PENDUKUNG LIVELIHOOD
LATAR BELAKANG
Kebijakan “Dana Desa dan Dana Kelurahan” dg alokasi sekitar Rp 750 juta hingga Rp
01 1,2 miliar untuk setiap desa/kelurahan.
Kebijakan DJCK terkait “Reformasi KOTAKU” yang akan difokuskan pada infrastruktur
02 skala Kota dan skala lingkungan yang berdampak pada aspek ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.
Potensi Iddle Money di UPK yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan mata
04 pencaharian melalui pendekatan pentagonal aset. Status per 31 Januari 2019, sebesar
Rp 108,81 Miliar di 3.481 kelurahan / desa, belum dimanfaatkan.
Kemiskinan diakibatkan karena rumah tangga tidak memiliki akses yang memadai
05 terhadap aset (modal) atau disebut juga pentagonal aset (5 modal) yaitu modal
keuangan, modal sosial, modal infrastruktur, modal alam dan modal manusia, yang
akan menciptakan mata pencaharian berkelanjutan melalui kolaborasi KOTAKU dengan
masyarakat dan pemerintah daerah.
PERUBAHAN DESAIN PELAKSANAAN KEGIATAN LIVELIHOOD KOTAKU |5
LIVELIHOOD SEBAGAI
LIVELIHOOD SEBAGAI INSTRUMEN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
HADIAH
MASYARAKAT DI
PERMUKIMAN KUMUH
LIVELIHOOD SEBAGAI
LIVELIHOOD SEBAGAI KEGIATAN
KEGIATAN PROYEK KOLABORASI
LIVELIHOOD LIVELIHOOD
DIFASILITASI OLEH DIFASILITASI OLEH
PROGRAM PARAPIHAK
TERKAIT
Kerangka Kerja Kolaborasi Pelaksanaan Sustainable Livelihood
di NSUP - KOTAKU
Fasilitasi oleh
MASYARAKAT
Meningkatkan kapasitasnya
melalui Pendidikan,
Pengetahuan dan
Mengembangkan potensi alam sekitar
seperti tanah, air dan sumber daya air Manusia
Ketrampilan, dll
Infra
Fasilitasi oleh
di dalamnya (ikan), pohon dan hasil
Hutan, Keanekaragaman hayati, dll
struktur KOTAKU
Alam
MBR/Miskin infrastruktur berdampak ekonomi
dan sosial, (Bank Sampah, Akses
Jalan, Pasar Rakyat, Kampung
Tematik, Kawasan Wisata, dll)
Menguatkan potensi
keuangan seperti Sosial
Fasilitasi oleh
tabungan/simpanan ,
dana pensiun,
Keuangan
PEMDA &
keuntungan usaha,
Upah/Gaji, dll Menguatkan kerukunan dan
hubungan baik kemasyarakatan,
MASYARAKAT rasa saling percaya, gotong royong,
persamaan sosial, dll
PERATURAN DAN PERAN KELEMBAGAAN
No ASPEK KOTAKU PEMDA BDC BKM & KSM
1 Livelihood Guidelines/Manual and Moduls √
2 Institutional Development (at community and city level) √ √ √
3 Facilitation on Small Business Development √
4 Facilitation on Infrastructure Assets
Infrastructure to support Economic impact √
o Production Infrastructure for KSM business Devt. √
o Marketing Infrastructure √ √
o Basic Infrastructure to support business production √
5 Facilitation on Financial Assets
Financing Capital √ √
Marketing Development √ √ √
6 Facilitation on Environment/Nature Assets
Local Asset and Potential √ √
7 Facilitation on Human Assets
Training Moduls for Vocational Training √
Vocational Training for Works and Small Business √ √ √
8 Facilitation on Social Assets
Training Moduls On Small Business Development √
Capacity Building and Small Business Networking √ √
9 Monitoring, Supervision and Evaluation √ √
|8
Contingency 500.000
TOTAL 10.000.000
PENYESUAIAN IMPLEMENTASI LOAN IND-176
KPI Original Penyesuaian
Outcome 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperkenalkan Kegiatan PPMK di daerah kumuh
Kegiatan PPMK terdiri dari kegiatan infrastruktur yang berdampak pada
peningkatan sosial ekonomi di tingkat masyarakat.
Kegiatan ekonomi PPMK akan dibiayai dari modal dan dana mengendap di
UPK dan dana dari pemerintah daerah.
Output 3. Perluasan Program PPMK
Setidaknya 25.000 orang yang menerima pembiayaan dari kegiatan infrastruktur,
3b. Setidaknya 25.000 orang menerima pembiayaan
yang berdampak pada peningkatan sosial ekonomi , kegiatan pendukung
dari Program PPMK
ekonomi/pemasaran dan pelatihan keterampilan dalam Program PPMK
Replikasi BDC akan dilakukan dan dibangun oleh Pemda berdasarkan pada
hasil FS potensi usaha oleh Pemda dan FS Infrastruktur yang memiliki
dampak sosial ekonomi
3d. Setidaknya 15 BDC baru terbentuk dan beroperasi
Pengelolaan, Operasional, Modal, Pendanaan, dan kegiatan usaha harus
setelah tahun ke tiga
difasilitasi oleh Pemda dan pemangku kepentingan lokal.
15 studi kelayakan untuk membangun BDC baru selesai pada 15 BDC baru Data SIM BDC Akhir Tahun
3c
tahun kedua terbentuk Laporan konsultan evaluasi Ketiga
Akhir Tahun
15 BDC baru Data SIM BDC
3d 15 BDC baru terbentuk dan beroperasi pada tahun ketiga Ketiga
beroperasi Laporan konsultan evaluasi
KETENTUAN UMUM
1. Kegiatan penghidupan masyarakat di dalam KOTAKU dibatasi pada ”infrastruktur permukiman
yang mendukung (perbaikan dan keberlanjutan) kegiatan ekonomi masyarakat dengan
kerangka penghidupan berkelanjutan”
2. Di awal perlu ditemukan terlebih dahulu maksimum 2 (dua) kegiatan ekonomi masyarakat yang
paling dominan atau unggulan di desa/kelurahan yang disepakati oleh masyarakat.
3. Perencanaan kegiatannya harus tetap mengacu kepada dokumen RPLP/ perencaaan
pembangunan tingkat desa/kelurahan yang sudah ada
4. Bila dalam RPLP kajian tentang aspek penghidupan masyarakat belum cukup memadai maka
dipertajam dengan memanfaatkan data yang ada atau dengan pendalaman melalui FGD dan
transek di tingkat masyarakat, dengan mengacu kepada POS ini dan POS Penyusunan RPLP yang
sudah ada.
5. Pengelola kegiatan adalah BKM yang sudah ada di masyarakat dibantu oleh Tim Inti Perencaaan
Partisipatif (TIPP)
KETENTUAN UMUM
1. Pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan
masyarakat adalah KSM infrastruktur yang terdiri dari setidaknya unsur pelaku usaha/KSM
ekonomi/penerima manfaat, tukang, tokoh masyarakat/pengurus RT/RW.
2. Ketentuan umum, tatacara pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan infrastruktur
pendukung permukiman penghidupan masyarakat mengacu kepada POS Penyelenggaraan
Infrastruktur Skala Lingkungan, POS Pengadaan Barang dan Jasa, POS Operasional dan
Pemeliharaan (OP) Program KOTAKU dan peraturan lain yang berlaku.
3. Usulan kegiatan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan masyarakat, harus disertai:
a. Pengaturan kepemilikan;
b. Penerima manfaat;
c. Pengelola/lembaga pengelola;
d. Mekanisme pemeliharaan bangunan;
e. Mekanisme pengelolaan keuangan.
4.Jumlah paket kegiatan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan masyarakat per
kelurahan/desa sebanyak satu paket;
Kriteria Pemilihan Lokasi
1. Desa/kelurahan yang pernah menerima dana PPMK;
2. Desa/kelurahan yang belum pernah mendapat PPMK di Provinsi
Aceh dan Kaltara;
3. Diutamakan desa/kelurahan yang beririsan dengan kegiatan skala
kawasan/kegiatan skala lingkungan/BDC (Bussiness Development
Centre) atau program pengembangan ekonomi kawasan, sektoral
dan daerah.
Kriteria prioritas kegiatan infrastruktur permukiman
pendukung penghidupan masyarakat
1. Memberikan dampak langsung terhadap peningkatan/
pengembangan produk usaha ekonomi potensial (KSM ekonomi
yang memiliki potensi untuk dikembangkan di lokasi dalam wilayah
kelurahan/desa sasaran);
2. Kegiatan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan yang
ada di kawasan tersebut.
3. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan secara swakelola masyarakat
setempat;
4. Usulan infrastruktur berada dalam kewenangan dan pengelolaan
oleh masyarakat atau pemerintah kabupaten/kota setempat.
Alur Seleksi Lokasi PPMK
4.924 Kel.
Lokasi NSUP-IDB
(Wilayah 1)
Belum PPMK
Lokasi
Sudah 3.412 Kel.
PPMK
Coaching TIPP
Review RPLP
5
TIPP & UPL
Pra-Design
Perencanaan Teknis
9 10
KSM Pelaksanaan Penyusunan Laporan
Kegiatan Pertanggungjawaban
1 minggu 3 minggu 12 minggu 2 minggu
PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN
Tahun 2020
TIMELINE INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA KAWASAN
TIMELINE INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA KAWASAN
TERIMA KASIH
L I V E LI H O O D kotaku.pu.go.id
CONTOH KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA LINGKINGAN
Lanjutan
CONTOH KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA LINGKINGAN
SHORT LIST LOKASI BDC TAHUN 2019
No KODE PROV PROVINSI KODE KOTA/ KAB KABUPATEN/KOTA
1 11 ACEH 1109 PIDIE
2 11 ACEH 1114 ACEH TAMIANG
3 11 ACEH 1171 KOTA BANDA ACEH
4 11 ACEH 1173 KOTA LANGSA
5 11 ACEH 1174 KOTA LHOKSEUMAWE
6 12 SUMATERA UTARA 1272 KOTA TANJUNG BALAI
7 12 SUMATERA UTARA 1276 KOTA BINJAI
8 13 SUMATERA BARAT 1371 KOTA PADANG
9 13 SUMATERA BARAT 1372 KOTA SOLOK
10 13 SUMATERA BARAT 1375 KOTA BUKITTINGGI
11 14 RIAU 1471 KOTA PEKANBARU
12 15 JAMBI 1572 KOTA SUNGAI PENUH
13 17 BENGKULU 1702 REJANG LEBONG
14 18 LAMPUNG 1806 LAMPUNG UTARA
15 19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1901 BANGKA
16 19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1971 KOTA PANGKAL PINANG
17 32 JAWA BARAT 3207 CIAMIS
18 32 JAWA BARAT 3209 CIREBON
19 32 JAWA BARAT 3272 KOTA SUKABUMI
20 36 BANTEN 3673 KOTA SERANG
21 61 KALIMANTAN BARAT 6172 KOTA SINGKAWANG
KEBER-
PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN
31
LAN-
|
JUTAN
PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN
TK. KOTA TINGKAT KELURAHAN KOTAKU TINGKAT KOTA KOTAKU KOTAKU DAN PEMDA PEMDA
1 2 3 6 11 15 17 18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 19 20 21
RPJMD RTRW
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota RP2KPKP
RTR Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota
MPK
Renstra
SKPD Perdagangan, Kegiatan Pengembangan
Usaha Mikro Berbasis
Penetapan
Perindustrian,
Koperasi dan UMKM, Produk Unggulan Daerah Infrastruktur BDC
Pariwisata (Renja SKPD)
01 Sesuai UU No. 6 tahun 2014 tentang desa, PP No. 60 tahun 2014 dan Permendagri No. 113 tahun 2014 tentang pengelolaan
keuangan desa, tidak dimungkinkan menyediakan dana bergulir melalui BKM/LKM, karena untuk kegiatan pengelolaan
keuangan dilakukan oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di desa;
Kebijakan DJCK terkait “Reformasi KOTAKU” yang akan difokuskan pada infrastruktur skala Kota dan skala lingkungan yang
02 berdampak pada aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi akan dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintah daerah dengan fasilitasi NSUP;
Peluang potensial untuk keberlanjutan program melalui partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat, oleh karena itu
03 Pengelolaan, Operasional, Modal, Pembiayaan dan kegiatan usaha harus difasilitasi oleh pemerintah daerah dan masyarakat
setempat;
Iddle Money di UPK akan menjadi salah satu potensi yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan mata pencaharian
04 melalui pendekatan aset pentagonal, di mana penggunaan dana tidak hanya untuk mendukung aset keuangan, tetapi juga
untuk mendukung modal sosial, modal infrastruktur, alam modal dan modal manusia. Status per 31 Januari 2019, ada Uang
Idle sebesar Rp 108,81 Miliar di 3.481 kelurahan / desa, belum dimanfaatkan
Kemiskinan dapat dianggap sebagai hasil penghidupan yang "tidak memadai". Ini mungkin hasil dari rumah tangga yang
05 memiliki akses yang tidak memadai ke aset. Aset di NSUP diwakili oleh aset pentagonal (5 modal) yaitu modal keuangan,
modal sosial, modal infrastruktur, modal alam dan modal manusia. Aset pentagonal ini akan menciptakan mata pencaharian
berkelanjutan. Mata pencaharian berkelanjutan tidak hanya dapat diimplementasikan oleh KOTAKU, tetapi membutuhkan
kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah