Anda di halaman 1dari 21

Cara Pembuatan

Tablet

Hayatus Sa`adah, S.F, M.Sc., Apt


Metode Pembuatan Tablet
1. Metode Granulasi Basah,
untuk zat aktif yang tahan terhadap pemanasan dan
tahan air.

2. Metode Granulasi Kering,


untuk zat aktif yang tahan terhadap tekanan tinggi
akibat pengempaan

3. Metode Kempa Langsung,


untuk zat-zat yang mempunyai sifat alir dan
kompresibilitas yang baik.a
GRANULASI BASAH

Bahan aktif Bahan penghancur Bahan pengisi


campur homogen

Pembasahan dengan larutan pengikat

Pengayakan
granul
Pengeringan

Pengayakan granul kering

Bahan pelicin

Pengempaan menjadi tablet jadi


GRANULASI KERING
Bahan Bahan Bahan Bahan Bahan
aktif pengisi penghancur pengikat pelicin

Campur homogen

Kempa tekanan tinggi/pembongkahan (slugging)

Tablet besar (slug)

Penggilingan

Pengayakan

Pengempaan menjadi tablet jadi


KEMPA LANGSUNG

Bahan aktif Bahan pengisi / pengikat Bahan penghancur

Campur homogen

Pengempaan menjadi tablet jadi


ALUR PEMBUATAN TABLET

Menghaluskan masing-masing zat Menghaluskan masing-masing zat Menghaluskan masing-masing zat


aktif dan eksipien (jika perlu) aktif dan eksipien (jika perlu) aktif dan eksipien (jika perlu)

Mencampur zat aktif dan Mencampur semua serbuk Mencampur semua serbuk
eksipien fase dalam (semua komponen) (semua komponen)

Granulasi basah Pembongkahan


(slugging)

Mengeringkan
Mengecilkan
bongkahan
Mengecilkan granul kering

Mencampur granul dengan Mencampur granul dengan


Fase luar (jika perlu) Fase luar (jika perlu)

MESIN KEMPA

Pengempaan menjadi
Tablet jadi
Evaluasi Sediaan Tablet
Sifat Fisis Tablet
Untuk menjamin mutu tablet maka sebelum
dipasarkan tablet harus diuji sifat fisisnya yang
meliputi:
1. Keseragaman bobot tablet,
2. Kekerasan Tablet,
3. Kerapuhan Tablet,
4. Waktu hancur, dan
5. Keseragaman kadar zat aktif dalam tablet.
Keseragaman bobot tablet
• Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasar pada
banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot
rata-rata seluruh tablet.

• Variasi bobot tablet dapat disebabkan oleh ukuran dan


distribusi ukuran granul serta sifat alir granul.

• Keseragaman bobot diuji dengan menimbang satu persatu


tablet sebanyak 20 tablet yang diambil secara acak.

• Ex: Tablet yang tidak bersalut dengan bobot rata-rata lebih


dari 300 mg penyimpangan bobot dari bobot rata-ratanya
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang penyimpangan
bobotnya lebih dari 5% dan tidak satu tablet pun yang
mempunyai penyimpangan bobot lebih dari 10% (Anonim,
1979)
Tabel 1. Keseragaman bobot tablet (Anonim, 1979)

Penyimpangan bobot rata-rata


Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg - 150 mg 10% 20%
151 mg - 300 mg 7,50% 15%
lebih dari 300 mg 5% 10%
Kekerasan tablet
• Kekerasan tablet merupakan parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet melawan tekanan
mekanik seperti goncangan, pengikisan dan terjadinya
keretakan selama pembungkusan atau pengangkutan.

• Pengukuran kekerasan tablet adalah dengan


meletakkan ebuah tablet secara vertikal diantara ujung
dari penekan putar dari hardness tester sehingga tablet
tertekan dan pecah. Kekerasan tablet dibaca pada skala
disaat tablet pecah dengan satuan kg.

• Kekerasan tablet yang baik menurut Parrot (1971)


adalah 4-8 kg.
Kerapuhan tablet
• Kerapuhan tablet merupakan gambaran lain ketahan tablet
dalam melawan goncangan dan pengikisan. Hal ini
menggambarkan kemampuan tablet untuk bertahan dalam
proses pengemasan dan pengangkutan. bila tablet rapuh
maka bobot tablet akan berkurang sehingga mengurangi
kualitas tablet.

• Cara pengukuran kerapuhan tablet adalah: 20 tablet


dibersihkan dari partikel halus yang kemungkinan menempel,
lalu ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan ke dalam abrasive
tester dan diputar selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
Tablet diambil dan dibersihkan lagi, kemudian ditimbang (W),
dihitung % kehilangan berat tablet.
Kerapuhan (%) = Wo - W x 100%
Wo
• Kerapuhan yang baik bila angka kerapuhan
kurang dari 1 % (Banker & Anderson, 1994)
Waktu Hancur Tablet

• Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan


untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai.

• Hancurnya tablet merupakan hilangnya daya


kohesi tablet karena adanya aksi suatu cairan
sehingga tablet akan hancur menjadi granul atau
agregat. Umumnya tablet dengan kekerasan
rendah akan lebih cepat hancur. Tetapi hal ini
tidak mutlak (Bolhuis & Chowhan, 1996).
• Cara pengukuran: enam tablet dimasukkan ke dalam masing-
masing tabung pada disintegrator, kemudian alat tersebut
dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisi air pada suhu
36-38 0C, tabung diturunnaikkan sebanyak 30 kali setiap
menit, tablet dinyatakan hancur apabila tidak ada bagian
tablet yang tertinggal di atas kasa, waktu yang diperlukan
untuk tablet hancur dicatat.

• Persyaratan waktu hancur: kecuali dinyatakan lain waktu yang


diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15
menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit
untuk tablet bersalut gula dan salut selaput.
Penetapan kadar zat aktif
• Kualitas tablet yang baik juga harus mempunyai
kadar zat aktif yang seragam.

• Kandungan rata-rata zat aktif pada tablet dengan


zat aktif yang poten dan berkadar rendah tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110 %.

• Untuk tablet yang mengandung zat aktif dalam


jumlah besar kandungan rata-rata zat aktif tidak
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105% dari
yang tertera pada etiket (Depkes, 1979).
Disolusi
• Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan
kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut.
Dalam sistem biologi pelarutan obat dalam media
“aqueous” merupakan suatu bagian penting sebelum
kondisi sistemik. (Shargel & Yu, 2005)

• Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung


secara serentak dengan terlepasnya obat dari bentuk
sediaan. Tahapan-tahapan disintegrasi, deagregasi dan
disolusi tablet atau kapsul ditunjukkan pada gambar 1.
Dari data uji pelarutan dapat diungkapkan
antara lain dengan cara : (Khan, 1975)
1). Metode klasik.
Dalam metode ini kecepatan pelarutan sediaan
dinyatakan dengan jumlah zat aktif terlarut dalam
waktu tertentu, misalnya dinyatakan dengan C60
artinya jumlah zat aktif telah larut dalam waktu
60 menit.

2). Waktu yang diperlukan mencapai persentase


tertentu kelarutan obat.
Misalnya : T 20%, T 50% adalah untuk melarutkan
20% atau 50% obat dalam cairan pelarut.
3). Metode Dissolution Efficiency
Didefinisikan sebagai perbandingan luas
daerah dibawah kurva disolusi pada waktu
tertentu dengan luas daerah empat persegi
panjang yang menggambarkan 100 % zat aktif
terlarut pada waktu yang sama.
…………………………..…… (2)

Gambar 2. Kurva Hubungan % Zat Terlarut Dengan Waktu


(kurva disolusi) (Khan, 1975)
Batch A Batch B
Replikasi
(-1) a b ab (-1) a b ab
1 397 401 403 400 398 399 401 402
2 401 398 402 401 399 398 403 401
3 398 399 398 403 400 400 399 402
4 396 394 401 397 401 401 401 405
5 394 394 398 406 396 397 397 405
6 399 404 396 402 399 402 396 402
7 396 398 396 401 397 398 399 402
8 396 398 398 405 396 398 398 401
9 398 394 395 401 398 399 397 400
10 395 398 402 403 398 397 399 403
11 399 397 402 407 401 396 401 403
12 402 398 401 400 397 396 400 402
13 399 395 400 400 399 395 396 406
14 393 398 396 402 395 398 396 402
15 396 402 398 401 396 397 398 406
16 395 399 403 402 394 397 402 402
17 396 404 399 404 395 399 397 399
18 397 401 397 397 397 400 397 401
19 397 402 398 403 399 398 397 397
20 395 398 401 402 395 399 401 407
rata-rata 396,95 398,60 399,20 401,85 397,50 398,20 398,75 402,40
SD 2,26 3,03 2,55 2,54 2,04 1,74 2,17 2,46
CV 0,57 0,76 0,64 0,63 0,51 0,44 0,55 0,61

Anda mungkin juga menyukai