Anda di halaman 1dari 144

1

ANTI KORUPSI

Branding Slides www.slideprodesign.com


MUHAMAD RIDWAN SEPTIAJI, M.A., C.NLPP, C.Ht. 2

Pernah belajar di Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gajah


Mada, Maastricht School of Management, Kepemimpinan LAN,
Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah

Certified: Penulisan Laporan Hasil Audit


1. Neurolinguistic Komunikasi Audit
2. Hypnotherapy semantic Analytical Thinking
3. Psycholinguistic, Sociolinguistic Coaching and Mentoring for Auditors
4. Sosiopragmatic – Audit Team Leadership
5. Communication-Public Speaking
6. Discourse Analysis
7. Writing Report  Diklat Pemeriksaan dan Kelembagaan BPK RI
8. Latsar ASN  Internal Audit Kementerian Keuangan
9. Pengadaan Barang/Jasa  Inspektorat Pemda
10. Leadership Tingkat IV dan III  Sertifikasi PKN untuk KAP
 Leadership Pim III-IV pada BPK, LKPP,
BAPPENAS, Setneg, Pemkot Menado,
0877.8759.3202
Pemkab Belitung TImur
Muhamad.Septiaji@bpk.go.id
Branding Slides  www.slideprodesign.com
ridwanseptiaji@gmail.com
5

Perbedaan Pola Diklat Prajab

Melahirkan CPNS yang:


Pembentukan Basic values Mewujudkan tujuan UU No. 5/2014 
karakter belum belum dialami Integritas, Profesional, Netral, bebas KKN
optimal CPNS
dan mampu melayani serta perekat NKRI berdasarkan
PANCASILA & UUD 1945

Branding Slides www.slideprodesign.com


6
Tujuan & Sasaran
Diklat Prajab Pola Baru
Peraturan Kepala LAN no. 22 TAHUN 2016

Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II diselenggarakan untuk


membentuk PNS profesional yang berkarakter, yaitu PNS yang
karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku displin PNS, nilai-
nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.

Branding Slides www.slideprodesign.com


7

Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi PNS

Akuntabilitas
Nasionalisme A N

Etika Publik E
A
Komitmen Mutu
Anti Korupsi K

Branding Slides www.slideprodesign.com


Tujuan 8

Pembelajaran

Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi


1
dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan kehidupan.

2 Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku korupsi.

3 Menjelaskan internalisasi dan pembangunan sistem integritas


untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.

Branding Slides www.slideprodesign.com


9

Tugas Individu

Apakah Anda pernah berbuat curang?

Tuliskan satu saja perbuatan curang Anda yang masih teringat sampai sekarang.

Branding Slides www.slideprodesign.com


10

Pressure

Dorongan yang menyebabkan seseorang


melakukan fraud
Contoh: hutang atau tagihan yang menumpuk,
gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba,
dll.

Pada umumnya yang mendorong terjadinya


fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial.
Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh
keserakahan.

Branding Slides www.slideprodesign.com


11

Opportunity
Peluang yang memungkinkan fraud terjadi.
Biasanya disebabkan karena internal control
suatu organisasi yang lemah, kurangnya
pengawasan, dan/atau penyalahgunaan
wewenang.

Branding Slides www.slideprodesign.com


12

Rationalization
Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya
fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas
tindakannya, misalnya:

1. Tindakannya untuk membahagiakan


keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

2. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia


merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih
dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi,
gaji, promosi, dll)

3. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang


sangat besar dan tidak mengapa jika pelaku
mengambil bagian sedikit dari keuntungan tersebut.

Branding Slides www.slideprodesign.com


13

Mau ikut
kemana?

Branding Slides www.slideprodesign.com


14

Sebutkan satu kata


yang terlintas
dalam benak Anda ketika
mendengar kata KORUPSI

Branding Slides www.slideprodesign.com


 UU Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Pengesahan United Nation
Convention Against Corruption, 2003 15

 United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan


Landasan Bangsa-bangsa menentang Korupsi,2003)
Hukum
 UU Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi

 Penjelasan UU Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

 UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-


undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

 UU Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi

 UU Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara


Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme.

Branding Slides 15 www.slideprodesign.com


16

Apa itu korupsi?

Branding Slides www.slideprodesign.com


17
• corruptio  • corruptic/
corrumpere (FA, korruptie
1951)
• corruptus (WSD,
1960)

Latin Belanda

English Indonesia

• Corruption, • korupsi
corrupt

Branding Slides 17 www.slideprodesign.com


18

Branding Slides www.slideprodesign.com


19

Tindak
Pidana Korupsi

Corruptio/Koruptus Tindak pidana

Kebusukan, keburukan, kebejatan, suatu perbuatan yang diancam


dengan pidana oleh undang-
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak undang, bertentangan dengan
bermoral, penyimpangan dari hukum, dilakukan dengan
kesucian” kesalahan oleh seseorang yang
mampu bertanggung jawab

Branding Slides www.slideprodesign.com


20

Korupsi ???
1. kejahatan,
2. kebusukan,
3. dapat disuap,
4. tidak bermoral,
5. kebejatan dan ketidakjujuran
6. perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan
sebagainya (Poerwadarminta, 1976)

Branding Slides www.slideprodesign.com


21

Pengertian KORUPSI
Perilaku pejabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
legal memperkaya diri atau memperkaya mereka
yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
mereka.

Branding Slides www.slideprodesign.com


UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 tentang 22
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Tindak
Pidana Korupsi

SETIAP ORANG YANG DIKATEGORIKAN MELAWAN HUKUM, MELAKUKAN PERBUATAN

MEMPERKAYA DIRI SENDIRI, MENGUNTUNGKAN DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN ATAU
SUATU KORPORASI, MENYALAHGUNAKAN KEWENANGAN MAUPUN KESEMPATAN ATAU
SARANA YANG ADA PADANYA KARENA JABATAN ATAU KEDUDUKAN YANG DAPAT

Branding Slides
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA.
www.slideprodesign.com
22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 23
Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pelaku Jenis Perbuatan Ancaman Pidana
( Hukuman )
Pasal 8
pegawai negeri atau orang menggelapkan uang atau Dipidana dengan pidana penjara
selain pegawai negeri yang surat berharga yang paling singkat 3 (tiga) tahun dan
ditugaskan menjalankan disimpan karena jabatannya, paling lama 15 (lima
suatu atau belas) tahun dan pidana denda
jabatan umum secara membiarkan uang atau surat paling sedikit Rp 150.000.000,00
terus menerus atau untuk berharga tersebut diambil (seratus lima puluh
sementara waktu atau digelapkan oleh orang juta rupiah) dan paling banyak Rp
lain, atau membantu dalam 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
melakukan perbuatan puluh juta rupiah) DST.
tersebut.

Branding Slides www.slideprodesign.com


24
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

1. Penyelenggara Negara adalah Pejabat 2. Penyelenggara Negara yang bersih adalah


Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, Penyelenggara Negara yang menaati asas-asas
legislatif, atau yudikatif dan pejabat lain yang umum penyelenggaraan negara dan bebas dari
fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
penyelenggaraan negara sesuai dengan perbuatan tercela lainnya.
ketentuan peraturan perundangundangan
yang berlaku.

3. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana 4. Kolusi adalah permufakatan atau kerja sama
dimaksud dalam ketentuan peraturan secara melawan hukum antar Penyelenggara
perundang-undangan yang mengatur tentang Negara atau antara Penyelenggara Negara dan
tindak pidana korupsi. pihak lain yang merugikan orang lain,
Branding Slides masyarakat, dan atau negara. www.slideprodesign.com
25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas
Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

5. Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara 6. Asas Umum Pemerintahan Negara Yang Baik
Negara secara melawan hukum yang menguntungkan adalah asas yang menjunjung tinggi norma
kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum, untuk
kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih
dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

7. Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara


Negara yang selanjutnya disebut Komisi Pemeriksa
adalah lembaga independen yang bertugas untuk
memeriksa kekayaan Penyelenggara Negara dan
mantan Penyelenggara Negara untuk mencegah
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.

Branding Slides www.slideprodesign.com


*Syed Husein Alatas
26

Jenis-jenis korupsi*
Korupsi Transaktif : Korupsi yang menunjukan adanya kesepakatan timbal balik antara pemberi
dan penerima, demi keuntungan bersama. Kedua fihak sama-sama aktif
menjalankan perbuatan tersebut

Korupsi Ekstroaktif : Korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk koersi (tekanan) tertentu dimana
pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
mengancam diri, kepentingan orang-orangnya, atau hal hal yang dihargai

Korupsi Investif : Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa adanya
pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan
diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang

Branding Slides www.slideprodesign.com


*Syed Husein Alatas
27

Jenis-jenis korupsi*
Korupsi Nepotistik : Korupsi yang berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman atau yang
mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik
perlakuan pengutamaan dalam segala bentuk yang bertentangan dengan
norma atau peraturan yang berlaku

Korupsi Autogenik : Korupsi yang yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan
untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas
sesuatu yang hanya diketahui sendiri

Korupsi Suportik : Korupsi yang yang mengacu pada penciptaan suasana yang kondusif untuk
melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang lain.

Korupsi Defensif : Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari
pemerasan
Branding Slides www.slideprodesign.com
*Buku Saku KPK – Memahami untuk Membasmi
28

Bentuk korupsi*
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001, korupsi
dirumuskan dalam 30 bentuk/ jenis tindak pidana korupsi dan dapat
dikelompokkan sebagai berikut:

Kerugian keuangan negara


Suap menyuap
Penggelapan dalam jabatan
Pemerasan
Perbuatan curang
Benturan kepentingan dalam pengadaan
Gratifikasi
Branding Slides www.slideprodesign.com
Ciri-Ciri Korupsi 29

Dilakukan lebih dari satu orang


Melanggar kaidah kejujuran
Berhubungan dengan kekuasaan /
Mengkhianati kepercayaan
kewenangan tertentu

Merahasiakan motif, ada Berlindung dibalik


keuntungan yang ingin kebenaran hukum
diraih

Branding Slides www.slideprodesign.com


30
Tingkatan Korupsi
1.Materi Benefit
Penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan
m
aterial baik bagi dirinya sendiri /orang lain
2.Penyalahgunaan kekuasaan
Korupsi tingkat menengah yang sering dilakukan melalaui
struktur kekuasaan, baik pada tingkat negara maupun
lembaga2 struktural.
2.Pengkhianatan terhadap kepercayaan

Branding Slides www.slideprodesign.com


31

Branding Slides www.slideprodesign.com


SUMBER DAYA ALAM
32

Branding Slides www.slideprodesign.com


33

Branding Slides www.slideprodesign.com


34

Branding Slides www.slideprodesign.com


35

Dampak
Perilaku dan Tindak Pidana Korupsi

Branding Slides www.slideprodesign.com


ketimpangan pendapatan

Dampak dan kemiskinan.


36

Kelaikan
Strategy 1 infrastruktur tidak
sesuai standar
Strategy 1
Kesenjangan pendidikan

menurunkan
tingkat kesehatan investasi
masyarakat menurun

Branding Slides
menurunkan www.slideprodesign.com
pertumbuhan ekonomi.
37
Dampak Luar Biasa
(menyebabkan kerusakan dalam ruang lingkup ):

• Pribadi
• Keluarga
• Masyarakat
• Dalam kehiidupan lebih luas

Kerusakannya tidak hanya terjadi dalam


kurun waktu pendek, namun dapat
berdampak secara panjang

Branding Slides www.slideprodesign.com


38

TUGAS MANDIRI 1
TUGAS KELOMPOK :
Cari satu contoh kasus korupsi yang terjadi di Indonesia
Jelaskan tindak pidana korupsi yang telah dilakukan
Jelaskan tentang dampak yang ditimbulkan dari
perbuatan korupsi dilihat dari berbagai faktor – keluarga,
lingkungan dll
Presentasikan di depan kelas

Branding Slides www.slideprodesign.com


39

PRESENTASI

TUGAS KELOMPOK:
Studi Kasus Korupsi dan dampak korupsi di
Indonesia

Branding Slides www.slideprodesign.com


40

Branding Slides www.slideprodesign.com


41

Korupsi di Indonesia…
Korupsi sudah bukan kejahatan biasa
Korupsi melanggar hak sosial dan hak
ekonomi
Penegakan hukum korupsi mengalami
berbagai hambatan

Branding Slides www.slideprodesign.com


42

Korupsi di Indonesia…
•Korupsi di Kepolisian (Korlantas)
•Korupsi biaya perjalanan dinas luar negeri dan
visa luar negeri Departemen Luar Negeri.
•Pencopotan/sanksi kepada 138 hakim oleh
Mahkamah Agung
•dll

Branding Slides www.slideprodesign.com


43

“… kejahatan terbesar korupsi adalah menghancurkan


‘modal sosial’ – sebuah sikap yang percaya bahwa orang
lain bukanlah buaya. Korupsi menyebabkan kepercayaan
rusak. Negeri telah terseret labirin membusuk.”
(Goenawan Mohamad)

Branding Slides www.slideprodesign.com


44

Branding Slides www.slideprodesign.com


45

Partai Politik
Hukum

Kementerian

Branding Slides www.slideprodesign.com


46

Branding Slides www.slideprodesign.com


47

Niat, Semangat & Komitmen Anti Korupsi

Spiritual Accountability Visi dan Misi Baik Usaha Terbaik Hasil Terbaik

AMANAH, kesadaran diri bahwa


hidup kita harus Niat anti korupsi semakin kuat bagi mereka yang
dipertanggung jawabkan ingat pada Tuhannya, ia tidak ingin merusak
Niat Baik
mereka yang amanah akan perjanjian dengan Tuhannya dan akan menjadi
selalu ingat perjanjian dengan beban bagi kehidupan sehari-hari
Tuhannya, pada saat di alam
ruh
Branding Slides www.slideprodesign.com
48

Niat, semangat & komitmen anti korupsi

SPIRITUAL ACCOUNTABILITY
yang baik akan menimbulkan Niat Baik
Branding Slides www.slideprodesign.com
49

Indonesia bebas korupsi

Branding Slides www.slideprodesign.com


50

Indonesia bebas korupsi

SIN : Sistem Integritas Nasional adalah


inisiatif KPK untuk mencegah korupsi
secara terintegrasi yang dikaitkan dengan
pencapaian tujuan nasional

Dreamtegrity : Impian Indonesia


Berintegritas

Branding Slides www.slideprodesign.com


51

INTEGRITAS

NIAT
KEJUJURAN
KETULUSAN HATI
KEBERSAMAAN
KEPEDULIAN
KEADILAN

Branding Slides www.slideprodesign.com


52

Selesai Dengan Dirinya

Negeri ini membutuhkan para pemimpin dan pejabat


yang sudah selesai dengan dirinya.
Ia tidak identik dengan orang kaya, karena tidak
sedikit orang kayapun terus mencari tambahan
kekayaan, bahkan menambahnya lewat korupsi.

Branding Slides www.slideprodesign.com


53

Berorientasi pengabdian
kompeten
Branding Slides
bahagia
www.slideprodesign.com
54

Branding Slides www.slideprodesign.com


55

Nilai dasar anti korupsi


TANGGUNG
JUJUR JAWAB

PEDULI KERJA KERAS

MANDIRI SEDERHANA

DISIPLIN BERANI

ADIL

TRANSPARAN TRANSPARAN
Branding Slides www.slideprodesign.com
56

“…melakukan hal-hal anti korupsi tidak


berarti harus melakukan hal-hal besar.
Mulailah dari diri sendiri untuk melakukan
hal-hal kecil yang mampu kalian lakukan.”
(Raditya Dika)

Branding Slides www.slideprodesign.com


57

Pendukung
sistem anti korupsi
Membiasakan
“BUDAYA MALU”
MULAI
DARI KOMITMEN TINGGI
SEKARANG
Generasi Muda=
LEADER hidup anti
korupsi

Branding Slides www.slideprodesign.com


58
Membiasakan
“BUDAYA MALU”

Menjadikan budaya malu sebagai alat penebas perilaku korupsi


Korupsi terjadi salah satunya karena hilangnya budaya malu dalam diri seseorang
 Guna meminimalisir tindak korupsi budaya malu mesti disosialisasikan. Bukan
hanya konsumsi pribadi, tetapi juga konsumsi umum
 Budaya malu mesti menjadi sanksi bagi mereka yang terlibat. Imbasnya mereka
yang terlibat akan merasa malu dimata orang banyak. Malu bukan hanya sekedar di
birokrasi pemerintah, tetapi juga dalam masyarakat

Branding Slides www.slideprodesign.com


59

KOMITMEN TINGGI

 Tidak bisa dipungkiri budaya malu sebagai sanksi sosial tidak akan terwujud jika
lingkungan sekitar atau tatanan hidup baik lingkungan cultural maupun structural
tidak turut mendukung
 Dibutuhkan komitmen guna mengikat dan “mengekang” sifat korupsi itu keluar dari
dalam diri seseorang. Contoh: Jepang yang sangat memegang kuat tradisi malu
sebagai sanksi.

Branding Slides www.slideprodesign.com


60

Generasi Muda = LEADER dalam semangat hidup anti korupsi

 Generasi muda memiliki potensi untuk merubah tatanan kehidupan yang ada dengan
catatan pemuda tersebut konsisten, loyal dan tangguh dalam menjalankan kehidupan
antikorupsi. Mulai dari lingkungan kehidupannya sendiri. Mulai dari lingkungan keluarga
sampai lingkungan kerja
 Masih sedikit generasi muda yang tampil sebagai pemimpin dalam menegakkan
anitikorupsi. Penting sekali pemuda yang tampil sebagai pemimpin dalam dalam
menegakkan sistem anti korupsi
 Keberadaan generasi muda untuk menjadi pemberantas sekaligus inspirasi bagi kehidupan
di sekitarnya dalam menangkal perilaku korupsi.
 Jika generasi muda sudah tahu dan merealisasikan budaya anti korupsi dan dengan
komitmen yang kuat, maka tidak mustahil 5 samapi 10 tahun mendatang, perilaku korupsi
akan memudar

Branding Slides www.slideprodesign.com


61

Branding Slides www.slideprodesign.com


62

TUGAS MANDIRI 2

TUGAS INDIVIDU:
Menyusun rancangan aktualisasi nilai-nilai anti korupsi

Branding Slides www.slideprodesign.com


63

DISKUSI

HASIL RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI


ANTI KORUPSI

Branding Slides www.slideprodesign.com


64

Branding Slides www.slideprodesign.com


65

Di negeri yang penuh muslihat, korupsi seolah menjadi perkara lumrah


Perburuan menjadi paling kaya, seolah hobi para abdi negara
Korupsi merajalela tanpa henti, dicontohkan pejabat silih berganti
Atas nama partai, bahkan agama, korupsi selalu menemukan justifikasi
Di negeri yang penuh muslihat, korupsi seolah menjadi perkara lumrah
Mari BERANI MELAWAN MENOLAK KORUPSI menjadi kewajaran
Perburuan menjadi paling kaya, seolah hobi para abdi negara
Menjaga negeri di ambang ambruk, mengawal penegakan hukum yang hampir bankrut. Menjadi
Korupsi merajalela tanpa henti, dicontohkan pejabat silih berganti
lapisan generasi baru yang punya RASA MALU dan TABU menjadi benalu
Atas nama partai, bahkan agama, korupsi selalu menemukan justifikasi
Mari berani MELAWAN MENOLAK KORUPSI menjadi kewajaran
Menjaga negeri di ambang ambruk, m

Branding Slides www.slideprodesign.com


66

Branding Slides www.slideprodesign.com


67

Branding Slides www.slideprodesign.com


STAKEHOLDERS 68

Branding Slides www.slideprodesign.com


69

PEMANGKU
KEPENTINGAN/STAKEHOLDER

Perorangan maupun kelompok (internal/eksternal)


yang berpengaruh (+/-)
maupun terpengaruh (+/-)
oleh/pada tujuan dan tindakan sebuah organisasi

Branding Slides www.slideprodesign.com


Yang Ditawarkan 70

Stakeholder Kewenangan

Keterampilan, Keahlian dan Pengetahuan

Waktu

Komitmen

Sumber Daya Lainnya (3M = money, materials, machines)

Branding Slides www.slideprodesign.com


71

PERAN STAKEHOLDER

TERLIBAT DALAM:
• PENEMUKENALAN MASALAH DAN SOLUSI YANG BENAR
• PERENCANAAN, INTERVENSI , DAN TAHAPANNYA
• IMPLEMENTASI RENCANA
• PENGAWASAN DAN EVALUASI PROYEK

Branding Slides www.slideprodesign.com


72

Branding Slides www.slideprodesign.com


73

Branding Slides www.slideprodesign.com


74

HUBUNGAN ANTAR-STAKEHOLDER

FORMAL >< INFORMAL

Branding Slides www.slideprodesign.com


TIPE PENGARUH STAKEHOLDER 75

• PRIMER
LANGSUNG DIPENGARUHI (+/-) dan terdampak oleh aktivitas
Ex: staf kelurahan langsung dipengaruhi Perubahan SOP pelayanan masyarakat

• SEKUNDER
TIDAK LANGSUNG DIPENGARUHI (+/-) dan terkadang dapat berperan sebagai perantara
Ex: media massa

• KUNCI (KEY STAKEHOLDER)


MEMPENGARUHI (+/-) secara signifikan dan berkontribusi pada penyusunan proyek
perubahan
Ex: Kepala Dinas Dukcapil (Ini yang akan diajak kerja sama untuk proyek perubahan)
Branding Slides www.slideprodesign.com
76

MENENTANG (-) MENDUKUNG (+)


POTENSI
DUKUNGAN
STAKEHOLDER

NETRAL (+/-)

Branding Slides www.slideprodesign.com


Nilai yang dipegang Stakeholder  kepentingan stakeholder 77

NILAI NILAI
INTERNAL EKSTERNAL

KEROHANIAN SOLIDARITAS SOSIAL,


SPIRITUALITAS POLITIK, BUDAYA

EKONOMI
KEBENARAN (EFEKTIVITAS,
EFISIENSI)

ESTETIKA KEAMANAN

MORAL LINGKUNGAN

Branding Slides www.slideprodesign.com


78
Ekonomi

Keamanan Politik

Kepentingan

Lingkungan Sosial

KEPENTINGAN/INTEREST
STAKEHOLDERS Etnis –
Kampung Budaya
Halaman
Branding Slides www.slideprodesign.com
PENGARUH 79

STAKEHOLDERS

• KEDUDUKAN
(POSISI, JABATAN, PANGKAT, DANA)

• BANYAKNYA RELASI (JEJARING KERJA)

• FUNGSI
(MEMILIKI TENAGA-KEAHLIAN YANG DIBUTUHKAN DALAM
KEBERLANGSUNGAN PROYEK)
Branding Slides www.slideprodesign.com
JENIS STAKEHOLDER 80

LATENTS PROMOTERS
• KEPENTINGAN RENDAH • KEPENTINGAN TINGGI
P • PENGARUH TINGGI • PENGARUH TINGGI
E
N
G
A
R DEFENDERS
U APATHETICS
• KEPENTINGAN TINGGI
H • KEPENTINGAN RENDAH • PENGARUH RENDAH
• PENGARUH RENDAH

KEPENTINGAN
Branding Slides www.slideprodesign.com
81

NETMAP

Tentukan
Proyek
Perubahan

Pemetaan
Stakeholder

Pemetaan
Cara
Komunikasi

Branding Slides www.slideprodesign.com


82

Branding Slides www.slideprodesign.com


PENJELASAN Net- Map 83

Tool untuk:
 memvisualisasi,
 menganalisa,
 mendiskusi,

hubungan, tujuan, dan pengaruh antar tokoh


yang berperan dalam sebuah jaringan
komunikasi.

Branding Slides www.slideprodesign.com


MENGAPA Net-Map 84

DIBUAT SECARA MANUAL?

 mengaktivasi otak rasional maupun


emosional.
 diskusi yang berkualitas mengenai
hubungan antar jaringan bukan semata-
mata garis dan titiknya.

Branding Slides www.slideprodesign.com


86

Bagaimana Memulai ?

Langkah 1
•Pertimbangkan kasus yang telah
didiskusikan dalam kelompok dan
definisikan pertanyaan :

“Siapa yang mempengaruhi……. ?”

Branding Slides www.slideprodesign.com


WHO  TUPOKSI 87

WHAT  APA
INOVASINYA

RUMUSKAN PERTANYAAN
WHY  LATAR
BELAKANG TERKAIT STAKEHOLDER DAN
PROYEK PERUBAHAN
BENEFIT 
MANFAAT

HOW 
BAGAIMANA
MEMPEROLEHNYA

WITH WHOM 
DENGAN SIAPA
Branding Slides BEKERJA SAMA? www.slideprodesign.com
What: Sistem Integrasi Agenda Pimpinan 88
pada 5 Sekretaris Eselon I Berbasis Online
EXPECTED:
agenda
pimpinan
realtime

M3: terintegrasi
di seluruh pimp. Es. I
dan Anggota BPK
M1: jangka pendek: (1) M2: terinstallnya
Aplikasi terinstall di aplikasi di
Kelima Subbagset handphone 5 org With Whom:
Eselon I [2 bulan] pimpinan eselon I (2 SS: Es. I
thn) SP: Subbagset, Staf Subbagset
SU: Kasubbagset, staf subbagset, Es.I, Es. II
(sekaligus mentor), KaBiro TI, 1 staf TI

Why: kesulitan memantau agenda Subbagset Eselon I


+ pentingnya informasi agenda kerja pimpinan
EXISTING: + agenda kerja antarpimpinan pada 5 es.I belum realtime

Masalah Belum ada SOP Agenda Antar-Pimpinan Masalah Informasi lambat


sebab akibat
Belum ada Sarpras Belum ada Sarpras
Branding Adanya
Slides www.slideprodesign.com
agenda ugas dan Pribadi (secret) Adanya agenda ugas dan Pribadi (secret)
89

HOW:
Milestone Micro:
Sistem Integrasi Agenda Pimpinan pada 5 Sekretaris
Eselon I Berbasis Online

m1:
sosialisasi
konsep pada m3: m5: sistem
Subbagset pembentukan aplikasi sudah
(h+1) tim (h+5) siap (h+40)

M1
m2: m4: M6: install dan
persetujuan pembuatan pemakaian
stakeholder dan pengujian (h+41)
(h+3) aplikasi (h+39)

Branding Slides www.slideprodesign.com


90
TIPE STAKEHOLDER

• PRIMER
LANGSUNG DIPENGARUHI (+/-)
Ex: staf kelurahan langsung dipengaruhi Perubahan SOP pelayanan masyarakat

•SEKUNDER
TIDAK LANGSUNG DIPENGARUHI (+/-)
Ex: media massa

• KUNCI (KEY STAKEHOLDER)


MEMPENGARUHI (+/-) dalam berkontribusi pada penyusunan proyek perubahan
Ex: Kepala Dinas Dukcapil (Ini yang akan diajak kerja sama untuk proyek perubahan)
Branding Slides www.slideprodesign.com
91

Stakeholder yang dibutuhkan


With Whom:
• Stakeholder Sekunder:
Para Pejabat Eselon I

• Stakeholder Primer:
Kasubbag Sekretariat Eselon I, Staf Subbagset

• Stakeholder Kunci:
Kasubbag Sekretariat Eselon I, Staf subbagset, para pejabat Es.I, Kepala Biro
Umum (Eselon II sekaligus mentor), Kepala Biro TI, 1 staf TI

Branding Slides www.slideprodesign.com


MENGIDENTIFIKASI
92

STAKEHOLDERS
Langkah 2
Pengelompokan Kategori stakeholder
dalam net-map:
• Pemerintah
• Organisasi Masyarakat (NGO)
• Dunia Usaha
• Aktor Internasional
• dll
Branding Slides www.slideprodesign.com
93
SIAPA SAJA YANG TERLIBAT?

 Tentukan siapa saja tokoh yang berperan


dan mempengaruhi dalam suatu isu.

 Tulis nama tokoh dalam post it warna warni.

Sebagai contoh :
Pemerintah Warna pink,
Masyarakat Hijau,
Sekolah Oranye
Branding Slides www.slideprodesign.com
Langkah 3 94

MENGAITKAN HUBUNGAN
ANTAR STAKEHOLDERS

• Hubungan formal : hirarki


(instruksi), koordinasi,
pelaporan, aliran dana, dsb)

• Hubungan informal :
kesetiakawanan, konflik,
advokasi,
Branding Slides www.slideprodesign.com
95

Branding Slides www.slideprodesign.com


96

Branding Slides www.slideprodesign.com


BAGAIMANA MEREKA 97

TERHUBUNG ?

 dihubungkan dengan panah yang juga berwarna


warni untuk membedakan jenis hubungan.

Contoh :
 Biru menjelaskan koordinasi
 Merah menjelaskan hub. instruksi hirarki
 Hijau menjelaskan jalur pelaporan
 Ungu menjelaskan adanya hubungan informal

Branding Slides www.slideprodesign.com


MEMETAKAN POSISI DARI TIAP STAKEHOLDERS 98

Langkah 4

Jenis Posisi:

• Positif (+) = mendukung


• Negatif (-) = menentang
• Netral (+/-)
Branding Slides www.slideprodesign.com
99
APA TUJUAN MEREKA?

 Tujuan tiap tokoh ditulis di bawah


post it dengan singkatan.

Contoh:
tujuan SEKOLAH ialah: “DE” yang
singkatan dari :
• D : Development
• E : Education
Yang mengartikan bahwa SEKOLAH
tersebut bertujuan mengembangkan
pendidikan di lingkungannya
Branding Slides www.slideprodesign.com
Langkah 5 10
0

MENETAPKAN KEPENTINGAN &


PENGARUH STAKEHOLDERS

Branding Slides www.slideprodesign.com


SEBERAPA BESAR KEPENTINGAN 10
SETIAP AKTOR STAKEHOLDER? 1

Besarnya kepentingan suatu tokoh ditunjukkan


dengan
 tingginya pion dalam net map tersebut. Makin
tinggi pion, makin tinggi pula pengaruh dalam
jaringan.
 tingginya pion dapat dikonversi dengan nilai
angka berdasarkan skala yang ditetapkan.

Semakin besar kepentingannya maka


semakin tinggi pion dan angkanya :
Rendah : 1-3
Sedang : 4-6
Tinggi : 7-9
Branding Slides www.slideprodesign.com
10
Seberapa besar pengaruh dari setiap aktor terhadap pertanyaan yang 2
diajukan (pada langkah 1) ?

Besarnya pengaruh suatu tokoh ditunjukan dengan:


 tingginya pion dalam net map tersebut. Makin tinggi
pion, makin tinggi pula pengaruh dalam jaringan.
 tingginya pion dapat dikonversi dengan skala.

Contoh skala =

Rendah : 1-3
Sedang : 4-6
Tinggi : 7-9

Branding Slides www.slideprodesign.com


10
3

Branding Slides www.slideprodesign.com


NET-MAP 10
4

Branding Slides www.slideprodesign.com


10
5

Branding Slides
Contoh
www.slideprodesign.com
OBSERVASI & KEMUNGKINAN TINDAKAN 10
6

Langkah 6

Branding Slides www.slideprodesign.com


OBSERVASI & KEMUNGKINAN TINDAKAN 10
7

Langkah
6

Branding Slides www.slideprodesign.com


10
8

Jejaring Kerja
Branding Slides Diklat Pim III
www.slideprodesign.com
10
9

Branding Slides www.slideprodesign.com


11
0

Branding Slides www.slideprodesign.com


11
1

Mulai dari berpikir


di titik akhir

The network goal


Branding Slides www.slideprodesign.com
Filosofi 11
3

• Network
• nodes = orang, kelompok, organisasi
• Link = hubungan, aliran (uang,
informasi, dll.)

NETWORK MAP = VISUAL MAP

“If we know the network, we can focus the influence”


“lead the network, manage the network”
Branding Slides www.slideprodesign.com
Vilda K. June H
•Structure of relationships (struktur keterhubungan) 11
4

•The meaning of relationship (makna hubungan)


•The lubricant of the relationships = TRUST

Branding Slides www.slideprodesign.com


11
5

MENGAPA KITA
MEMBUTUHKAN JEJARING KERJA?

Branding Slides www.slideprodesign.com


11
6
Why we need network?

We live in VUCA World

Tidak ada satu pelaku


yang memiliki
semua pengetahuan &
informasi untuk
memecahkan masalah
yang kompleks.

Branding Slides www.slideprodesign.com


Kooiman, J. (1993). Governance & Governability: Using Complexity, Dinamics, and Diversity.
11
7

Volatile (Cepat Bergerak)


Uncertain (Ketidakpastian)
Complexs (Kompleks)
Ambiguous (Kerancuan)

Branding Slides www.slideprodesign.com


11
8

Branding Slides 118 www.slideprodesign.com


11
9

FOSKE
• FORTUNE ( NASIB-REZEKI)

• OPPORTUNITY (KESEMPATAN)

• KNOWLEDGE

• SHARE EMPHATY

• EMERGENCY EXIT
Branding Slides www.slideprodesign.com
12
0

Branding Slides www.slideprodesign.com


12
1

KRITERIA APA SAJAKAH


YANG BISA MASUK DALAM JEJARING KITA?

Branding Slides www.slideprodesign.com


12
2

BAGAIMANAKAH KITA MEMBANGUN


JEJARING KERJA?

Branding Slides www.slideprodesign.com


12
Ubah 3
Mindset

Ubah
TRUST
Kebiasaan

????
Membangun
Networking
Bina Ubah
Relasi Perilaku

Tingkatkan
Daya Jual
Diri

Branding Slides www.slideprodesign.com


12
4

Branding Slides 124 www.slideprodesign.com


12
8
Isi Jejaring

Kebutuhan
Technoware
Stakeholder

Komponen
Jejaring
Struktur
Human
Capital
Kerja Jejaring
Kerja

Social
Capital Norma
(Modal Jejaring
Sosial)
Branding Slides www.slideprodesign.com
12
9

SIAPA SAJAKAH YANG TELAH MASUK DALAM


JARINGAN KITA?

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
0
Semua orang saling terkait
Orang terhubung satu sama lain.

Social Network Analysis


• Memetakan jaringan
• Mengukur hubungan (measuring relationship)
• Mengukur aliran (measuring flows) materials, informasi, dana

• Links = relationship/flows between the nodes

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
1

Jejaring Operasional

Jejaring Strategis

Jejaring
Jejaring Personal Kerja

Jejaring Keluarga

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
2

Contoh Model Jejaring Kerja

Branding Slides 132 www.slideprodesign.com


13
3
#2

Single Hub
& Spoke

Vilda K, June H. 2002

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
4
#3

MultiHub
Network

Branding Slides Vilda K, June H. 2002 www.slideprodesign.com


13
5
#4

core &
periphery

Branding Slides Vilda K, June H. 2002 www.slideprodesign.com


13
6

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
7

• Seperti apakah pola jejaring kerja Anda?

• Ilustrasikanlah pola tersebut!

Branding Slides 137 www.slideprodesign.com


13
8
Isi Jejaring

Kebutuhan
Technoware
Stakeholder

Komponen
Jejaring
Human Capital Kerja Komunikasi
antarstakeholder

Social Capital
Norma Jejaring
(Modal Sosial)

Branding Slides www.slideprodesign.com


13
9
STRATEGI KOMUNIKASI

• MENGUBAH PERSEPSI STAKEHOLDERS DARI NEGATIF MENJADI POSITIF,


DAN POSISI STAKEHOLDERS MENJADI PROMOTOR ATAU DEFENDER

• TUJUANNYA AGAR SEMUA MEMILIKI INTEREST YANG TINGGI. INTEREST


TINGG OLEH STAKEHOLDER MERUPAKAN BENTUK TAKING OWNERSHIP

Branding Slides www.slideprodesign.com


14
1

Branding Slides www.slideprodesign.com


JENIS STAKEHOLDER 14
3

LATENTS PROMOTERS
• KEPENTINGAN RENDAH • KEPENTINGAN TINGGI
P • PENGARUH TINGGI • PENGARUH TINGGI
E
N
G
A
R DEFENDERS
U APATHETICS
• KEPENTINGAN TINGGI
H • KEPENTINGAN RENDAH • PENGARUH RENDAH
• PENGARUH RENDAH

KEPENTINGAN
Branding Slides www.slideprodesign.com
14
4

Fasilitasi
kebutuhan/harapan  Pemain utama
agar tetap puas
Influnence

Tunjukkan perhatian
Prioritas terendah

Branding Slides
interest 144 www.slideprodesign.com
14
5

Tunjukkan bahwa proper


juga berkontribusi pada Penggerak utama proper
pelibatan
Influnence

kepentingan mereka
sendiri

Tetap terus berikan


Menginformasikan
informasi secara intens.
kemudian

Branding Slides
interest 145 www.slideprodesign.com
14
6
MENGAPA BERUBAH

+ JIKA TIDAK BERUBAH


- JIKA BERUBAH

- JIKA TIDAK BERUBAH


+ JIKA BERUBAH
Branding Slides www.slideprodesign.com
14
7
BAGAIMANA INFORMASI/PESAN DISAMPAIKAN?

• TERUKUR/JELAS UKURANNYA

• PERSONALISASI/SESUAI TARGET SASARAN (KNOWING THE AUDIENCE)

• BERBASIS INTERAKSI

Jeni Cross

Branding Slides www.slideprodesign.com


14
8

KOMUNIKASI

Branding Slides www.slideprodesign.com


14
9
Komunikasi

Menjual gagasan dan memperoleh persetujuan maupun


dukungan atas gagasan tersebut (taking ownership) dari para
penerima pesan

Branding Slides www.slideprodesign.com


15
0

Branding Slides www.slideprodesign.com


15
1

Komunikasi asertif dan responsif


Bukan agresif maupun pasif
Branding Slides www.slideprodesign.com
15
2

Branding Slides www.slideprodesign.com


15
3

TERIMA KASIH

Branding Slides www.slideprodesign.com

Anda mungkin juga menyukai