ANATOMI OTAK :
otak besar tampak terbelah terbelah mjd 2 belahan belahan (hemisfer hemisfer
cerebri cerebri), yaitu otak kiri & otak kanan.
Berfungsi untuk untuk pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkaitan dengan
kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar
terletak di bagian depan otak. Terdiri atas :
Terletak Terletak di bawah lobus occipital occipital, dihubungkan ke otak melalui melalui
pedunculus pedunculus cerebri cerebri.
Berfungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot tubuh
serta menyeimbangkan tubuh. Letak otak kecil terdapat tepat di atas batang otak.
Batang otak terdiri dari tiga komponen secara rostrokaudal yaitu mesensefalon, pons, dan
medula oblongata.
Secara umum batang otak sesuai dengan perannya di bagi dalam tiga kategori yaitu :
1. Sebagai tempat persinggahan nukleus yang dilewati oleh jaras asendens dan desendens
yang menuju serebrum, serebelum dan medula spinalis dan pengaturan fungsi motorik
dan sensori.
2. Memainkan peranan yang besar dalam sistem kesadaran, siklus tidur dan bangun
,mengontrol sistem pernapasan dan kardiovaskuler dan gerakan steriotipi.
3. Berhubungan dengan aktivitas nervus kranialis seperti gerakan mata, pendengaran dan
keseimbangan
Mesensefalon terletak di depan otak kecil dan jembatan varol (menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang). Di
depan otak tengah (diencephalon) terdapat :
4. Pelindung otak
TENGKORAK
RUAS-RUAS TULANG
BELAKANG.
CAIRAN SEREBROSPINAL
Volume pada orang dewasa: 125 - 150ml
(setiap hari diproduksi sebanyak 400- 500 m
atau 0.36 ml/menitl)
Fungsi: (1) shock absorber; mengapungkan otak
(1.400 Æ 50 gr); (2) transport nutrisidan
hormon; (3) membuang limbah metabolit
ARAH ALIRAN: Produksi di pleksus choroideus
– ventriculus lateralis –foramen interventriculare
– ventriculus tertius – aquaductus cerebri –
ventriculus quartus – apertura lateralis dan
mediana – cisterna magna – septum
subarachnoidale – sinus sagitalis superior –villi
granulatio arachnoidales – masuk vena
5. Ventrikel Otak
Ventrikel di Otak
Ada 4 ventrikel di otak, yaitu:
(1) ventrikel lateral kanan ,
(2) ventrikel lateral kiri ,
(3) ventrikel ke -3 di diensefalon ,
(4) ventrikel ke -4 di antara pons & serebelum
Jejaring kapiler khusus (pleksus khoroid) terletak di
dasar setiap ventrikel → memproduksi CSF dan
menyaring zat berbahaya (sbg sawar darah otak )
6. Vaskularisasi otak
Middle cerebral artery mensuplai sebagian besar permukaan lateral hemisfer yaitu
bagian superior lobus parietalis dan bagian inferior lobus temporalis dan lobus oksipitalis,
sebagai tambahan juga mensuplai kapsula interna dan basal ganglia
Lokasi Kemungkinan Aneurisma
Arteriol
TUNIKA INTIMA :
Selapis endotel, jar
sub-endotel tipis / - ,
membrana elastika interna (-).
TUNIKA MEDIA :
2-5 lapis otot polos.
TUNIKA ADVENTITIA:
belum ada.
Arteri kecil
TUNIKA INTIMA : selapis endotel, jar subendotel tak jelas, membrana elastika interna jelas.
TUNIKA MEDIA : 6-40 lps otot polos.
TUNIKA ADVENTITIA : terdr atas jar ikat kendor yg mengandung sabut2 elastis yg teranyam
kendor, membrana elastika eksterna belum ada.
Arteri sedang
TUNIKA INTIMA : selapis endotel, jar sub-endotel tipis, membrana elastika interna sangat
jelas.
TUNIKA MEDIA : lapisan otot polos sgt tebal shg disebut arteri type muskuler.
TUNIKA ADVENTITIA : jar ikat kendor, membrana elastika externa sangat jelas.
Arteri besar
TUNIKA INTIMA, terdiri atas :
▪ Lapisan endotel : terdr atas epitel selapis pipih.
▪ Subendotel : terdr jar ikat fibro-elastis yg sangat jelas.
▪ Membrana elastika interna tak jelas krn sabut2 elastis tersusun spt anyaman jala
yg disebut FENESTRATED MEMBRANE, yg berlanjut ke tunika media.
TUNIKA MEDIA
▪ Lapisan otot polos 40-60 lapis yg berselang-seling dng fenestrated elastic membrane ( spt
kue lapis).
▪ Tidak ada istilah elastika interna & externa krn semua fenestrated elastic membrane
adalah sama.
TUNIKA ADVENTITIA
▪ Tipis, membrana elastika ext tak jelas, terdpt vasa vasorum dan nervi vasorum →
membawa
2. Pembuluh vena
▪ Dinding tipis krn tekanan darah vena 1/10 tekanan aorta.
▪ Jaringan elastis sedikit karena aliran darah vena konstant.
▪ Katub (+), agar aliran darah tak berbalik dan u/ melawan gaya berat.
▪ Mudah diregangkan krn berfungsi sbg reservoir.
▪ Dinding vena lbh kendor.
▪ Tunika media tidak berkembang.
▪ Tunika adventitia lebih tebal & lbh dominan.
Venule
TUNIKA INTIMA :
selapis endotel jar sub-endotel yg tak jelas.
TUNIKA MEDIA :
tipis, hanya tediri 1-3 lapis otot polos.
TUNIKA ADVENTITIA :
relative lbh tebal.
DIAGNOSA VENULE TERGANTUNG DARI PASANGANNYA.
Vena besar
TUNIKA INTIMA
Selapis endotel & jar subendotel yg agak tebal, kd2 terdpt sabut otot polos yg berarah
membujur.
TUNIKA MEDIA
tipis, kadang tak tampak.
TUNIKA ADVENTITIA
Paling tebal, terdpt otot polos berarah membujur yg tersusun dlm berkas2.
Membrana elastika externa (-).
Katup vena
Histologi otak
1. cerebrum
tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan kanan. Di bagian tepi luar (korteks) terdapat
substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi dengan substansia alba, dan di bagian paling dalam
terdapat nukelus yang merupakan substansia grisea. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-
lekuk, membentuk struktur sulkus dan girus. Lapisan ini jika ditinjau secara mikroskopik akan
terlihat bahwa tersusun atas enam lapisan, yakni:
Korteks serebri adalah bagian yang terdiri dari lapisan abu-abu otak yang memiliki ketebalan
bervariasi antara 1,5 – 4,55 mm, terbagi menjadi 6 lapis (Eroschenko, 2008):
Lapisan piramid dalam pd motor area terdpt sel piramid sangat besar (cell
Betz).
Medulla
PERIKARYON (-)
SUBSTANSIA RETIKULARIS :
CORTEX CEREBELLI :
Lapisan molekuler
Terluar.
Perikaryon sedikit.
Perikaryon yg superficial, spt bintang.
Perikaryon yg profundus, spt keranjang (sel basket), aksonnya membungkus
sel purkinye, dendritnya ke arah lap molekuler.
Sbt saraf terut. Tak bermyelin.
Lapisan granuler
Perikaryon kecil-kecil.
Medulla CEREBELLI :
Jalur Asenden
Serabut saraf C dan A delta halus, yang masing-masing membawa nyeri akut tajam dan kronik
lambat, bersinap disubstansia gelatinosa kornu dorsalis, memotong medula spinalis dan naik ke
Serat-serat ini mempengaruhi hipotalamus dan sistem limbik serta kortek serebri (Price A.
Sylvia,2006).
BIOKIMIA NYERI
Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun rendah seperti
perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami nekrotik akan merilis K + dan
protein intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler akan menyebabkan depolarisasi nociceptor,
sedangkan protein pada beberapa keadaan akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan
peradangan / inflamasi. Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan
histamin yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya dapat
menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan faktor pembekuan
darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan merangsang nosiseptor. Jika terjadi
oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia yang akan menyebabkan akumulasi K+ ekstraseluler
dan H+ yang selanjutnya mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2
memiliki efek vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
edema lokal, tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila nosiseptor
terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin gen terkait peptida
(CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga menghasilkan vasodilatasi dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi,
mungkin juga bertanggung jawab untuk serangan migrain. Peransangan nosiseptor inilah yang
menyebabkan nyeri.
Neuroregulator Nyeri
Neuroregulator atau substansi yang berperan dalam transmisi stimulus saraf dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu neurotransmitter dan neuromodulator. Neurotransmitter mengirimkan
impuls-impuls elektrik melewati rongga sinaps antara dua serabut saraf, dan dapat bersifat sebagai
penghambat atau dapat pula mengeksitasi. Sedangkan neuromodulator dipercaya bekerja secra
tidak langsung dengan meningkatkan atau menurunkan efek partokular neurotransmitter.(Anas
Tamsuri, 2006)
Beberapa neuroregulator yang berperan dalam penghantaran impuls nyeri antara lain adalah:
1. Neurotransmiter
a. Substansi P (Peptida)
Ditemukan pada neuron nyeri di kornu dorsalis (peptide eksitator) berfungsi untuk menstranmisi
impuls nyeri dari perifer ke otak dan dapat menyebabkan vasodilatasi dan edema.
b. Serotonin
Dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat transmisi nyeri.
c. Prostaglandin
Dibangkitkan dari pemecahan pospolipid dimembran sel dipercaya dapat meningkatkan sensitivitas
terhadap sel.
2. Neuromodulator
Merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh. Diaktivasi oleh daya stress dan nyeri.
Terdapat pada otak, spinal, dan traktus gastrointestinal. Berfungsi memberi efek analgesik
b. Bradikinin
Dilepaskan dari plasma dan pecah disekitar pembuluh darah pada daerah yang mengalami cedera.
Bekerja pada reseptor saraf perifer,menyebabkan peningkatan stimulus nyeri.Bekerja pada sel,
menyebabkan reaksi berantai sehingga terjadi pelepasan.
Patogenesis aneurysma
Proses inflamasi diprakarsai oleh hemodinamik dan mengarah ke matrix metalloproteinases (MMPs)
– degradasi mediasi ekstraseluler matriks dan apoptosis sel otot polos (SMC), yang adalah sel-sel
utama yang mensintesis matriks pembuluh darah dinding. Proses-proses ini bekerja bersamaan
untuk melemahkan dinding arteri semakin, mengakibatkan dilatasi, pembentukan aneurisma, dan
akhirnya pecah (Gambar; Tabel 1). Data pendukung a peran utama untuk peradangan pada
patogenesis CA kuat dan berasal dari studi eksperimental dan manusia. 2 utama konstituen dari
respon inflamasi dan yang terkait respon degeneratif adalah makrofag dan SMC. Makrofag yang
menginfiltrasi jaringan tidak hanya melepaskan sitokin proinflamasi yang mengarah pada rekrutmen
tambahan sel-sel inflamasi, tetapi juga melepaskan MMP yang mencerna arteri dinding matriks
ekstraseluler dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut melalui regulasi proteinase lainnya. Karena
itu, menunjukkan bahwa ekspresi makrofag dan MMP yang diturunkan makrofag terkait erat
dengan aneurisma pertumbuhan, dan penghambatan selektif MMPs ini diblokir perkembangan
aneurisma. Demikian juga, tikus yang kekurangan makrofag untuk memiliki lebih rendah risiko
mengembangkan CA. Seiring garis yang sama, penghambatan protein-1 chemoattractant monocyte
(MCP-1), sebuah chemokine mengatur migrasi dan infiltrasi makrofag, menghentikan pembentukan
CA pada tikus.6 Dalam studi perbandingan CA manusia yang rusak dan tidak pecah, infiltrasi
makrofag sangat terkait dengan ruptur aneurisma.7 Menariknya, makrofag tampaknya hadir di CA
manusia dalam 2 berbeda bentuk yang memberikan efek berlawanan pada peradangan Sedangkan
sel-sel M1 proinflamasi dan M2 anti-inflamasi sel hadir dalam proporsi yang sama dalam aneurisma
yang tidak rusak, keseimbangan bergeser ke arah sel M1 di aneurisma pecah, menyarankan peran
ketidakseimbangan M1 / M2 dalam perkembangan CA manusia pecah Juga, peran penting makrofag
di CA telah memungkinkan pengembangan molekul yang ditargetkan pencitraan untuk
mengidentifikasi aneurisma yang rentan pecah, 9,10 dan ini Penargetan terapi aktivasi makrofag dan
pelepasan MMP di dinding aneurisma atau mencegah ketidakseimbangan M1 / M2 dapat berpotensi
menghentikan pembentukan dan pecahnya aneurisma.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK377/table/A1625/?report=objectonly
Vascular headache Myogenic headache Traction headache
Migraine Chronic myositis Mass lesions
Classic Cervical arthritis Inflammatory lesions
Common Psychogenic factor EENT disease
Complicated Arteritis
Cluster Cerebrovascular disease
Toxic vascular Cranial neuritis
TMJ dysfunction
Vascular Headache
Pada migraine, cluster headache, dan toxic vascular headache, nyeri di produksi oleh dilatasi dari
extracerebral arteri
Myogenic Headache
Pada myogenic atau muscle contraction headache, nyeri di produksi oleh kontraksi otot pada kepala
dan leher
Traction Headache
Sakit kepala dapat terjadi akibat lesi massa intracranial seperti tumor, metastasis, abses, atau
hematoma. Massa di atas tentorium sering menghasilkan rasa sakit di verteks atau di daerah
frontral. Massa di bawah tentorium menghasilkan nyeri oksipital,
II Nyeri kepala sedang atau parah ( nyeri kepala terparah dalam hidup),
meningismus, deficit nervus cranialis
Bradikardia
Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan dengan penekanan jaringan otak maka
akan terjadi sindroma herniasi dan tanda- tanda umum Cushing’s triad (hipertensi, bradikardi,
respirasi ireguler) muncul. Pola nafas akan dapat membantu melokalisasi level cedera.
Komplikasi
Beberapa komplikasi (Subarachnoid Hemorrhage) SAH meliputi:
1. Hydrocephalus
Hydrocephalus dapat menjadi komplikasi akut atau tertunda dari SAH. Hidrosefalus obstruktif akut
memperumit 20% kasus SAH. Faktor risiko klinis untuk pengembangan hidrosefalus meliputi
peningkatan usia pasien, penggunaan obat antifibrinolitik, disfungsi sistolik ventrikel kiri, dan kejang.
Hidrosefalus akut biasanya terjadi dalam 24 jam pertama setelah perdarahan tetapi dapat terjadi paling
lambat 7 hari sesudahnya. Ini muncul sebagai perubahan status mental yang relatif tiba-tiba, termasuk
lesu, pingsan, atau koma. CT scan membedakan hidrosefalus dari perdarahan ulang.
Hidrosefalus akut dapat memicu kompresi batang otak yang mengancam jiwa dan penyumbatan
pembuluh darah. Hal ini terkait dengan tingkat Hunt dan Hess pra operasi yang lebih rendah dan
prognosis yang lebih buruk. Akibatnya, setiap perubahan tingkat kesadaran memerlukan CT scan
yang muncul untuk mengevaluasi ukuran ventrikel. Seorang pasien yang didapat dengan ventrikel
melebar layak mendapat ventrikulostomi segera.
2. Rebleeding
Insiden komplikasi perdarahan ulang adalah yang terbesar dalam 2 minggu pertama. Puncaknya
adalah dalam 24-48 jam setelah SAH awal (sekitar 6%), dengan tingkat 1,5% per hari selama 12-13
hari ke depan. Faktor-faktor klinis yang meningkatkan kemungkinan rebleeding meliputi:
Hipertensi
Kecemasan
Agitasi
Kejang
3. Vasospasme
Saat ini, iskemia yang tertunda akibat kontraksi otot polos arteri dari pembuluh kapasitansi besar di
dasar otak adalah penyebab utama kematian dan kecacatan setelah SAH aneurisma. Vasospasme
merupakan gejala pada 36% pasien. Insidensi vasospasme angiografi adalah 30-70%; dari pasien ini,
20-36% menjadi simtomatik.
5. Disfungsi jantung
Disfungsi jantung terjadi pada sejumlah besar orang dengan SAH. Hiperaktif simpatis neurogenik,
serta peningkatan kadar katekolamin sistemik, telah terlibat dalam disfungsi jantung terkait SAH.
Aritmia terjadi pada sebanyak 90% pasien dan paling umum meliputi:
Kompleks ventrikel prematur (PVC)
Bradyarrhythmias
Takikardia supraventrikular
Aritmia paling lazim dalam 48 jam pertama setelah SAH. Hanya sebagian kecil aritmia (biasanya
yang berhubungan dengan hipokalemia) yang mengancam jiwa.
Terapi
- Terapi awal
1. ABC
2. Analgesik : 25 mg, 50 mg, or 100 mg PO (taken with fluids)
Not to exceed 100 mg/dose; additional doses q2hr PRN
- Untuk Hipertensinya
Nonfarmakologi : Perilaku hidup sehat (Penyesuaian BB, olahraga, diet garam, tidak konsumsi
alkohol, stop merokok)
Farmakologi :
- Untuk perdarahannya
Coilling : menggunakan serat yang terbuat dari platinum yang nanti akan menutupi daerah
aneurisma agar aliran darah tidak dapat masuk kedalam bagian arteri yang terkena aneurisma
Clipping : tindakan Klipping pada daerah aneurisma yang bertujuan untuk mengisolasi aneurisma
dari sirkulasi darah dengan caran menempatkan klip kecil yang terbuat dari titanium di pangkal
atau leher aneurisma untuk menghalangi masuknya aliran darah.
Thrombotic theraphy : rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) untuk mengurangi resiko
untuk cascular spasm. Diberikan setelah tindakan clipping
- Untuk Mual :
Antiemetik :
- Serotonon antagonist :
Ondansentron :
PO
Moderately emetogenic chemotherapy: 8 mg started 30 minutes before chemotherapy,
then q12hr for 1-2 days after chemotherapy
Highly emetogenic chemotherapy: 24 mg started 30 minutes before chemotherapy
Zofran ODT: Using dry hands, carefully remove from blister pack immediately before
use
IV
0.15 mg/kg over 15 min administered 30 min before chemotherapy, then 4 and 8 hr
after first dose; not to exceed 16 mg (32 mg no longer recommended because of
increased risk of QT prolongation)
KIE Subdural Hemorrhage
Pre OP :
1. Kontrol hipertensi
2. Diet garam, konsumsi buah dan sayuran
3. Olahraga teratur
4. Kontrol berat badan
DD Kenapa dipilih Kenapa tidak dipilih
TERAPI
FARMAKOLOGI
Serangan akut
Analgetik :
Aspirin 1000 mg/hari
Acetaminophen 1000 mg/hari ( dimulai dosis 500-600 mg)
NSAIDs :
Asam mefenamic, ibuprofen 800 mg/hari, diclofenac 50-100 mg/hari
NON FARMAKOLOGI
Control diet
Terapi fisik : melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20-30 menit
Perubahan posisi tidur
Behavioural treatment
Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan computer
MIGREN
Farmakologi
Abortive terapi
Terapi spesifik
Ergot alkaloids
Nimodipin (Calcium channel bloker) oral 60 mg tiap 4 jam diberikan selama 21 hari
Terapi pembedahan/endoavaskular
TRIGEMINAL NEURALGIA
Oxcarbezin 300 mg