Anda di halaman 1dari 7

LEGALITAS KELEMBAGAAN

PASCA PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN


(PPK) DAN/ATAU PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
PERDESAAN (PNPM MPD)

Disampaikan oleh:
Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum.
Direktur Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan I
DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
PENDAHULUAN
• Unit Pengelola Kegiatan (UPK) adalah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk guna
melaksanakan program pengembangan kecamatan (PPK) dan/atau Program Nasinal
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd).
• Pada tanggal 7 September 2009 diterbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri
yang mengamanatkan agar UPK ditransformasikan menjadi BPR/Koperasi.BUMDes
namun pada akhirnya tidak dapat dijalankan dan ditolak.
• Dalam perkembangannnya, pada tahun 2010, dibuat konsep dalam petunjuk teknis
operasional di mana UPK dijadikan unit keja dari BKAD namun hal ini dianggap salah
secara yuridis karena di dalam UPK terdiri dari Desa dan Kelurahan.
• Pada 31 Januari 2014 Menko Kesra selaku ketua TNP2K menerbitkan Surat Edaran
Nomor B27.MENKO/KESRA/I/2014 Perihal Pengelolaan Dana Amanah Pemberdayaan
Masyarakat (DAPM). Yang pada intinya menegaskan memberikan pilihan bentuk badan
hukum sebagai legalitasnya, yaitu bentuk perkumpulan, koperasi, atau PT.
KELEMBAGAAN UPK
• UPK terbentuk karena adanya program (PNPM) melalui musyawarah di tingkat
kecamatan;
• Personel UPK berasal dari masyarakat kecamatan bersangkutan;
• Dasar kelembagaan UPK didasarkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
meupun Standar Operasional Prosedur yang dibuat melalui forum musyawarah dengan
mempertimbangkan kearifan lokal.
• UPK dapat kategorikan salah satu bentuk dari organisasi kemsyarakatan yang tidak
berbadan hukum.

Oleh karena itu  legalitas UPK sangat lemah dan bukan merupakan subjek
hukum seperti halnya badan hukum (Perkumpulan, Yayasan, Koperasi, ataupun
Perseroan Terbatas)
Aset PNPM berupa Man, Money, material, and Document, yakni:
1. Sistem pembangunan partisipatif (perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian hasil
kegiatan)
2. Lembaga pengelola pembangunan partisipatif (TPK, TPU, TV, UPK, BP UPK)
3. Kader-kader pembangunan partisipatif (FD/KPMD, Pengurus : TPK, TPU, UPK, BP UPK,
PL, Pengurus FMAD)
4. Sarana prasarana Fisik, kesehatan dan pendidikan.
5. Dana bergulir UEP (PPK I) dan SPP (microfinance) yang kemudian disebut Dana Amanah
Pemberdayaan Masyarakat (DAPM).

Aset PNPM perlu dikelola lebih lanjut guna keberlanjutan manfaat serta sinkronisasi
dengan Peraturan Perundang-undnagan saat ini.
Berdasarkan Surat Menkokesra No. B-27/MENKO/KESRA/I/2014 Tanggal 31 Januari 2014
tentang Pemilihan Bentuk Badan Hukum (Bahu) Pengelola Dana Amanah Pemberdayaan
Masyarakat PNPM Mandiri  yang menyatakan
1. Pengelolaan dana bergulir masyarakat (DBM) yang selanjutnya disebut Dana Amanah
Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) telah berperan dalam membantu pembiayaan usaha
masyarakat miskin produktif yang keberadaannya tersebar di seluruh pelosok tanah air
dengan persyaratan yang mudah untuk dapat dipenuhi oleh masyarakat yang
membutuhkan, namun demikian belum berbadan hukum
2. Badan hukum ini diperlukan untuk menjamin keberlanjutan pelayanannya dalam
memenuhi kebutuhan dana piniaman bagi warga miskin produktif, yaitu dengan : (a)
melindungi keberadaan DAPM dan asetnya, dan (b) melindungi pengelolanya dari segi
hukum, serta (c) membuka peluang kepada DAPM untuk bekerja sama dengan program
pemberdayaan masyarakat lainnya, termasuk akses kepada sumber-sumber pembiayaan
3. Hasil Rapat Kelompok Kerja Pengendali PNPM Mandiri yang dilaksanakan pada tanggal
23 Juli 2013 telah memutuskan tentang 3 (tiga) pilihan bentuk Badan Hukum Pengelola
DAPM sesuai peraturan perundangan yang berlaku yaitu: (1) Koperasi, (2) Perkumpulan
Berbadan Hukum (PBH), dan (3) Perseroan Terbatas
REKOMENDASI 1
• DAPM adalah dana bergulir PNPM yang dikelola UPK di tingkat Kecamatan. yang dikelola
oleh UPK yang juga berasal dari unsur masyarakat.
• Unit/lembaga untuk Program PNPM, khusunya unit yang mengelola DAPM sebaiknya
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Unit pengelola DAPM dibentuk dalam bentuk badan hukum, adapun pilihan bentuk badan
hukum tersebut dapat berupa Perkumpulan, Koperasi, atau Perseroan Terbatas.
• Penguatan legalitas kelembagaan tersebut dilakukan guna memberi status hukum
unit/lembaga yang selama ini tanpa status yang jelas serta dalam rangka menjaga aset
yang telah ada.
• Unit/lembaga untuk program PNPM sebaiknya dilakukan pembinaan, pelatihan dan
Pengembangan Unit Bentukan PNPM yang masih ada diberdayakan,
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai