Anda di halaman 1dari 27

Ruang Lingkup

Lingkup manual perkerasan jalan ini meliputi desain perkerasan lentur dan perkerasan
kaku untuk jalan baru, pelebaran jalan, dan rekonstruksi, serta menjelaskan faktor –
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan struktur perkerasan termasuk
detail desain, drainase dan persyaratan konstruksi.

Manual ini melengkapi pedoman desain perkerasan PtT-01-2002-B dan Pd T-14-2003,


dengan penajaman pada aspek – aspek berikut:
a) Penentuan umur rencana;
b) Discounted lifecycle cost yang terendah;
c) Pelaksanaan konstruksi yang praktis;
d) Efisiensi penggunaan material.
Acuan
1) PtT-01-2002-B Pedoman PerencanaanTebal Perkerasan Lentur;
2) Pd T-14-2003 PerencanaanTebal Perkerasan Jalan Beton Semen;
3) PdT-05-2005 PerencanaanTebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode
Lendutan;
4) Austroads, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements, 2008;
5) AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, 1993.
 MENENTUKAN UMUR RENCANA

DIAMBIL UMUR RENCANA :


LAPISAN ASPAL DAN BERBUTIR = 20 TAHUN
PONDASI JALAN = 40 TAHUN

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 2-1


 MENENTUKAN NILAI ESA4 DAN ATAU ESA5 SESUAI UMUR RENCANA
YANG DIPILIH

• Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-2


 Faktor Distribusi Arah (DD)

Untuk jalan dua arah, faktor distribusi arah (DD) umumnya diambil 0,50
kecuali pada lokasi-lokasi yang jumlah kendaraan niaga cenderung lebih
tinggi pada satu arah tertentu.

 Faktor Distribusi Lajur (DL)

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-3


 Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor)
Dalam desain perkerasan, beban lalu lintas dikonversi ke beban standar
(ESA) dengan menggunakan Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor).
Analisis struktur perkerasan dilakukan berdasarkan jumlah kumulatif ESA
pada lajur rencana sepanjang umur rencana.
Tingkat pembebanan faktual berlebih diasumsikan berlangsung sampai
tahun 2020. Setelah tahun 2020, diasumsikan beban kendaraan sudah
terkendali dengan beban sumbu nominal terberat (MST) 12 ton. Namun
demikian, untuk keperluan desain, Direktorat Jenderal Bina Marga dapat
menentukan waktu penerapan efektif beban terkendali tersebut setiap
waktu.
Tabel 4.4. menunjukkan nilai VDF regional masing-masing jenis
kendaraan niaga yang diolah dari data studi WIM yang dilakukan Ditjen
Bina Marga pada tahun 2012 – 2013. Data tersebut perlu diperbarui
secara berkala sekurang-kurangnya setiap 5 tahun.
Apabila survei lalu lintas dapat mengidentifikasi jenis dan muatan
kendaraan niaga, dapat digunakan data VDF masing-masing jenis
kendaraan menurut tabel 4.5.

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-3


* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-5
* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-6
Perhitungan CESA

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-7


 Perkiraan Lalu Lintas untuk Jalan Lalu Lintas Rendah

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 4-10


 MENENTUKAN JENIS PERKERASAN

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 3-1


 MENENTUKAN STRUKTUR PONDASI JALAN

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 6-12


 MENENTUKAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-12


* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-13
* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-14
* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-15
* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-16

* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-17


* Sumber : Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017), Hal. 7-16
Contoh
 Jalan raya dua lajur dua arah direncanakan untuk melayani beban
lalu lintas rencana 20 tahun (2018 – 2038) seperti ditunjukkan
dalam contoh (1) sub-bab 4.9.
 Penyelidikan tanah menunjukkan bahwa daya dukung representatif
tanah dasar: CBR 3%.Tentukan struktur perkerasan.
(i). Hitung kumulatif beban (ESA5) untuk umur rencana 20 tahun (2018 – 2038)
dengan menggunakan VDF berdasarkan Tabel 4.4. dan angka pertumbuhan lalu lintas
regional seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Lintas Harian Rata-


Jenis Kendaraan LHR 2018 LHR 2021 VDF5 faktual VDF5 normal ESA5 (2018 - 2020) ESA5 (2021 - 2038)
rata (2 arah) 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Mobil penumpang dan


1810 2085 2291
kendaraan ringan lain

5B 88 101 111 1,0 1,0 5,8E+04 5,2E+05


6B 980 1129 1241 7,4 4,6 4,8E+06 2,7E+07
7A1 10 12 13 18,4 7,4 1,2E+05 4,4E+05
7A2 280 323 354 20,0 5,6 3,7E+06 9,2E+06
7C1 14 16 18 29,5 9,6 2,7E+05 7,9E+05
7C2A 8 9 10 39,0 8,1 2,1E+05 3,8E+05
7C2B 4 5 5 42,8 8,0 1,1E+05 1,9E+05
7C3 14 16 18 51,7 8,0 4,8E+05 6,6E+05

(3) = (2) x (1+0.0483)^3 Jumlah ESA5 9,8E+06 38,7E+06


(4) = (2) x (1+0,0483)^5 48,5E+06
(5) & (6) dari tabel 4.4. CESA5('18 - '38)
(7) = (3) x (5) x 365 x 0,50 x 1 x R(2018-2020)
(8) = (4) x (6) x 365 x 0,50 x 1 x R(2021-2038)
Solusi perkerasan lentur
ii). Desain fondasi
Berdasarkan Bagan Desain - 2, tanah dasar kategori SG3 untuk desain > 4 juta ESA5 diperlukan
300 mm lapis penopang.
iii). Untuk lalu lintas pada lajur rencana 50E+06 ESA5 alternatif desain perkerasan lentur adalah:
Perkerasan lentur dengan CTB
Perkerasan lentur dengan LFA
iv). Solusi alternatif perkerasan kaku:
 Jumlah kelompok sumbu masing-masing jenis kendaraan diperlukan untuk keperluan desain
perkerasan beton semen.
 Umur rencana 40 tahun dan beban lalu lintas dihitung berdasarkan jumlah kelompok sumbu
kendaraan berat sebagai berikut:

Jumlah kelompok
Jumlah kelompok kelompok sumbu
Jenis Kendaraan LHR 2018 sumbu
sumbu 2018
2018 - 2058

(1) (2) (3) (4) (5)


5B 2 101 203 4,29E+06
6B 2 1129 2258 4,78E+07
7A1 2 12 23 4,87E+05
7A2 2 323 645 1,36E+07
7C1 2 16 32 6,82E+05
7C2A 3 9 28 5,85E+05
7C2B 3 5 14 2,92E+05
7C3 3 16 48 1,02E+06
Kumulatif kelompok sumbu kendaraan berat 2018 - 2058 68,77E+06
 Bagan Desain - 4
 Struktur untuk lalu lintas dengan dengan jumlah kelompok sumbu kenderaan berat (HVAG) sebesar
68,77E+06 adalah:
 Umur rencana : 40 tahun
 Perkerasan: beton semen dengan sambungan tanpa tulangan
 Tebal pelat beton : 305 mm
 Lapis beton kurus (LMC) : 100 mm
 Lapis drainage : 150 mm
 Sambungan : dengan dowel

Anda mungkin juga menyukai