Anda di halaman 1dari 27

Gastritis

Gross Anatomy of the Stomach


• “J” shape
• Greater and lesser
curvatures
• Cardiac Region
• Junction with
esophagus

ANATOMI BMD-BMSS 2
ANATOMI BMD-BMSS 3
ANATOMI BMD-BMSS 4
• Gastritis adalah inflamasi dari mukosa
lambung. Gambaran klinis yang
ditemukan berupa dyspepsia atau
indigesti. Berdasarkan endoskopi
ditemukan eritema mukosa, sedangkan
hasil foto memperlihatkan iregularitas
mukosa.

22 January 2020 5
Gastritis terbagi dua, yaitu :
• Gastritis akut
• Merupakan kelainan klinis akut yang
jelas penyebabnya dengan tanda dan
gejala yang khas. Biasanya ditemukan
sel inflamasi akut dan neutrofil.
• Gastritis kronik
• Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat
multifaktor dengan perjalanan klinik
yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan
erat dengan infeksi H. pylori.
22 January 2020 6
Patofisiologi

• Terdapat gangguan keseimbangan


faktor agresif dan faktor defensive yang
berperan dalam menimbulkan lesi pada
mukosa. Faktor-faktor tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
• Dalam keadaan normal, faktor defensif
dapat mengatasi faktor agresif sehingga
tidak terjadi kerusakan atau kelainan
patologi.
22 January 2020 7
Tabel 1. Faktor agresif dan protektif

Faktor Agresif Faktor Defensif


Asam lambung Mukus
Pepsin Bikarbonas mukosa
AINS Prostaglandin
mikrosirkulasi
Empedu
Infeksi virus
Infeksi bakteri : H. Pylory
Bahan korosif : asam & basa kuat

22 January 2020 8
Gastritis Akut

• Lesi mukosa akut berupa erosi dan


perdarahan akibat faktor-faktor agresif
atau akibat gangguan sirkulasi akut
mukosa lambung.
• Etiologi
• Penyebab penyakit ini, antara lain :
• Obat-obatan : Aspirin, obat
antiinflamasi nonsteroid (AINS)
22 January 2020 9
Gastritis Akut
• Alkohol
• Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung :
trauma, luka bakar, sepsis.
• Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa
dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada
korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress.
Jika disebabkan karena obat-obatan AINS,
terutama ditemukan di darah antrum, namun
dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara
mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi
epite, dan ditemukan reaksi sel inflamasi
neutrofil yang minimal.
22 January 2020 10
Manifestasi Klinis
• Sindrom dyspepsia berupa nyeri
epigastrium, mual, kembung, muntah,
merupakan salah satu keluhan yang
sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa
hematemesis dan melena, kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan. Biasanya, jika
dilakukan anamnesis lebih dalam,
terdapat riwayat penggunaan obat-
obatan atau bahan kimia tertentu.
22 January 2020 11
Diagnosis
• Tiga cara dalam menegakkan diagnosis,
yaitu gambaran klinis, gambaran lesi
mukosa akut di mukosa lambung berupa
erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata
pada endoskopi, dan gambaran radiologi.
Dengan kontras tunggal sukar untuk
melihat lesi permukaan yang superficial,
karena itu sebaiknya digunakan kontras
ganda. Secara umum peranan endoskopi
saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan
spesifik untuk diagnosis kelainan akut
lambung.
22 January 2020 12
Komplikasi
• Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus
untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran klinik yang
diperlihatkan hampir sama. Namun pada
tukak peptik penyebab utamanya adalah
infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada
tukak duodenum dan 60-90% pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan
dengan endoskopi.
22 January 2020 13
Penatalaksanaan

• Faktor utama adalah dengan


menghilangkan etiologinya. Diet
lambung, dengan porsi kecil dan sering.
Obat-obatan ditujukan untuk mengatur
sekresi asam lambung, berupa
antagonis reseptor H2, inhibitor pompa
proton, antikolinergik, dan antasid.
Juga ditujukan sebagai sitoprotektor,
berupa sukralfat dan prostaglandin.
22 January 2020 14
Gastritis Kronik

• Jenis berhubungan dengan Helicobacter


pylori, apalagi jika ditemukan ulkus
pada pemeriksaan penunjang.

Patofisiologi
• Belum diketahui dengan pasti.

22 January 2020 15
Manifestasi Klinis

• Kebanyakan pasien tidak mempunyai


keuhan. Hanya sebagian kecil
mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea, dan pada pemeriksaan fisik
tidak dijumpai kelainan.

22 January 2020 16
Diagnosis
• Diagnosis gastritis kronik ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan endoskopi
dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi biopsy mukosa lambung.
Perlu pula dilakukan kultur untuk
membuktikan adanya infeksi
Helicobacter pylori apalagi jika
ditemukan ulkus baik pada lambung
ataupun pada duodenum, mengingat
angka kejadian yang cukup tinggi yaitu
hampir mencapai 100%.
22 January 2020 17
Diagnosis
• Dilakukan pula rapid ureum test (CLO).
Kriteria minimal untuk menegakkan
diagnosis H. pylori jika hasil CLO dan
atau PA positif. Dilakukan pula
pemeriksaan serologi untuk H. pylori
sebagai diagnosis awal.

22 January 2020 18
Komplikasi

• Perdarahan saluran cerna bagian atas,


ulkus, perforasi, dan anemia karena
gangguan absorpsi vitamin B12.

22 January 2020 19
Penatalaksanaan
• Pada pusat-pusat pelayanan kesehatan
di mana endoskopi tidak dapat
dilakukan, penatalaksanaan diberikan
seperti pada pasien dengan sindrom
dispepsia, apalagi jika tes serologi
negatif. Pertama-tama yang dilakukan
adalah mengatasi dan menghindari
penyebab pada gastritis akut,

22 January 2020 20
Penatalaksanaan
• kemudian diberikan pengobatan
empiris berupa antacid, antagonis
H2/inhibitor pompa proton dan obat-
obat prokinetik. Jika endoskopi dapat
dilakukan, dilakukan terapi eradikasi
kecuali jika hasil CLO, kultur dan PA
ketiganya negatif atau hasil serologi
negatif.

22 January 2020 21
Macam Diet dan Indikasi
Pemberian

• Diet Lambung diberikan kepada pasien


dengan Gastritis, Ulkus Peptikum, Tifus
Abdominalis, dan pasca-bedah saluran
cerna atas.

22 January 2020 22
Diet Lambung I
• Diet Lambung I diberikan kepada pasien
Gastritis Akut, Ulkus Peptikum, Pasca
Pendarahan, dan Tifus Abdominalis berat.
Makanan diberikan dalam bentuk saring
dan merupakan perpindahan dari Diet
Pasca-Hematemiesis-Melena, atau setelah
face akut teratasi. Makanan diberikan
setiap 3 jam (lihat Makanan Saring) selama
1-2 hari saja karena membosankan serta
kurang energi, zat besi, tiamin, dan
vitamin C.
22 January 2020 23
Diet Lambung II
• Diet Lambung II diberikan sebagai
perpindahan dari Diet Lambung 1,
kepada pasien dengan Ulkus Peptikum
atau Gastritis Kronis dan Tifus
Abdominalis ringan. Makanan
berbentuk lunak, porsi kecil serta
diberikan berupa 3 kali makanan
lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
Makanan ini cukup energi, protein,
vitamin C, tetapi kurang tiamin.
22 January 2020 24
He gave me…
- YOU !!!

Kal
22 January 2020 26
22 January 2020 27

Anda mungkin juga menyukai