Anda di halaman 1dari 33

KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN LANGKAH-LANGKAH

PELAKSANAAN PKKPM/PIE

disampaikan dalam Sosialisasi PKKPM/PIE TA 2015


Hotel Mercure Jakarta, 11 Agustus 2015
Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
dan Penurunan Kesenjangan
Norma Pelaksanaan

Pengurangan Beban Peningkatan Pendapatan Masyarakat


Penduduk Miskin Kurang Mampu (40% terbawah)

Pertumbuhan Inklusif

Membangun Landasan
Penyelenggaraan Pengembangan
yang Kuat agar Ekonomi
Perlindungan Sosial yang Penghidupan Berkelanjutan Perluasan dan Peningkatan
Tumbuh Menghasilkan
Komprehensif (Peningkatan Kesejahteraan Pelayanan Dasar
Kesempatan Kerja yang
Keluarga)
Berkualitas
Memperluas industri manufaktur Penataan asistensi sosial, melalui Pengembangan sektor unggulan dan Peningkatan ketersediaan infrastruktur
untuk memperluas lapangan perluasan cakupan dan perbaikan potensi lokal dan sarana pelayanan dasar
kerja baru berkualitas desain program, a.l:
Kartu Indonesia Sehat (KIS),
Kartu Indonesia Pintar (KIP);
Kartu Keluarga Sejahtera

Dukungan regulasi yang Perluasan cakupan Sistem Jaminan Perluasan akses permodalan dan Penyuluhan penduduk miskin akan hak
mendorong peningkatan iklim Sosial Nasional bagi penduduk layanan keuangan melalui penguatan dasar dan pelayanan dasar
investasi yang positif rentan dan pekerja informal sistem layanan keuangan mikro

Memperbaiki sistem perpajakan Penguatan kelembagaan sosial Peningkatan kapasitas dan Pengembangan dan penguatan sistem
(standar pelayanan, sistem rujukan, keterampilan masyarakat kurang pemantauan dan evaluasi
data, dsb) mampu melalui peningkatan kualitas terkait penyediaan layanan dasar
pendampingan kewirausahaan

Optimalisasi pemanfaatan lahan


tidak produktif bagi masyarakat
kurang mampu 2
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Jangka Panjang
(2015-2025) diawali dengan RPJMN 2015-2019

Tiga Strategi besar difokuskan untuk mengembangkan lima aset penghidupan masyarakat miskin: (1) perlindungan
sosial sebagai bantalan (2) pelayanan dasar sebagai upaya pemenuhan hak-hak dasar (UU Sosial) (3)
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan untuk mengembangkan aset produktif dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin secara berkelanjutan.

SISTEM
PERLINDUNGAN Jaminan Sosial Aset SDA
SOSIAL YANG
Asistensi Sosial
KOMPREHENSIF
Aset fisik

PENINGKATAN Penyediaan Sarana dan Aset Peningkatan


PELAYANAN Prasarana Dasar Manusia Kesejahteraan
DASAR
Peningkatan Pelayanan
Publik Aset
Sosial Penurunan
Tingkat
Kemiskinan
PENGEMBANGAN Sebesar 12,78
Pengembangan Mata Aset
PENGHIDUPAN Finansial juta penduduk
BERKELANJUTAN Pencaharian Masyarakat miskin dalam 5
tahun

PRASYARAT Kelembagaan yang kuat Koordinasi yang selaras antara


3 Stabilitas Makro
KEBERHASILAN di pusat dan daerah K/L, Pemda, Swasta/BUMN
3
Dukungan program Kementerian/Lembaga
dalam Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan

P2B mengharmonisasikan program/kegiatan kementerian/lembaga dan SKPD di pusat


dan daerah sesuai perannya masing-masing dalam rangka melengkapi kebutuhan
pengembangan penghidupan masyarakat.

PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN TA 2015


Kegiatan Sasaran Peruntukan
1. Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Kecamatan miskin Pemberian pelatihan, bantuan modal,
berbasis Pemberdayaan Masyarakat Rumah Tangga Kurang dukungan sarana dan prasarana
(PKKPM) Mampu ekonomi, serta pendampingan
2. Pengembangan Kelompok Usaha Rumah Tangga Kurang Mampu Pemberian pelatihan, bantuan modal,
Bersama bagi Penduduk Kurang dan pendampingan
Mampu dan Rentan
3. Pengembangan Tenaga Kerja Rentan Tenaga Kerja Muda Pemberian pelatihan vocational,
pengembangan keterampilan dan
wirausaha, pendampingan
4. Peningkatan Penghidupan Koperasi Pemberian bantuan modal, dan
Berkelanjutan bagi Usaha Mikro Usaha mikro pendampingan
Kelompok pra koperasi
Unit perusahaan sosial

5. Pemberdayaan Nelayan dalam Desa pesisir/ nelayan Pemberian pelatihan dan bantuan modal
Mendukung Sekaya Maritim Nelayan Miskin

4
Kerangka Pendekatan P2B (1/2)

Tujuan Kesejahteraan masyarakat miskin meningkat


Kebijakan
Tujuan Masyarakat miskin mempunyai sumber pendapatan yang berkelanjutan
Program
Hasil Akhir I. Masyarakat miskin memiliki II. Masyarakat miskin bekerja mandiri
Program pekerjaan seperti: petani/nelayan, usaha mikro/kecil, pedagang
seperti: buruh tani/ nelayan, pekerja kaki lima, dsb
pabrik, pekerja UKM, dsb
Hasil Antara I.1. I.2. II.1. II.2. II.3.
Masyarakat Pengusaha lokal Masyarakat Masyarakat Masyarakat
miskin memiliki menggunakan miskin memiliki miskin dapat miskin dapat
keterampilan dan tenaga kerja dari keterampilan mengakses modal mengakses pasar
etos kerja kelompok berwirausaha input maupun
masyarakat (teknis dan output
miskin manajemen)
Keluaran I.1.a. I.2.a. II.1.a. II.2.a. II.3.a.
Masyarakat Tersedia lembaga Masyarakat Terbentuknya Tersedianya
miskin jasa miskin mekanisme dana informasi potensi
memperoleh ketenagakerjaan memperoleh bergulir di dalam usaha
pendampingan lokal (pemerintah pelatihan yang kelompok
dan pelatihan atau swasta) yang dibutuhkan
yang dibutuhkan terpercaya
I.2.b. II.1.b. II.2.b. II.3.b.
Terbentuknya Masyarakat Kelompok usaha Tersedianya
jejaring antara miskin terhubung dengan infrastruktur yang
lembaga jasa memperoleh lembaga sesuai kebutuhan
ketenagakerjaan pendampingan keuangan di luar II.3.c.
dengan para usaha paling kelompok Terbentuknya
pengusaha lokal sedikit selama 2 jejaring usaha
tahun

5
Kerangka Pendekatan P2B (2/2)
tahun
Komponen I.1.a.i. I.2.a.i. II.1.a.i. II.2.a.i. II.3.a.i.
Kegiatan Pembentukan Melakukan Pembentukan Menjalankan Melakukan
(Pilihan Menu kelompok analisis pasar kelompok kegiatan analisis potensi
Pengembangan tenaga kerja lokal, menabung di ekonomi daerah
Program/ termasuk kelompok dan kebutuhan
Kegiatan) mengidentifikasi infratruktur yang
lembaga jasa terkait
ketenagakerjaan.
I.1.a.ii. I.2.a.ii. II.1.a.ii. II.2.a.ii. II.3.b.i.
Pelatihan Mengadakan Pelatihan Pelatihan Pembangunan
motivasi/ Forum Usaha motivasi / pengelolaan infrastruktur
pemberdayaan pemberdayaan simpan pinjam/ dengan dana
dana bergulir Block Grant
I.1.a.iii. II.1.a.iii. II.2.a.iii. II.3.c.i.
Pembekalan dasar Pembekalan Pemberian Block Mengadakan
(pengelolaan dasar Grant (nantinya Forum Usaha
keuangan, (pengelolaan menjadi dana
pengenalan keuangan, bergulir)
potensi) pengenalan
potensi)
I.1.a.iv. II.1.a.iv. II.2.b.i.
Pelatihan Pelatihan Memfasilitasi
keterampilan ketrampilan dan kelompok usaha
kewirausahaan untuk mengakses
Jasa Keuangan di
luar kelompok
I.1.a.v. II.1.b.i.
Hotline/ Coaching Pendampingan
dan kewirausahaan
pendampingan paling sedikit
tenaga kerja selama 2 tahun
paling sedikit
selama 1 tahun

6
Komponen Utama
dalam Pendekatan P2B

Komponen pendampingan selama program/kegiatan dilaksanakan, terutama dalam


memastikan bahwa arahan yang diberikan benar-benar dijalankan, tidak terkecuali saat
paska penyaluran bantuan. Pendampingan pada P2B diarahkan untuk memampukan
masyarakat kurang mampu agar dapat memperoleh penghidupan yang baik dan
bekelanjutan;

Komponen partisipasi, diperlukan agar adanya kesesuaian antara apa yang dirancang
oleh program/kegiatan pemerintah dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Hal
ini penting untuk lebih mengoptimalkan bantuan-bantuan yang diberikan, baik dari sisi
pemberi bantuan maupun masyarakat penerima bantuan;

Komponen peningkatan kapasitas, dimaksudkan agar masyarakat kurang mampu


dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru/peningkatan di berbagai bidang.
Hal ini setidaknya akan memperluas wawasan pengetahuan dan peluang masyarakat
dalam memperoleh pekerjaan atau mengembangkan usaha.

7
Rencana dan Alokasi PKKPM 2015

Komponen Cakupan
Alokasi Catatan
Kegiatan Lokasi

Pengembangan 26 Rp 78 Masing-masing kecamatan dialokasikan Rp 3 M, yang terbagi


Usaha/Kerja kecamatan Milyar Rp 1,5 M untuk kegiatan pemberdayaan ekonomi dan Rp 1,5
Keluarga dan M untuk dukungan Sarpra ekonomi.
Dukungan 26 kecamatan merupakan lokasi ujicoba yang mewakili
Sarana beberapa karakteristik wilayah dan sebagai pengujian
Prasarana terhadap penyempurnaan pedoman PKKPM

Penyediaan 157 Rp 314 Dialokasikan ke masing-masing kecamatan dengan rata-rata


Infrastruktur kecamatan Milyar sebesar Rp 2 M
Ekonomi (PIE) Lokasi merupakan kecamatan miskin dan memiliki
keterbatasan infrastruktur ekonomi.
Pendampingan 183 Rp 83,01 17,5% dari total alokasi PKKPM
Pemberdayaan kecamatan Milyar Pembiayaan pendampingan untuk Pengembangan
Usaha/Kerja Keluarga dan Dukungan Sarana Prasarana
dan Penyediaan Infrastruktur Ekonomi

Total Rp 475,01
Milyar

8
Prinsip Pengelolaan PKKPM

1. Program difokuskan kepada masyarakat miskin. (*)


2. Bertumpu pada pengembangan kelima aset penghidupan. (*)
3. Membekali masyarakat mengenai esensi berkelompok.
4. Membiasakan menabung sebagai salah satu indikator kesungguhan dan komitmen
masyarakat untuk maju dan berkembang.
5. Melibatkan Pemda secara aktif dalam mengenali potensi lokal yang dapat
dikembangkan oleh masyarakat miskin. (*)
6. Memberikan pilihan usaha dan ketrampilan sesuai minat dan kemampuan
masyarakat dan prospektif.
7. Praktek pengelolaan yang baik dari program-program pemberdayaan akan terus
dilanjutkan dan menjadi bagian dari PKKPM. (*)
8. Fasilitasi dan pendampingan yang intensif, dengan memperjelas siapa yang
melakukan dan bagaimana mekanismenya.
9. Menentukan pola kelembagaan yang paling sesuai dalam mengelola program di
daerah (kab./kota). (*)

9
Desain Umum PKKPM

Pelatihan Pengelolaan Kelompok dan


Peningkatan Rumah Tangga Keterampilan
Kapasitas Usaha
Masyarakat Pelatihan Keahlian sesuai dengan
Kegiatan Utama PKKPM

Minat Anggota Kelompok


Keterampilan
Kerja

Pendampingan
Pengembangan Penyaluran dana bergulir
Penghidupan Pinjaman (internal dan eksternal)
Masyarakat Penyaluran ke pasar kerja
Penyediaan Infrastruktur Ekonomi

Pelatihan pemetaan potensi


Peningkatan kewilayahan
Kapasitas Mendorong adanya sinergi
Pemda program/kegiatan daerah dengan
PKKPM, seperti: penguatan BLK
10
Tahapan Kegiatan PKKPM
Pegembangan
Infrastruktur
Ekonomi
Pendukung
Usaha/Kerja

11
Tahapan Kegiatan PKKPM

2 - 3 Bulan 3 - 4 Bulan 5 - 8 Bulan

Pembentukan Kelompok Penghidupan Berkelanjutan Pendampingan dan


Kelompok Pembinaan
Perubahan Perilaku Pengenalan Potensi Kelompok Usaha
Kriteria Kelompok Motivasi Individu dan Pinjaman Modal
Pentingnya Lingkungan Perencanaan kegiatan Bergulir
berkelompok penghidupan (income Penyaluran Kerja
Kelompok
Pengelolaan generating activities) Pengembangan
masyarakat miskin
Keuangan Rumah Training keterampilan Infrastruktur
yang belum pernah
Tangga sesuai minat/kebutuhan Ekonomi
tergabung dalam
Menabung Pendukung
kelompok
Simpan Pinjam Usaha/Kerja
pemberdayaan
Internal Pendampingan dan
Wakil dari keluarga
pembinaan
miskin

KPI: KPI: KPI: KPI:


1. Partisipasi dalam 1. Rutinitas 1. Pengembangan rencana 1. Wirausaha baru
kelompok pertemuan penghidupan/usaha 2. Pekerja formal
2. Aktifitas kelompok 2. Tenaga kerja terampil 3. Perguliran modal
menabung 2. Identifikasi minat
3. Aktifitas Simpan kerja/usaha
Pinjam 3. Pengembangan
Ekonomi Lokal

12
Mekanisme Pelaksanaan PKKPM

1 Mekanisme Fasilitasi dan Fasilitator

2 Mekanisme Sosialisasi

3 Mekanisme Penyusunan Potensi Ekonomi Daerah

4 Mekanisme Pembentukan Kelompok

5 Mekanisme Pengembangan Kapasitas Masyarakat

6 Mekanisme Penyusunan Rencana Usaha

7 Mekanisme Penyusunan Proposal Kelompok

8 Mekanisme Verifikasi Kelayakan Rencana Usaha dan Kerja

9 Mekanisme Penyaluran Bantuan Program

10 Mekanisme Koordinasi Antar Kelompok

13
1. Fasilitasi dalam Tahapan PKKPM

Tingkat Kegiatan Detail Kegiatan

Kabupaten Sosialisasi Pengenalan program kepada SKPD, dunia usaha, dan pihak-pihak tekait
Menyampaikan rencana kegiatan jangka pendek dan panjang
Perencanaan Pemda menyusun pemetaan potensi lokal
Pemda melakukan identifikasi karakteristik penghidupan rumah tangga kurang
mampu
Review kebijakan yang mendukung dan menghambat
Pelaksanaan Fasilitasi rumah tangga miskin untuk merealisasikan minat usaha/kerja sesuai
potensi yang telah diidentifikasi
Menyelenggarakan forum pengembangan potensi lokal
Memantau seluruh tahapan kegiatan
Kecamatan Sosialisasi MAD/Musyawarah Desa/Musyawarah Dusun
Memperkenalkan program dan menjaring rumah tangga kurang mampu untuk
bergabung
Perencanaan Pelatihan KPMD
Pemetaan sosial
Pembentukan kelompok, pelatihan pengorganisasian, pembuatan rencana kerja
Pelatihan anggota kelompok
Pelaksanaan Pelatihan, penyaluran pinjaman modal usaha, penyaluran kerja
Pengadaan barang/jasa infrastruktur pendukung ekonomi

Fasilitator di tingkat kabupaten (2 orang) dan kecamatan ( 3 orang) bekerja sebagai tim dalam memfasilitasi
seluruh rangkaian kegiatan. Tim tersebut bekerjasama dan memfasilitasi Pemda, pihak swasta, tokoh
masyarakat, dan pihak lain yang terkait untuk mendukung telaksananya program 14
2. Mekanisme Sosialisasi

PUSAT PROVINSI DAN KECAMATAN DESA


KABUPATEN

1. Pemahaman dan
O dukungan Pemda
U Pemahaman dan terhadap program 1. Pemahaman dan
1. Pemahaman
dukungan K/L, dukungan pemda
T Pemda,
2. Daftar lokasi terhadap program 2. Partisipasi dan
kecamatan dan dukungan
P Swasta/BUMN/
desa sasaran 2. Rencana kerja
Ornop masyarakat
U dan tindak lanjut
3. Rencana kerja
T dan tindak lanjut

Bappeda Provinsi Pemerintah Kecamatan Pemerintah Desa &


Bappenas
dan Kabupaten dan BKAD Fasilitator

15
3. Mekanisme Penyusunan
Potensi Ekonomi Daerah

Mengumpulkan informasi
1. Memetakan Profil Rumah Tangga
Sasaran Mengagregasi data untuk melihat profil
umum dari sasaran program

Menyusun potensi unggulan


(diantaranya melalui rekomendasi KPJU
Unggulan Kabupaten *)
2. Membandingkan Potensi Ekonomi
dengan Profil Kelompok Sasaran
Memilih KPJU Unggulan sesuai dengan
profil RT sasaran program

Identifikasi pelaku pasar yang berkaitan


3. Menilai Kelayakan Pengembangan dengan KPJU Unggulan
Sektor/Komoditas
Penyelenggaraan Forum Usaha

*) KPJU: Komoditas/Produk/Jenis Usaha Unggulan tingkat Provinsi dan Kabupaten;


Disusun oleh Divisi /Unit Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia di tiap provinsi; metode terstandar; kriteria dan
indikator komprehensif. 16
4. Mekanisme Pembentukan Kelompok

PEMBENTUKAN KELOMPOK
PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
Identifikasi RTM menggunakan basis Pengelompokan sesuai minat usaha
data PPLS 2011
Verifikasi data PPLS dengan Merupakan gabungan antara anggota-
pendekatan partisipatif anggota KPB atau antar anggota KPB
dengan pengusaha di luar kelompok
dengan kesamaan usaha
Pengelompokan berdasarkan SLS, Rencana usaha diarahkan pada potensi
antara 10-20 orang per kelompok lokal
Penentuan perwakilan RTM Rencana usaha kelompok diverifikasi dan
(perempuan) di dalam KPB diarahkan untuk layak kelola
Pembentukan kepengurusan Penetapan prioritas rencana usaha untuk
kelompok didanai program
Pelaksanaan kegiatan internal Pembentukan asosiasi kelompok
kelompok

Sebagai langkah awal, verifikasi data PPLS sangat dibutuhkan dengan mengeluarkan RT yang dianggap tidak
miskin (inclusion error) dan menambahkan RTM miskin yg belum masuk ke dalam data PPLS (exclusion error).
Disamping itu dilakukan verifikasi RTM yang sesuai dengan kriteria program. 17
5. Mekanisme Pengembangan
Kapasitas Masyarakat

Pengembangan kapasitas penerima program dilakukan dalam dua tahap:


tahap penguatan kapasitas pengelolaan kelompok dan tahap pengembangan keahlian
dan keterampilan usaha/kerja.

TAHAP 1. TAHAP 2.
PENGUATAN KAPASITAS PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEAHLIAN DAN
KELOMPOK KETERAMPILAN
Pelatihan bagi pengurus kelompok In house training
Pelatihan bagi anggota kelompok Pemagangan
Pendampingan intensif Studi banding
Pendampingan
Coaching oleh pelaku yang sudah sukses di
bidang yang relevan
Bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja

18
6. Mekanisme Penyusunan Rencana Usaha

Negative list!
Rencana usaha disusun dengan mempertimbangkan :
Peta potensi ekonomi daerah
Analisis penghidupan berkelanjutan
Dilakukan berkelompok didampingi fasilitator
Usaha yang merusak
Hasil analisis harus menunjukkan potensi sekaligus
lingkungan
kerentanan penghidupan
Usaha yang melanggar hukum
Kemampuan dan kesanggupan menjalankan usaha
siklus usaha yg melebihi satu
yang diusulkan
siklus pinjaman (>18 bulan)
Diupayakan usaha berkelompok

Rencana usaha dituangkan dalam format rencana usaha dengan bantuan fasilitator dan KPMD,
diantaranya berisi :
1. Rencana usaha penghidupan (rencana produksi, pengolahan, pemasaran, dll)
2. Target yang akan dicapai
3. Kebutuhan modal dan peruntukannya
4. Kebutuhan pelatihan
5. Kebutuhan sarana usaha
6. Kebutuhan infrastruktur pendukung usaha
19
7. Mekanisme Penyusunan Proposal Kelompok

Proposal kelompok berisi hasil


Setiap kelompok menyepakati
analisis SLA yang menunjukkan Proposal ditulis oleh
satu usulan prioritas
masalah/hambatan terkait pengurus kelompok dengan
infrastruktur pendukung
infrastruktur pendukung dan dampingan FK/KPMD
usaha
usulan penyelesaiannya

Proposal akan diperingkat di


Pada daerah yang telah
tingkat desa dan antar desa
memiliki asosiasi kelompok,
untuk menjadi usulan
proposal dapat diajukan
dukungan infastruktur
melalui asosiasi tersebut
ekonomi

20
8. Mekanisme Verifikasi Kelayakan
Rencana Usaha dan Kerja

Bersifat ad hoc,
berasal dari
kalangan
profesional dan
Setiap delegasi desa
akademisi
Pemilihan mengusulkan 1-2 orang calon
anggota Tim Verifikasi
anggota Rapat antar Tim Verifikasi
Tim desa (berjumlah 3-10 orang)
verifikasi Pemda dan Faskab dapat
menyediakan daftar calon
yang potensial

Dasar Pertimbangan :
KPB mengajukan
1. Kesesuaian dengan potensi
Tim Verifikasi proposal kepada UPK.
ekonomi daerah
menyampaikan
2. Kesesuaian dengan kapasitas dan
hasil penilaian Jumlah proposal yang
Penilaian kapabilitas masyarakat miskin
proposal yang didanai tergantung kuota
Proposal 3. Jumlah orang miskin yang terlibat
layak didanai BLM yang telah
4. Aksesibilitas pasar yang jelas
kepada KPB. ditetapkan dalam
5. Skala ekonomi usaha
muswarah antar desa
6. Dukungan infrastruktur
penetapan.
7. Berkelanjutan
21
9. Mekanisme Penyaluran Bantuan
(untuk pengembangan kegiatan usaha)

KRITERIA PEMINJAMAN UNTUK PENGEMBANGAN USAHA


Besaran dana pinjaman
Peminjaman dilakukan setelah (kurang lebih) 4 bulan program berdasarkan usulan rencana
berjalan usaha anggota.
Waktu

Jangka waktu pengembalian pinjaman kepada UPK 3-18 bulan Individu : maks 5 juta
Kelompok : sebesar kuota BLM
Siklus dan masa tenggang pengembalian pinjaman kelompok yang ditetapkan MAD
dimusyawarahkan oleh kelompok

Keteraturan simpan pinjam menjadi bahan penilaian penentuan


Pinjaman

kuota pinjaman
Kuota

10% dari total BLM dialokasikan untuk simpan pinjam


operasional usaha

Pinjaman harus digunakan sesuai dengan rencana usaha


Pengelolaan

Pinjaman anggota diberikan tingkat suku bunga di bawah bunga


pinjaman
Pengelolaan pinjaman untuk usaha bersama dikenakan prinsip
tanggung renteng, sedangkan untuk usaha individu dikenakan
prinsip individual 22
9. Mekanisme Penyaluran Bantuan
(untuk penyaluran tenaga kerja)

MEKANISME PENYALURAN TENAGA KERJA

Pembuatan basis Peningkatan kapasitas


Penyeleksian daftar Penyaluran tenaga
data pencari keterampilan pencari
pencari kerja kerja/magang
kerja kerja

Dilakukan oleh 1. Pemda, program, dan pihak


KPB, aparat desa, Ketentuan : 1. Para calon pekerja swasta membuat MoU
dibantu dengan 1.Penduduk miskin usia dikelompokkan per kerjasama tentang penyebaran
fasilitator produktif, di atas usia desa/dusun informasi lowongan kerja,
kecamatan wajib belajar 2. Analisis SLA pengalokasian kuota
2.Mengikuti pelatihan 3. Peserta membuat penerimaan tenaga kerja, dan
keterampilan dan proposal rencana karir pemagangan peserta pelatihan
memenuhi kualifikasi beserta kebutuhan 2. Pemda dan program
keahlian yang ditentukan training memastikan informasi
program 4. Proposal rencana karir lowongan kerja sampai ke
3.Prioritas bagi rumah dinilai oleh tim penilai tingkat desa/kel
tangga termiskin 5. Proposal yang dinilai 3. Program memfasilitasi
layak dikelompokkan pemagangan peserta pelatihan
oleh FK dan difasilitasi 4. Program bekerjasama dengan
dengan pelatihan dari pemerintah menyalurkan
BLK setempat/pihak tenaga kerja yang sudah dilatih
lain ke lapangan kerja yang tersedia
di lingkup kab/kota.

23
10. Mekanisme Koordinasi
Antar Kelompok

Koordinasi antar kelompok di tingkat desa dilakukan melalui


pembentukan asosiasi kelompok tingkat desa

Terdiri dari perwakilan kelompok, ditambah 1 atau 2 aparat desa

Mengadakan pertemuan reguler dan membahas hal-hal terkait :


1. Berbagi pengalaman (keberhasilan/kesulitan)
2. Mengidentifikasi kebutuhan yang sama antar kelompok agar dapat
dipenuhi melalui program reguler
3. Hal-hal lain yang dianggap penting

24
Monitoring dan Evaluasi

Pengambil Kebijakan (Pusat & Daerah)

INTERNAL EKSTERNAL

Perguruan
Tinggi/ Lembaga
Pelaksana Penelitian/LSM
Masyarakat Program

Evaluasi partisipatif oleh


peserta program dan Pemantauan
Monitoring
masyarakat non peserta proses
program internal dari
pelaksanaan
pelaksana
dan studi kasus
program rumah tangga

25
Identifikasi Potensi Daerah dan
Infrastruktur Pendukung Ekonomi RTM

26
Prinsip Dasar Pengembangan Potensi

27
Mekanisme Pelaksanaan
Pengembangan Potensi Daerah

1. Memetakan Profil Kelompok Sasaran

2. Potensi Pertumbuhan vs Profil Kelompok Sasaran

3. Menilai Kelayakan Pengembangan

28
Proses Identifikasi
Infrastruktur Ekonomi

Identifikasi awal dapat dilakukan melalui forum usaha dengan


didampingi oleh TKPKD Kabupaten (Bappeda)

Hasil identifikasi awal disampaikan, diverifikasi, dan disepakati oleh


rumah tangga kurang mampu yang berada di lokasi program
dengan dampingan fasilitator dan TKPKD Kabupaten

Rumah tangga kurang mampu dapat menyesuaikan jenis


infrastruktur dengan kebutuhan penghidupan mereka.

29
Kriteria Infrastruktur Ekonomi

Mendukung kegiatan usaha/kerja dari Rumah Tangga Kurang Mampu


yang menjadi sasaran program

Dimanfaatkan secara berkelompok dan bukan orang per orang

Ditentukan secara partisipatif sesuai kebutuhan Rumah Tangga


Kurang Mampu yang menjadi sasaran program

Dalam pertimbangan teknokratik, ketersediaannya akan


berpengaruh besar bagi kesejahteraan masyarakat kurang mampu.

30
Ringkasan Hasil dari Forum Usaha

Daftar komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan

Informasi peluang usaha, calon mitra potensial, dan penyerapan


tenaga kerja

Informasi infrastruktur yang dibutuhkan

Informasi kendala-kendala lain yang perlu dipikirkan solusinya

31
Mekanisme Pelaksanaan
Pengembangan Infrastruktur Ekonomi (PIE)

Identifikasi KPJU unggulan oleh


KABUPATEN KECAMATAN Pemda (Bappeda) dengan bantuan
Fasilitator
KEGIATAN

Identifikasi KPJU Pemilihan dan Penyelenggaraan Forum Usaha yang


unggulan penyepakatan mengundang para pelaku usaha yang
Penyelenggaraan Forum Infrastruktur relevan dengan KPJU unggulan.
Usaha (identifikasi Ekonomi Diperkirakan kegiatan ini selesai
Sarpra pendukung KPJU Pelaksanaan Kegiatan pada ______________ 2015
unggulan)

MAD pemilihan dan penyepakatan


KPJU Prioritas Daftar infrastruktur
infrastruktur ekonomi pendukung
Infrastruktur Ekonomi terpilih
MAD yang dihadiri tidak kurang dari
yang direkomendasikan Infrastrutur
OUTPUT

60% RTM (sesuai data BDT)


terbangun
Diperkirakan kegiatan ini selesai
pada _________________ 2015
Berita Acara Kegiatan Berita Acara Kegiatan

Kategori kegiatan yang dapat dibiayai dari dana PIE adalah:


aset-aset fisik yang merupakan kebutuhan vital dari Pelaksanan kegiatan yang bisa dimulai
rumah tangga kurang mampu dalam meningkatkan pada ________________ 2015
perekonomian rumah tangganya.

32
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai