Anda di halaman 1dari 33

INFRASTRUKTUR

PENDUKUNG LIVELIHOOD
LATAR BELAKANG
Kebijakan “Dana Desa dan Dana Kelurahan” dg alokasi sekitar Rp 750 juta hingga Rp
01 1,2 miliar untuk setiap desa/kelurahan.

Kebijakan DJCK terkait “Reformasi KOTAKU” yang akan difokuskan pada infrastruktur
02 skala Kota dan skala lingkungan yang berdampak pada aspek ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat.

Peluang potensial untuk keberlanjutan program melalui partisipasi pemerintah daerah


03 dan masyarakat,

Potensi Iddle Money di UPK yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan mata
04 pencaharian melalui pendekatan pentagonal aset. Status per 31 Januari 2019, sebesar
Rp 108,81 Miliar di 3.481 kelurahan / desa, belum dimanfaatkan.
Kemiskinan diakibatkan karena rumah tangga tidak memiliki akses yang memadai
05 terhadap aset (modal) atau disebut juga pentagonal aset (5 modal) yaitu modal
keuangan, modal sosial, modal infrastruktur, modal alam dan modal manusia, yang
akan menciptakan mata pencaharian berkelanjutan melalui kolaborasi KOTAKU dengan
masyarakat dan pemerintah daerah.
PERUBAHAN DESAIN PELAKSANAAN KEGIATAN LIVELIHOOD KOTAKU |5

LIVELIHOOD SEBAGAI
LIVELIHOOD SEBAGAI INSTRUMEN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
HADIAH
MASYARAKAT DI
PERMUKIMAN KUMUH

LIVELIHOOD SEBAGAI
LIVELIHOOD SEBAGAI KEGIATAN
KEGIATAN PROYEK KOLABORASI

LIVELIHOOD LIVELIHOOD
DIFASILITASI OLEH DIFASILITASI OLEH
PROGRAM PARAPIHAK
TERKAIT
Kerangka Kerja Kolaborasi Pelaksanaan Sustainable Livelihood
di NSUP - KOTAKU

Fasilitasi oleh
MASYARAKAT
Meningkatkan kapasitasnya
melalui Pendidikan,
Pengetahuan dan
Mengembangkan potensi alam sekitar
seperti tanah, air dan sumber daya air Manusia
Ketrampilan, dll
Infra
Fasilitasi oleh
di dalamnya (ikan), pohon dan hasil
Hutan, Keanekaragaman hayati, dll
struktur KOTAKU

Menyediakan dan mengembangkan

Alam
MBR/Miskin infrastruktur berdampak ekonomi
dan sosial, (Bank Sampah, Akses
Jalan, Pasar Rakyat, Kampung
Tematik, Kawasan Wisata, dll)

Menguatkan potensi
keuangan seperti Sosial

Fasilitasi oleh
tabungan/simpanan ,
dana pensiun,
Keuangan
PEMDA &
keuntungan usaha,
Upah/Gaji, dll Menguatkan kerukunan dan
hubungan baik kemasyarakatan,
MASYARAKAT rasa saling percaya, gotong royong,
persamaan sosial, dll
PERATURAN DAN PERAN KELEMBAGAAN
No ASPEK KOTAKU PEMDA BDC BKM & KSM
1 Livelihood Guidelines/Manual and Moduls √
2 Institutional Development (at community and city level) √ √ √
3 Facilitation on Small Business Development √
4 Facilitation on Infrastructure Assets
 Infrastructure to support Economic impact √
o Production Infrastructure for KSM business Devt. √
o Marketing Infrastructure √ √
o Basic Infrastructure to support business production √
5 Facilitation on Financial Assets
 Financing Capital √ √
 Marketing Development √ √ √
6 Facilitation on Environment/Nature Assets
 Local Asset and Potential √ √
7 Facilitation on Human Assets
 Training Moduls for Vocational Training √
 Vocational Training for Works and Small Business √ √ √
8 Facilitation on Social Assets
 Training Moduls On Small Business Development √
 Capacity Building and Small Business Networking √ √
9 Monitoring, Supervision and Evaluation √ √
|8

NO CONCEPT PREVIOUS CONCEPT RE-DESIGN


10 Jenis Kegiatan KOTAKU PEMDA
 Bantuan usaha (bahan baku, dll) • Infrastruktur : pengembangan • Ekonomi : pengembangan produk KSM
 Pemasaran infrastruktur pendukung ekonomi, dan usaha yang difasilitasi oleh Pemda.
 Pelatihan Vokasi • pelatihan vokasi dan fasilitasi (contoh: mini market)
sertifikasi keahlian (mandor dan • Pelatihan pengembangan usaha
tukang) yang disuport oleh KOTAKU • Pemasaran
• Training Moduls • Organisasi dan kelembagaan
• Monitoring, Supervisi & Evaluasi
11 Capital (Revolving Fund)
 Community Grant - ICDD Program  Idle money UPK  Pemda
 Swadaya masyarakat
 CSR
12 Financing Resources
 Community Grant for Infrastructure (Open  Basic Infrastructure for Slum  Operasional
Menu), Training (Social) and Economic alleviation of NSUP  Investasi Usaha (Permodalan)
Activities  Economi Infrastruktur to support  Pemasaran
 Co Sharing-Local Government for Open Livelihood of NSUP  Produksi
Menu (Infrastructure)  Vocational Training of NSUP  Perijinan
 Idle money UPK  Pengembangan Kapasitas di Bidang
Usaha, Organisasi dan Manajemen
 Dan lain-lain
1. Infrastruktur Pendukung Produksi, 2. Infrastruktur Pendukung 3. Infrastruktur
Pengolahan dan pengembangan Pemasaran Usaha Pengolahan Limbah
Produk Usaha Usaha

1. Rumah Produksi 1. Pasar Rakyat 1. Instalasi


2. Gudang Penyimpanan 2. Showroom Pengolahan Air
3. Kolam Ikan 3. Pusat Perbelanjaan Kawasan (15- Limbah Komunal
50 Toko) (IPAL);
4. Kandang
4. Akses Jalan Pemasaran; 2. Sistem Pengolahan
5. Toko Penyedia Input Produksi Air Limbah (SPAL)
5. Tempat pelelangan Ikan;
(alat, bahan baku dll) untuk Industri kecil;
6. dll.
6. Sarana dan Prasarana 3. Bak Sampah;
Pendukung ;
4. dll.
7. Dll.
INFRASTRUKTUR DI KOTAKU
Meningkatkan kapasitasnya
Mewujudkan melalui Pendidikan,
Permukiman yang Pengetahuan dan
Ketrampilan, dll
Mengembangkan potensi alam sekitar
layak huni, seperti tanah, air dan sumber daya air Manusia Infra
produktif dan di dalamnya (ikan), pohon dan hasil
Hutan, Keanekaragaman hayati, dll
struktur
SUPPORT
berkelanjutan
KOTAKU
melalui Menyediakan dan mengembangkan
MBR/Miskin infrastruktur berdampakekonomi
keterpaduan : Alam dan sosial, (Bank Sampah, Akses
Infrastruktur Infrastruktur
Jalan, Pasar Rakyat, Kampung
Permukiman Peningkatan Kualitas
(a) penyediaan Tematik, Kawasan Wisata, dll)
Permukiman:
infrastruktur ➢ Air Minum
Menguatkan potensi
Sosial Infrastruktur
permukiman keuangan seperti
tabungan/simpanan , Livelihood ➢ Sanitasi
dan dana pensiun, ➢ Jalan Lingkungan
Keuangan
keuntungan usaha, ➢ Drainase
(b) akses Upah/Gaji, dll Menguatkan kerukunan dan
hubungan baik kemasyarakatan, ➢ Persampahan
penyediaan rasa saling percaya, gotong royong, ➢ Bangunan Gedung
persamaan sosial, dll
infrastruktur ➢ Pencegahan
Kebakaran
yg berdampak
pada Asset Infrastruktur Livelihood 7 Indikator Kumuh
peningkatan
ekonomi dan
sosial Permukiman Layak Huni,
masyarakat. Produktif dan berkelanjutan
Kategori & Jenis Kegiatan Infrastruktur Permukiman Pendukung
Penghidupan Masyarakat

1. Sarana dan Prasarana Dasar Permukiman


2. Sarana dan prasarana yang langsung mendukung kegiatan ekonomi :
a. Sarana & Prasarana pendukung produksi, pengolahan dan pengembangan produksi usaha
b. Infrastrukutur pendukung pemasaran usaha
3. Sarana dan prasarana yang mendukung fungsi kawasan tertentu (tematik)

Kegiatan yang Dilarang (Negative List)


1. Kegiatan yang dilarang dalam program KOTAKU, karena dalam kegiatan tersebut tidak
memenuhi standar safeguard sebagaimana tertuang di dalam Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial;
2. Kegiatan infrastruktur di luar lingkup bidang Cipta Karya, kecuali infrastruktur pendukung
usaha yang berdampak langsung terhadap penghidupan masyarakat.
NEGATIF LIST KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD

1. Pinjaman dana bergulir;


2. Deposito;
3. Pembangunan kantor BDC (khusus yang bersumber dari BDI BDC Pusat);
4. Kegiatan usaha KSM yang dapat menyebabkan lingkungan permukiman menjadi kumuh, kerusakan
alam dan mengganggu keselamatan kerja;
5. Kegiatan yang memperkerjakan anak-anak di bawah umur;
6. Kegiatan produksi, penyimpanan, atau penjualan barang yang mengandung zat beracun;
7. Kegiatan yang berlangsung di kawasan lindung, kecuali ada izin tertulis dari kementerian yang
berwenang atas lokasi bersangkutan;
8. Kegiatan yang merusak kawasan lindung yang dikuasai oleh masyarakat adat;
9. Kegiatan yang berkaitan dengan manajemen sumber air dan sungai yang mengalir; dan
10. Kegiatan mengubah arus air anak sungai atau sungai, contoh budidaya ikan tawar yang
mempengaruhi kebutuhan air untuk pertanian.
11. Kegiatan lain yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KETENTUAN LA/PAD UNTUK PEMANFAATAN LOAN-IND No.176
No Komponen Program Key Performance Indicator (KPI) Alokasi ($)

A Block Investments for Slum Alleviation and Prevention

A4 Sustainable Livelihood to Support Slum Alleviation and Prevention 9.500.000

1. Replication of Business Outcomes: 2.240.000


Development Centres (Formed 3d. More than 50% of BDCs set up are sustainable within 2 years of operation.
and Develop BDCs at new 15 Outputs:
priorities cities in order to support 3c. All 15 feasibility studies to establish new BDCs to be completed by Year 2.
the economic activities of people 3d. At least 15 new Business Development Centres established and operational by yr. 3
living in the slum kelurahans)

2. Expansion of Livelihood Outcomes: 7.260.000


Enhancement Program (The 3a. At least 50% of kelurahan in the project location (additional 90 kelurahans with existing
Livelihood Enhancement Program 1400 kelurahans) carry out livelihood activities.
will conduct at least on 90 3b. Access to a savings account rate increased in villages from 5% to 20%.
kelurahans) 3c. More than 50% of economic SHGs have reported an improvement/expansion in their
business
Outputs:
3a. The Livelihood Program is rolled out to at least 50 kelurahan by Year 2 and 90 kel. by PC.
3b. At least 25,000 people receive financing from the Livelihood Enhancement Prgrm by PC.

Contingency 500.000

TOTAL 10.000.000
PENYESUAIAN IMPLEMENTASI LOAN IND-176
KPI Original Penyesuaian
Outcome 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperkenalkan Kegiatan PPMK di daerah kumuh
 Kegiatan PPMK terdiri dari kegiatan infrastruktur yang berdampak pada
peningkatan sosial ekonomi di tingkat masyarakat.

 Lokasi kegiatan PPMK akan dipilih melalui mekanisme kompetisi di antara


3a. Setidaknya 50% kelurahan/desa di lokasi proyek desa yang telah menerima PPMK sebelumnya dan 90 kelurahan di Provinsi
(tambahan 90 kelurahan/desa dari 1.400 Aceh dan Provinsi Kalimantan Utara.
kelurahan/desa yang ada) melakukan kegiatan
PPMK  Dana PPMK akan membiayai infrastruktur yang berdampak pada peningkatan
sosial ekonomi di tingkat masyarakat

 Kegiatan ekonomi PPMK akan dibiayai dari modal dan dana mengendap di
UPK dan dana dari pemerintah daerah.
Output 3. Perluasan Program PPMK
Setidaknya 25.000 orang yang menerima pembiayaan dari kegiatan infrastruktur,
3b. Setidaknya 25.000 orang menerima pembiayaan
yang berdampak pada peningkatan sosial ekonomi , kegiatan pendukung
dari Program PPMK
ekonomi/pemasaran dan pelatihan keterampilan dalam Program PPMK
 Replikasi BDC akan dilakukan dan dibangun oleh Pemda berdasarkan pada
hasil FS potensi usaha oleh Pemda dan FS Infrastruktur yang memiliki
dampak sosial ekonomi
3d. Setidaknya 15 BDC baru terbentuk dan beroperasi
 Pengelolaan, Operasional, Modal, Pendanaan, dan kegiatan usaha harus
setelah tahun ke tiga
difasilitasi oleh Pemda dan pemangku kepentingan lokal.

 KOTAKU akan memberikan dukungan terkait infrastruktur Infrastruktur yang


memiliki dampak sosial ekonomi.
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) (1)
TARGET PAD
NO INDIKATOR NASIONAL SUMBER BUKTI TARGET WAKTU
PPMK
OUTCOMES
Sekurang-kurangnya 50% kelurahan di lokasi sasaran
melaksanakan kegiatan PPMK (penambahan 90 kelurahan dengan
50% kelurahan  Data SIM PPMK
1.400 kelurahan yang saat ini telah melaksanakan PPMK (At least
3a dari 1.400  Data SIM/Hasil Pada akhir proyek
50% of kelurahans/villages in the project location (additional 90
kelurahan PPMK Survey
kelurahans/villages with existing 1.400 kelurahans/villages) carry
out livelihood activities).
20% akses
Akses terhadap rekening tabungan di lembaga keuangan formal  Data SIM PPMK
terhadap
3b meningkat di kelurahan dari 5% menjadi 20% (Access to a savings  Data SIM/Hasil Pada akhir proyek
rekening
account rate increased in villages from 5% to 20%). Survey
tabungan
50% KSM
Lebih dari 50% KSM ekonomi mengalami perbaikan/peningkatan  Data SIM PPMK
ekonomi
3c usahanya (More than 50% of economic SHGs have reported an  Data SIM/Hasil Pada akhir proyek
meningkat
improvement/expansion in their business). Survey
usahanya
 Data SIM PPMK
Lebih dari 50% BDC terjadi keberlanjutan usahanya 2 tahun setelah 50% BDC
3d  Data SIM/Hasil 2 Tahun sesudah beroperasi
beroperasi. berkelanjutan
Survey
50% KSM  Data SIM PPMK
50% KSM potensial yang melaksanakan usaha mikro terlayani oleh
3e potensial  Data SIM/Hasil Pada akhir proyek
BDC.
terlayani BDC Survey
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) (2)
TARGET PAD
NO INDIKATOR NASIONAL SUMBER BUKTI TARGET WAKTU
PPMK
OUTPUT
 Data SIM PPMK
Pelaksanaan pengembangan PPMK sekurang-kurangnya 50
 Laporan konsultan evaluasi
kelurahan pada tahun ke-2 (2017) dan 90 kelurahan pada
90 kelurahan  Laporan 4 bulanan dan laporan akhir
saat program selesai di provinsi aceh dan Kaltara (The
3a di Aceh dan tahun Pada akhir proyek
Livelihood Enhancement Program is rolled out to at least 50
Kaltara  PIASR (Project Implementation
kelurahan/villages by Year 2 and 90 kelurahan/villages by
Assesment and Support Report)
PC).
 PCR (Project Completion Report)
 Data SIM PPMK
 Laporan konsultan evaluasi
Sekurang-kurangnya 25.000 orang menerima dana PPMK
25.000 orang  Laporan 4 bulanan dan laporan akhir
lanjutan setelah program selesai di Aceh dan Kaltara (At least
3b menerima tahun Pada akhir proyek
25,000 people receive financing from the Livelihood
dana PPMK  PIASR (Project Implementation
Enhancement Program by PC).
Assesment and Support Report)
 PCR (Project Completion Report)

15 studi kelayakan untuk membangun BDC baru selesai pada 15 BDC baru  Data SIM BDC Akhir Tahun
3c
tahun kedua terbentuk  Laporan konsultan evaluasi Ketiga

Akhir Tahun
15 BDC baru  Data SIM BDC
3d 15 BDC baru terbentuk dan beroperasi pada tahun ketiga Ketiga
beroperasi  Laporan konsultan evaluasi
KETENTUAN UMUM
1. Kegiatan penghidupan masyarakat di dalam KOTAKU dibatasi pada ”infrastruktur permukiman
yang mendukung (perbaikan dan keberlanjutan) kegiatan ekonomi masyarakat dengan
kerangka penghidupan berkelanjutan”
2. Di awal perlu ditemukan terlebih dahulu maksimum 2 (dua) kegiatan ekonomi masyarakat yang
paling dominan atau unggulan di desa/kelurahan yang disepakati oleh masyarakat.
3. Perencanaan kegiatannya harus tetap mengacu kepada dokumen RPLP/ perencaaan
pembangunan tingkat desa/kelurahan yang sudah ada
4. Bila dalam RPLP kajian tentang aspek penghidupan masyarakat belum cukup memadai maka
dipertajam dengan memanfaatkan data yang ada atau dengan pendalaman melalui FGD dan
transek di tingkat masyarakat, dengan mengacu kepada POS ini dan POS Penyusunan RPLP yang
sudah ada.
5. Pengelola kegiatan adalah BKM yang sudah ada di masyarakat dibantu oleh Tim Inti Perencaaan
Partisipatif (TIPP)
KETENTUAN UMUM
1. Pelaksana kegiatan pembangunan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan
masyarakat adalah KSM infrastruktur yang terdiri dari setidaknya unsur pelaku usaha/KSM
ekonomi/penerima manfaat, tukang, tokoh masyarakat/pengurus RT/RW.
2. Ketentuan umum, tatacara pelaksanaan dan pertanggungjawaban kegiatan infrastruktur
pendukung permukiman penghidupan masyarakat mengacu kepada POS Penyelenggaraan
Infrastruktur Skala Lingkungan, POS Pengadaan Barang dan Jasa, POS Operasional dan
Pemeliharaan (OP) Program KOTAKU dan peraturan lain yang berlaku.
3. Usulan kegiatan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan masyarakat, harus disertai:
a. Pengaturan kepemilikan;
b. Penerima manfaat;
c. Pengelola/lembaga pengelola;
d. Mekanisme pemeliharaan bangunan;
e. Mekanisme pengelolaan keuangan.
4.Jumlah paket kegiatan infrastruktur permukiman pendukung penghidupan masyarakat per
kelurahan/desa sebanyak satu paket;
Kriteria Pemilihan Lokasi
1. Desa/kelurahan yang pernah menerima dana PPMK;
2. Desa/kelurahan yang belum pernah mendapat PPMK di Provinsi
Aceh dan Kaltara;
3. Diutamakan desa/kelurahan yang beririsan dengan kegiatan skala
kawasan/kegiatan skala lingkungan/BDC (Bussiness Development
Centre) atau program pengembangan ekonomi kawasan, sektoral
dan daerah.
Kriteria prioritas kegiatan infrastruktur permukiman
pendukung penghidupan masyarakat
1. Memberikan dampak langsung terhadap peningkatan/
pengembangan produk usaha ekonomi potensial (KSM ekonomi
yang memiliki potensi untuk dikembangkan di lokasi dalam wilayah
kelurahan/desa sasaran);
2. Kegiatan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan yang
ada di kawasan tersebut.
3. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan secara swakelola masyarakat
setempat;
4. Usulan infrastruktur berada dalam kewenangan dan pengelolaan
oleh masyarakat atau pemerintah kabupaten/kota setempat.
Alur Seleksi Lokasi PPMK
4.924 Kel.
Lokasi NSUP-IDB
(Wilayah 1)
Belum PPMK

Lokasi
Sudah 3.412 Kel.
PPMK

• Lokasi Aceh dan Kaltara


• Kelurahan berisian dengan
skala Kawasan atau program
1. 512 kelurahan RC 3.322 Kel.
pengembangan ekonomi
kawasan, sektoral dan
• Kelurahan berisian daerah.
dengan skala
kawasan./BDC/atau Kebutuhan 90 kel.
program Infra Aceh dan Kaltara
pengembangan Livelihood
ekonomi kawasan,
sektoral dan daerah.

666 Kel. Lokasi Pilot tahun 2019 terdiri dari 5 kelurahan


di Prov Aceh dan 2 Kelurahan di Prov Kalimantan
Utara dengan Alokasi sebesar 3,9 M
Alur Seleksi Lokasi
Infrastruktur Livelihood skala kawasan
TAHAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
TAHAPAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
1 7
Pemberkasan &
Penyiapan Data
Pencairan
2 8
BKM Penyiapan Penyaluran Dana ke
Perlengkapan KSM
3

Coaching TIPP

Review RPLP

5
TIPP & UPL
Pra-Design

Perencanaan Teknis
9 10
KSM Pelaksanaan Penyusunan Laporan
Kegiatan Pertanggungjawaban
1 minggu 3 minggu 12 minggu 2 minggu
PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PELAPORAN

MONITORING DAN EVALUASI


TIMELINE INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA LINGKUNGAN

Penyusunan POS Penyusunan LPJ


Pencairan Pelaksanaan Pencairan
Pelaksanaan dan Serah Terima
Penyusunan Perencanaan Tahap 1 Tahap 1 Tahap 2
Usulan dan Penetapan Tahap 2 Kegiatan
Teknis (DED dan Proposal)
Lokasi Pilot
Tahun 2019

Usulan dan Penetapan


Penyusunan Perencanaan Pencairan Pelaksanaan
Lokasi scale up Pencairan Penyusunan LPJ
Teknis (DED dan Proposal) Tahap 1 Tahap 1 Pelaksanaan
Tahap 2 Tahap 2 dan Serah Terima
Kegiatan

Tahun 2020
TIMELINE INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA KAWASAN
TIMELINE INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA KAWASAN
TERIMA KASIH

L I V E LI H O O D kotaku.pu.go.id
CONTOH KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA LINGKINGAN

Lanjutan
CONTOH KEGIATAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG LIVELIHOOD SKALA LINGKINGAN
SHORT LIST LOKASI BDC TAHUN 2019
No KODE PROV PROVINSI KODE KOTA/ KAB KABUPATEN/KOTA
1 11 ACEH 1109 PIDIE
2 11 ACEH 1114 ACEH TAMIANG
3 11 ACEH 1171 KOTA BANDA ACEH
4 11 ACEH 1173 KOTA LANGSA
5 11 ACEH 1174 KOTA LHOKSEUMAWE
6 12 SUMATERA UTARA 1272 KOTA TANJUNG BALAI
7 12 SUMATERA UTARA 1276 KOTA BINJAI
8 13 SUMATERA BARAT 1371 KOTA PADANG
9 13 SUMATERA BARAT 1372 KOTA SOLOK
10 13 SUMATERA BARAT 1375 KOTA BUKITTINGGI
11 14 RIAU 1471 KOTA PEKANBARU
12 15 JAMBI 1572 KOTA SUNGAI PENUH
13 17 BENGKULU 1702 REJANG LEBONG
14 18 LAMPUNG 1806 LAMPUNG UTARA
15 19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1901 BANGKA
16 19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1971 KOTA PANGKAL PINANG
17 32 JAWA BARAT 3207 CIAMIS
18 32 JAWA BARAT 3209 CIREBON
19 32 JAWA BARAT 3272 KOTA SUKABUMI
20 36 BANTEN 3673 KOTA SERANG
21 61 KALIMANTAN BARAT 6172 KOTA SINGKAWANG
KEBER-
PERSIAPAN PERENCANAAN PELAKSANAAN
31
LAN-
|
JUTAN
PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN PENDAMPINGAN
TK. KOTA TINGKAT KELURAHAN KOTAKU TINGKAT KOTA KOTAKU KOTAKU DAN PEMDA PEMDA

INFRASTRUKTUR SKALA KAWASAN

1 2 3 6 11 15 17 18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 19 20 21
RPJMD RTRW
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota RP2KPKP

Penetapan Kelembagaan dan


Implementasi BDC

RTR Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota

Penetapan Kebutuhan Inventasi


Produk Unggulan Daerah Infrastruktur Pengembangan
(PUD) Produk Unggulan Daerah

MPK
Renstra
SKPD Perdagangan, Kegiatan Pengembangan
Usaha Mikro Berbasis
Penetapan
Perindustrian,
Koperasi dan UMKM, Produk Unggulan Daerah Infrastruktur BDC
Pariwisata (Renja SKPD)

DED dan RAB


LATAR BELAKANG
Kebijakan “Dana Desa dan Dana Kelurahan” dg alokasi sekitar Rp750 juta hingga Rp1,2 miliar untuk setiap desa/kelurahan.

01 Sesuai UU No. 6 tahun 2014 tentang desa, PP No. 60 tahun 2014 dan Permendagri No. 113 tahun 2014 tentang pengelolaan
keuangan desa, tidak dimungkinkan menyediakan dana bergulir melalui BKM/LKM, karena untuk kegiatan pengelolaan
keuangan dilakukan oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di desa;

Kebijakan DJCK terkait “Reformasi KOTAKU” yang akan difokuskan pada infrastruktur skala Kota dan skala lingkungan yang

02 berdampak pada aspek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi akan dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintah daerah dengan fasilitasi NSUP;

Peluang potensial untuk keberlanjutan program melalui partisipasi pemerintah daerah dan masyarakat, oleh karena itu
03 Pengelolaan, Operasional, Modal, Pembiayaan dan kegiatan usaha harus difasilitasi oleh pemerintah daerah dan masyarakat
setempat;

Iddle Money di UPK akan menjadi salah satu potensi yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan mata pencaharian

04 melalui pendekatan aset pentagonal, di mana penggunaan dana tidak hanya untuk mendukung aset keuangan, tetapi juga
untuk mendukung modal sosial, modal infrastruktur, alam modal dan modal manusia. Status per 31 Januari 2019, ada Uang
Idle sebesar Rp 108,81 Miliar di 3.481 kelurahan / desa, belum dimanfaatkan

Kemiskinan dapat dianggap sebagai hasil penghidupan yang "tidak memadai". Ini mungkin hasil dari rumah tangga yang

05 memiliki akses yang tidak memadai ke aset. Aset di NSUP diwakili oleh aset pentagonal (5 modal) yaitu modal keuangan,
modal sosial, modal infrastruktur, modal alam dan modal manusia. Aset pentagonal ini akan menciptakan mata pencaharian
berkelanjutan. Mata pencaharian berkelanjutan tidak hanya dapat diimplementasikan oleh KOTAKU, tetapi membutuhkan
kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah

Anda mungkin juga menyukai