Anda di halaman 1dari 41

KONSEP DAN TEORI

KEPERAWATAN KOMUNITAS
By: Ezalina
KONSEP
• Komunitas adalah komponen penting dari
pengalaman manusia yang saling terkait
dengan keluarga, rumah, dan berbagai ragam
budaya dan agama.
• Keperawatan kesehatan komunitas adalah
area pelayanan keperawatan profesional yang
diberikan secara holistik (bio, psiko, sosial,
spirituil) dan difokuskan pada kelompok risiko
tinggi yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan melalui upaya promotif, preventif,
tanpa mengabaika upaya kuratif dan
rehabilitatif dengan melibatkan komunitas
sebagai mitra dalam menyelesaikan masalah
• Praktik kep kom: sintesa praktik kep dan praktik
kesh masy diaplikasikan dalam peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan masy (populasi)
menggunakan ilmu yang berasal dari kep, sosial,
dan kesehatan dengan lingkup general dan
spesialis.
• Praktik kep generalis bertujuan memberikan
askep komunitas dasar (basic community) dengan
sasaran ind. Klg, klp dng beberapa aspek
keterampilan dasar (beginning skill)
• Praktik kep spesialis: memberikan askep lanjut
(advanced nursing community) dng sasaran
kelp (agregat) dan masy dng masalah ind dan
klg yang kompleks
Tujuan Keperawatan Komunitas
• Yaitu mempertahankan sistem klien dalam
keadaan stabil mll upaya prevensi primer,
sekunder, dan tersier
Prevensi Primer
Ditujukan kepada individu, kelompok, dan
masyarakat yang sehat. Contoh: promosi
kesehatan tentang perilaku hidup bersih sehat
dan perlindungan spesifik (immunisasi,
pemberian vaksin)
Prevensi Sekunder
• Ditujukan kepada yang berisiko mengalami
masalah kesehatan pelayanan. Bentuk intervensi:
pelayanan atau askep yang berisiko mengalami
masalah kesehatan, melakukan penanggulangan
masalah kesehatan secara tepat dan cepat, upaya
penemuan penyakit sejak awal (skrining
kesehatan), pemeriksaan kesehatan berkala, serta
melakukan rujukan utk tindak lanjut
Prevensi Tersier
• Ditujukan pada masa pemulihan setelah
mengalami masalah kesehatan. Bentuk
intervensi: upaya rehabilitasi pasca perawatan di
fasilitas tatanan pelayanan kesehatan utk
mencegah disability, impairment, functional
limitation, handicap. Contoh tindakan: melatih
rentang pergerakan sendi/range of motion (ROM)
pada klien pasca stroke, melakukan kegiatan
pemulihan kesehatan pasca bencana
Konsep Perkesmas
Perkesmas atau Community Health Nursing (CHN)
yang lebih dikenal Public Health Nursing (PHN)
adalah
• Pelayanan kep profesional yang merupakan
perpaduan antara Ilmu Kep dan Ilmu Keshtn Masy
ditujukan pada seluruh masy terutama klp risiko
tinggi mll upaya promotif dan preventif pada
semua tingkat pencegahan (level of prevention)
dng keterjangkauan yankes dng melibatkan klien
sbg mitra kerja dlm perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi
• Tujuan: memandirikan masyarakat dalam
mengatasi masalah kep, dng rentang sehat-
sakit dng mempertimbangkan seberapa rumit
masalah mempengaruhi individu, klg, klp,
maupun masyarakat
• Sasaran: ind, klg, klp risiko tinggi termasuk
daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan yang
tidak terjangkau yankes
Ciri-ciri Peresmas (Allender, Rector & Warner,
2014)::
1. Perpaduan yankep dan kesmas
2. Continuity of care
3. Kemitraan dng klien
4. Kolaborasi multidisiplin dan PSM
5. Alih peran dari petugas ke klien (indv, klg, klp,
masy) agar mandiri
• Sasarn perkesmas: ind. Klg, klp, masya karena
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
ketidakmampuan dlm menyelesaikan
masalah.
• Ketidaktahuan: masy tdk memiliki
pengetahuan dan imformasi yang cukup
mengenai masalah dan cara penanganannya.
• Ketidakmauan: tidak adanya kesadaran atau
sikap yang positif dr masy mengenai tindakan
atau aktifitas yang mendukung kesehatan
• Ketidakmampuan terjadi saat masy telah
memiliki pengetahuan dan kesadaran namun
blm mampu melakukan tindakan atau
aktivitas yg mendukung kesehatan akibat
kurangnya dukungan sarana, contoh ibu hamil
sdh tau ttg pemeriksaan kehamilan secara
teratur dan punya kemauan namun tdk punya
uang transport
• Sasaran individu: balita gizi buruk, bumil risti,
lansia, communicable disease & non
communicable disease (TB paru, kusta, malaria,
demam berdarah, diare, ISPA/pneumonia,
penyakit degeneratif)
• Sasaran Keluarga: at risk, vulnerable group, high
risk group, dng perioritas: klg miskin yg blm
pernah kontak dng petugas/yankes, sdh
memanfaatkan yankes terkait tumbang balita,
kespro, communicable disease, klg tdk miskin yg
have masalah kesht perioritas & blm
memanfaatkan yankes
• Sasaran kelompok: klp masy yang berisiko
atau rentan:
a. Tidak terikat dlm suatu institusi: posyandu,
klp balita, klp ibu hamil, klp lansia, klp
penderita penyakit tertentu, klp pekerja
imformal.
b. terikat dlm suatu institusi: sekolah,
pesantren, panti, rumah tahanan
• Sasaran Masyarakat: yg punya risti utk
timbulnya masalah kesehatan
a. disuatu wilayah (RT/RW, Kel/Desa): bayi
meninggal lebih tinggi dibanding daerah lain,
jumlah penderita penyakit ttt, cakupan
layanan kesht.
b. endemik penyakit menular (malaria, diare,
DBD), daerah pengungsian, daerah bencana
c. masy kondisi geografis sulit: daerah terpencil,
perbatasan
d. pemukiman baru dng transportasi sulit:
transmigrasi.
Pelayanan Perkesmas pada semua
tatanan pelayanan kesehatan
a. Unit yankes (RS, Puskesmas): rawat jalan, rawat
inap, pusyankes jiwa & penyalahgunaan obat
b. Rumah: perawat home care baik ps akut
maupun kronis, shg dapat meningkatkan fungsi
klg
c. Sekolah: dapat day care atau sesaat dng sasaran
siswa,mhs, atau kariawan. Bisa mll skrining
kesehatan, mempertahankan kesehatan, penkes
dlm askep yang holistik.
d. Tempat kerja/industri: perawatan lsg pd kasus
kesakitan,/kecelakaan seperti penkes utk
kemanan dan keselamatan kerja, nutrisi
seimbang, penurunan stres, olah raga,
penanganan merokok, pengawasan makanan.
e. Barak/klp penanmungan: lansia di
penampungan, gelandangan, anak
jalanan/pemulung/pengemis, klp penderita
HIV, WTS
f. Puskesmas Keliling: utk ind, klp masy
pedesaan, klp terlantar sepskrining kesehatan,
askep penyakit kronis, akut,pengelolaan dan
rujukan kasus
g. Panti atau klp khusus: panti asuhan, Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW), rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan sep:
penyakit kulit pd lansia panti, kebersihan diri,
defisit perawatan diri.
h. komunitas/masya (RT, RW, Kel, Kec, Kab):
yautu pd klp berisiko sep klp wanita, anak-
anak, remaja, lansia dng perlakuan kekerasan
i. Pelayanan kep wisata
Kegiatan perkesmas Permenkes RI no.75 thn 2014
meliputi kegiatan dalam dan luar gedung baik
upaya kesehatan perorangan (UKP) dan atau
upaya kesehatan masyarakat (UKM)
• Kegiatan dalam gedung: penemuan kasus baru ps
rawat jalan, pemberian askep dng berbagai terapi
modalitas kep dan terapi komplementer,
penyuluhan /pend kep, konseling, pemantauan
keteraturan berobat, konseling kep, pemberian
intervensi, menciptakan lingk terapeutik
(nyaman, aman, komk terapeutik), rujukan kasus.
Kegiatan Luar gedung:
• askep klp khusus: msya rawan kesehatan yg
perlu perhatian khusus, sep identifikasi faktor
risiko, terapi kep dan komplementer,
pend/penyuluhan, pembentukan, bimb,
pemantuan kader dan motivasi,
pendokumentasian kep.
• Askep daerah binaan: pd masy yg berisiko,
rentan pd masalah kesehatan dng kegiatan
identifikasi masalah kesehatan, pemberian
askep, peningkatan partisipasi masy
• …pendidikan penyuluhan, advokasi pada
masy, pembentukan klp swabantu, kader,
monitoring PHBS, jejaring kemitraan
Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
1. Poses kelompok.
2. Promosi Kesehatan
3. Pemberdayaan (empowerment)
4. Kemitraan (parnership)
5. Intervensi profesional perawat
Strategi Intervensi Keperawatan
1. Proses Kelompok
• Adalah intervensi kep komunitas dengan
melibatkan peran serta aktif masy (mll
pembentukan peer atau social support
berdasarkan kondisi dan keb masya), perawat
komunitas dpt membuat klp baru atau klp yg
telah ada.
• Dilakukan dng membentuk klp dr oleh masy yg
memperhatikan kesehatan di wilayah shg dpt
mendiri mengatasi masalah yang muncul di
masy.
• Sbg suatu intervensi klp bisa menjadi cost
efficient treatment dng hasil terapeutik yang
positif.
Pengaruh positif strategi intervensi proses
kelompok:
1. Membangun harapan ketika anggota klp
menyadari ada org lain yg telah berhasil
menyelesaikan masalah yang sama.
2. Universalitas: anggota tdk sendiri menyelesaikan
masalah yg sama
3. Berbagi imformasi
4. Altruisme dan saling membantu
5. Koreksi berantai atau berurutan, hub yg paralel
dlm klp dan dlm klg
6. Pengembangan teknik sosialisasi.
7. Perilaku imitatif dari pemimpin klp
8. katarsis, ketika anngota belajar utk
mengekspresikan perasaan secara tepat
9. faktor-faktor eksistensial ketika anggota klp
menyadarai ketika hidup kadang tdk adil dan
setiap org hrs bertj terhadap cara hidup yg
telah ditempuh
Tahapan proses kelompok
a. fase awal (initiative phase)
1) tkt kepercayaan terhadap klp masih rendah.
2) menetukan tujuan yg spesifik dan ketua klp
3) perlu ditentukan batasan, pengertian,
maksud, tujuan,strategi intervensi &kpn
tujuan dpt tercapai
4) ketua bertj menyakinkan klp ttg peran,
norma, & tujuan klp
b.Fase Kerja (Work phase)
1) klp mengembangkan keeratan (cohesiveness)
utk dpt berfungsi sbg tim & berupaya
mencapai tujuan klp.
2) Menyelesaikan konflik yg timbul
3) Menyelesaikan masalah & pembuatan
perubahan
4) Membuat keputusan klp: kep ketua, voting,
konsesus
c. Fase akhir (termination phase)
1) Dilakukan jika tujuan telah tercapai sesuai
waktu yang ditentukan.
2) klp mulai mengevaluasi tercapainya tujuan &
rencana tindak lanjut
3) Diskusi dng klp utk express feeling.
2. Promosi Kesehatan
a. Diseminasi Imformasi mis penkes yaitu suatu
kegiatan dlm upaya promotif dan preventif mll
penyebaran imformasi dng meningkatkan
motovasi masy utk perilaku sehat. Meningkatkan
kesejahteraan, mengurangi ketidakmampuan,
mengaktualisasikan potensi kesehatan ind, klg, &
masya. Diseminasi imformasi utk memunculkan
kesadaran bahwa suatu masalah yg muncul dpt
diatasi, contoh: pemasangan imformasi,
pemberitaan via tv, pembuatan brosur kontrol
BB, artikel di news
b. Pengkajian dan penilaian: mendorong
individu agar mengurangi faktor risiko dan
mengapdosi gaya hidup sehat, ex: penilaian
terhadap risiko kesehatan berdasarkan riwayat
medis, pemeriksaan fisik, lomba atau
kompetisi penilaian sesuai indikator sehat.
c. Life Style Modification: tergantung perubahan
situasi, pengetahuan keterampilan utk
berbuat, dukungan fisik dan sosal.
d. Environmental Restructuring:
penyediaan/penataan utk mengoptimalkan
kualitas lingkungan & peningkatan perilaku
3. Empowertment
Yaitu suatu kegiatan kep komunitas dng
melibatkan masy secara aktif utk
menyelesaikan masalah yg ada dng masy sbg
subjek (Stanhope & Lancaster, 2016). Yaitu
upaya meningkatkan kontrol dlm pengambilan
keputusan pd level ind, klg, komunitas, &
masy (Nies & Mc Ewen, 2015)
Perawat dapat melakukan mengembangkan
keterampilan menyelesaikan masalah,
menciptakan jejaring, negosiasi, lobbying
Tahapan Pemberdayaan
a. Tahap Persiapan (engagement):
Persiapan awal atau entry point meliputi sdm
(menyamakan persepsi & pengetahuan/pendidkan
yg berbeda), sarana lingk/tempat (kelayakan tempat,
perijinan, relasi dng tokoh imformal)
b. Tahap Pengkajian (assesment):
identifikasi masalah apa yg menjadi kebutuhan pd
indv, klp, masy, bisa mll focus group discussion
(FGD), curah pendapat (brain storming), lalu
menyusun perioritas bersama masy utktindak lanjut
c. Tahap Perencanaan Kegiatan (designing)
Dilakukan bersama masy, tdk hanya mengenal
masalah dan kebutuhan tp jg dilibatkan
menysun penanganan yg tepat dan sesuai.
Diskusi ttg alternatif program dan tujuan yg
ingin dicapai. Perawat membantu mll diskusi
bersama ttg rencana program & dituangkan
tertulis dlm btk penyusunan proposal
d. Tahap implementasi
Harus dilandasai kerjasama yg baik antara perawat
dan masy maupun antar masy
e. Evaluasi
Proses pengawasan dari pogram yg berjalan, masy
dilibatkan sbg pengawasan internal &
memandirikan masy sbg sumber daya yg ada.
f. Terminasi (disengagement)
terjadi pemutusan hub secara formal krn masy
telah mandiri atau telah mencapai waktu yg
ditetapkan sebelumnya, dilakukan bertahap,
kontak tetap dilakukan tetapi tdk rutin dan sedikit
demi sedikit dikutarangi.
4. Partnership
Yaitu hub kerjasama antara dua pihak atau
lebih berdasarkan kesetaraan, keterbukaan
dan saling menguntungkan (memberi
manfaat) utk mencapai tujuan bersama
berdasarkan kesepakatan, prinsip, dan peran
masing-masing (Depkes, 2006).
• Yaitu bentuk kerjasama aktif antara perawat
komunitas, masy, maupun lintas sektor &
program, dng bentuk kegiatan kolaborasi,
negosiasi & sharing utk saling
menguntungkan.
• Pihak terkait pemerintah (Dinkes, Dispen,
kelurahan) LSM, pihak swasta.
• Bentuk: kerjasama program,& dukungan pihak
yg diajak kerjasama
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai