Anda di halaman 1dari 51

LBM I

OLEH KELOMPOK II
SKENARIO
LBM 1
“MATAKU MERAH”
Tiga orang pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit mata yang
mana ketiga pasien bekerja sebagai SPG pada satu perusahaan:
A. Pasien A usia 19 tahun mengeluh mata merah, berair, nyeri seperti ditusuk
disertai banyak kotoran pada mata saat bangun di pagi hari yang dikeluhkan
sejak 4 hari yang lalu. Pasien A selama ini sering menggunakan lensa kontak
namun 4 hari lalu ia lupa menanggalkan lensa kontak saat sebelum tidur
pada malam hari.
B. Pasien B usia 20 tahun mengeluh mata merah, sedikit berair dan terkadang
disertai nyeri sejak 2 hari lalu, tidak ada riwayat penggunaan lensa kontak
dan ia merasa sakit matanya ini karena ketularan temannya.
C. Pasien C usia 17 tahun mengeluh mata merah, terasa gatal sekali dan tidak
nyeri sejak 6 hari lalu.
Anda sebagai dokter umum pada puskesmas tersebut harus memeriksa
secara lengkap dan benar agar mendapatkan diagnosa definitif untuk memberikan
terapi dan edukasi bagi ketiga pasien diatas.
TERMINOLOGI
• MATA MERAH: perubahan warna dari putih ke
merah akibat pembengkakan atau pecahnya
pembuluh darah yang dapat dilihat pada
sclera atau konjungtiva.
• LENSA KONTAK: lensa plastik tipis yang
diletakkan diatas kornea mata, berfungsi
untuk mengoreksi kelainan refraksi, kelainan
akomodasi, terapi dan kosmetik.
PERMASALAHAN
1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi mata ?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan diskenario ?
3. Apakah ada hubungan pasien lupa menanggalkan lensa kontak
dengan keluhan yang dialami?
4. Bagaimana mekanisme penularan pada pasien B?
5. Apakah perbedaan penyebab keluhan pada pasien A, B, dan C ?
6. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis
pada ketiga pasien diskenario ?
7. Apa saja diagnosis banding pada pasien di skenario?
8. Apa suspect diagnosis padaketiga pasien di skenario?
9. Apakah edukasi yang harus diberikan untuk masing-masing pasien
di skenario?
PEMBAHASAN
1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi
mata ?
A. Anatomi kelopak mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi
melindungi bola mata, serta mengeluarkan
sekresi kelenjar yang membentuk film air
mata di depan kornea.
B. Anatomi Sistem Lakrimal
– Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di
daerah temporal bola mata.

c. Konjungtiva
– Konjungtiva merupakan membran yang menutupi
sklera dan kelopak bagian belakang. Konjungtiva
mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh
sel Goblet.Musin bersifat membasahi bola mata
terutama kornea.
D. Bola Mata
– Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal
24 mm.Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan,
yaitu: sklera, jaringan uvea, dan retina.

E. Kornea
– Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya merupakan lapis jaringan
yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri
atas lapis: epitel, membran bowman, stroma,
membran descement, dan endotel.
F. Uvea
– Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris,
badan siliar, dan koroid.

G. Pupil
– Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum
berkembangnya saraf simpatis.Orang dewasa ukuran
pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil
akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.
H. Sudut bilik mata depan
– Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera
dengan pangkal iris.Pada bagian ini terjadi pengaliran
keluar cairan bilik mata.

I. Lensa mata
– Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang
berbentuk lensa di dalam mata dan bersifat
bening.Lensa di dalam bola mata terletak di belakang
iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk
seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada
saat terjadinya akomodasi.
J. Badan kaca
– Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca
bening yang terletak antara lensa dengan retina.

K. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata
yang mengandung reseptor yang menerima
rangsangan cahaya.
L. Saraf optik
– Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola
mata membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu: saraf
penglihat dan serabut papilomotor.

M. Sklera
– Bagian putih bola mata yang bersama-sama
dengan kornea merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata.Sklera berjalan dari papil
saraf optik sampai kornea.
N. Sklera
– Bagian putih bola mata yang bersama-sama
dengan kornea merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata.Sklera berjalan dari papil
saraf optik sampai kornea.

O. Otot Penggerak Mata


– Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda
dan untuk pergerakkan mata tergantung pada
letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.
2. Bagaimana mekanisme terjadinya
keluhan diskenario ?
Pasien A : Pada pasien A, mata merah terjadi akibat
penggunaan kontak lensa yang terus menerus digunakan/
lupa ditanggalkan dalam jangka waktu yang lama.Kontak
lensa yang diletakkan pada bagian kornea tersebut, lama
kelamaan dapat menyebabkan hipoksia karena kurangnya
pasokan oksigen ke mata, selain itu juga menyebabkan
bakteri/ kuman dapat dengan mudah masuk dan
menginfeksi mata.Hal tersebut yang dapat menimbulkan
reaksi pelebaran pembuluh darah arteri (seperti arteri
konjungtiva posterior) pada mata sehingga terjadi gejala
mata merah.
Pasien B : mata merahnya terjadi akibat
infeksi.Infeksi ini didapat dari tertular kotoran
mata teman dekat yang sudah lebih dahulu
sakit mata. Kotoran tersebut bisa tertular
lewat sentuhan (berjabat tangan) ataupun
lewat penggunaan barang barang bersamaan
(menggunakan handuk yang sama).
Pasien C : mata merahnya diakibatkan karena
reaksi alergi.Alergi tersebut bisa didapatkan
dari benda asing yang masuk ke mata (seperti
bulu hewan peliharaan, serbuk bunga).
1. Mata berair : Merupakan proses proteksi
mata terhadap alergen, sehingga mata
mengalami hipersekresi lakrimal.
2. Nyeri : Mata bisa menjadi kering akibat
terlalu lama menggunakan soft lens (lensa
kontak).Hal itu dikarenakan kurangnya
pasokan oksigen ke mata, sehingga selain
menjadi merah, mata juga menjadi kering
dan terasa sakit.
3. Mata gatal : karena reaksi antibodi humoral terhadap
alergen. Alergen yang masuk akan memicu reaksi
hipersensitivitas, sehingga terjadi respon berlebihan
berupa reaksi alergi. Reaksi ini dipicu oleh
overproduksi IgE, keadaan kompleks IgE-Ag akan
mengaktifkan sel mast mengalami degranulasi untuk
menghasilkan histamin.
4. Banyak kotoran saat bangun di pagi hari : Akibat
paparan alergi ataupun benda asing yang terkena
mata, menimbulkan injeksi konjungtiva yang memicu
pengeluaran sekret peradangan.Sekret peradangan
terdiri dari sel plasma (neutrofil, eosinofil, basofil)
bertemu dengan sel goblet serta fibrin sehingga
pembentukan sekret mata menjadi berlebih.Jumlah
sekret meningkat saat mata tertutup.
3. Apakah ada hubungan pasien lupa
menanggalkan lensa kontak dengan
keluhan yang dialami?
Ada terdapat hubungan,dimana masalah yang
ditimbulkan dengan pemakaian soft lens (lensa
kontak) tergantung pada beberapa faktor, seperti
bahan lensa, kebersihan lensa, jenis cairan
pencuci lensa, tingkat kerelaan pengguna lensa
pada pemakaian lensa dan rutin pencuciannya,
pemakaian lensa yang berlamaan, tidur tanpa
melepaskan lensa, dan kebersihan tempat
penyimpanan lensa. dan karena hal tersebut di
atas bisa menyebabkan beberapa resiko, antara
lain: mata kering, iritasi,dan radang kornea.
4. Bagaimana mekanisme penularan pada
pasien B?
Penularan konjungtivitis ini terjadi lewat kontak
langsung atau menggunakan barang penderita
konjungtivitis. Misalnya penderita yang memiliki
mata merah telah mengusap mata dan
menggunakan kran. Kemudian, Anda membuka
kran tersebut lalu mengucek atau membasuh
mata. Dengan cara tersebut virus dan bakteri
tertular dari seseorang ke orang lain, atau melalui
alat- alat kebutuhan sehari-hari seperti handuk,
alat-alat kecantikan dan lain-lain.
5. Apakah perbedaan penyebab keluhan
pada pasien A, B, dan C ?
Keluhan Viral Bakteri Alergi

Gatal Minimal Minimal Hebat

Hiperemia Menyeluruh Menyeluruh Menyeluruh

Lakrimasi Hebat Sedang Sedang

Sekret Minimal Palinghrbat Hebat

Nodul Sering Jarang Tidak ada

Scraping Monosit Bakteri : PMN Eusinofil


pewarnaan
Demam Kadang Kadang Tidak ada
6. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan
untuk menegakkan diagnosis pada ketiga
pasien diskenario ?
• Pemeriksaan Mata
– Pemeriksaan tajam penglihatan
– Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan perimeter (sebagai alat
pemeriksaan pandangan).
– Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek
epitel kornea).
– Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak adanya
kebocoran kornea).
– Pemeriksaan oftalmoskop
– Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat
benda menjadi lebih besar disbanding ukuran normalnya).
• Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan
tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa
dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang
disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-
sel eosinofil.
7. Apa saja diagnosis banding pada pasien
di skenario?
1. Konjungtivitis
DEFINISI KONJUNGTIVITIS
Konjungtivitis merupakan peradangan pada
konjungtiva atau radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bolamata,
dalam bentuk akut maupun kronis.
ETIOLOGI KONJUNGTIVIS
Penyebab dari konjungtivitis bermacam-macam yaitu bisa
disebabkankarenabakteri,virus,infeksiklamidia,konjungtiviti
salergi.Konjungtivitis bakteri biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, dan
Haemophillus.Sedangkan, konjungtivitis virus paling sering
disebabkan oleh adenovirus dan penyebab yang lain yaitu
organisme Coxsackie dan Pikornavirus namun sangat
jarang. Penyebab konjungtivis lainnya yaitu infeksi klamidia,
yang disebabkan oleh organisme Chlamydia trachomatis
(James dkk, 2005).Konjungtivitis yang disebabkan oleh
alergi
diperantaiolehIgEterhadapallergenyangumumnyadisebabka
noleh bahankimia
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS
Berdasarkan penyebabnya konjungtivitis
dibagi menjadi empat yaitu :
1. Konjungtivitis bakteri
2. Konjungtivitis Virus
3. Konjungtivitis alergi
4. Konjungtivitis Jamur
GEJALA KONJUNGTIVITIS
Virus Bakteri Alergi Klamidia
Gatal Minimal Minimal Berat Minimal
Hiperemi Umum Umum Umum Umum
Sekret Serous mocous Purulen, kuning, Viscus Purulen
krusta
Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang
Adenopati Lazim Tidak lazim Tidak ada Lazim pada
preaurikuler konjungtivitis
inklusi
Eksudasi Minimal Banyak Minimal Banyak
Pewarnaan Monosit Bakteri,PMN Eosinofil Badan sel
kerokan dan plasma, PMN
eksudat tidak pernah
Radang Kadang-kadang Kadang-kadang Tidak pernah Tidak pernah
tenggorok dan
demam
2. Keratitis
DEFINISI
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang
biasanya diklasifikasikan menurut lapisan
kornea yang terkena yaitu keratitis
superfisialis apabila mengenal lapisan epitel
atau bowman dan keratitis profunda atau
interstisialis
ETIOLOGI DAN FAKTOR PENCETUS
Penyebab keratitis bermacam-macam.Bakteri,
virus dan jamur dapat menyebabkan
keratitis.Penyebab paling sering adalah virus
herpes simplex tipe 1. Selain itu penyebab lain
adalah kekeringan pada mata, pajanan terhadap
cahaya yang sangat terang, benda asing yang
masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang
terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu,
polusi atau bahan iritatif lain, kekurangan vitamin
A dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik
KLASIFIKASI
Keratitis biasanya diklasifikasikan berdasarkan lapisan kornea yang
terkena : yaitu keratitis superfisialis apabila mengenai lapisan epitel
dan bowman dan keratitis profunda apabila mengenai lapisan
stroma.
Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah (Ilyas,
2006):
– Keratitis punctata superfisialis
Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat
disebabkan oleh sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmus,
keracunan obat topical, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan dan
pemakaian lensa kontak.
– Keratitis flikten
Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai
kecenderungan untuk menyerang kornea.
– Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi
kelenjar lakrimale atau sel goblet yang berada di konjungtiva.
– Keratitis lepra
Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf,
disebut juga keratitis neuroparalitik.
– Keratitis nummularis
Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya
multiple dan banyak didapatkan pada petani.

Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain adalah :


1. Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital
2. Keratitis sklerotikans
TANDA DAN GEJALA UMUM
Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di
kornea.Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan kornea, dan
menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis.Pada peradangan
yang dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan
parut (sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma.

Adapun gejala umum adalah :


1. Keluar air mata yang berlebihan
2. Nyeri
3. Penurunan tajam penglihatan
4. Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)
5. Mata merah
6. Sensitif terhadap cahaya (Mansjoer, 2001).
3. Skleretis
DEFINISI
Skleritis didefinisikan sebagai gangguan
granulomatosa kronik yang ditandai oleh
destruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan
vaskular yang mengisyaratkan adanya
vaskulitis.
ETIOLOGI
Penyakit Autoimun Spondilitis ankylosing, Artritis rheumatoid, Poliartritis
nodosa, Polikondritis berulang, Granulomatosis Wegener,
Lupus eritematosus
sistemik,Piodermagangrenosum,Kolitisulserativa,
NefropatiIgA,Artritispsoriatik

Penyakit Granulomatosa Tuberkulosis, Sifilis, Sarkoidosis, Lepra, Sindrom Vogt-


Koyanagi-Harada (jarang)

Gangguanmetabolik Gout, Tirotoksikosis, Penyakit jantung rematik aktif

Infeksi Onkoserkiasis, Toksoplasmosis, Herpes Zoster, Herpes


Simpleks, Infeksi oleh
Pseudomonas,Aspergillus, Streptococcus,
Staphylococcus

Lain-lain Fisik(radiasi,lukabakartermal),Kimia(lukabakar asam atau basa),


Mekanis (cedera tembus),
Limfoma,Rosasea,Pascaekstraksikatarak

Tidak diketahui
KLASIFIKASI
Skleritis diklasifikasikan menjadi:
1. Episkleritis
a.Simple
Biasanya jinak, sering bilateral,
reaksi inflamasi terjadi pada usia
muda yang berpotensi mengalami
rekurensi
b. nodular
Baik bentuk maupuninsidennya hampir
sama dengan bentuk simple scleritis.
2. Skleritis Anterior
95% penyebab skleritis adalah skleritis anterior. Insidensi
skleritis anterior sebesar 40% dan skleritis anterior nodul
arteri jadi sekitar 45% setiap tahunnya.Skleritis nekrotik
terjadi sekitar 14% yang biasanya berbahaya. Bentuk
spesifik dari skleritis biasanya tidak dihubungkan dengan
penyebab penyakit khusus, walaupun penyebab klinis dan
prognosis diperkirakan berasal dari suatu inflamasi.
Berbagai varian skleritis anterior kebanyakan jinak dimana
tipe nodular lebih nyeri. Tipe nekrotik lebih bahaya dan
sulit diobati.
skleritis anterior dibagi menjadi :
a. difus
b.nodular
c.necrotizing
3 skleritis posterior
Sebanyak 43% kasus skleritis posterior
didiagnosis bersama dengan skleritis
anterior.Biasanya skleritis posterior ditandai
dengan rasa nyeri dan penurunan kemampuan
melihat
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala dapat meliputi rasa nyeri, mata berair,
fotofobia, spasme, dan penurunan ketajaman penglihatan.
Tanda primernya adalah mata merah. Nyeri adalah gejala
yang paling sering dan merupakan indikator terjadinya
inflamasi yang aktif. Nyeri timbul dari stimulasi langsung
dan peregangan ujung saraf akibat adanya inflamasi.
Karakteristik nyeri pada skleritis yaitu nyeri terasa berat,
nyeri tajam menyebar ke dahi, alis, rahang dan sinus,
pasien terbangun sepanjang malam, kambuh akibat
sentuhan. Nyeri dapat hilang sementara dengan
penggunaan obat analgetik. Mata berair atau foto fobia
pada skleritis tanpa disertai sekret mukopurulen.
8. Apa suspect diagnosis padaketiga pasien
di skenario?
• Pasien A
Pada pasien A usia 19 tahun yang mengeluh mata merah, berair,
nyeri seperti ditusuk disertai banyak kotoran pada mata saat
bangun pagi sejak 4 hari yang lalu. Suspect diagnosisnya adalah
konjungtivitis bakteri, dimana organisme penyebab tersering adalah
staphylococcus, streptococcus, pneumococcus dan haemophilus.
Diduga akibat lupa menanggalkan lensa kontak selama 4 hari
sebelum tidur membuat asupan oksigen dan cairan berkurang pada
bagian yang ditutupi lensa kontak shingga mempermudah
pertumbuhan bakteri dan terjadi konjungtivitis bakteri.
• Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan pewarnaan Gram
atau Giemsa untuk mengetahui kuman penyebab dan uji
sensitivitas.
• Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, Gonokok
menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan Meningokok
dapat menyebabkan septikemia atau meningitis.
• Penatalaksanaan
1. Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat
diberikan antibiotik tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol,
polimiksin, dan sebagainya, selama 3-5 hari.Kemudian bila tidak
memberikan hasil, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan.
2. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan
tetes mata antibiotik spektrum luas tiap jam disertai salep mata
untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.
• Prognosis
Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh
mikroorganisme tertentu,
seperti Haemophilus Influenzae, adalah
penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan
sembuh sendiri dalam waktu 2 rninggu.
Dengan pengobatan biasanya akan sembuh
dalam 1-3 hari.
• Pasien B
Pada pasien B, usia 20 tahun dan mengeluh mata
merah, sedikit berair dan terkadang disertai nyeri sejak
2 hari yang lalu dan tidak ada riwayat penggunaan
lensa kontak, namun ada temannya, yaitu pasien A
mengalami konjungtivitis bakteri yang dimana dapat
melakukan penularan melalui sentuhan atau media
yang dapat memperantarai perpindahan bakteri
sehingga diduga pasien B mengalami konjungtivitis
bakteri yang menular melalui rekannya sesama SPG.
Sehingga pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
komplikasi dan prognosisnya dapat dikatakan sama
dengan pasien A.
• Pasien C
Pada pasien C usia 17 tahun mengeluh mata merah, terasa gatal
sekali dan tidak adanya rasa nyeri sejak 6 hari yang lalu, dari gejala
klinis pasien C, suspect diagnosisnya adalah konjungtivitis alergi
yang dimana memiliki ciri khas yaitu rasa gatal, injeksi dan kemosis
serta lakrimasi. Konjungtivitis alergi adalah peradangan konjungtiva
yang disebabkan oleh reaksi alergi atau hipersensitivitas tipe
humoral ataupun sellular.Konjungtiva sepuluh kali lebih sensitif
terhadap alergen dibandingkan dengan kulit.
• Diagnosis Konjungtivitis Alergi
Diperlukan riwayat alergi baik pada pasien maupun keluarga pasien
serta observasi pada gejala klinis untuk menegakkan diagnosis
konjungtivitis alergi.Gejala yang paling penting untuk mendiagnosis
penyakit ini adalah rasa gatal pada mata, yang mungkin saja disertai
mata berair, kemerahan dan fotofobia.
• Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan sel
eosinofil, sel plasma, limfosit, dan basofil yang
meningkat.Dapat juga dilakukan pemeriksaan tes
alergi untuk mengetahui penyebab dari alerginya
itu sendiri.
• Prognosis
Walaupun penyakit alergi konjungtiva sering
sembuh sendiri akan tetapi dapat memberikan
keluhan yang memerlukan pengobatan.
• Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan konjungtivitis alergi
dapat diberikan obat-obat seperti
kortikosteroid, antiinflamasi non-steroid
(AINS), vasokonstriktor, antihistamin, dan
stabilisator sel mast.
9. Apakah edukasi yang harus diberikan
untuk masing-masing pasien di skenario?
• Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
• Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya.
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
• Pada keratitis dengan etiologi bakteri, virus, maupun jamur
sebaiknya kita menyarankan pasien untuk mencegah transmisi
penyakitnya dengan menjaga kebersihan diri dengan mencuci
tangan, membersihkan lap atau handuk, sapu tangan, dan tissue.
• Tidak terpapar sinar matahari terlalu sering,debu.
• Tidak mengucek mata.
• Kebersihan diri dengan mencuci tangan,membersihkan lap atau
handuk,sapu tangan dan tissue.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil diskusi kelompok SGD 2,
darikeluhanyang berbeda pada masing-masing
pasien diskenario, kami mendapatkan suspect
diagnosis untuk pasien A (Konjungtivitis bakteri),
pasien B (Konjungtivitis bakteri) dan pasien C
(Konjungtivitis alergi). Penatalaksanaan pada
masing-masing pasien bisa diberikan obat-obatan
atau salep untuk mengurangi keluhan. Untuk
memastikan diagnose pasti perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai