & Amri Amir ( 1999; 87))
Unsur Kelalaian atau culpa (4D)

1.Duty (kewajiban): dokter profesi medis untuk


mempergunakan segala ilmu dan kepandaiannya untuk
kesembuhan.
2. Derelictionduty (penyimpangan kewajiban):
menelantarkan kewajiban shg timbul kerugian pasien
(breach of duty)=wanprestasi (tdk memenuhi standard
profesi).
3. Damage (kerugian): harus berwujud dalam bentuk fisik,
finansial, emosional.
4. Direct causal relationship (berkaitan langsung): harus ada
kaitan causal antara tindakan dengan kerugian
Aspek Etik Dalam Kasus ini

 Autonomy = prinsip menghormati otonomi pasien


Prinsip menghormati hak-hak pasien, terutama hak
otonomi pasien dan keluarga untuk memutuskan
persetujuan pengobatan atau tindakan medis yang
diterima berada ditangan pasien informed concent (ic)
 Beneficience = Prinsip moral yang mengutamakan
tindakan yang ditujukan demi kebaikan pasien atau
penyediaan keuntungan dan menyeimbangkan
keuntungan tersebut dengan risiko dan biaya
Tantangan dalam Kasus
Yang ‘berpihak’ kepada dokter’ :
Setelah operasi, Ny. Rahma juga disarankan
minum jamu untuk memulihkan tenaganya.
Siapa yang menyarankan?
Tidak mungkin dokter yang menyarankan
karena ada cairan intera vena yang dapat
mennstabilkan keadaan atau kondisi pasien
post operasi. Serta khasiat jamu belum
terbukti secara medis (EBM).
Yang ‘berpihak’ kepada pasien: Ketiga UU yang dimaksud
yaitu UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU
No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU No 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit di bidang kesehatan tak ada
satu pasal pun yang menyebutkan bahwa karena
kelalaian seorang tenaga kesehatan termasuk dokter bisa
dipidana, kecuali dengan sengaja. Sedangkan kita
mengetahui, secara umum semua dokter tidak akan
memiliki niat untuk dengan sengaja mencederai atau
melakukan tindakan yang mengancam nyawa pasien.
Pasal-Pasal
Pasal 1365 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata), berbunyi: “Tiap
perbuatan yang melanggar hukum dan
membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian
itu karena kesalahannya untuk menggantikan
kerugian tersebut
Pasal-Pasal
Pasal 66 Ayat (1) UU Praktek Kedokteran
Nomor 29 Tahun 2014 setiap orang
mengetahui atau kepentingannya
dirugikan atas tindakan dokter/dokter gigi
dalam menjalankan praktik kedokteran
dapat mengajukan secara tertulis kepada
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia.
Pasal-Pasal

Pasal 66 Ayat (3) UU Praktek Kedokteran


Nomor 29 Tahun 2004 pengaduan
sebagaimana yang dimaksud Ayat (1)
dan Ayat (2) tidak menghilangkan hak
semua orang untuk melaporkan adanya
dugaan tindak pidana kepada pihak
yang berwenang dan/atau menggugat
kerugian perdata kepengadilan.
Pasal-Pasal

Pasal 58 UU Kesehatan Nomor 36 Tahun


2009 setiap orang berhak menuntut ganti
rugi terhadap seseorang tenaga
kesehatan dan/atau penyelenggara
kesehatan, yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
 Akan tetapi tindakan malpraktek (kesalahan dalam
menjalankan praktek) yang menyebabkan kerugian
atau meninggalnya seseorang bisa masuk dalam ranah
pidana apabila memang ditemukan adanya unsur
kelalaian atau kesengajaan yang mengakibatkan
kerugian atau meninggalnya seseorang. Prinsip dalam
hukum pidana adalah azas Geen Straf Zonder Schuld
(tiada pidana tanpa kesalahan), azas ini merupakan
hukum yang tidak tertulis tetapi berlaku universal
Solusi

 Kami menyarankan bahwa pihak rumah sakit


mengundang seseorang untuk menjadi mediator
untuk mencari selosi antara pihak rumah sakit dan
keluarga,
 Langkah – langkah yang akan di tempuh
Solusi
 Mediasi = menentukan/mendatangkan pihak ketiga
untuk mendengarkan kedua belah pihak yang
bersengketa dan berusaha memfasilitasi solusi,
biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama.
 Negosiasi = Tawar-menawar antara kedua belah
pihak terkait yang dipandu oleh mediator sampai
mengambil keputusan yang disetujui bersama, waktu
untuk proses ini biasa lebih singkat.
 Kompensasi = hasil dari negosiasi yang berbentuk
materi (dapat diukur yang diberikan pihak tergugat
kepada korban).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai