Anda di halaman 1dari 49

AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM

SISTEM PERPETUAL DAN PERIODIK


AKUNTANSI I

@stie ism 2018


AKUNTANSI
PERSEDIAAN DALAM
SISTEM PERPETUAL
SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL
• Ilustrasi
Perusahaan “Mustika Ratu” yang berdagang CD dan
DVD membeli barang dagangannya dari PT. Nada
Kencana (pemasok CD dan DVD partai besar)
1. PT. Nada Kencana mengirimkan beberapa dos CD dan
DVD kepada perusahaan Mustika Ratu, dan pada hari
yg sama mengirimkan faktur kepada perusahaan
tersebut.
2. Setelah barang diterima, perusahaan membayar
tagihan kepada PT. Nada Kencana
PEMBELIAN BARANG DAGANGAN
• Untuk ilustrasi di atas terhadap barang yang dibeli
dan diterima pada tanggal 3 Juni 2011, maka jurnal
yg dibuat perusahaan Mustika Ratu atas
pembelian secara kredit tersebut adalah sebagai
berikut:
Juni 3 Persediaan Barang Dagangan Rp. 700.000
Utang Usaha Rp. 700.000
(pembelian persediaan secara kredit)

Cat: akun persediaan merupakan aset selama persediaan belum terjual, jika
barang dagangan sudah laku terjual akan berubah menjadi beban yang
disebut beban pokok penjualan
POTONGAN PEMBELIAN
• Ilustrasi
Misalkan dalam faktur yang diterbitkan PT Nada Kencana
di atas, tertulis termin kredit yang berbunyi 3/15,n/30.
dan Mustika Ratu membayar dalam periode potongan,
maka ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran kas ini akan
berbunyi sebagai berikut:
Juni 13 Utang Usaha Rp. 700.000
Kas Rp. 679.000
Persediaan Barang Dagang 21.000
(Pembayaran dalam periode potongan)

Cat: Potongan Pembelian dikreditkan (dikurangkan)


terhadap Persediaan karena potongan sebagai akibat
bayar lebih cepat yang menjadikan berkurangnya biaya
perolehan persediaan yang sesungguhnya
Persediaan Barang
Juni 3 Rp 700.000 Juni 13 Rp. 21.000
Saldo Rp 679.000

Saldo persediaan sebesar Rp679.000 adalah harga yang


sesungguhnya dibayar untuk membeli persediaan pada tanggal
13 Juni 2011, akan tetapi apabila perusahaan Mustika Ratu baru
membayar tanggal 24 Juni (sudah lewat dari 15 hari), maka
Mustika Ratu harus membayar penuh seperti jurnal dibawah ini

Juni 13 Utang Usaha Rp. 700.000


Kas Rp. 700.000
(Pembayaran lewat periode potongan)
RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PEMBELIAN
• Ilustrasi
Misalkan Mustika Ratu belum membayar tagihan pada tanggal 3
Juni, Keesokan harinya ditemukan sejumlah CD yang rusak
dalam pengiriman yang harganya Rp.100.000. barang rusak
tersebut dikembalikan ke PT. Nada Kencana pada tanggal 4 Juni.
Jurnal sebagai berikut:
Juni 4 Utang Usaha Rp.100.000
Persediaan Barang Dagangan Rp.100.000
(Retur CD ke PT Nada Kencana)

Cat: dalam hal retur, barang dikembalikan kepada penjual,


sedangkan dalam pengurangan harga, barang tetap berada di
tangan pembeli tetapi harganya (biaya perolehan) berkurang
BIAYA PENGANGKUTAN
• Ketentuan biaya angkut atau syarat pengangkutan bisa
berupa FOB (Free on Bord) Shipping Point atau FOB
Destination.
• FOB Shipping Point  Penjual menanggung pengangkutan
sampai pada tempat pihak pengangkut, selanjutnya beban
angkutan dari tempat pengakut ke tempat pembeli menjadi
tanggungan si pembeli. (bisa diartikan bahwa pembeli telah
menjadi pemilik barang pada saat barang dikirim oleh
pengangkut dan pembeli berkewajiban membayar biaya
pengakutan barang).
• FOB destination  penjual mengantarkan barang ke
tempat pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya
menjadi tanggungan penjual. (bisa diartikan bahwa pembeli
baru menjadi pemilik barang apabila barang telah tiba di
tempat pembeli dalam hal ini penjual berkewajiban
mambayar biaya angkut barang sampai di tempat pembeli
• Ilustrasi
Misalkan Mustika Ratu membayar biaya
pengangkutan kepada CV Lancar sebesar Rp.
60.000 untuk pengiriman pesanan CD dan DVD,
maka jurnal yang harus dibuat dalam pembukuan
Mustika Ratu adalah sebagai berikut:
Juni 3 Persediaan Barang Dagangan Rp. 60.000
Kas Rp. 60.000
(Pembayaran biaya angkut pembelian)

Cat: Biaya pengangkutan atas barang yang dibeli akan


mengakibatkan bertambahnya biaya perolehan
barang dagangan (persediaan) sebesar Rp. 60.000
Persediaan Barang
Juni 3 Rp 700.000 Juni 4 Retur Rp. 100.000
Juni 3 Angkutan Rp 60.000
Saldo Rp 660.000

Potongan hanya diterapkan atas utang kepada penjual barang,


potongan tidak dibebankan pada beban pengangkutan, karena
tidak ada potongan atas pengangkutan
Ilustrasi
Pada tanggal 20 Juni, toko Irama membeli sejumlah barang
dagangan dengan harga Rp5.000.000 ditambah biaya
angkut barang Rp400.000 dengan syarat FOB shipping
point, termin 3/5,n/30. bagaimana jurnal yang harus dibuat
oleh toko Irama untuk mencatat transaksi pembelian
tersebut dalam masa potongan dan diluar masa potongan?
Dan bagaimana bila biaya angkut tersebut menjadi
tanggungan penjual
• Jurnal yang dibuat toko Irama sebagai berikut:
Juni 20 Persediaan Barang Dagangan Rp. 5.400.000
Utang Dagang Rp. 5.400.000
(Pembayaran secara kredit termasuk
biaya pengangkutan)

• Jika toko irama membayar transaksi dalam periode


potongan, maka potongan hanya dihitung untuk harga
barang yang dibeli (Rp.5.000.000) bukan atas harga
faktur (Rp.5.400.000) Jurnal untuk mencatat jika
transaksi dibayar pada tanggal 26 Juni sebagai berikut:
Juni 26 Utang Dagang Rp. 5.400.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 150.000
Kas Rp 5.250.000
• Dibukukan ke dalam buku besar sebagai berikut
Persediaan Barang
Juni 20 Rp 5.400.000 Juni 4 potongan Rp. 150.000
Saldo Rp 5.250.000

• Apabila biaya pengangkutan barang yang dijual menjadi


tanggungan si penjual, maka penjual akan
memperlakukan biaya angkut ini (disebut Beban Angkut
Penjualan) sebagai beban operasi, maka jurnal yang
dibuat pihak penjual sebagai berikut:
Juni 20 Baban Angkut Penjualan Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
IKHTISAR TRANSAKSI-TRANSAKSI
PEMBELIAN
• Ilustrasi
Misalkan Mustika Ratu membeli barang
dagangan seharga Rp.35.000.000 mendapat
potongan 2% karena membayar dalam
periode potongan, mengembalikan barang
yang rusak seharga Rp700.000 dan membayar
biaya pengangkutan sebesar Rp2.100.000.
bagaimana ikhtisar biaya perolehan tersebut?
Pembelian Biaya
Persediaan Perolehan
Bersih
Persediaan
Retur &
Persediaan - Pengurangan - Potongan + Biaya = Persediaan
Harga Pembelian Pembelian Pengangkutan
Rp35.000.000 - Rp700.000 - Rp686.000 + Rp2.100.000 = Rp35.714.000

Persediaan Barang Dagangan


Pembelian Rp35.000.000 Retur & Pengurangan
Biaya Angkut Rp2.100.000 Harga pembelian Rp 700.000
Potongan pembelian Rp686.000
Saldo Rp35.714.000

*) Potongan pembelian 2%x (35.000.000-Rp700.000)=Rp686.000


PENJUALAN BARANG DAGANGAN
• Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan datang
dari penjualan barang dagangan disebut pendapatan
penjualan atau biasa disebut juga penjualan
• Setiap transaksi penjualan menimbulkan beban karena
perusahaan harus menyerahkan barang miliknya
kepada pembeli. Beban ini disebut beban pokok
penjualan, yaitu harga perolehan persediaan barang
dagangan yang dijual kepada konsumen dan biasanya
merupakan beban terbesar dalam sebuah perusahaan
dagang.
Setelah melakukan suatu transaksi penjualan secara kredit,
perusahaan dagang (PT. ABC) menghadapi rentetan kegiatan
sebagai berikut:
• Retur penjualan: pembeli mungkin mengembalikan barang
kepada PT. ABC
• Pengurangan harga penjualan: PT. ABC mungkin memberi
pengurangan harga kepada pembeli karena barang yang dikirim
tidak sesuai dengan pesanan, pengurangan harga ini akan
mengurangi jumlah kas yang diterima PT. ABC dari pembeli
• Potongan penjualan: apabila pembeli membayar dalam periode
potongan sesuai termin yang diberikan, maka PT. ABC hanya akan
menerima kas setelah dikurangi potongan.
• Beban angkut penjualan: PT. ABC mungkin harus membayar
sejumlah beban pengangkutan untuk mengirim barang ke tempat
pembeli
Ilustrasi
pada tangal 9 Juni Perusahaan Mustika Ratu menjual barang
secara tunai seharga Rp.3.000.000 untuk itu Mustika Ratu,
transaksi
Juni 9 Kas
tersebut dicatat dalam jurnal sebagai berikut:
Rp. 3.000.000
Penjualan Rp. 3.000.000
(Penjualan tunai barang dagangan)

Dalam hal penjualan Mustika Ratu juga harus membuat suatu buah jurnal lagi
untuk mencatat berkurangnya saldo Persediaan Barang Dagangan. Misalkan
harga perolehan barang yang dijual tersebut adalah Rp 1.900.000, maka jurnal
kedua yang harus dibuat Mustika Ratu adalah jurnal untuk memindahkan
harga perolehan barang yang dijual sebesar Rp. 1.900.000 dari akun
persediaan, sebagai berikut:
Juni 9 Beban Pokok Penjualan Rp. 1.900.000
Persediaan Rp. 1.900.000
(mencatat beban pokok barang yang
dijual)
• Jadi Rekening Beban Pokok Penjualan mencatat
pergerakan saldo beban pokok barang yang telah terjual
setiap saat. Dari ilustrasi di atas Rp 1.900.000 adalah
beban pokok barang yang terjual saat itu, bukan Rp
3.000.000 (harga jual barang). Beban pokok penjualan
selalu didasarkan pada biaya perolehan perusahaan,
bukan harga jual
Persediaan Barang Dagangan
Saldo Rp35.714.000 Beban Pokok Rp.1.900.000
Penjualan

Beban Pokok Penjualan


Jun 9 Rp1.900.000
PENJUALAN KREDIT
Ilustrasi
Perusahan Mustika Ratu Menjual barang dagang secara kredit seharga Rp
5.000.000 dengan syarat n/10 (tanpa potongan). Beban pokok barang
tersebut Rp2.900.000, jurnal transaksi tersebut sebagai berikut:
Juni 11 Piutang Dagang Rp. 5.000.000
Penjualan Rp. 5.000.000
(untuk mencatat penjualan kredit)
Juni 11 Beban Pokok Penjualan Rp. 2.900.000
Persediaan Rp. 2.900.000
(untuk mencatat penjualan kredit)

Apabila Mustika Ratu menerima pelunasan atas penjualan kredit tersebut,


jurnalnya sebagai berikut:
Juni 19 Kas Rp. 5.000.000
Piutang Dagang Rp. 5.000.000
(untuk mencatat penjualan kredit)
POTONGAN PENJUALAN DAN RETUR
PENGURANGAN HARGA

• Akun Retur & Pengurangan Harga Penjualan dan


Potongan Penjualan merupakan akun pengurang
terhadap Pendapatan Penjualan.
• Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun
tersendiri untuk potongan penjualan dan akun Retur
& Pengurangan Harga Penjualan, sehingga mudah
diketahui besarnya masing-masing. Pendapatan
Penjualan bersih ditetapkan sebagai berikut:

Pendapatan Retur dan Pengurang Potongan Pendapatan


- - =
Penjualan Harga Penjualan Penjualan Penjualan Bersih
Ilustrasi
Misalkan pada tanggal 7 Juli 2011 perusahaan Nada
Kencana menjual barang dagangan CD dan DVD seharga
Rp 7.200.000 secara kredit kepada perusahaan Mustika
Ratu, dengan syarat 2/10,n/30, Beban pokok penjualan
barang tersebut adalah Rp 4.700.000, Nada Kencana
mencatat jurnal sebagai berikut:
Juli 7 Piutang Dagang Rp. 7.200.000
Penjualan Rp. 7.200.000
(untuk mencatat penjualan kredit)
Juli 7 Beban Pokok Penjualan Rp. 4.700.000
Persediaan Rp. 4.700.000
(untuk mencatat penjualan kredit)
RETUR PENJUALAN
Ilustrasi
Misalkan pada tanggal 12 Juli 2011 Mustika Ratu (pembeli) mengembalikan barang seharga
Rp 600.000. Nada Kencana (penjual) akan mencatat transaksi tersebut dengan jurnal:

Juli 12 Retur Pengurangan Harga Jual Rp. 600.000


Piutang Dagang Rp. 600.000
(untuk mencatat penjualan kredit)

• Piutang Dagang dikurangi karana Nada Kencana tidak akan menerima


pembayaran atas harga barang yang dikembalikan
• Nada Kencana menerima barang yang dikembalikan dan memutakhirkan
catatan persediaannya, dalam hal ini harus mengurangi Beban Pokok
Penjualan dengan juralnya : (misal beban pokok penjualan barang yang
dikembalikan Rp 400.000
Juli 12 Persediaan Rp. 400.000
Beban Pokok Penjualan Rp. 400.000
(menempatkan kembali barang yang
dikembalikan menjadi persediaan)
PENGURANGAN HARGA PENJUALAN
Ilustrasi
Misalkan pada tanggal 15 Juli, Nada Kencana membarikan
pengurangan harga sebesar Rp100.000 untuk barang yang
rusak dalam pengiriman, maka jurnalnya sebagai berikut:
Juli 12 Retur dan Pengurangan Harga Penjualan Rp. 100.000
Piutang Dagang Rp. 100.000
(penerimaan barang yang diretur)

Piutang Dagang
Juli 7 Penjualan Rp7.200.000 Juli 12 retur Rp. 600.000
Juli 16 Pengurangan harga Rp 100.000
Saldo Rp. 6.500.000

Dalam hal pengurangan harga tidak perlu dibuat jurnal untuk


mencatat persediaan karena penjual tidak menerima pengembalian
barang karena rusak (tidak bisa dijual lagi)
POTONGAN PENJUALAN
Ilustrasi
Misalkan pada tanggal 17 Juli (hari terakhir dari periode pemotongan),
Nada Kencana menerima pelunasan piutang. Jumlah kas bersih yang
diterima adalah Rp 6.500.000 – (2% x Rp 6.500.000) = Rp 6.500.000 –
Rp 130.000 = Rp 6.370.000. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
transaksi penerimaan kas dan piutang adalah sebagai berikut:
Juli 17 Kas Rp6.370.000
Potongan penjualan Rp. 130.000
Piutang Dagang Rp 6.500.000

Setelah transaksi tersebut dibukukan akun Piutang Dagang akan


bersaldo nol ( 0 )
Piutang Dagang
Juli 7 Penjualan Rp7.200.000 Juli 12 retur Rp. 600.000
Juli 16 Pengurangan harga Rp 100.000
Juli 17 Pelunasan Rp 6.500.000
Saldo 0
PENDAPATAN PENJUALAN, BEBAN POKOK
PENJUALAN DAN LABA KOTOR
• Penjualan bersih dikurangi beban pokok penjualan disebut laba kotor
Ilustrasi
Misalkan Nada Kencana membeli satu kotak CD dengan harga Rp
15.000 dan kemudian menjualnya dengan harga Rp 20.000, Nada
Kencana memperoleh laba kotor untuk setiap kotak CD sebesar Rp
5.000
– Laba kotor yang dilaporkan dalam laporan Laba-Rugi perusahaan Nada
Kencana adalah keseluruhan laba kotor penjualan CD dan produk-produk lain
yang diperdagangkan perusahaan selama periode yang bersangkutan

Pendapatan penjualan yang diperoleh dengan menjual 1 CD ……… Rp 20.000

Dikurangi beban pokok penjualan tiak kotak CD ………………………….. Rp 15.000

Laba kotor untuk penjualan setiap 1 kotak CD …………………………….. Rp 5.000


PENYESUAIAN DAN PENUTUPAN
BUKU PADA PERUSAHAAN DAGANG
• Tidak berbeda dengan perusahaan jasa
• Akun persediaan harus selalu menunjukkan
persediaan yang ada pada setiap saat
• Kemungkinan ada perbedaan jumlah antara
pembukuan dan fisik dikarenakan beberapa
faktor (dicuri, rusak, atau kekeliruan)
• Sebaiknya dilakukan perhitungan fisik
persediaan sekali dalam setahun, untuk itu
dilakukan penyesuaian bila ada perbedaan
tersebut.
Ilustrasi:
Misalkan akun Persediaan Barang Dagang pada tanggal 13
Desember menunjukkan saldo sebesar Rp40.500.000,00,
bila terjadi kerusakan, pencurian atau kesalahan
persediaan yang seharusnya ada pada tanggal 31 Desemer
adalah Rp40.500.000,00, tetapi hasil perhitungan fisik yang
dilakukan PT Nada Kencana pada tanggal 31 Desember
hanya berjumlah Rp40.200.000,00
Saldo persediaan Persediaan menuntut Jurnal penyesuaian
sebelum disesuaikan hasil perhitungan fisik terhadap Persediaan
(sehungguhnya ada)
Rp40.500.000,00 Rp40.200.000,00 Rp 300.000,00

Jurnal penyesuaian nya sebagai berikut:


Des 31 Beban Pokok Penjualan Rp300.000,00
Persediaan Barang Dagangan Rp300.000,00
Dengan adanya penyesuaian, maka Persediaan
akan menunjukkan saldo sesuai dengan persediaan
yang sesungguhnya ada
Persediaan Barang Dagangan
Saldo 31 Rp40.500.000 Des 31 penyesuaian Rp300.000,00
Des 31 Saldo setelah
Disesuaikan Rp40.200.000,00
NERACA LAJUR DALAM PERUSAHAAN
DAGANG
• Mirip sekali dengan Perusahaan Jasa.
• Akun baru yang utama adalah Persediaan yang
harus disesuaikan dengan hasil perhitungan
fisik.
• Akun baru lainnya : Penjualan, Retur &
Pengurangan Harga Penjualan, Potongan
Penjualan dan Beban Pokok Penjualan.
Contoh Neraca Lajur (Sistem
NADA KENCANA
Perpetual)
Neraca Lajur
Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2017 (dalam ribuan)
Neraca Saldo Penyesuaian NSP Laporan L - R Necara
Nama Akun
D K D K D K D K D K
Kas 2.800   2.800   2.800  
Piutang usaha 4.600   4.600   4.600  
Persediaan 40.500   300 40.200   40.200  
Asuransi dibayar diMuka 300   100 200   200  
Perlengkapan 600   500 100   100  
Mebel 33.200   33.200   33.200  
Akumulasi Dep. Mebel   2.400   600   3.000     3.000
Utang Usaha   39.500     39.500     39.500
Utang Wesel   12.600     12.600     12.600
Pendapatan dit diMuka   1.500 800   700     700
Utang Gaji   -  400   400     400
Modal A   25.900     25.900     25.900
Prive 54.100   54.100   54.100  
Pendapatan Penjualan   168.500   800   169.300   169.300    
Retur Penjualan 2.000   2.000 2.000    
Potongan Penjualan 1.400   1.400 1.400    
Beban Pokok Penjualan 90.500 300 90.800 90.800    
Beban Gaji 9.800 400 10.200 10.200    
Beban Sewa 8.400   8.400 8.400    
Beban Asuransi 900 100 1.000 1.000    
Beban Depresiasi   600 600 600    
Beban Perelengkapan   500 500 500    
Beban Bunga 1.300       1.300   1.300      
  250.400 250.400 2.700 2.700 251.400 251.400 116.200 169.300 135.200 82.100
Laba Bersih       53.100     53.100
          169.300 169.300 135.200 135.200
                     
PENUTUPAN BUKU PADA
PERUSAHAAN DAGANG
• Empat tahapan membuat jurnal penutupan
buku (sama dengan perusahaan jasa):
1. Pindahkan saldo akun pendapatan ke akun Rugi-
Laba
2. Pindahkan saldo semua akun beban dan akun
lawannya ke akun Rugi-laba
3. Akun Rugi-Laba sekarang berisi saldo laba (atau
saldo rugi). Pindahkan saldo akun Rugi-Laba ke
akun Modal.
4. Pindahkan saldo akun Prive (jika ada) ke akun
Modal
Contoh Jurnal Penutupan Pada Perusaan Dagang
Des 31 Penjualan 169.300.000
Rugi-Laba 169.300.000
31 Rugi- Laba 116.200.000
Potongan Penjualan 1.400.000
Retur & Potongan Harga Penjualan 2.000.000
Bebab Pokok Penjualan 90.800.000
Beban gaji 10.200.000
Beban Sewa 8.400.000
Beban Depresiasi 600.000
Beban Asuransi 1.000.00
Beban Perlengkapan 500.000
Beban Bunga 1.3000.000
31 Rugi-Laba 53.100.000
Modal 53.100.000
31 Modal 54.100.000
Prive 54.100.000
Rugi-Laba
(2) Rp116.200.000,00 (1) Rp169.300.000

(3) Rp53.100.000,00

Modal, A
(4) Rp54.100.000,00 Saldo Rp25.900.000,00
(3) Rp53.100.000,00
Saldo Rp24.900.000,00

Prive, A
Saldo Rp54.100.000,00 (4) Rp54.100.000,00
Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Dagang
• Laporan Laba-Rugi (disajikan dalam salah satu
format berikut:
– Laporan bertahap (Multiple Step)
Penyajian data dalam beberapa tahap untuk akhirnya
sampai pada laba bersih (membedakan antara
aktivitas operasi dan aktivitas non-operasi
– Laporan Satu Tahap ( Single Step)
Penyajian data satu tahap berupa pengurangan total
beban terahdap total pendapatan untuk
menentukan besarnya laba bersih (tidak
membedakan antara aktivitas operasi dan aktivitas
non-operasi)
Laporan Laba-Rugi Bertahap (Multiple Step)
• Penyajian Penjualan Dalam Laporan Laba-Rugi
– Penyajian pendapatan penjualan dikurangi dengan akun lawannya
(kontranya) yaitu: potongan penjualan dan retur & pengurangan
harga penjualan sehingga hasilnya adalah penjualan bersih

NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi (sebagian)
Pendapatan Penjualan
Penjualan 169.300.000,00
Dikurangi: Retur & Pot. harga penjualan 2.000.000,00
Potongan Pejualan 1.400.000,00
3.400.000,00
Penjualan bersih 165.900.000,00
• Laba Kotor
– Menggunakan data penjualan bersih dikurangi
beban pokok penjualan
– Belum menunjukkan profitabiltas perusahaan
secara keseluruhan (karena belum dikurangi
dengan beban operasi
Penjualan bersih 165.900.000,00
Beban Pokok Penjualan 90.800.000,00
Laba Kotor 75.100.000,00
• Beban Operasi dan Laba Bersih Operasi
– Beban yang terjadi dalam proses memperoleh pendapatan
penjualan.
– Beban ini sama seperti beban operasi dalam perusahaan jasa
– Dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu
• Beban Penjualan
Beban yang berkaitan dengan pemasaran produk perusahaan, (gaji
pegawai bagian penjualan, Iklan/advertensi , depresiasi, sewa gudang,
listrik di bangunan toko & gudang, pajak bumi dan bangunan yg
berkaitan dengan penjualan, dan beban angkut penjualan)
• Beban Umum
Beban yang tidak berkaitan dengan pemasaran produk perusahaan
(beban kantor: gaji pimpinan & pegawai kantor, depresiasi, sewa
kantor, listrik dan baban lain yang tidak berkaitan dengan pemasaran)
– Laba kotor dikurangi beban operasi disebut laba operasi
Laba kotor 75.100.000,00
Beban Operasi 20.700.000,00
Laba bersih operasi 54.400.000,00
• Aktivitas Non Operasi
Terdiri atas berbagai pendapatan dan beban serta keuntungan
dan kerugian yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama
perusahaan
• Ini harus dipisahkan dari beban operasi yang tujuannya adalah
agar dapat diketahui kinerja keuangan yang diperoleh dari
kegiatan utama perusahaan.
• Dalam laporan keuangan pendapatan dan keuntungan ini
dilaporkan sebagai pendapatan dan keuntungan lain, sedangkan
beban dan kerugian dikategorikan sebagai beban dan kerugian
lain
– Pendapatan dan keuntungan lain:
• Pendapatan bunga dari piutang wesel dan surat berharga
• Pendapatan deviden dari investasi dalam saham
• Pendapatan sewa dari penyewaan ruangan atau aset lain milik perusahaan
• Keuntungan dari penjualan tanah, gedung dan aktiva tetap perusahaan
– Beban dan Kerugian lain:
• Beban bunga atas utang wesel dan pinjaman
• Kerugian tak terduga yang timbul dari kecelakaan atau pengrusakan
• Kerugian dari penjualan tanah, gedung, dan aktiva tetap perusahaan lainnya
• Kerugian akibat pemogokan buruh
NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2017
Pendapatan Penjualan   Rp 169.300.000
dikurangi Retur & Pengurangan Harga Penjualan Rp 2.000.000  
  Potongan Penjualan Rp 1.400.000 Rp 3.400.000
  Penjualan Bersih   Rp 165.900.000
     
Beban Pokok Penjualan   Rp 90.800.000
Laba Kotor Penjualan   Rp 75.100.000
     
Beban Operasi    
  Beban Gaji Rp 10.200.000  
  Beban Sewa Rp 8.400.000  
  Beban Asuransi Rp 1.000.000  
  Beban Depresiasi Rp 600.000  
  Beban Perlengkapan Rp 500.000 Rp 20.700.000
Laba bersih operasi   Rp 54.400.000
Pendapatan & Beban Lain    
  Beban Bunga   Rp 1.300.000

Laba Bersih   Rp 53.100.000


       

• Baris terakhir Laporan Laba – Rugi menunjukkan


laba bersih (atau rugi bersih) multi step
Laporan Laba Rugi Single Step
  NADA KENCANA
  Laporan Laba-Rugi
  Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2017
  Pendapatan Penjualan Rp 169.300.000
   
  Beban-Beban  
  Beban penjualan pokok Rp 90.800.000  
  Beban Gaji Rp 10.200.000  
  Beban Sewa Rp 8.400.000  
  Beban Asuransi Rp 1.000.000  
  Beban Depresiasi Rp 600.000  
  Beban Perlengkapan Rp 500.000  
  Beban Bunga Rp 1.300.000  
  Total Beban Rp 112.800.000

  Laba Bersih   Rp 53.100.000


Laporan Perubahan Modal
• Persis sama dengan perusahaan jasa
  NADA KENCANA
  Laporan Perubahan Modal
  Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2017
   
  Modal, A 31 Desember 2016 Rp 25.900.000
  ditambah Laba bersih Rp 53.100.000
   
  dikurangi Prive Rp 54.100.000
   
  Modal A, 31 Desember 2017 Rp 24.900.000
         
Neraca Perusahaan Dagang
NADA KENCANA
Laporan Perubahan Modal
Untuk Tahun yang berakhir Tanggal 31 Desember 2017
Aset Kewajiban
Aset Lancar   Kewajiban Lancar  
  Kas Rp 2.800.000   Utang usaha Rp 39.500.000
  Piutang usaha Rp 4.600.000   Pendapatan Diterima di Muka Rp 700.000
  Persediaan Rp 40.200.000   Utang Gaji Rp 400.000
  Asuransi Dibayar di Muka Rp 200.000 Total Kewajiban Lancar Rp 40.600.000
  Perlengkapan Rp 100.000    
  Total Aset Lancar Rp 47.900.000 Kewajiban Jk Panjang  
      Utang wesel Rp 12.600.000
Aset tak lancar   Total Kewajiban Rp 53.200.000
  Mebel Rp 33.200.000      
  Akumulasi Depresiasi Rp (3.000.000)   Modal
  Rp 30.200.000   Modal A Rp 24.900.000

Total Aset Rp 78.100.000 Totak Kewajiban & Modal Rp 78.100.000

               
IKHTISAR JURNAL-JURNAL DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
Transaksi Ayat Jurnal Berulang Setiap hari D K
Penjualan barang kepada Kas atau Piutang Usaha xxx
konsumen Penjualan xxx
Beban Pokok Penjualan xxx
Persediaan Brg Dagang Xxx
Layanan retur dan Retur & Pengurangan Harga Penjualan xxx
PENJUALAN

pengurangan harga penjualan Kas atau Piutang Usaha xxx


Persediaan Barang Dagang xxx
Beban Pokok Penjualan xxx
Pembayaran beban angkut Beban Angkut Penjualan xxx
penjualan (FOB Destinasion) Kas xxx
Penerimaan pembayaran dari Kas xxx
konsumen dalam periode Potongan Penjualan Xxx
potongan Piutang Usaha xxx
IKHTISAR JURNAL-JURNAL DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
Transaksi Ayat Jurnal Berulang Setiap hari D K
Pembelian barang dagangan Persediaan Barang Dagangan xxx
Kas atau Utang Usaha Xxx
Pembayaran beban angkut Persediaan Barang Dagangan xxx
PEMBELIAN

pembelian (FOB Shipping Point) Kas xxx


Penerimaan retur pembelian atau Kas atau Utang Usaha xxx
pengurangan harga dari pemasok Persediaan Barang Dagang xxx
Pembayaran kepada pemasok Utang Usaha xxx
dalam periode potongan Persediaan Barang Dagangan xxx
Kas Xxx
IKHTISAR JURNAL-JURNAL DALAM
PERUSAHAAN DAGANG
Transaksi Ayat Jurnal Berulang Setiap hari D K
PENYESUAIAN

Jurnal Penyesuaian
berhubung jumlah Beban Pokok Penjualan xxx
menurut buku lebih tinggi Persedian Barang Dagangan Xxx
daripada jumbah yang ada
menurut fisik

Penutupan akun-akun Penjualan xxx


pendapatan (akun Rugi-Laba xxx
PENUTUPAN

sementara bersaldo kredit


Penutupan akun-akun Rugi-Laba xxx
beban (akun sementara Retur Penjualan & Pengurangan Harga xxx
bersaldo debet) Potongan penjualan xxx
Beban Pokok Penjualan xxx
Beban Angkut Penjualan xxx
Beban-beban lainnya xxx
LATIHAN SOAL
SLIDE BERIKUTNYA
MOHON DIKERJAKAN
SOAL LATIHAN
Usaha Dagang Sukses adalah sebuah perusahaan perseorangan yang bergerak dalam jual beli
peralatan elektronik. Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan
Desember tahun 2017
Des-03 Dibeli barang dagangan secara kredit dengan syarat 1/10 net EOM Rp1.600.000,00
Des-09 Dikembalikan 40% dari barang yang dibeli tgl. 3 Desember yang lalu karena rusak
Des-12 Dijual barang dagangan secara tunai Rp920.000,00 (Beban Pokok Rp550.000)
Des-15 Dibeli barang dagangan seharga Rp5.000.000,00. Syarat kredit 3/15,n/30.
Des-16 Dibayar biaya angkut atas pembelian barang, Rp260.000,00
Des-18 Dijual barang dagangan secara kredit, syarat 2/10,n/30, seharga Rp2.000.000,00
(beban pokok penjualan Rp1.180.000,00)
Des-22 Diterima barang yang dikembalikan konsumen dari penjualan tgl. 16 Desember,
seharga Rp800.000,00 (beban pokok Rp 480.000,00)
Des-24 Dipinjam uang dari Bank yang akan digunakan untuk memanfaatkan kesempatan
potongan yang ditawarkan oleh transaksi tgl. 15 Desember. Ditandantangani wesel
pada bank sebesar jumlah bersih yang harus dibayar Rp4.850.000,00)
Des-24 Dibayar kepada pemasok untuk transaksi pembelian tgl. 15 Desember, dikurangi
potongan
Des-28 Diterima pelunasan tagihan yang timbul dari transaksi tanggal 18 Desember,
dikurangi retur tgl. 22 Desember, dan dikurangi potongan
Des-29 Dibayar jumlah yang terutang dari transaksi pembelian kredit tgl. 3 Desember,
dikurangi retur tgl. 9 Desember.
Diminta :
1. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas (tidak perlu
diberi penjelasan)
2. Buatlah akun T dan bukukan ayat jurnal agar dapat diketahui saldo
akhir hanya untuk akun Persediaan Barang Dagang dan akun Beban
Pokok Penjualan
3. Seandainya wesel yang ditandantangi tanggal 24 Desember berbunga
Rp90.000,00, jelaskan apakah tindakan meminjam uang untuk
memanfaatkan potongan di atas merupakan tindakan yang bijaksana
atau tidak. Berapa penghematan atau pemborosan yang terjadi akibat
tindakan tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai