Anda di halaman 1dari 57

PENGANTAR EKSPLORASI REKAYASA PERTAMBANGAN

SHARING SESSION
AULA GEOFISIKA UNPAD

3 NOVEMBER 2018 TIMOTHY ANTONIO, S.SI.


Istilah-istilah
2

 Mineral : bahan padat yang terbentuk secara


alami, umumnya bahan anorganik, mempunyai
komposisi kimia yang tetap serta sifat fisik dan
susunan kristal tertentu
 Bijih (ore) adalah sekumpulan mineral yang
daripadanya dapat diekstrak satu atau lebih logam
berdasarkan teknologi dan kondisi ekonomi saat
ini.

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Penggolongan Bahan Galian
3

 Terminologi Umum
 Mineral bijih,
 Bahan galian batubara,
 Mineral industri (bahan galian industri),
 Bahan galian konstruksi.

 Dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan


Mineral dan Batubara ; Bab VI (Usaha Pertambangan)
 Pertambangan Mineral
 pertambangan mineral radioaktif;
 pertambangan mineral logam;
 pertambangan mineral bukan logam; dan
 pertambangan batuan.
 Pertambangan Batubara

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Karakteristik Industri Pertambangan
(Perspektif umum)
4

 Nilai investasi yang sangat besar,


 Memiliki resiko yang cukup besar dan sensitif pada
perubahan situasi setempat,
 Membutuhkan sumberdaya yang cukup besar,
 Merubah bentang alam,
 Seringkali menjadi motor utama dalam pembukaan
atau pengembangan wilayah.

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Tahapan Dalam Industri Pertambangan
(Perspektif Umum)
5

 Tahapan-tahapan Umum :
 Penyelidikan umum,
 Eksplorasi pendahuluan - rinci,

 Pra studi kelayakan,

 Studi kelayakan,

 Persiapan penambangan,
 Penambangan dan
pemasaran.
 Reklamasi.

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Cakupan Industri Pertambangan
(UU no. 4 Tahun 2009)
6

 Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan


kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi :
 penyelidikan umum,
 eksplorasi,

 studi kelayakan,

 konstruksi,

 penambangan,

 pengolahan dan pemurnian,

 pengangkutan dan penjualan, serta

 kegiatan pasca tambang.

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Cakupan Industri Pertambangan
7

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Keterkaitan dengan disiplin lain
8

 Geologi – sebagai dasar untuk melakukan


prospeksi dan eksplorasi
 Geofisika – salah satu metode prospeksi dan
eksplorasi
 Meteorologi – khususnya tambang terbuka, kondisi
cuaca
 Oceanografi – untuk penambangan di lepas pantai
 Mekanikal/Elektrikal/Teknik Sipil
 Teknik Kimia/Material
 Teknik Lingkungan

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


9 POTENSI BAHAN GALIAN DI INDONESIA

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Tektonik Indonesia dan Sebaran Logam
10

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Penambangan Cu-Au
11

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Cekungan Batubara Utama
12

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Sebaran Batuan Ultrabasa dan Potensi Nikel
Laterit
13

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


14 TEKNOLOGI EKSPLORASI & PENAMBANGAN

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Tahapan Industri Pertambangan
15

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


KONSEP EKSPLORASI
16

PROGRAM EKSPLORASI

FINDING PROVING EVALUATING

Apa ?? Berapa ?
(target bahan galian)
Bagaimana ? (sumberdaya dan/atau
Dimana ?? (bentuk, kemenerusan,
cadangannya)
(kondisi geologi regional) & kualitas/kualitas)
(nisbah kupas)?

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


PROSES GEOLOGI

Magmatik
Tektonik dan Struktur Geologi
Pelapukan
17 Erosi dan Sedimentasi

GEJALA GEOLOGI GENESA ENDAPAN

Tatanan Tektonik Metalogenic Province


Struktur Geologi Kontrol pembentukan bijih
Jenis Litologi Alterasi dan Mineralogi
Susunan Stratigrafi Assosiasi unsur dan mineral
Geomorfologi-Fisiografi Tekstur dan struktur mineral

TIPE dan KARAKTERISTIK ENDAPAN


Bentuk, ukuran dan pola sebaran bijih
Proses dan zona pengkayaan
Sifat fisik dan kimia endapan
Karakteristik mineralogi
Karakteristik batuan induk/samping

PEMILIHAN dan PENERAPAN


TEKNOLOGI dan METODA EKSPLORASI
Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi
Eksplorasi Langsung dan Tidak Langsung
18

Eksplorasi Tak Langsung Eksplorasi Langsung

Kegiatan Tidak berhubungan (kontak) langsung Langsung berhubungan (kontak)


umum dengan objek yang dieksplorasi. dengan objek yang dieksplorasi

Prinsip Memanfaatkan sifat-sifat fisik dan kimia Melakukan perilaku yang langsung
pekerjaan dari endapan. pengamatan pada fisik endapan.

Melalui anomali-anomali yang diperoleh Melalui analisis megaskopis dan


Identifikasi
dari hasil pengamatan. mikroskopis pada objek pengamatan.
Penginderaan jarak jauh, survei Pemetaan, uji sumur, uji parit,
Metoda
geokimia, survei geofisika. pemboran.
Digunakan pada tahapan
Tahapan Digunakan pada tahapan Prospeksi 
Reconnaissance (Eksplorasi
eksplorasi Finding (Eksplorasi Detil).
Pendahuluan)  Prospeksi
Relatif membutuhkan peralatan Relatif membutuhkan teknologi yang
Teknologi
(teknologi) tinggi. lebih sederhana s/d manual.

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Eksplorasi Tidak Langsung
19

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Metoda Eksplorasi Langsung (Pemetaan)
20

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Metoda Eksplorasi Langsung (Sumuran Uji)
21

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Metoda Eksplorasi Langsung (Pemboran)
22

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Pemodelan dan Perhitungan Cadangan
23

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


NIKEL
Pengangkatan akibat Tektonik
Lempeng, menyebabkan batuan
ultramafic yang merupakan batuan
beku dalam di permukaan.

Proses pelapukan 
melarutkan mineral dan akan
terkonsentrasi berdekatan dengan
sumber utama setelah mengalami
erosi, mineral bijih tersebut bersifat
stabil dan mempunyai berat jenis
besar menjadi endapan konsentrasi
sisa.
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA
27

Mineral Pembawa
Bijih

TA-5103: Genesa Mineral : Pendahuluan


28

TA-5103: Genesa Mineral : Pendahuluan


Cebakan Mineral
Berharga
29

TA-5103: Genesa Mineral : Pendahuluan


Sistem Penambangan
30

 Tambang terbuka (surface mining):


 Open pit/open cast – untuk bijih
 Strip mining – untuk batubara
 Kuari (quarry) – mineral industri/konstruksi
 Alluvial mining:
 Tambang semprot
 Kapal keruk
 Tambang bawah tanah/tambang dalam (underground
mining)
 Unsupported method/bukaan tanpa penyanggaan – pada
batuan yang kuat
 Supported method/dengan penyangga – pada batuan lemah –
sedang
 Caving method/ambrukan

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Urutan Penambangan
31

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


32

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Pengolahan & Transportasi
33

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


34

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


KAPAL KERUK DAN TAMBANG ALUVIAL

35

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


Penutupan Tambang
36

2001 2006

2009

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


37

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


38

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi


MODEL IDEAL PORPHYRY (Sillitoe)

39
PORPHYRY Cu-Au

Porphyry Cu-Au berasosiasi dengan alterasi potassic yang biasanya


mengandung magnetite.

Magnetic Memetakan large discrete magnetic anomalies


Memetakan zone magnetic destruction diluar potassic
core
EM/Resistivity Memetakan zone low resistivity yang biasanya
berkorelasi dengan clay alteration atau sulphide
veining

IP Memetakan large volumes of disseminated sulphides

Regional magnetic, Mengidentifikasi struktur utama, intrusive complexes


Remote Sensing, dan alterasi
Topography
Radiometric Memetakan geologi dan alterasi
Survey Regional Airborne Magnetic
41

Stinger Bird

Groundmag
Airborne Surveys

• Non-intrusive
• Dapat meng-cover daerah yang luas dalam waktu singkat
• Costnya murah bila dibandingkan survey di darat
• Informasi 3D
• Kualitas data bagus dan dapat digunakan sebagai sebuah konsep
baru dan penentuan target.
• Noise kecil
• Dapat mencover daerah yang sulit
Ground Surveys

• Dapat melokalisir anomali secara akurat


• Dapat mengukur sinyal dari sumber magnetik yang lemah
• Meningkatkan sinyal dari sumber dangkal
• Lambat, banyak noise dan hanya dilaksanakan daerah yang
dapat diakses
Sumber Noise

• Komponen pesawat
• Ayunan “Bird”
• Baling-baling Helikopter
• Cultural Noise (buatan manusia)
• Operator noise: gesper, zip, pisau, kompas dll
Tujuan Survey

• Study kerak bumi


• Eksplorasi Minyak
• Pemetaan Geologi
• Zone kelurusan tubuh bijih
• Pendeteksian tubuh bijih
Parameter Desain Survey

• Daerah survey • Spasi tie line


• Jenis survey • Arah dan posisi tie line
• Platform survey • Instrumen
• Ketinggian sensor • Koreksi data
• Arah lintasan - diurnal
• Spasi lintasan - heading
• Interval conto - parallax
• Base station - IGRF
• Penyimpanan data • Tampilan data
AIRBORNE MAGNETIC SURVEY - PLAN B
Eurocopter B3
Total Security
Total Total Mob/
Total Survey Cost Total Fuel Cost Officer/Clearence Grand Total
Aircraft Cost Accomodation Demob
Cost
Blok A (regional 200m) $108,430 $30,000 $3,000 $1,820 $2,100 $60,000 $205,350
Blok B (regional 200m) $117,390 $30,000 $3,000 $1,820 $2,100 $154,310
North Man $12,530 $5,000 $500 $1,040 $1,200 $20,270
Man $20,230 $7,500 $750 $1,040 $1,200 $30,720
Laka $12,530 $5,000 $500 $1,040 $1,200 $20,270
Baro $30,030 $10,000 $1,000 $1,040 $1,200 $43,270
Huoy $29,680 $10,000 $1,000 $1,040 $1,200 $42,920
Volcano $10,780 $5,000 $500 $1,040 $1,200 $18,520
Beru $69,160 $17,500 $1,750 $1,300 $1,500 $91,210
Mamu $25,760 $7,500 $750 $1,040 $1,200 $36,250

TOTAL $663,090
20% Contingency $132,618
$795,708
PLAN B
*) Blok A and Blok B regional: Line spacing 200m with Tie lines Spacing 2000m
*) Detail survey (infill) at 8 prospects: Line Spacing 100m with tie lines spacing 1000m
- Assume the survey base at Beruang camp
- Assume survey platform is Eurocopter B3
- Assume survey rate is $70/km
Current Short List - Indonesia
48

Regional Geology

Total Magnetic Intensity


Katehawa/Haiura Dabera

49

Hitalipa
Etna Bay Pogatadi Komopa
Obano Grasberg/
Ilaga
Ertsberg
Total Magnetic Intensity

Katehawa/Haiura Dabera

Hitalipa
Etna Bay Pogatadi Komopa
Obano Grasberg/
Ilaga
Ertsberg
Analytic Signal
GRASBERG DAN SOUTH RANGES

50

GEOLOGY TMI

Grasberg

Ertsberg

ANALYTIC SIGNAL 1 VD
51
Grasberg

Ertsberg
Magnetic Inversion

Volcanic
Skarn

Porphyry

30K SI
40K SI
50K SI
60K SI
Data Re-processing
53

 Walaupun bukan hal baru, pemodelan inversi 3D berkembang


pesat seiring dengan perkembangan teknologi komputasi. Software
pemodelan semakin murah dan bisa dioperasikan pada PC.
 Penggabungan model magnetik 3D dengan data model 3D Geologi
dan data hasil pemboran akan dapat memberikan interpretasi baru
dari data lama.
 Data kooordinat yang didapat dari GPS sebelum tahun 2000, perlu
direvisi dikarenakan rendahnya akurasi GPS pada saat itu.
 Koreksi data topografi dengan menggunakan data dari pengukuran
LIDAR.
 Penggabungan antara data Fixed Wing dan Helimag.
Pemodelan Inversi data Magnetic

 Transformasi data magnetic (RTP dan Upward Continuation)


 Resolusi vertical dengan menggunakan faktor pembobot
(Depth Weighting).
 Eliminasi data negatif (Positivity)
20K SI
30K SI
Grasberg
Ertsberg 40K SI
50K SI
Wanagon 60K SI
Mill Anomaly 70K SI
80K SI

Kelawe
Utikinogon

Tango 5 Tango 6
Kesimpulan
56

 Survey airborne magnetik sangat efektif pada tahapan


eksplorasi regional untuk mengidentifikasi potensi cadangan
mineral secara cepat dengan biaya yang relatif rendah.
 Pemodelan inversi 3D data magnetik akan sangat membantu
dalam mendeliniasi cadangan mineral terutama apabila
digabungkan dengan data-data lainnya.
TERIMAKASIH

57

Pengantar Sumberdaya Mineral dan Energi

Anda mungkin juga menyukai