• Menghormati Diri Sendiri dan Orang Lain HUBUNGAN DENGAN GAYA MANAJEMEN Terdapat empat gaya kepemimpinan atau gaya manajemen yang secara umum meliputi: • Gaya Mengarahkan • Gaya Melatih • Gaya Mendukung • Gaya Mendelegasikan Perubahan Manajemen • Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui, yaitu dampak dari perubahan tersebut. • Aspek birokrasi dari kenyataan perubahan, baik secara horizontal maupun vertical. • Aspek ego, bahwa dengan adanya perubahan maka metode yang sekarang dianggap sudah tidak layak atau tidak efisien lagi. Pendekatan untuk memperngaruhi hubungan internal • Auditor internal seharusnya melihat perubahan audit dengan cara pandang manajer. • Konsep auditor terhadap pengendalian seharusnya sejauh mungkin menyerupai konsep-konsep manajemen. • Auditor seharusnya mengutamakan suatu pendekatan partisipatif. • Auditor seharusnya menjadi suatu audit yang seimbang, bukan sebagai suatu yang menghakimi. • Auditor seharusnya melengkapi kegagalan dari suatu pendekatan manajemen. • Auditor internal sebaiknya mencoba untuk bertindak sebagai penasihat, bukan sebagai pengambil kebijakan. PENGELOLAAN KONFLIK • Konflik dapat terjadi dalam hal: • Lingkup; terhadap manajemen. • Tujuan; terhadap auditor eksternal. • Tanggung jawab; layanan manajemen. • Nilai; persepsi peran audit dari pihak yang diaudit. Aranya dan Ferris (1984) melakukan survey terhadap 800 orang auditor dan menyimpulkan bahwa: • Konflik pada organisasi profesi lebih tinggi daripada akuntan di lingkungan organisasi bisnis. • Dalam organisasi profesional, tingkat konflik yang diterima berbanding tebalik dengan posisi individu dalam birokrasi. • Persepsi konflik berhubungan negatif dengan kepuasan kerja dan berhubungan positif dengan kesenderungan pindah kerja. MASALAH-MASALAH HUBUNGAN Brink dan Witt (1982) mendaftar konsep untuk membantu memperlakukan orang lebih baik, yaitu: • Ingat bahwa terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu • Pertimbangkan pengaruh terbesar terhadap perasaan- perasaan dan emosi. • Pertimbangkan keragaman persepsi. • Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan. • Pengaruh dari berbagai situasi operasional sebagai suatu variasi akhir. KARAKTERISTIK UMUM INDIVIDU • Menjadi produktif karena sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang bermakna. • Mempunyai motivasi untuk melakukan usaha yang dianggap penting. • Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain. • Memiliki kebebasan memilih untuk mendapatkan independensi dan kebebasan pilihan. • Memiliki sifat yang adil dan jujur. • Memiliki bias pada diri sender dimana setiap individu lebih suka terhadap pujian daripada kritikan. • Mencari kepuasan diri sendiri. • Memiliki nilai untuk mendapatkan imbalan atas usaha-usahanya. • Bersikap patuh dan dapat beradaptasi dengan lingkungan secara baik. • Memiliki keterkaitan dengan memaksimalkan kepuasan diri sendiri. • Cenderung sensitif. KESADARAN PADA DIRI SENDIRI: • Memiliki pengetahuan terhadap kekuatan dan kelemahan orang lain dalam berhubungan secra mental, fisik, emosional, dan karateristik pribadi. • Rasa memiliki terhadap produktivitas dan kepuasan kelompok kerja. • Dapat menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi secara luas. • Suatu keinginan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan orang lain. • Merasa memiliki produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang. • Memiliki rasa keterpaduan yang berasal dari kepercayaan bahwa seseorang berpartisipasi dalam suatu lingkungan secara etis. KOMUNIKASI SECARA EFEKTIF unsur- unsur dipertimbangkan untuk memiliki hubungan perilaku yang baik: • Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukanlah bagian dari manajemen. • Jangan menggunakan istilah- istilah yang berimplikasi pada kesalahan- kesalahan kerja dari pihak yang diaudit. • Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau tertulis. • Ketika memberikan saran, pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit, sebab hal ini berimplikasi pada anggapan mereka. • Mengizinkan pihak yang diaudit untuk melakukan perubahan- perubahan dalam bahasa laporan sepanjang tidak mengubah substansinya. Menghadapi Banyaknya Oposisi Terdapat tiga jenis pokok dari banyaknya oposisi: • Suatu indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit. Manajemen puncak dari pihak yang diaudit menolak untuk berpartisipasi dalam pertemuan untuk mempertimbangkan isi laporan. • Pihak yang diaudit bertindak dalam suatu gaya konfrontasional, misalnya saja catatan- catatan tidak tersedia. • Pihak yang diaudit menolak untuk mengambil berbagai tindakan selama atau setelah audit, dan operasi terus dijalankan seperti sebelumnya. Pelaksanaan Audit Partisipatif Elemen- elemen keperilakuan tersebut meliputi: • Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit. • Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai: • Pemrogram audit • Pelaksanaan audit • Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi. • Dapatkan persetujuan atas isi laporan. • Memasukkan informasi nyata pada laporan audit. Penggunaan Pengetahuan Keperilakuan dalam Audit Secara umum penanganan keperilakuan organisasi adalah akibat dari berbagai hal berikut: • Kondisi, pada umumnya kualitas dari struktur pengendalian internal. • Motivasi atau kebutuhan dari karyawan kantor untuk membentuk etika dan kejujuran, atau sebaliknya. • Sikap atau dasar karakteristik pribadi dari seluruh tingkatan karyawan. Untuk budaya organisasi, unsur- unsurnya tercermin, antara lain: • Komitmen karyawan • Kualitas pelatihan dan pengembangan staf • Identitas perusahaan seperti kebijakan • Pembuatan keputusan • Fokus manajemen SEKIAN TERIMA KASIH