Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FISIK DAN

LINGKUNGAN KOTA
TEGAL

Nur Aisyah E100160038 Zulfi Barnita P E100160212


Eka Nur K E100160127 Ayu Enggal P E100160238
Mia Septiyana E100160141 Eva Triana E100160240
Dwi Astuti E100160152 Desinta Fajari P E100160312
Anindya Dwi C E100160186 Peni Budiatun K
E100160314
Maulya Zulis R E100160201 Syifana Ukarima
E100170049
Liza Mahmudah E100160209
Topografi & Kemiringan Lereng

 Kota Tegal terbagi menjadi 2 bagian yaitu


daerah pantai dan daerah dataran rendah.
 Sebelah utara  daerah pantai yang relatif
datar.
 Sebelah selatan  daerah dataran rendah.
 Rata-rata elevasi ketinggian ±3 meter dari
permukaan laut.
 Kemiringan sungai rata-rata dibawah 0-2%.
Geologi & Jenis Tanah

 Formasi batuan hampir sama dengan


formasi batuan di Purwokerto (formasi
linggopodo) dari aktivitas Gunungapi
Slamet.
 Tanah regosol, Tanah Alluvial hidromorf,
Tanah Alluvial kelabu tua.
 Didominasi oleh jenis tanah alluvial
kelabu tua.
 Banyak terdapat di dataran rendah, di
sekitar muara sungai, rawa-rawa,
lembah-lembah,maupun di kanan kiri
Iklim & Hidrologi


 Iklim
  di Kota Tegal termasuk kedalam kondisi
iklim tropis kering.
 Suhu antara 27,3 hingga 28 °C, dengan tingkat
kelembaban antara 71 - 85%, dengan curah
hujan yang tidak merata sepanjang tahun.
 Total rata-rata hari hujan sebesar 12.1 mm,
curah hujan tertinggi terdapat pada bulan
januari sebesar 335,0 mm sedangkan curah
hujan terendah terdapat pada bulan Agustus
dan September sebesar 0,0 mm karena
memasuki Musim kemarau.
Bencana Alam

 Bencana alam yang sering terjadi yaitu rob.


 Disebabkan oleh curah hujan yang tinggi
 Gelombang pasang air laut.
 Banjir rob pada kota tegal bisa juga
disebabkan karena adanya penurunan
daratan.
 Pembangunan gedung-gedung dan
pengambilan air tanah secara besar-
besaran.
Tata Guna Lahan

 Penggunaan lahan sebagian besar merupakan lahan


bukan sawah yaitu 3.235,70 hektar.
 Dari total lahan bukan sawah tersebut 1.834,60 hektar
merupakan lahan untuk bangunan dan pekarangan.
 Luas lahan yang digunakan untuk sawah hanya 732,30
hektar
 Kota Tegal mampu memanen Padi Sawah seluas 629
hektar dengan rata-rata produksi 57,17 kuintal/ha pada
tahun 2016.
 Kecamatan Margadana merupakan wilayah dengan
rata-rata produksi paling tinggi di Kota Tegal pada
tahun 2016, yaitu 58,17 kuintal/ha.
Kesimpulan
 Berdasarkan kondisi fisik Kota Tegal,
sebagian wilayah Kota Tegal sangat
rawan terhadap bencana banjir rob.
Perlunya upaya pencegahan dan
penanggulangan bencana dan edukasi
kepada masyarakat agar dapat
meminimalisir dampak dari bencana
tersebut. Baik dalam artian korban jiwa
maupun material. Selain itu, perlunya
kajian-kajian dan evaluasi terhadap
penggunaan lahan di Kota Tegal.

Anda mungkin juga menyukai