Anda di halaman 1dari 54

Usulan konsepsi pemikiran bagi pengembangan ekonomi Nasional

ini dibuat sebagai masukan dari Kelompok Artha Graha


Network, untuk merespons arahan (directive) Presiden RI pada
Retreat (Rapat Terbatas) 19 April 2010 - Tampaksiring - Bali.
Mohon maaf seandainya terdapat hal yang tidak sesuai dengan
koridor tata laksana dalam Kepemerintahan Indonesia.

Istana Tampaksiring – Bali, 19 April 2010


DOKUMENTASI
RAPAT KERJA PRESIDEN RI
DENGAN PARA MENTERI DAN
GUBERNUR SE-INDONESIA
ISTANA TAMPAKSIRING,
BALI 19-21 APRIL 2010

SBY Budiono

Dipo Alam Agung L. Djoko S. Hatta R. Sudi S.


DOKUMENTASI
RAPAT KERJA PRESIDEN RI
DENGAN PARA MENTERI DAN GUBERNUR SE-INDONESIA
ISTANA TAMPAKSIRING, BALI 19-21 APRIL 2010
MENUJU PEMBANGUNAN NASIONAL BERKESINAMBUNGAN
PEMERATAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
MASYARAKAT SEJAHTERA PEMERINTAHAN BERWIBAWA DICINTAI MASYARAKAT
Peningkatan Re-Investasi
KESRA, Keuntungan di
PENGEMBANGAN PERKONOMIAN, SOSIAL & BUDAYA
Dukungan Regulasi Pemerintah Yang Kondusif

Pengentasan Daerah Atas


Pengangguran, BERBASIS DESA, KECAMATAN DAN KOTA/KABUPATEN Pemanfaatan
Pemanfaatan Sumber Daya
Kepastian Hukum, Good Governance

Lahan Tidur Alam

SEKTOR EKONOMI DAERAH


Pariwisata Alam
Pertanian Perkebunan Perikanan Pertambangan Industri
& Budaya
PENGUATAN PENGEMBANGAN EKONOMI UMKM DAN PERAN EKONOMI SWASTA

PLATFORM PENDIDIKAN, SOSIAL, BUDAYA, KEARIFAN LOKAL

PLATFORM INFRASTUKTUR DARAT, LAUT, UDARA

PLATFORM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

POSISI GEOGRAFI DEMOGRAFI POTENSI SUMBER DAYA POTENSI KUALITAS & KEBERAGAMAN
INDONESIA INDONESIA ALAM INDONESIA SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
DAFTAR ISI KONSEPSI PEMIKIRAN

1. USULAN ELIMINASI DANA SIAP & OPTIMALISASI APBN APBD.


2. PROGRAM POLA PENGEMBANGAN DESA MANDIRI.
3. INDONESIA SEBAGAI PUSAT PANGAN DUNIA
4. PENINGKATAN DAYA SAING LOGISTIK DENGAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR.
5. RE-INVESTASI KEUNTUNGAN 20 – 30 % UNTUK KESINAMBUNGAN PEREKONOMIAN
DAERAH.
6. KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL SECARA GEOGRAPHIS.
7. KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS KELAUTAN (SEA TO SEA ECONOMIC
DEVELOPMENT).
8. INDONESIA SEBAGAI PELAYAN JASA LOGISTIK MARITIM INTERNASIONAL.
9. FAKTOR PEMICU PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL BAGI PELAKU USAHA PRO-RAKYAT.
10. PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT MELALUI PERBANKAN SWASTA : KREDIT USAHA
RAKYAT (KUR).
11. INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA IKLIM DUNIA
USULAN ELIMINASI DANA SIAP
& OPTIMALISASI APBN APBD
USULAN ELIMINASI DANA SIAP & OPTIMALISASI APBN APBD

▪ Agar Pembangunan Nasional berjalan sesuai dengan yang direncanakan, maka APBN & APBD harus
terserap seluruhnya dengan benar & tepat sasaran. Sehingga dengan demikian tidak ada Dana SIAP.
▪ Turunnya anggaran harus tepat waktu, sehingga utilisasi anggaran lebih tepat.
▪ Dana SIAP merugikan Negara & Masyarakat karena :
▪ Ada potensi pembangunan daerah yang tidak terlaksana dan hilangnya multiplier efek
▪ Ada potensi tenaga kerja yang tidak terserap, hilangnya penciptaan lapangan kerja, sehingga
masyarakat kurang pendapatan, semua ini berdampak langsung pada kemiskinan
▪ Ada potensi dana yang harusnya bergulir di sektor riil daerah (jasa & barang) menjadi tidak
berputar, akibatnya ekonomi daerah tidak berkembang sesuai rencana yang ada
▪ Dana SIAP = Pemborosan (merugikan Negara), karena biaya penyelenggaraan Negara tetap sama
namun tidak menciptakan pertumbuhan. Dalam hal ini belanja Pegawai Negara tidak dapat
dibarter oleh pemenuhan kinerja penyelesaian proyek APBN APBD
▪ Salah satu kendala tidak terserapnya dana APBN APBD adalah adanya kendala psikologis bagi pelaksana
proyek yang takut melanggar peraturan ;
▪ Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan Koordinasi EKUIN dengan POLHUKAM
▪ Sehingga pada jajaran Kepolisan, Kejaksaan, KPK, BPK, dsb memiliki persamaan persepsi mengenai
suatu langkah pelaksanaan proyek apakah dianggap sebagai suatu Terobosan atau Pelanggaran
▪ Menpan harus menyakinkan bahwa Aparatur Pemerintah mampu & sanggup melaksanakan proyek,
dan menerapkan reward & punishment yang sesuai.
USULAN ELIMINASI DANA SIAP & OPTIMALISASI APBN APBD

▪ Dengan terserapnya seluruh APBN - APBD maka :


▪ Pembangunan terlaksana sesuai yang direncanakan
▪ Multiplier Efek pada Peningkatan Lapangan Kerja, Peningkatan Pendapatan Masyarakat, Pengurangan
Kemiskinan, peningkatan Perekonomian di Daerah – Nasional :
▪ Sekitar 10 % untuk sektor jasa
▪ Sekitar 20 % untuk upah pekerja
▪ Minimal sekitar 30 % untuk local content

▪ Pelaksanaan sepenuhnya Proyek APBN APBD juga dapat memberikan dampak pada :
▪ Penciptaan Enterpreneur Muda dan Baru di daerah
▪ Penciptaan cluster-cluster perekonomian baru di daerah
▪ Dapat menciptakan landasan infrastruktur utama bagi terwujudnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan
bertumpu diatasnya, diantaranya infrastruktur :
▪ Energi
▪ Water Management System
▪ Buruh sebagai Mitra Utama Pengusaha, penghilangan istilah Buruh & Majikan ber- spirit partnership
dengan tanggung jawab yang proporsional.

▪ Pemberian / alokasi APBN APBD selama ini terkadang kurang selaras dengan keunikan dan karakteristik
daerah
PROGRAM POLA PENGEMBANGAN
DESA MANDIRI
PROGRAM POLA PENGEMBANGAN DESA MANDIRI
Pengentasan Pengangguran Berbasis Pemanfaatan Lahan Tidur
Dengan Wajib Kerja & Padat Karya

Corporate Social Responsibility


On Farm
UMKM di Bidang :
• Perkebunan
• Peternakan
• Wirausaha
Kesehatan
Pendidikan
Wajib Kerja 12 Jam Bio Threat

Bermitra Dengan : Pengentasan Masalah


• Tokoh Agama
• Tokoh Masyarakat
• Polsek – Koramil
• LKMD
Wajib Tanam
• Dll
Pemanfaatan Padat Karya
Pengetasan
Lahan Tidur Pengangguran

TARGET
1. Pengentasan Pengangguran Melalui Usaha Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Wirausaha & Usaha
Padat Karya lainnya
2. Pengentasan Lahan Tidur yang tidak berguna bagi siapapun
3. Pendidikan Berbasis Pada Potensi Daerah
4. Peningkatan Kesehatan
5. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Setempat
INDONESIA SEBAGAI PUSAT
PANGAN DUNIA
INDONESIA SEBAGAI PUSAT PANGAN DUNIA
▪ MDGS 2015 di Indonesia hanya akan berhasil jika Sektor Pertanian ditingkatkan, karena mayoritas penduduk
adalah Petani

▪ Hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam bidang Pertanian adalah :


▪ Sertifikasi Lahan Pertanian
▪ Pemanfaatan Lahan Tidur
▪ Penataan faktor input:
▪ Benih Unggul
▪ Kecukupan Produksi Pupuk Nasional, keberpihakan konkrit Pemerintah dan Pemegang Konsesi
Ladang Gas terhadap pemenuhan kebutuhan Gas bagi Pabrik Pupuk
▪ Pemantapan kelembagaan pedesaan dan penerapan pola Bapak Angkat
▪ Infrastruktur pendanaan Perbankan dan Non Bank, Asuransi Pertanian, Asuransi Kredit
▪ Penerapan Pola subsidi berbasis produk akhir sebagai solusi atas kontraprestasi:
▪ Kelangkaan pupuk yang sering terjadi
▪ Peningkatan produksi pangan Nasional
▪ Negara hanya akan membayar subsidi saprodi sesuai dengan jumlah produk panen yang dihasilkan
Petani, sehingga tidak ada dana subsidi yang keluar tanpa ditukar oleh pencapaian produk panen.
▪ Revitalisasi menyeluruh atas Infrastruktur Irigasi –Bendungan & Water Management System
▪ Ketersediaan Sarana & Tehnologi proses Pasca Panen & added value harus diprioritaskan, karena banyak
losses pasca panen yang terbuang percuma.
▪ SILO/EMBUNG penyimpanan produk pertanian berkapasitas penyimpanan selama minimal 5 tahun
SUBSIDI PERTANIAN PADA PRODUK AKHIR
▪ Mekanisme Subsidi Produk Akhir
▪ Diperlukan tatanan Pembiayaan Pertanian yang Komprehensive
▪ Petani membeli Bibit, Pupuk, Pestisida dengan harga Non-Subsidi
▪ Petani mendapatkan Subsidi pada saat menjual Produk Panen ke tempat yang ditunjuk,
misalnya Bulog :
▪ Bulog membeli sesuai harga Pemerintah
+
▪ Bulog meneruskan Subdisi Pertanian Produk Akhir sesuai dengan jumlah produk hasil
pertanian yang dicapai oleh Petani

▪ Dampak Subsidi Pada Produk Akhir secara keseluruhan adalah :


▪ Meningkatkan Minat Petani untuk menghasilkan Produk Pertanian yang baik & dalam jumlah
yang optimal; Petani akan berlomba menghasilkan yang terbaik
▪ Tidak ada penyalahgunaan Subsidi Saprodi untuk diperdagangkan dan tidak digunakan oleh
Petani
▪ Tidak ada kelangkaan Saprodi, karena semua harga pupuk akan sama
▪ Pengeluaran Dana Subsidi = berbanding lurus dangan Jumlah Produk Panen
SUBSIDI PEMERINTAH

On Farm

BENIH PESTISIDA HASIL BULOG /


Rp Rp RAKYAT
PANEN INSTANSI
10X 7X MENENGAH
PANGAN YANG
KEBAWAH
PUPUK DLL RAKYAT DITUNJUK

Non - Subsidi

Subsidi Pertanian diberikan sesuai dengan hasil produksi Petani :


• Dengan demikian Subsidi yang diberikan akan berbanding lurus dengan Jumlah Produk
Pertanian yang dihasilkan.
• Akan memacu Produktivitas Pertanian, karena Para Petani akan menggunakan Benih, Pupuk
sesuai dengan kebutuhan tanaman

Pola Subsidi Pertanian Pada Produk Akhir


Dapat Diberlakukan Juga di sektor perkebunan, perikanan, dll
PENINGKATAN USAHA PERTANIAN RAKYAT SEBAGAI
TITIK KUNCI PENCAPAIAN MDGS DI INDONESIA
• Revitalisasi Saluran Irigasi, Bendungan & Water System Management
• Akan meningkatkan hasil pertanian secara luar biasa
• Pembiayaan Perbankan & Non-Bank; lengkap, fleksibel, asuransi
• Penyediaan & Penggunaan Benih Unggul
On Farm • Petani mendapat hasil berlimpah, harus diikuti dengan Pendampingan
• Pupuk & Saprodi : Non Subsidi

• Pelaksanaan Subsidi Pertanian berbasis Produk Akhir


• Penyediaan Sarana Pemrosesan Pasca Panen (misalnya ketersediaan Dryer dan
Rice Miiling Unit di setiap desa), & pabrik pemroses hasil panen;
Off farm • Mengurangi losses hasil panen
• Meningkatkan mutu hasil panen

• Penyimpanan dalam bentuk SILO Nasional Jangka Panjang bagi Produk


Pertanian
Stock • National Stock Management System
Nasional • Export ke Manca Negara
PENINGKATAN DAYA SAING LOGISTIK
DENGAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
PENINGKATAN DAYA SAING LOGISTIK DENGAN PERBAIKAN
INFRASTRUKTUR
▪ Biaya Transportasi menjadi salah satu penyebab utama tingginya biaya produksi di Indonesia, sehingga
membuat Indonesia tidak bisa bersaing lebih jauh; Permasalahan Logistik.

▪ Tingginya biaya transportasi disebabkan karena sangat tidak memadainya sarana infrastruktur yang tersedia

▪ Untuk meningkatkan daya saing dan attractiveness Indonesia bagi Pemodal / Investor adalah harus segera
dilakukan Pembangunan Mega Infrastruktur diantaranya berupa:
▪ Jalan; Toll Road, Jalan Raya
▪ Jaringan Rel Kereta Api, penumpang & barang
▪ Deep Sea Port untuk ekspor - impor
▪ Airport
▪ Kecukupan Listrik & Air
▪ Cluster-Cluster Industri tertentu lengkap dengan industri pendukung

▪ Penyediaan sarana infrastruktur tersebut dapat memberi dampak positif:


▪ Dalam masa pembangunan : menciptakan lapangan pekerjaan
▪ Setelah masa pembangunan : memacu pertumbuhan ekonomi dan menekan biaya distribusi dan
produksi, sehingga user & end-user menikmati harga produk yang kompetitif.
▪ Sehingga hasil akhirnya ; Produk-produk Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk luar negeri,
sekaligus dapat meningkatkan minat investor asing untuk berproduksi di Indonesia

▪ Langkah ini dilakukan oleh China beberapa puluh tahun lalu, dan saat kini China memiliki advantage dalam
rendahnya ongkos produksi karena logistic cost sangat rendah.
POLA PENDANAAN PROYEK
MODIFIED NON RECOURSE FINANCING
▪ Pembangunan Nasional, khususnya Infrastruktur memerlukan Pendanaan sangat besar, namun Pemerintah
terkendala dengan terbatasnya APBN

▪ Banyak Proyek Infrastruktur yang secara ekonomi sangat penting & layak namun secara finansial memerlukan
Struktur Pendanaan yang khusus.

▪ Dapat dilakukan terobosan dalam bentuk PPP (Public Private Partnership) dengan pola:
▪ Pemerintah harus memiliki Terobosan Medium & Long Term Vision dalam mencari cara alternatif
▪ Swasta Mitra Pemerintah melakukan pekerjaan proyek
▪ Pendanaan disiapkan bersama dengan Pola Modified Non-Recourse Financing :
▪ Pihak Swasta mengerjakan Proyek
▪ Pihak Swasta mencarikan Pendanaan (Perbankan, Lembaga Keuangan, dsb)
▪ Pemerintah mengetahui & mengakui keberadaan Proyek
▪ Sumber Pengembalian Pendanaan Proyek:
▪ Berasal dari Pendapatan Proyek tersebut
▪ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengalokasikan sejumlah Sumber Daya Alam &
Mineral (Tambang) yang ada sebagai “Kompensasi” bagi Pihak Pelaksana Proyek; dimana
hasil pengolahan dari Sumber Daya Alam & Sumber Daya Mineral menjadi salah satu Sumber
Pengembalian Utama bagi Pendanaan Proyek

▪ Pola serupa ini telah dijalankan oleh Pemerintah China di beberapa Negara Berkembang

▪ Akan banyak Proyek Infrastruktur yang dapat diselesaikan dengan pola ini, sehingga percepatan ekonomi
benar-benar bisa terlaksana tanpa banyak membebani APBN
RE-INVESTASI KEUNTUNGAN 20 – 30 %
UNTUK KESINAMBUNGAN
PEREKONOMIAN DAERAH
RE-INVESTASI KEUNTUNGAN 20 – 30 % UNTUK
KESINAMBUNGAN PEREKONOMIAN DAERAH
▪ Pelaku Usaha disektor Pertambangan dan Perkebunan :

▪ Diwajibkan me-reinvestasikan sekitar 20% - 30% dari keuntungan bersih pada daerah ybs, yaitu
pada sektor padat karya yang diunggulkan oleh masing-masing Pemerintah Daerah. Hal ini
merupakan bentuk tanggung-jawab moral pada Pembangunan & Sustainability Pertumbuhan
Ekonomi Daerah.

▪ Dengan demikian akan ada pertumbuhan ekonomi baru berbagai sektor di daerah tersebut yang
dapat menciptakan lapangan kerja, pemanfaatan local content jasa & barang.

▪ Diwajibkan menjaga Sustainability Lingkungan di daerah yaitu dengan bermacam aktivitas


pelestarian lingkungan diantaranya; Konservasi Hutan, Re-forestry, Konservasi Satwa, Konservasi
Laut, dlsb.

▪ Keikutsertaan Investor Asing dalamSektor Pertambangan & Perkebunan :


▪ Lebih diarahkan pada penciptaan Down Stream Industry di Indonesia, sehingga Nilai Tambah
tetap berada di Indonesia.

▪ Keberpihakan : Pengembangan Proyek khususnya Pertambangan & Perkebunan di Daerah sebaiknya


diberikan kepada Pengusaha yang berdomisili di daerah atau Perusahaan yang memiliki afiliasi –
kerjasama dengan Perusahaan di Daerah
INDONESIA HARUS MENJADI PLAYER di DUNIA & JANGAN HANYA JADI SUPPLIER BAHAN BAKU PRIMER
KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTAMBANGAN DALAM NEGERI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Contoh : Pertambangan Logam & Mineral)

Pemakai
Akhir Manfaat

1. Memberikan nilai
tambah atas hasil
Konsep
Pengembangan tambang mineral
Bursa Komoditas
Timah
Industri Hilir Dalam Negri
2. Mengembangkan
industri domestik
3. Menciptakan lapangan
Chemical kerja
Refinery
4. Efek multiplier dibidang
usaha lainnya
Solder
5. Meningkatkan
Peleburan pendapatan pajak
negara
Pembinaan Penambang
Masyarakat (TI) Menjadi Mitra
Solar Panel
(Kontraktor)
6. Reinvestment Laba 20%
- 30% Untuk
Tambang ditanamkan pada
Dll usaha-usaha di Daerah
bagi Pengembangan
Daerah
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI
DI WILAYAH-WILAYAH PERBATASAN INDONESIA
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI
DI WILAYAH-WILAYAH PERBATASAN INDONESIA
▪ Pusat-pusat pengembangan Ekonomi Indonesia dapat dibagi dalam beberapa Zona
Pengembangan Ekonomi sehingga akan menarik investasi secara merata di seluruh Indonesia

❖ Kawasan Pengembangan Ekonomi diantaranya, yaitu dari Barat ke Timur (lihat ilustrasi):
▪ Kawasan Indonesia Barat yang tergabung dalam Indonesia Malaysia Thailand Growth
Triangle (IMT Growth Triangle)
▪ SIJORI
▪ Kawasan Ekonomi Terpadu Selat Sunda
▪ North Pacific Rim Economic Zone
▪ South Pacific Rim Economic Zone
▪ Joint Border Economic Development Zone:
▪ Zona Perbatasan Papua
▪ Zona Perbatasan Kalimantan
▪ Zona Perbatasan Timor Leste
▪ Diantaranya karena RDTL memiliki Kuota Ekspor ke Negara-negara Barat

▪ Pembangunan Cross / joint Border Economic Zone juga berfungsi sebagai wujud persahabatan
antara Negara bertetangga dan menjaga issue-issue Hankam di perbatasan yang seringkali
muncul
Concept of Balance-Regional Economic Development

Indonesia-Malasia-Thailand General Santos


Growth Triangle
North Pacific Rim Economic Zone

Manado
Gorontalo
SIJORI Pontianak
Biak
Ketapang
South Pacific Rim Economic Zone
Kendari
Bengkulu Bangka
Belitung Timika
P. Enggano Tual
Kota Agung
Merauke
Sunda Strait Economic Zone Dili, Timor Leste
Kupang Port Moresby
Christmas Island Darwin

ALKI
Cairns
Economic Zone
Joint Border Development
Pan Borneo Railway
Contoh :
Joint Border Development CONCEPT
Free Trade Zone Indonesia DENGAN Timor Leste

Konsep Joint Border Economic


Development Zone ini juga dapat
dilakukan di Perbatasan
Kalimantan & Papua
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI
BERBASIS KELAUTAN (SEA TO SEA
ECONOMIC DEVELOPMENT)
KONSEP PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS
KELAUTAN (SEA TO SEA ECONOMIC DEVELOPMENT)
▪ Pembangunan Ekonomi Indonesia dapat dilakukan dari laut ke laut (sea to sea economic
development); Laut bukan memisahkan pulau-pulau di Indonesia melainkan laut menyatukan
Kepulauan di Indonesia

▪ Indonesia adalah Negara Kemaritiman yang memiliki Kekayaan & kekuatan dalam segala aspek,
yang jika digabungkan diumpamakan akan menjadi “Modal Kapal Induk Ekonomi” untuk menjaga
dan mengembangkan wilayah serta tempat bernaung bagi Rakyat dalam memanfaatkan seluruh
potensi

▪ Pola Pembangunan Indonesia dibagi menjadi 7(tujuh) Kawasan Pengembangan yang bersifat dan
berfungsi laksana sebuah “Kapal Induk Ekonomi”, dan Pola Pembangunan tidak berbasis Propinsi
atau Kabupaten melainkan BERBASIS PULAU.

▪ Dalam hal ini Pengembangan Ekonomi Indonesia dibagi menjadi 7 Area Pengembangan;
▪ Kapal Induk Ekonomi : Sumatera, Jawa , Bali – NTB – NTT, Kalimantan, Sulawesi, Ambon
dan Papua

▪ Masing-masing Area Pengembangan memiliki ragam keunikan pengembangan ekonomi yang


dipimpin oleh Wakil Pemerintah Pusat yang ditunjuk.

▪ Pemerintah Pusat melakukan monitoring atas pelaksanaan pembangunan di setiap areal.


Terdiri dari Pulau2 yang
batas antar pulau tidak
lebih dari 200 mil

KAPAL INDUK

Landas Kontinen
350 mil
INDONESIA :
• Negara Archipelago
• 70% merupakan Wilayah Kemaritiman
• Landas Kontinen s/d 350 mil laut
• Tidak ada satu pulaupun yang berbatasan satu sama lain
lebih dari 200 mil merupakan satu kesatuan yang erat
Penjelasan :
Sebagai Negara Kemaritiman yang
terdiri dari Gugusan Pulau-pulau
(Archipelago), berjajar dari Rondo
sampai Merauke; membuat
Indonesia memiliki “Kekayaan” dan
“Kekuatan” dalam segala aspek
yang apa bila digabungkan akan
menjadi
MODAL KAPAL INDUK EKONOMI
untuk menjaga dan
mengembangkan wilayahnya dan
menjadi tempat bernaung bagi
Rakyat Indoneisa dalam
memanfaatkan seluruh potensi
daerah
INDONESIA SEBAGAI PELAYAN JASA
LOGISTIK MARITIM INTERNASIONAL.
INDONESIA SEBAGAI PELAYAN JASA LOGISTIK
MARITIM INTERNASIONAL.
▪ Lokasi Indonesia yang sangat strategis dan memiliki 3(tiga) Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)

▪ Regulasi IMO pada tahun 2020; bahwa Selat Malaka tidak bisa dilayari oleh Mega Vessel – Super
Tanker (VLCC & ULCC)
▪ Alternatif terbaik & efiisien bagi Pelayaran Internasional adalah melalui adalah Selat Sunda
yang pada saat tersebut telah memiliki Jembatan Selat Sunda

▪ Potensi besar untuk membuat Pusat Logistik bagi Pelayaran Internasional sebagaimana yang
dilakukan oleh Singapore, misalnya di :
▪ Pulau Enggano
▪ Pulau Tabuan - Lampung
▪ Pulau Weh - Aceh
▪ Pulau Bangka & Belitung
▪ Mempawah – Kalimantan Barat

▪ Pusat Logistik bagi Pelayaran Internasional ini akan complimentary dari apa yang dilakukan
Singapura, dan aktivitas ekonomi ini dapat menjadi sumber pendapatan Negara dari sektor jasa
(serta termasuk pendapatan Devisa) dan memacu multiplier efek yang besar bagi pertumbuhan
kawasan sekitar.
INTERNATIONAL SEA TRADE ROUTE

Malacca Strait: The Shortest Route but the Busiest Traffic

IMO regulation; Mulai tahun 2020, Kapal (vessel) Generasi V (VLCC & ULCC) akan dilarang
melayari Selat Malaka
Indonesia memiliki kesempatan emas memanfaatkan kondisi tersebut, yaitu dengan
menjadikan Selat Sunda sebagai pengganti Selat Malaka bagi Kapal-kapal tersebut, lengkap
dengan berbagai fasilitas layanan kemaritiman kelas internasional
Pemanfaatan Alur Laut Kepulauan Indonesia
Melayani Pelayaran Internasional

Natuna

Bangka Belitung ALKI I ALKI II ALKI III


Special Economic Zone

P. Enggano
Special Economic Zone

TWNC
Sunda Strait
Bridge
FAKTOR PEMICU PEMBANGUNAN
EKONOMI NASIONAL BAGI PELAKU
USAHA PRO-RAKYAT.
FAKTOR PEMICU PEMBANGUNAN EKONOMI
NASIONAL BAGI PELAKU USAHA PRO-RAKYAT.

▪ Pemerintah selayaknya memberikan stimulus kepada Pengusaha-pengusaha yang bergerak dalam


bidang-bidang pengembangan ekonomi kemasyarakatan; seperti sektor pertanian, perikanan,
peternakan rakyat, UMKM, konservasi lingkungan, dlsb.
Yaitu sektor-sektor yang langsung menyentuh dan memberi dampak langsung pada sejumlah besar
masyarakat Indonesia

▪ Stimulus tersebut dapat berupa :


▪ Package Project yang bersifat ‘quick yielding project’ seperti konsesi pertambangan; dengan
demikian pelaku usaha tersebut memiliki kemampuan finansial yang lebih untuk meneruskan
upaya mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan.

▪ Hal ini dapat memacu pengusaha-pengusaha Indonesia untuk tidak segan menjalankan usaha yang
sejalan dengan Program Pengembangan Ekonomi Pro-Rakyat - Lingkungan.
PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT
MELALUI PERBANKAN SWASTA : KREDIT
USAHA RAKYAT (KUR).
PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT MELALUI
PERBANKAN SWASTA : KREDIT USAHA RAKYAT (KUR).
▪ Pemerintah perlu memperluas pelaksanaan program Kredit KUR :
▪ Perbankan Swasta sanggup menyalurkan KUR sesuai arahan Pemerintah
▪ Perbankan Swasta diharapkan dapat diperkenankan menyalurkan KUR

▪ Bunga KKPE (Kredit Ketahanan Pangan & Energi) dan Kredit Program lainnya:
▪ Kredit Program Pemerintah menggunakan Pola Subsidi Bunga, sehingga Likuditas tetap datang
dari masing-masing Bank.
▪ Likuiditas Perbankan likuid dan tidak ada masalah
▪ Namun tingkat sukubunga Pendanaan sebagai basis Bunga Kredit di masing-masing Bank
sangat berbeda
▪ Sehingga Formula Bunga Kredit Maksimal yang diterapkan Pemerintah kurang menarik
bagi Perbankan (BUMN & Swasta) karena ada ‘opportunity lost’
▪ Formula bunga maksimal tersebut kurang sebanding dengan Risk Profile Kredit Program

▪ Formula Bunga Maksimal KKPE kurang relevan jika dibandingkandengan KUR :


▪ KUR antara 18 – 22 %, dimana 70% risiko Kredit KUR dijamin oleh Pemerintah. dengan
demikian Bank Pemerintah penyalur KUR sangat diuntungkan.
▪ Sedangkan KKPE dibatasi bunga maksimal adalah sukubunga LPS + 5 % (yaitu menjadi
11,25%), namun seluruh risiko harus ditanggung Perbankan.
POLA PEMBIAYAAN UMKM PERTANIAN
Berbasis Kemitraan, Pendampingan, Bapak Angkat & Penyangga Harga

DANA PENDAMPINGAN Pemda / TNI


Perusahaan
– POLRI / BAPAK ANGKAT Pupuk & Pestisida
Kerjasama Pelaksanaan
Pencairan Pinjaman
Kelompok Tani
Untuk Diteruskan pada
Pemda Prov / Kab
Kelompok Tani Dalam
BUMN BUMD Sektor Pertanian
Bentuk SAPRODI
Perusahaan Benih Unggul
Perusahaan Pupuk & Saprodi
Bank Memberikan Koordinasi Dep. Pertanian
Pinjaman 3 x Dari Dana TNI – POLRI : Bina Mitra – Binter
Bapak Angkat
Pendampingan
Perbankan
Perusahaan Benih Unggul
Asuransi, Pertanian / Kredit dlsb.
Bank
Saprodi & Pendampingan Biaya Pengolahan Lahan

Pengajuan Pinjaman
Kelompok Tani yang Hasil Panen
Direkomendasi Pemda &
Dinas Pertanian Bulog
Pengajuan KELOMPOK TANI PT Pertani
Pinjaman Hasil Penjualan Konsursium
UMKM Dikurangi Penyangga Harga
Pertanian Pinjaman Bank Produk Panen
Pemda & Dinas
Pertanian Petani Petani SUBSIDI BERBASIS
PRODUK AKHIR

Usulan : Bank Indonesia memperkenankan Amortisasi Kredit Bermasalah UMKM selama 5 – 8 tahun
INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA
IKLIM DUNIA
INDONESIA SEBAGAI PENYANGGA IKLIM DUNIA

▪ Keberadaan Indonesia yang telah diakui sebagai paru-paru dunia selain Brazil dan Zaire

▪ Jika Australia memiliki “The Great Barrier Reef” sebagai pelindung daratan Australia, maka
Kepulauan Indonesia dari Rondo sampai Merauke berfungsi sebagai “The World Natural Barrier
Islands” yang memisahkan antara Lautan Pacific dan Lautan Hindia;
▪ Sehingga suhu di Lautan Hindia lebih dingin dibandingkan dengan suhu di lautan Pacific
(berbeda sekitar 4 derajat celcius)
▪ Jika Hutan di Kepulauan di Indonesia rusak parah tentunya akan mengakibatkan erosi besar di
Kepulauan Indonesia; yang berdampak lanjut pada melebarnya selat-selat yang ada sehingga
menciptakan penyatuan air laut di utara dan selatan dalam skala yang lebih besar.
▪ Hal ini selanjutnya berdampak pada peningkatan suhu Lautan Hindia, sehingga mengakibatkan
pecepatan pencairan Es Kutub Selatan; akhirnya menuju pada peningkatan ketinggian
permukaan laut di dunia yang menenggelamkan pulau-pulau dan daerah pesisir.

▪ Indonesia harus mem-Promote status/peran penting Indonesia serta “memaksa“ Negara-negara


maju memberikan kontribusi lebih besar pada Indonesia dalam upaya konkrit menjaga keutuhan
lingkungan Indonesia bagi kepentingan Dunia.

▪ Kegiatan di bidang Konservasi Hutan, Satwa, dan Laut dapat meningkatkan dan menjaga
Sustainability Ekonomi Nasional dan Dunia dalam jangka panjang
MIANGAS - ROTE
KRA + 1.890 Km
+ 45 Km

Sumatera
+ 1.700 Km
Selat Sunda
+ 30 Km
Selat Bali Selat Lombok
+ 4,6Km + 40 Km

Jawa
ROTE - MERAUKE
+ 1.000 Km
+ 2.000 Km
JAWA - ROTE
+ 1.000 Km
BARAT – TIMUR : RONDO – MERAUKE
5,400 KM (3355 Miles)
UTARA – SELATAN : MIANGAS - ROTE
1,890 KM (1174 Miles) Lokasi Indonesia : 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141°BT
+ 20 Km
+ 50 Km

TAMBLING WILDLIFE NATURE


+ 80 Km
CONSERVATION (45.000 Ha)

+ 45 Km
32-33 0 C

27 - 280 C

Suhu laut di Samudera Hindia lebih dingin sekitar 4 derajat celcius dibanding Samudera
Pacific. Apa yang terjadi jika Samudera Hindia terjadi peningkatan suhu laut sebagai
SUMBER LEMBAGA OCEANOLOGIdampak NASIONAL – LIPI air
bercampurnya & dari
BAKOSURTANAL
Samudera Pacific ?
Kutub Selatan akan lebih cepat mencair. Akan terjadi peningkatan permukaan air laut
yang menggenangi pesisir dunia dan menenggelamkan pulau pulau kecil.
Setelah Tsunami 2004, di TWNC terdapat erosi Pantai yang
signifikan, sehingga garis pantai mundur +/- 100 meter

Tambling Wildlife Nature Conservation


Tambling Wildlife Nature Conservation
TWNC
TWNC
45.000 hektar kawasan Hutan
Konservasi Lestari
Dikelola AG Peduli sejak 1998

ABRATION
Andaikata kawasan Hutan
TWNC 45.000 Hektar yang
sudah dikelola AG Peduli
selama 12 Tahun kemudian
rusak, maka semenanjung di
kaki Sumatera tersebut
suatu saat akan “patah” dan
hilang;.
Andaikata kawasan Hutan
TWNC 45.000 Hektar yang
dikelola AG Peduli sejak 12
tahun lalu kemudian rusak,
maka semenanjung di kaku
Sumateratersebut suatu saat
akan “patah & hilang”;
selanjutnya akan merambat
memperlebar mulut Selat Kemungkinan Dampak dengan
Sunda; dimana akan terjadi melebarnya mulut Selat Sunda
peningkatan percampuran air adalah bercampurnya air yang
panas dari Samudera Pacific lebih tinggi suhunya dari
Samudera Pacific ke Samudera
Hindia
Pylon of the Sunda Strait Bridge
Functioning as the Break water
This Area is very
Important and has to be
avoided from mining
activities and prevent
from un-controlled
enviroment activities
Our effort to contribute in
“global climate change issues”

Oleh karenanya Indonesia harus meminta dan memaksa Negara-Negara


Barat untuk lebih banyak membantu & bekerjasama dengan Indonesia
untuk menata serta menjaga Lingkungan Indonesia
Our effort to contribute in “global climate change
issues”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai