Anda di halaman 1dari 16

Program Studi Politik Indonesia Terapan

IPDN Kampus Papua

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat


Dr. Dolf Eduard Mitteboga, S.E., M.M.
PERTEMUAN 5 Aleknaek Martua, M.E.
Perubahan Paradigma Pembangunan Menuju Pemberdayaan

• Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang


merangkum nilai – nilai sosial
• Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat
“people-centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1995)
• Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih
lanjut.
• Konsep pemberdayaan tidak mempertentangkan pertumbuhan dengan pemerataan
(Donald Brown, 1995)
• Dalam konsep pemberdayaan, manusia adalah subjek dari dirinya sendiri. (Prijono
dan Pranarka, 1996)

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Perubahan Paradigma Pembangunan Menuju Pemberdayaan

Lahirnya konsep pemberdayaan sebagai antitesa terhadap model pembangunan


yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini di bangun dari kerangka
logic sebagai berikut :
1. Proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan kekuasaan faktor
produksi;
2. Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja
dan masyarakat pengusaha pinggiran;
3. Kekuasaan akan membangun bangunan atas sistem pengetahuan, sistem
politik, sistem hukum dan sistem ideologi yang manipulative untuk
memperkuat legitimasi;
4. Pelaksanaan sistem pengetahuan, sistem politik, sistem hukum dan ideologi
secara sitematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu
masyarakat berdaya dan masyarakat tuna-daya
-Prijono dan Pranarka, 1996-

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Perubahan Paradigma Pembangunan Menuju Pemberdayaan

• Konsep pemberdayaan itu sendiri atau yang dikenal dengan istilah


empowerment yang berawal dari kata daya (power).
• Daya / power dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam tetapi dapat
diperkuat dengan unsur-unsur penguatan yang diserap dari luar
• Keterbelakangan dan kemiskinan yang muncul dalam proses pembangunan
disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pemilikan atau akses untuk
mencapai sumber-sumber untuk mendapatkan power / daya itu sendiri
• Proses yang panjang menyebabkan terjadinya power dis powerment, yakni
peniadaan power pada sebagian besar masyarakat, akibatnya masyarakat
tidak memiliki akses yang memadai terhadap akses produktif yang
umumnya dikuasai oleh mereka yang memiliki power.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Perubahan Paradigma Pembangunan Menuju Pemberdayaan

• Sumodiningrat (1999), pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk


memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang
mereka miliki
• Pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua kelompok yang
saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak
yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan
• Mubyarto (1998) menekankan bahwa pemberdayaan terkait erat dengan
pemberdayaan ekonomi rakyat.
• Dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan pada pengembangan
sumberdaya manusia (di pedesaan), penciptaan peluang berusaha yang
sesuai dengan keinginan masyarakat.
• Masyarakat menentukan jenis usaha, kondisi wilayah yang pada gilirannya
dapat menciptakan lembaga dan sistem pelayanan dari, oleh dan untuk
masyarakat setempat.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Kilas Balik : Negara Sebagai Pelaku Sentral Pembangunan

• Menurut Iyas Yusuf (2014:05) fungsi pemerintah dalam kaitannya dalam


pemberdayaan yaitu mengarahkan masyarakat kemandirian dan pembangunan
demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta dibebankan oleh masyarakat.
• Perlu adanya peran pemerintah yang secara optimal dan mendalam untuk
membangun masyarakat, maka peran pemerintah yang dimaksud antara lain:

1. Pemerintah sebagai Regulator


Peran pemerintah sebagai Regulator adalah menyiapkan arah untuk
menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-
peraturan sebagai regulator. Pemerintah memberikan acuan dasar kepada
masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur segala menurutkegiatan
pelaksanaan pemberdayaan.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Kilas Balik : Negara Sebagai Pelaku Sentral Pembangunan

2. Pemerintah sebagai Dinamisator


Peran pemerintah sebagai Dinamisator adalah menggerakan partisipasi masyarakat jika
terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara
dinamika pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan
pengarahan secara insentif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan
diwujudkan melalui tim penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.

3. Pemerintah sebagai Fasilitator


Peran pemerintah sebagai Fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai macam kepentingan
masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasilitator, pemerintah
bergerak dibidang pendampingan melalui pelatihan , pendidikan dan peningkatan
keterampilan, serta dibidang pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan
modal kepada masyarakat yang diberdayakan.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Kilas Balik : Negara Sebagai Pelaku Sentral Pembangunan
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
Statistik Usaha Berdasarkan Skala
2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin
melebar; Skala Usaha Jumlah Usaha (unit)
3) Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan mene-ngah-bawah, tanpa
Mikro (<5 orang) 2.812.787
menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi
agen pertumbuhan. Kecil (5-20 orang) 405.296
4) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Sedang (20-100 16.591
orang)
TIGA (3) DIMENSI PEMBANGUNAN
Besar (>100 orang) 7.001
DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN & Jumlah 3.241.675
MANUSIA SEKTOR UNGGULAN KEWILAYAHAN

Kedaulatan Pangan
• Jumlah industri mikro dan kecil
Pendidikan Antarkelompok Pendapatan
berkontribusi 99% dari total
Kedaulatan Energi &
Kesehatan Ketenagalistrikan Antarwilayah: (1) Desa, (2)
Perumahan Pinggiran, (3) Luar Jawa, • Namun, kontribusi kedalam total
Kemaritiman
Mental / Karakter
(4) Kawasan Timur nilai tambah nasional hanya 8%.
Pariwisata dan Industri

• Industri mikro dan kecil sangat


KONDISI PERLU penting sebagai asal mula industri
Kepastian dan Penegakan
Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB sedang dan besar.
Hukum

Sumber: BPS 2014, diolah


QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
STRATEGI PEMBANGUNAN (2014-2019)
Program Studi Politik Indonesia Terapan Oleh Bappenas (2014)
IPDN Kampus Papua
Pemberdayaan dalam Memerangi Kemiskinan dan Keterbelakangan

• Badan Pusat Statistik (2014) menyebutkan bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan


memenuhi standar kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, tempat berlangsung,
pendidikan dan kesehatan. Sedangkan Bank Dunia mendefinisakan kemiskinan absolut
hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan kemiskinan menengah untuk
pendapatan dibawah $2/hari.

• Berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial


ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

• Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih pertahanan,
sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak
kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial politik.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Pemberdayaan dalam Memerangi Kemiskinan dan Keterbelakangan

Moeljarto (1995:98) mengemukakan tentang kemiskinan bahwa masalah kemiskinan bukan


saja masalah Welfare / Kesejahteraan, tetapi mengandung enam buah alasan antara lain :
a. Masalah kemiskinan adalah masalah kerentaan,
b. Kemiskinan berarti tertutupnya akses kepada berbagai peluang kerja karena
hubungan produksi dalam masyarakat tidak memberi peluang kepada mereka
untuk berpartisipasi dalam proses produksi,
c. Masalah ketidakpercayaan, perasaan impotensi, emosional dan sosial dalam
menghadapi elit desa dan para birokrat yang menentukan keputusan menyangkut
dirinya tanpa memberi kesempatan untuk mengaktulaisikan diri, sehingga
membuatnya tidak berdaya,
d. Kemiskinan juga berarti menghabiskan sebagai besar penghasilannya untuk
konsumsi pangan dalam kualitas dan kuantitas terbatas.,
e. Tingginya rasio ketergantungan, karena jumlah keluarga yang besar,
f. Adanya kemiskinan yang diwariskan seacara terus menerus.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Pemberdayaan dalam Memerangi Kemiskinan dan Keterbelakangan

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan


lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam beberapa hal, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (Freedom),


dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan.

2. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat


meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang
mereka perlukan.

3. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputuan yang


mempengaruhi mereka.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Pemberdayaan dalam Memerangi Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kebijakan RPJMN 2020-2024 terkait dengan TPB/SDGs Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(17 Tujuan) Berikut adalah kebijakan RPJMN 2020-2024 yang selaras dengan TPB/SDGs:
Tujuan 2. Tanpa Kelaparan
Tujuan 1. Tanpa Kemiskinan Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1)
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai untuk pengurangan Meningkatkan ketersediaan dan variasi pasokan makanan
kemiskinan dilakukan melalui dua strategi utama, yaitu termasuk dan meningkatkan pilihan makanan sehat; (2)
penurunan beban pengeluaran melalui bantuan sosial serta Menjaga pertanian yang berkelanjutan dan praktik pertanian
peningkatan pendapatan melalui program ekonomi produktif. terutama melalui peningkatan produktivitas dan teknik
Kebijakan ekonomi makro juga menjadi prasyarat untuk produksi berkelanjutan; (3) Memperkuat komunikasi
pengurangan kemiskinan yaitu stabilitas inflasi, menciptakan perubahan sosial dan perilaku dalam konsumsi makanan untuk
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan lapangan memenuhi kebutuhan diet; (4) Memperluas penyediaan
kerja produktif, menjaga iklim investasi dan regulasi makanan untuk populasi yang rentan melalui program
perdagangan, meningkatkan produktivitas sektor pertanian, perlindungan sosial, termasuk perluasan makanan sumber
serta mengembangkan infrastruktur di wilayah tertinggal. protein serta makanan untuk bayi dan anak kecil; (5)
Percepatan pengurangan stunting dengan meningkatkan
efektivitas intervensi spesifik dan perluasan dan penajaman
intervensi spesifik; (6) Intervensi fortifikasi untuk garam dengan
yodium, tepung dengan zat besi dan minyak goreng kelapa
sawit dengan Vitamin A untuk memastikan asupan
mikronutrien yang memadai bagi masyarakat, terutama
masyarakat miskin .
Program Studi Politik Indonesia Terapan
IPDN Kampus Papua
Pemberdayaan dalam Memerangi Kemiskinan dan Keterbelakangan
Kebijakan RPJMN 2020-2024 terkait dengan TPB/SDGs Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals
(17 Tujuan) Berikut adalah kebijakan RPJMN 2020-2024 yang selaras dengan TPB/SDGs:
Tujuan 4. Pendidikan Berkualitas Tujuan 5. Kesetaraan Gender
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1) Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1)
Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran; (2) Mewujudkan Indonesia Layak Anak melalui penguatan Sistem
Meningkatkan pemerataan akses layanan pendidikan di semua Perlindungan Anak yang responsif terhadap keragaman dan
jenjang dan percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun; (3) karakteristik wilayah anak untuk memastikan anak menikmati
Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan haknya; (2) Meningkatkan kesetaraan gender dan
penempatan pendidik dan tenaga kependidikan yang merata; pemberdayaan perempuan; dan (3) Meningkatkan
(4) Menguatkan penjaminan mutu pendidikan untuk perlindungan perempuan, termasuk pekerja migran dari
meningkatkan pemerataan kualitas layanan antarsatuan kekerasan dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
pendidikan dan antarwilayah; (5) Meningkatkan tata kelola
Tujuan 10. Berkurangnya Kesenjangan
pembangunan pendidikan, strategi pembiayaan, dan (6)
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah: (1)
Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Anggaran Pendidikan.
Mengentaskan kemiskinan; (2) Mengendalikan pertumbuhan
Tujuan 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan; (3)
Kebijakan RPJMN 2020-2024 yang sesuai adalah dalam rangka Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial; dan (4)
peningkatan nilai tambah ekonomi mencakup penciptaan Melakukan pembangunan kewilayahan melalui pendekatan
pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi adalah: (1) koridor pertumbuhan dan koridor pemerataan.
Penguatan kewirausahaan, usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dan koperasi; dan (2) Peningkatan nilai tambah,
lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi.
Program Studi Politik Indonesia Terapan
IPDN Kampus Papua
Aspek Penting Penggunaan Model Pemberdayaan dalam Kemiskinan

Menurut Setiadi dan Kolip (2010) pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat
menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia :
1. Program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada program
bantuan sosial untuk orang miskin. Contohnya pemberian sembako, beras miskin, dana
untuk si miskin. Program bantuan tersebut berorientasi pada kedermawanan
pemerintah, tidak akan menyelesaikan persoalan kemiskinan, justru memperburuk
moral dan perilaku masyarakat miskin. Kecenderungan ini membuat masyarakat
menjadi malas bekerja, manja, dan ketergantungan terhadap pemerintah cukup tinggi.
2. Kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri,
sehingga program kemiskinan tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan yang
penyebabnya berbeda-beda secara lokal.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
Aspek Penting Penggunaan Model Pemberdayaan dalam Kemiskinan

Ada beberapa langkah yang perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan masyarakat miskin
(Nugroho, 2001), diantaranya :

1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya penanggulangan


kemiskinan. Pemberdayaan ini bertujuan untuk menekan perasaan ketidakberdayaan
masyarakat miskin untuk menghadapi struktur sosial dan politik
2. Setelah kesadaran kritis muncul, upaya memutus hubungan ekspoitasi terhadap lapisan
orang miskin perlu dilakukan
3. Tanamkan rasa kesamaan (egalitarian) dan berikan gambaran bahwa kemiskinan bukan
merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan konstruksi sosial
4. Merealisasi perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat miskin secara penuh
5. Perlu dilakukan pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin
6. Redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata.

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua
The end of Slide

Program Studi Politik Indonesia Terapan


IPDN Kampus Papua

Anda mungkin juga menyukai