Anda di halaman 1dari 33

INSTRUMEN REGULASI &

KEBIJAKAN
 LEGAL BASIS
1.UU No 6/2014 tentang Desa
2.UU No 1 /2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro
3.UU No 40/2007 tentang Perseoran Terbatas
4.PP No 43 Peraturan Pelaksanaan UU Desa, Pasal 142
5.PP NO 60 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN
6.Perpres No 12/2015
7.Pemerdesa No 4/ 2015
 Pendekatan program/proyek berbasis masyarakat
 Sistem BLM berhenti ditengah persimpangan jalan
(sbg kucuran air tanpa pijakan kemandirian)

INTERVENSI DESA
Kesejahteraan warga 6 1 Proses kemandirian

Peningkatan Mengenal kebutuhan


5 2 dan masalah
pendapatan

Perencanaan terpadu 4 3 Penggalian potensi desa


Fungsi MENGURUS Fungsi MENGATUR
PEMERINTAH
(public good) (public regulation)

DESA

n
ata
ar a
KEWENANGAN

s y ag
BP

ak
ma mb

KEWENANGAN
D

Ke Le
Fungsi PEMBERDAYAAN
(empowering)

4 ASPEK PENGATURAN DESA


 Keanekaragaman  Partisipasi
 Otonomi asli  Demokratisasi
Akselerasi KEWENANGAN
Adat istiadat, gotro, kearifan
berdasarkan hak asal usul lokal
kehutanan, pertanian,
Urusan Pem Kab/Kota infrastruktur, aset program
atau program baru dsb.
Yang diserahkan

Tugas Pembantuan dari yang disertai pembiayaan,


sarana dan prasarana, SDM
Pemerintah dan Pemprov,
Pem Kab/Kota

Urusan lainnya
Peningkatan PELAYANAN dan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1 2 3

Dukungan keamanan
Penyelenggaraan transaksi ditujukan
Pengelolaan
layanan PEMDES untuk melindungi
Potensi untuk
dgn PERDES kekayaan masyarakat/
menjalankan usaha
Desa

PELAYANAN MASYARAKAT
1. Kenapa perlu BUMDes ?

• Sebagai penyediaan pelayanan publik.


• Mendorong pembangunan ekonomi desa
• Peningkatan kapasitas pemerintah desa
menuju kemandirian.
2. Mengapa Perlu KELEMBAGAAN
BUMDes ?
• Memungkinkan keterlibatan/partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa
• Penciptaan peluang usaha desa untuk
peningkatan PAD
• Penciptaan lapangan pekerjaan
• Mengatasi kemiskinan dan pengangguran di
tingkat lokal
PERANAN BUMDes
• Sebagai • Sebagai
INSTRUMEN INSTRUMEN
PENGUATAN KESEJAHTERAAN
OTONOMI DESA MASYARAKAT

MENDORONG PRAKARSA
MENDORONG KESEMPATAN
MASYARAKAT DESA UTK
BERUSAHA DI DESA DAN
MENGEMBANGKAN POTENSI
PENINGKATAN PENDAPATAN
DESANYA SESUAI DENGAN
UNTUK KESEJAHTERAAN
KEMAMPUAN DAN
MASYARAKAT DESA
KEWENANGAN DESA
DASAR HUKUM
PERATURAN PEMERINTAH No 6 Tahun 2014 Tentang Desa

1. Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa,


Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.

Yang dimaksud dengan kebutuhan dan potensi desa adalah:


• kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan
pokok;
• sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama
kekayaan desa;
• sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan usaha sebagai
aset penggerak perekonomian masyarakat;
• unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi
warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang
 Ini bagian penting dan tidak terpisahkan dari
keaslian otonomi desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal-asul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintahan NKRI.
 Substansi UU ini menegaskan tentang janji
pemenuhan demand complience scenario dalam
konteks pembangunan ekonomi kerakyatan
secara nasional di tingkat desa.
• Perspektif mendirikan BUMDes perlu kesepahaman dan
kesepakatan tentang kesesuaian antara bentuk
organisasi, pola penyelenggaraan, dan jenis usaha yang
dikembangkan melalui BUMDes dengan kapasitas dan
potensi masing-masing desa beserta karakteristik
masyarakatnya.
• Betapapun demikian, keberadaan BUMDes yang
tergolong “baru” masih dihadapkan pada pertanyaan
kritis, antara lain:
 Bagaimana bentuk BUMDesa
diperlukan oleh perekonomian desa?;
 Aturan main pengelolaan BUMDesa yang tepat bagi
perekonomian desa?; serta
 Model BUMDesa yang mampu membangun kemandirian
perekonomian desa?.
1
KEBUTUHAN dan POTENSI DESA adalah:

• kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan


kebutuhan pokok;

• sumberdaya desa yang belum dimanfaatkan secara


optimal, terutama kekayaan desa;

• sumberdaya manusia yang mampu mengelola badan


usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat;

• unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan


ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan
kurang terakomodasi.
N PRIORITAS
SDM O MASALAH/ SDP YG DPT
KEBUTUHAN DIMANFAATKAN

JENIS JML/VOL LOKASI

PEREKONOMIAN
DESA

Sarana/
SDA Prasarana &
kelembagaan

• masalah apa yang paling mendesak dipecahkan ?


• sumber daya yang dapat dimanfaatkan ?
MERENCANAKAN PEMBENTUKAN
2

PEMERINTAH DESA
Mendisain Kebijakan
Desa

Menemukan &
Mengembangkan
Strategi sesuai
kharakteristik USAHA

Menyusun AD/ART

Membentuk Kepengurusan

RAPERDES
DASAR HUKUM
PERATURAN PEMERINTAH No 43 Tahun 2014 Tentang Desa

1.Pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan


Peraturan Desa berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
2. Bentuk Badan Usaha Milik Desa harus berbadan hukum.
Yang tergolong “badan hukum” dapat berupa lembaga bisnis,
yaitu unit usaha yang kepemilikan sahamnya berasal dari
Pemerintah Desa dan masyarakat, seperti :
• usaha mikro kecil dan menengah (=sektor riil),
• lembaga keuangan mikro perdesaan (= unit pembiayaan:
usaha ekonomi desa simpan pinjam, badan kredit desa,
lembaga simpan pinjam berbasis masyarakat, lembaga
perkreditan desa, lumbung pitih nagari dan sebagainya).
LOGIKA DASAR

 Logika pembentukan BUMDes SEBAGAI LOKOMOTIF


PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL didasarkan pada
kebutuhan, potensi, dan kapasitas desa, untuk peningkatan
kesejahteraan ekonomi masyarakat di desa.
 Dasar pembentukan BUMDes SEBAGAI LOKOMOTIF
PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL mengutamakan:
 prakarsa (inisiasi) pemerintah desa dan masyarakat desa
(ekonomi kerakyatan)
 mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif
dan emansipatif (‘user-owned, user-benefited, and user-
controlled’) dengan prinsip member-base dan self-help.
KEANGGOTAAN BUMDes

ANGGOTA :
• Seluruh masyarakat desa yang berkepentingan
• Pemerintah Desa
• Pihak ke tiga lainnya: Pelaku Usaha, dll.

SIFAT KEANGGOTAAN:
• Members/stakeholders-base (bukan capital-base)
• Self-help
3 MODEL PROSES PENYUSUNAN
“FORUM INTERAKSI”

, l BPD
a tif tro As
ult on pi Pro
ons tif k dan ra
tif ak
K ina an , r tif
ord ijak ram es ,
ko keb rog po
p ns
KELOMPOK if
MEDIASI/
LK
Model Alternatif:
• Sharing Modal
Pemda/ • Kerjasama operasi Masyarakat
PEMDES DESA
Sosialisasi dan Pelatihan
BUMDes model usaha
SEKTOR SEKTOR
KEUANGAN RIIL

ASET
ASET
DESA
DESA KELEMBAGAAN
MASYARAKAT

USAHA: (dua kaki) :


• Pembiayaan: Simpan Pinjam (menghimpun simpanan)
• Sektor Riil: Lumbung Desa, Pasar Desa, Wisata Desa(lingkungan),
Kerajinan Rakyat, Pertanian, Perdagangan, dll.
LOGIKA DASAR

 Pengelolaan BUMDesa harus dilakukan secara


profesional, kooperatif, dan mandiri.
 Badan usaha Ekonomi Kerakyatan yang
dibangun melalui BUMDes ini dapat beragam
di setiap desa di Indonesia, sesuai dengan
kesepakatan pemerintah desa dan masyarakat.
“Usaha Desa” adalah usaha masyarakat desa (ekonomi
rakyat) yang meliputi pelayanan ekonomi sesuai karakter,
potensi dan kebutuhan setempat, seperti:

 Usaha jasa yang meliputi jasa keuangan [Lembaga


Keuangan Mikro], jasa angkutan darat dan air, listrik
desa, dan usaha lain yang sejenis.
 Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi desa
 Penyediaan Input, Pembinaan, dan Penanganan
Pasca Produksi Hasil Pertanian meliputi tanaman
pangan dan hias, perkebunan, petemakan, perikanan,
dan agrobisnis.
 Usaha Kerajinan Rakyat, Pasar Desa, Wisata Desa,
Pengelolaan Air Minum dsb.
BUMDes sebagai wadah penataan
Perekonomian desa

USAHA DESA :
Kegiatan ekonomi riil di desa

Simpan pinjam
Pasar Desa
Mendorong
Lumbung Desa USAHA MIKRO
PERDESAAN
Air Minum
Kerajinan rmh tg
pertanian OTODES
Warung desa
SISTEM PENGELOLAAN
PENGELOLA USAHA:
• Masyarakat Desa bersama Pemerintah Desa.

HUBUNGAN KERJA:
• Bentuk Kerjasama: Kemitraan
• Sifat Hub. Kerja: Berdasarkan kontrak (dinamis).

PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN:


• Pemerintah Kab/Kota, melalui TIM PEMBINA KABUPATEN.
• Lembaga Pendamping BUMDes (Perguruan Tinggi, LSM dsb.)
• Pemerintahan Desa.
Sistem PENGELOLAAN
WILAYAH KERJA : Desa dan Antar Desa

BENTUK BADAN USAHA:


• USAHA DESA (UD) dengan prinsip:
• member-base : kebersamaan (saling menolong)
• self-help : mandiri
FILOSOFI EKONOMI
BAYI

Tahap I : Persiapan BUMDes usaha Desa.


Bayi BUMDES harus”DISUSUI”- dengan
regulasi (proteksi, pendampingan atau
lainnya??)

Tahap II : Pengelolaan; dilatih Cara Berdiri


dan Berjalan (mampu mengelola secara mandiri)
Tahap III : Pengawasan untuk Monitoring dan
Evaluasi (MONEV) simultan Pemberdayaan &
Pendampingan: pengembangan ”inisiatif kreatif”

Tahap IV : KEMANDIRIAN DAN KEBERDAYAAN:


mampu bertanggungjawab
• Pembentukan Modal = Melalui Penyertaan Modal dari
Penyisihan ADD dan Menghimpun Dana dari Masyarakat atau
ada Embrio Usaha Desa.
• Masyarakat Apatis = Pemdes harus Pro-Aktif
• Belum Terintegrasi dengan PotensiDesa
(perlu kajian kapasitas desa)= Perlu dilakukan
Pendataan Usaha Produktif Misalkan Pasar Desa, Usaha Air
Minum Desa, Wisata Desa dsb.
• Model Pengelolaan BUMDes agar tidak
seperti Kasus Koperasi [KUD] = Tatakelola
Profesional & Efektifitas Pengawasan Masyarakat.
• Payung Hukum =Diupayakan ada Perda tentang
BUMDes – dan Desa perlu Perdes.
PESIAPAN PENDIRIAN BUMDes
• Peran Pemerintah, Pemprov, Pemkab sangat menentukan terhadap
pendirian BUMDes. Hal ini mengingat BUMDes merupakan
lembaga ekonomi baru yang belum dikenal dan belum pernah
beroperasi.
• Pemerintah harus memfasilitasi dan mendorong masyarakat
mendirikan BUMDes melalui sosialisasi.
• Dana stimulan dari Pemerintah, Pemprov, Pemkab akan menjadi
faktor pendorong pendirian BUMDes.
• BUMDes memerlukan intervensi Pemerintah, Pemprov, Pemkab
karena masih pada tahap awal pembelajaran.
KELANGSUNGAN HIDUP BUMDes
• Kelangsungan hidup BUMDes akan sangat
bergantung pada kemampuannya memenuhi
kebutuhan masyarakat dari waktu ke waktu. Artinya,
BUMDes diharapkan dapat menjadi pemasok utama
kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi di
bidang jasa, perdagangan, dan manufaktur (produksi).
• BUMDes dapat berfungsi sebagai penyalur hasil
produksi masyarakat desa (home industri, industri
mikro) ke pasar (lokal atau antar desa).
• BUMDes juga dapat berfungsi sebagai pensupport
dana bagi kebutuhan usaha produktif masyarakat.
11 agenda YANG KITA PERLUKAN SEGERA:

1. Memahami potensi dan kapasitas desa (kluster) yang menjadi


faktor kendala dan pendukung utama dalam menunjang
kegiatan ekonomi produktif masyarakat desa.
2. Memahami karakteristik pola perilaku sosial (social
behaviour) masyarakat desa dalam melaksanakan kegiatan
ekonomi produktif desa.
3. Memahami kebutuhan masyarakat desa terhadap BUMDes
yang sesuai dengan karakteristik potensi, kapasitas, dan
masyarakat desa dalam memandirikan ekonomi desa.
4. Memahami tatacara pengelolaan BUMDes yang sesuai dengan
kondisi lokal masyarakat desa.
5. Menyusun desain model pendirian dan pengelolaan BUMDes,
serta sosialisasi, pelatihan, dan pendampingannya.
11 agenda YANG KITA PERLUKAN SEGERA:

6. Mendiseminasikan potensi dan kapasitas desa yang menjadi


faktor kendala dan pendukung utama dalam menunjang
kegiatan ekonomi produktif masyarakat desa;
7. Mendiskusikan karakteristik pola perilaku sosial (social
behaviour) masyarakat desa dalam melaksanakan kegiatan
ekonomi produktif desa;
8. Mendiskusikan kebutuhan dan keinginan masyarakat desa
berkenaan dengan pendirian dan pengelolaan BUMDes;
9. Mensepakati tentang bentuk struktur organisasi BUMDes
yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat desa;
10. Mensepakati bentuk “legal drafting” di tingkat kabupaten ;
11. Menyusun PEDOMAN sebagai rujukan mendirikan dan
mengelola BUMDes.

Anda mungkin juga menyukai