menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal- hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat- singkatnya. Jakarta, 17 Agustus 1945 Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta Dengan dikumandangkannya Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, berarti secara de jure bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan dan terlepas dari penjajahan, serta memutuskan ikatan dengan tatanan hukum Hindia Belanda dan pendudukan Jepang. Proklamasi juga mengandung makna berakhirnya perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jadi, tanggal 17 Agustus 1945 telah lahir sebuah negara baru yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merupakan titik tolak bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara secara de facto, termasuk menyiapkan tata hukum Indonesia. Perjalanan terhadap perjalanan kehidupan negara ini bermanfaat untuk tidak mengulangi kesalahan masa lampau dan mempertebal keyakinan bahwa mengamalkan dan melestarikan Pancasila dan UUD 1945 adalah suatu keniscayaan. Hal ini terbukti bahwa tiap usaha hendak mengganti atau menyelewengkan Pancasila dan UUD 1945 selalu gagal karena mendapat perlawanan dari rakyat yang setia pada Pancasila dan UUD 1945. Dinamika kehidupan bernegara sejak Proklamasi hingga dewasa ini dibagi menjadi lima priode agar mudah dipahami, sebagai berikut : 1. Periode 17/ 08/ 1945 – 27/ 12/ 1949 - Kedatangan tentara sekutu dan NICA. - Belanda membonceng pada tentara sekutu untuk berusaha menjajah Indonesia kembali. -Taktik RI menghadapi NICA. - Instabilitas keamanan, politik, dan pemerintahan. Periode 1945-1949 merupakan masa revolusi fisik menghadapi NICA dan dalam suasana genting seperti itu, sulit untuk menghindari adanya perbedaan pendapat di kalangan elit politik dan pemerintahan terutama saat mengatasi masalah yang muncul. Terobosan- terobosan yang dilakukan bersifat taktis, sehingga tidak bisa hanya dilihat dari sudut yuridis. 2. Periode 27/ 12/ 1949 – 17/ 08/ 1950 - Negara-negara bagian tidak setuju dengan bentuk negara federal - Persetujuan RI Proklamasi dengan RIS - Melakukan perubahan Konstitusi RIS dengan menambah esesnsi UUD 1945 3. Periode 17/ 08/ 1950 – 05/ 07/ 1959 - Bom waktu yang dipasang Belanda meledak - Pemilihan umum tahun 1955 diikuti oleh 172 partai - Pembentukan konstituante - Pertentangan golongan nasionalis, golongan islam dan golongan komunis - Instabilitas politik, keamanan, dan pemerintahan - Presiden menganjurkan kepada konstituante pada 22 april 1959 untuk kembali pada UUD 1945. - Periode 1950-1959 disebut demokrasi liberal atau demokrasi parlementer. 4. Periode 05/ 07/ 1959-11/ 03/ 1966 - Dekrit Presiden 5 Juli 1959 - Gimnastik revolusioner PKI untuk menggalang kekuatan - Trikora (19/ 12/ 1961) - Dwikora (03/ 05/ 1964) - Penyelewangan terhadap UUD 1945 - Terjadinya G.30.S PKI (30/ 09/ 1965) - Gagasan demokrasi terpimpin - Lahirnya supersemar (11/03/1966) dan lahirnya orde baru, demokrasinya disebut “ Demokrasi Pancasila” - Tap MPRS-RI No. XXV/MPRS/1966 - Tap MPRS-RI No. XXXIII/MPRS/1967 - Tap MPRS-RI No.XLIV/1968 - Bung Karno sekalipun dalam keadaan sakit tetap mengucapkan selamat kepada Presiden Soeharto. - Ada strategi de-Soekarno-isasi 5. Periode orde baru 11/ 03/ 1966-21/ 05/1998 - Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib hukum RI dan tata urutan peraturan perundangan RI - Pembubaran PKI dan larangan menyebarluaskan ajaran komunisme/ Marxisme-Leninisme - Tap MPRS No. XLIV/MPRS/1968 tentang pengangkatan pengemban Tap MPRS No.IX/MPRS 1966 sebagai Presiden RI menggantikan Soekarno - Instruksi Presiden No. 12/1968 tentang tata urutan dan rumusan Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. - Pembukaan MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA sesuai dengan UUD 1945 - Kedudukan dan hubungan tata kerja lembaga tinggi negara - Pemilu 1971 diikuti oleh 10 partai politik sedangkan pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, 1997 diikuti oleh tiga partai politik. - Sidang dan Tap MPR 1973, 1978, 1988, 1993, 1998. - Tap MPR No. II/MPR/1978, tentang P4 - Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi social politik (Tap MPR No. II/MPR/1983) beserta UU No. 03/1985 dan UU No. 08/1985. - Pembatasan penggunaan Pasal 3 dan 37 UUD 1945 melalui referendum (Tap MPR No. IV/MPR/1983) dan UU No 05/1985 sebagai upaya pelestarian Pancasila dan UUD 1945. - Stabilitas politik dan pemerintahan - Krisis moneter, ekonomi dan politik serta tuntutan reformasi. 6.Periode orde Reformasi (21/05/1998- Sekarang) -B.j. Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan (21/05/1998-20/10/1999). - Penolakan MPR terhadap pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie (Tap MPR No III/MPR/1999). -Timor Leste lepas dari NKRI. - Pemilu 07/06/1999 diikuti oleh 48 partai politik dan berjalan dengan baik. - Presiden Abdurachman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri yang diangkat dengan Tap MPR No. VII/MPR/1999 (20/10/1999-23/07/2001) dengan Kabinet Persatuan Nasional. - Presiden Megawati Soekarno Putri diangkat sebagai Presiden dengan Tap MPR No. III/MPR/2001. - Amandemen pertama UUD 1945 pada 19 Oktober 1999, amandemen kedua UUD 1945 pada tanggal 18 Agusts 2000, amendemen ketiga UUD 1945 pada tanggal 9 November 2001 dan amanden keempat pada tanggal 10 Agustus 2002. - UUD 1945 yang baru terdiri atas 73 pasal, 20 bab, termasuk Bab VII A, VII B, IX A, dan X A sedangkan Bab IV dihapus; ditambah tiga aturan peralihan dan dua aturan tambahan. - Pemilu 5 April 2004 diikuti oleh 24 partai politik. - Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2004 dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai Presiden dan Yusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. - Konflik vertical dan horizontal di beberapa daerah, baik karena alasan politik, pemilihan kepala daerah, pemekaran wilayah maupun karena perebutan smber daya ekonomi dan social – budaya. - Konflik antar lembaga tinggi Negara, seperti DPR vs DPD; MA vs MK vs KY; MA vs BPK; KPK vs POLRI dan Kejaksaan Agung. - Krisis moral dan krisis hokum - Pemilu 2009 diikuti oleh 44 partai politik Nasional dan 6 partai politik daerah Nangroe Aceh Darusalam. - Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada pemilu 2009 putaran pertama terjadi pada tanggal 8 Juli 2009. - Pada periode Reformasi, tidak terdengar lagi tekad untuk melaksanakan demokrasi Pancasila dan system ekonomi Pancasila bahkan kebanyakan para petinggi di tingkat nasional maupun daerah seakan-akan enggan menyebut kata “ Pancasila” - Pemilu legislative 9 April 2009 dan pemilihan Presiden/Wakil Presiden 8 Juli 2009 dinilai oleh banyak pihak mempunyai banyak kelemahan, karena terkesan tidak objektif dan trasparan. - Terpilih Presiden Susilo Bambang Yudoyono (periode ke 2) dan Wakil Presiden Periode 2009 sd 2014 Sampai jumpa pada pertemuan berikutnya………