TRAUMA KAPITIS
Arief Guntara.,dr.,Sp.B
Otak
2
ANATOMI SCALP
Scalp terdiri dari kulit dan jaringan subkutan yang menutupi neurocranium yang terdiri dari 5 lapisan :
• tipis, kecuali bagian occipital, terdiri dari kelenjar keringat
Skin ,sebaceous, dan folikel rambut. Banyak suplai arteri dan
vena serta pembuluh limfatik
Zygomatic
Palatine
Nasal
Lacrimal bone
CRANIAL MENINGENS
Merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi otak dan terletak di bagian internal
cranium.
Fungsinya :
Melindungi otak
Membentuk struktur penyokong untuk arteri, vena dan venous sinuses
Mengelilingi cavity yang berisi cairan, subarachnoid spaces, yang memiliki fungsi vital
untuk otak
Meningens
Dura Arachnoid
Pia mater
mater mater
DURA MATER
Dura mater terletak paling luar. Terdiri
dari 2 lapisan :
Terbentuk antara
Terbentuk antara Terbentuk antara
cranium dengan
dura dengan arachnoid dan pia
external periosteal
arachnoid mater mater
layer dura mater
Control emosi,
Cerebrum Frontal
motorik, bicara
Fungsi
Parietal
sensorik
Lobus
Fungsi
Temporal
memory
Oksipital Vision
Brainstem : midbrain, pons, medulla
Midbrain dan pons bagian atas
terdapat reticular activating
system (allertness)
Cerebellum berperan dalam
coordination and balance
TEKANAN INTRAKRANIAL
Suatu kerusakan pada kepala disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
EPIDEMIOLOGI
Trauma kepala merupakan tipe trauma yang sering terjadi di instalasi gawat darurat dengan estimasi 1 juta
kasus per tahunnya.
Banyak sekali pasien dengan trauma kepala yang berat meninggal sebelum sampai ke rumah sakit
terdekat dan hampir 90% kematian sebelum mencapai rumah sakit diakibatkan karena cedera otak.
75% merupakan minor injury, 15% moderate dan 10% severe
Terjadi 96% trauma kapitis yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
76% diantaranya terjadi pada usia 25 tahun
CEDERA KEPALA
MEKANISME BERATNYA
MORFOLOGI
CEDERA CEDERA
KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanismenya :
a) Cedera kepala tumpul, berkaitan dengan kecelakaan mobil-motor,
jatuh atau pukulana benda tumpul
b) Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau tusukan.
BERDASARKAN MORFOLOGI
Fraktur linier: garis fraktur tunggal pada tengkorak yang meliputi seluruh
ketebalan tulang
Fraktur depressed: diartikan sebagai fraktur dengan tabula eksterna pada satu
atau lebih tepi fraktur terletak dibawah level anatomi normal dari tabula
interna tulang tengkorak sekitarnya yang masih utuh
SKULL FRACTURE
BATTLE’S SIGNS
FACIAL
LESI INTRAKRANIAL
INTRAVENTRICULAR INTRACEREBRAL
HEMATOME HEMATOME
FOCAL BRAIN INJURY
• Komplikasi
Herniasi
• Prognosis
Mortalitas hampir 100%
2. SUBDURAL HEMATOMAS
Indikasi oprasi :
GCS 6-8 dengan perdarahan parenkim otak pada daerah frontal atau temporal dengan volume perdarahan > 20 cc,
dengan pergeseran struktur midline > 5 mm.
Perdarahan parenkim otak dengan volume perdarahan > 50 cc
Pasein dengan perdarahan parenkim otak dan tanda-tanda deteriorasi neurologis yang progresif sesuai dengan lesi,
tanda-tanda efek masa pada CT-Scan.
INTRAVENTRICULAR
HEMATOMA
Perdarahan intraventrikular
traumatika, adanya darah dalam sistem
ventrikel akibat trauma. Diakibatkan
robekan vena pada dinding ventrikel,
robekan pada korpus kallosum,
septum pellusidum, forniks atau
pleksus koroid
FRAKTUR CRANII
Pembagian klinik
Fraktur cranii tertutup
Fraktur linier
Fraktur multiple
Fraktur impresi
Tindakan operatif jika fraktur impresi lebih dari 1 dipole
atau terdapat lesi intrakranial dibawah segmen yg impresi
atau disertai defisit neurologis.
Fraktur Cranii terbuka
Segera kirim ke bagian bedah syaraf untuk tindakan operatif, kecuali
fraktur basis cranii sebagian besar dilakukan tindakan konservatif.
Khas :
Diagnosa
Riwayat trauma kepala Perdarahan/likwore dari hidung, mulut dan telinga.
Pada telinga kadang disertai cairan. Tulis serinci-
Keluhan subjektif (+) rincinya- telinga berdarah, lihat apa daun
telinganya robek, bila iya bukan fraktur basis. Bila
Gejala akibat fraktur tergantung mulut berdarah krn ada gigi yg lepas, juga bukan
lokalisasi, bisa di fossa cranii anterior fraktur basis.
atau media. Hematom tgt letak kerusakan di fossa mana.
Kebiruan di sekitar kelopak mata (monocele
Gejala penyerta : comosio cerebri, hematome : untuk satu mata ; Brill hematome :
contusio cerebri, hematome epidural untuk dua mata)
atau subdural Gejala lesi nn.craniales (lesi n.IX-XII hampir tdk
pernah dijumpai)
Hilang kesadaran +/- bila (+) Refleks Babinski (+)
fraktur basis bersama-sama combusio Defisit neurologis (-)
atau contusio, tergantung kesadaran, Kelainan neurologis tergantung tempat fraktur,
bila (-) fraktur basis murni tapi jarang bisa terjadi gangguan penciuman atau pendengaran,
periksa nn. craniales
Kebiruan di belakang telinga, Battle sign
• Pemeriksaan Penunjang • Tata Laksana
• LCS bercampur darah • Perawatan
• EEG sesuai dg jenis trauma • Bed rest total, kepala ditahan dg bantal pasir
kapitis penyertanya dg posisi perdarahan/likwore di sebelah atas
• Rontgen 60% tdk terlihat • Perawatan thdp perdarahan/likwore, jika
perlu konsul ke THT
karena daerah basis yang
kompleks • Medikamentosa
• Hemostatistika : karbosokrom Na-sulfonat
(adona AC), asam treksamat
• Antibiotik adekuat diberikan guna
menghadapi ancaman komplikasi meningitis :
ampisilin, amoksisilin. Harus diberikan
antibiotik dosis tinggi karena pada fraktur
basis terdapat celah yang memungkinkan
terjadi infeksi.
Komplikasi
Karena fraktur terbuka komplikasi yg srg terjadi meningitis.
Prognosa
• Tergantung berat-ringannya fraktur yg terjadi dan jenis trauma kapitis penyerta.
• Sembuh sempurna
• Meninggalkan gejala sisa berupa lesi nn.Craniales dan sindroma cerebral post
traumatika.
CEDERA MAXILO FACIAL
Faktur maxilaris
Fraktur maxilla merupakan cedera wajah yang paling berat, dan dicirikan oleh:
• Mobilitas palatum
• Mobilitas hidung yang menyertai palatum
• Epistaksis
• Mobilitas 1/3 wajah bag tengah
Lefort 1 Fraktur melintang rendah pada maxila yang hanya
melibatkan palatum, dicirikan oleh pergeseran arcus
dentalis maxila dan palatum, maloklusi gigi
biasanya bisa terjadi
Diagnosis mati batang otak berarti tidak ada lagi kemungkinan pulihnya fungsi otak.
Berikut kriteria mati batang otak :
GCS = 3
Pupil yang tidak rekatif
Hilangnya refleks batang otak (doll’s eye, batuk, refleks okulosefalik).
Tidak ada usaha nafas spontan.
Pemeriksaan lanjutan untuk mati batang otak adalah:
• EEG : tidak ada aktifitas pada high gain
• Pemeriksaan aliran darah otak (CBF) : tidak ada CBF
• TIK : melebihi MAP selama 1 jam atau lebih
• Tidak ada perubahan irama jantung dengan pemberian atropin.
PRIMARY SURVEY & RESUSITASI
SECONDARY SURVEY
AIRWAY
BREATHING PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
CIRCULATION NEUROLOGIS SERIAL
PEMERIKSAAN CT SCAN
NEUROLOGIS
URUTAN PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
Primary survey (ABCDE)
Airway : yaitu membersihkan jalan napas.
Breathing dengan ventilasi yang baik dengan oksigenasi, cari dan atasi faktor penyebab, ventilator jika diperlukan
Circulation dengan kontrol perdarahan
Pertahankan cerebral perfusion pressure (CPP) > 70 mmHg
Hentikan perdarahan
Perbaiki fungsi jantung
Ganti darah yang hilang
Pertahankan TD diastolic > 100 mmHg untuk mencegah iskemi
TD Sistol<100 mmHg, lakukan Seliotomi di ruang Operasi. Lakukan Ct-scan
TD>100 mmHg + tanda lesi intrakranial. Lakukan Ct-scan
Disability dengan pemeriksaan mini neurologis : gcs,bentuk,ukuran,refleks cahaya pupil, nilai kekuatan motorik kiri dan kanan
Exposure dengan menghindarkan hipotermia
MANNITOL