DINAMIKA KEHIDUPAN BERNEGARA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEWASA INI PROKLAMASI
Proklamasi dibuat tanggal 16 Agustus 1945 pukul
23.30 di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta Penyusun teks proklamasi: Soekarno, Bung Hatta, dan Subardjo, yang disaksikan oleh Sukarni, B.M. Diah, Soediro. Naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik Kemerdekaan Indonesia secara de jure dan de facto
Secara de jure Indonesia merdeka dan terlepas dari penjajahan.
Memutuskan ikatan dengan hukum Hindia Belanda dan
pendudukan Jepang. Secara de facto Proklamasi merupakan titik tolak bagi penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditegaskan
pada aturan peralihan pasal I dan II (sebelum amandemen) bahwa PPKI mengatur dan menyelenggarakan kepindahan pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia; segala badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD ini. Periode 17 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
1. Kedatangan tentara sekutu dan NICA
1) Setelah proklamasi, RI masih menata kehidupan bernegara Sidang PPKI 19-08-1945 tentang pembentukan departemen dengan para menterinya, pembentukan pemerintah di daerah dan penunjukkan gubernur. Pelantikan Komite Nasional Indonesia Pusat 29-08-1945 dan bersamaan dengan itu PPKI dinyatakan bubar. 2) Belanda membawa tentara sekutu untuk menjajah Indonesia kembali Tentara sekutu menduduki kota-kota besar di Indonesia dengan alasan menjaga keamanan dan mengembalikan bekas tawanan Jepang. Tentara Belanda meneror penduduk dan memaksa penduduk untuk mengakui NICA. Propaganda NICA pada dunia luar bahwa RI adalah buatan
fasis Jepang yang harus dihancurkan.
Kekacauan dan gangguan keamanan di Jakarta memuncak
sehingga pada tanggal 3 Januari 1946 ibukota RI hijrah ke
Yogyakarta. 3) Taktik RI menghadapi NICA Maklumat wakil presiden No X, 16 Oktober 1945, bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan garis- garis besar haluan negara. Maklumat Wakil Presiden tanggal 3 November 1945 tentang pembentukan partai politik untuk membuktikan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi dan sebagai persiapan pemilihan umum. Maklumat Pemerintah 14 November 1945 tentang pertanggungjawaban menteri kepada KNIP.
4) Instabilitas keamanan, politik dan pemeritahan
Kabinet Syahrir I (14-11-1945 – 12-03-1946) : pertentangan Syahrir dengan Tan Malaka. Kabinet Syahrir II (12-03-1946 – 29-06-1946) : Syahrir diculik oleh Mayjen Soedarsono. Presiden mengambilalih segala kekuasaan dari kabinet setelah mengumumkan seluruh Indonesia dalam keadaan bahaya (29-06-1946). Soedarsono menyodorkan susunan kabinet baru tetapi ditolak oleh presiden (03-07-1946) Kabinet Syahrir III (20-10-1946 – 27-06-1947) persetujuan Linggarjati disahkan 25-03- 1947). Kabinet Amir Syarifuddin I (03-07-1947 – 11-11-1947) pertentangan Amir Syarifuddin dengan PSI dan Masyuni. Agresi Belanda I (21-07-1947) Belanda menghianati Linggarjati. Persetujuan Renville (17-01-1948) Belanda mulai membentuk negara-negara bagian. Pemberontakan PKI di Madiun (18-09-1949) Agresi Belanda II (18-12-1948) Belanda mengkhianati Renville. Persetujuan Rum Royen (07-05-1949) pimpinan RI yang ditawan harus dikembalikan, penghentian opersi militer Belanda dan segera mengadakan KMB KMB (23-08-1949 – 02-11-1949) KMB diadakan atas prakarsa PBB untuk menyelesaikan pertiakain antara Indonesia dengan Belanda. Periode 27-12-1949 – 17-08-1950
Negara-negara bagian tidak setuju dengan bentuk negara
federal karena tidak sesuai dengan cita-cita perjuangan kemerdekaan. Persetujuan RI proklamasi dengan RIS (19-05-1950). Melakukan perubahan Konstitusi RIS dengan menambah esensialia UUD 1945. Periode 17-08-1950 – 05-07-1959
Terjadi pemberontakan APRA, Andi Azis, berdirinya RMS, dll
Pemilihan umum tahun 1955 yang diikuti 172 partai. Pembentukan Konstituante (dilantik 10 november 1956 dengan tugas menetapkan UUD sebagai pengganti UUDS 1950) Pertentangan golongan nasionalis, golongan Islam dan golongan komunis mengenai dasar negara di konstituante (nasinalis konsekuen dengan Pancasila, Islam menghendaki Islam, komunis menghendaki sosial ekonomi sebagai dasar negara). Instabilitas politik, keamanan dan pemerintahan : pemberontakan DI/TII di jawa barat oleh Kartosuwiryo, di Sulawesi Selatan oleh A. Muzakar, di Aceh oleh Daud Beureuh; Pemberontakan PRRI (pemerintah revolusioner RI) di sumatera dan Permesta (Piagam Perjuangan Semesta) di Sulawesi; Umur kabinet yang terlampau singkat sehingga tidak mampu melaksanakan programnya. Anjuran presiden kepada konstituante pada 22 April 1959
umtuk kembali pada UUD 1945.
Periode 05-07-1959 – 11-03-1966
Dekrit presiden 5 juli 1959 : membubarkan konstituante;
menetapkan berlakunya kembali UUD 1945; menetapkan tidak berlakunya UUDS 1950; segera akan membentuk MPAS dan DPAS. Gimnastik revolusioner PKI untuk menggalang kekuatan. Trikora (19-12-1961) keinginan Belanda untuk mencengkram Irian Barat dilakukan dengan usaha membentuk negara Papua. Dwikora (03-05-1964) Isinya adalah: perhebat ketahanan revolusi dan bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, Serawak dan Brunei untuk menggagalkan negara boneka Malaysia. Penyelewengan terhadap UUD 1945 Lahirnya supersemar (11-03-1966) dan lahirnya orde baru TAP MPRS RI No. XXXIII/MPRS/1967 Tanggal 12 Maret 1967 tentang pencabutan kekuasaan pemerintah negara dari presiden Soekarno. TAP MPRS RI No. XLIV/1968 tentang pengangkatan pengemban TAP MPRS No. IX/MPRS/1966 sebagai Presiden RI. Periode orde baru (11-03-1966 – 21-05-1998)
TAP MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR GR
mengenai sumber tertib hukum RI dan tata urutan peraturan perundangan RI TAP MPRS RI No. XXV/MPRS/1966 tanggal 5 Juli 1966 tentang pembubaran PKI dan dinyatakan organisasi terlarang di seluruh Indonesia. Instruksi Presiden No. 12/1968 tentang tata urutan dan rumusan pancasila sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Pembentukan MPR, DPR, DPA, BPK, Dan MA sesuai dengan UUD 1945. Kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tinggi negara (TAP MPR No. III/MPR/1978). Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik, sedangkan pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 diikuti oleh 3 partai politik Sidang dan TAP MPR 1973,1978, 1983, 1988, 1993, 1998. TAP MPR No. II/MPR/1978 Tentang P4 Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi sosial politik (TAP MPR No. II/MPR/1983) beserta UU No. 03/1985 dan UU No. 08/1985. Pembatasan penggunaaan pasal 3 dan 37 UUD 1945 melalui referendum (TAP MPR No. IV/MPR/ 1983) dan UU No. 5/ 1985 sebagai upaya pelestarian Pancasila dan UUD 1945. Stabilitas politik dan pemerintahan. Krisis moneter, ekonomi dan politik serta tuntutan reformasi. Periode Orde Reformasi (21-05-1998 – sekarang)
BJ Habibie membentuk kabinet reformasi pembangunan (21-
05-1998 – 20-10-1999). Penolakan MPR terhadap pertanggungjawaban Presiden BJ. Habibie. Pemilu 07-06-1999 diikuti oleh 48 partai politik dan berjalan dengan baik. Presiden Abdurachman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri (20-10-1999 – 23-07-2001 dengan Kabinet Persatuan Nasional, kemudian Presiden Abdurrachman Wahid diberhentikan karena konflik antara DPR dengan Presiden. Presiden Megawati Soekarno Putri dengan wakil presiden Hamzah Haz (23-07-2001 – 20-10-2004) Amandemen UUD 1945 Pemilu 5 april 2004 diikuti oleh 24 partai politik Pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2004 (SBY dan Jusuf Kalla). Konflik vertikal dan horizontal di beberapa daerah. Konflik antara lembaga tinggi negara sepeerti DPR vs DPD, MA vs MK vs KY, MA vs BPK, KPK vs POLRI dan Kejaksaan Agung. Krisis moral dan krisis hukum Pemilu 2009 diikuti oleh 44 partai politik nasional dan 6 partai politik daerah aceh. Pemilihan presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009 putaran pertama adalah 8 Juli 2009.