Telah dijelaskan sebelumnya bahwa siklus operasi sebuah perusahaan dagang dimulai dengan
aktivitas membeli barang dagangan untuk dijadikan persediaan. Untuk memahami proses
pembelian, marilah kita bayangkan perusahaan “Mustika Ratu” yang berdagang CD dan DVD.
Perusahaan ini antara lain membeli barang dagangannya pada PT. Nada Kencana yang merupakan
perusahaan pemasok CD dan DVD dalam partai besar. Selanjutnya perusahaan ini menjualnya
kepada toko-toko pengecer atau langsung ke konsumen. Kegiatan yang terjadi dalam proses
pembelian ini meliputi hal-hal berikut.
1. PT Nada Kencana mengirimkan beberapa dos CD dan DVD kepada perusahaan Mustika
Ratu, dan pada hari yang sama mengirimkan faktur kepada perusahan tersebut. Faktur
adalah tagihan dari penjual kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang atas barang-
barang yang telah dikirim penjual yang rinciannya tertulis dalam faktur tersebut.
2. Setelah barang diterima, perusahaan Mustika Ratu membayar tagihan kepada PT. Nada
Kencana.
Akun Persediaan (sebuah akun aset), digunakan hanya untuk mencatat pembeliaan barang
dagangan, yaitu barang yang dibeli perusahaan Mustika Ratu untuk dijual kembali kepada para
konsumen. Pembelian barang lain, seperti misalnya perlengkapan kantor, peralatan, mobil, dan aset-
aset lainnya tidak dicatat dalam akun ini, melainkan dicatat dalam akun aset yang bersangkutan.
Harap dicatat bahwa akun Persediaan merupakan aset selama persediaan belum terjual. Kelak jika
telah terjual maka berubah menjadi beban yaitu beban pokok penjualan.
B. Potongan Pembelian
Banyak perusahaan menawarkan suatu potongan kepada konsumen jika membayar lebih cepat.
Bagi pembeli, potongan tersebut disebut potongan pembelian. Contoh, misalkan dalam faktur yang
diterbitkan oleh PT. Nada Kencana diatas, tertulis termin kredit yang berbunyi 3/15,n/30.
Berarti jika perusahaan Mustika Ratu membayar dalam waktu 15 hari setelah tanggal faktur, maka
mendapat potongan sebesar 3% dari jumlah total faktur. Namun jika membayar lewat dari 15 hari
maka perusahaan Mustika Ratu membayar penuh dalam jangka waktu 30 hari setelah faktur terbit.
Apabila termin kredit berbunyi “n/30”, berarti tidak ada tawaran potongan dan harus dibayar dalam
jangka 30 hari setelah faktur terbit. Termin kredit yang berbunyi EOM (end of month) berarti bahwa
faktur harus dibayar paling lambat akhir bulan ini. Seandainya perusahaan Mustika Ratu membayar
dalam periode potongan, maka ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran kas ini akan berbunyi
sebagai berikut:
11/06/03 Utang Usaha Rp. 700.000
Kas Rp. 679.000
Persediaan Barang Dagangan 21.000
(pembayaran dlm periode potongan)
Potongan pembelian dikreditkan (dikurangkan) terhadap persediaan karena potongan sebagai akibat
membayar lebih cepat menyebabkan berkurangnya biaya perolehan persediaan yang sesungguhnya
sebagaimana nampak dalam akun T berikut ini.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 3 Rp 700.000 Juni 13 Rp 21.000
Saldo Rp 679.000
Perhatiakan bahwa saldo persediaan sebesar Rp.679.000,00 adalah harga yang sesungguhnya
dibayar untuk persediaan pada tanggal 13 juni 2011. akan tetapi, jika perusahaan Mustika Ratu
membayar pada tanggal 24 juni maka Mustika Ratu harus membayar penuh. Jurnal nya sebagai
berikut:
11/06/24 Utang Usaha Rp. 700.000
Kas Rp. 700.000
(pembayaran melewati periode pot-
ongan)
Jurnal yang sama dibuat jika terjadi pengurangan harga. Perbedaannya jika dalam hal retur, barang
dikembalikan kepada penjual, sedangkan dalam hal pengurangan harga, barang tetap berada
ditangan pembeli tetapi harganya (biaya perolehannya) berkurang.
D. Biaya Angkutan
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari tempat penjual ke tempat
pembeli kerapkali harus dilakukan dengan menggunakan alat transportasi tertentu. Siapa yang
membayar biaya tersebut tergantung dengan kesepakatan yang telah dibuat.
a) FOB hipping Point: penjual menyerahkan barang ke pihak pengangkut dan dibebaskan dari
beban yang timbul hingga ke tempat pihak pengangkut. Beban angkutan dari tempat pengangku
ke pembeli dibebankan oleh pembeli. Pembeli menjadi pemilik barang pada saat barang dikirim
oleh pengangkut.
b) FOB Destination: penjual mengantarkan barang ke tempat pembeli dengan biaya transportasi
yang sepenuhnya menjadi tanggungan si penjual. Pembeli menajadi pemilik barang ketika
barang tersebut telah sampai ke tempat pembeli.
Apabila pembeli harus menanggung biaya pengangkutan, maka biaya tersebut akan menambah
biaya perolehan atas barang yang dibelinya. Oleh karena itu biaya pengangkutan harus didebetkan
pada akun persediaan Barang Dagangan. Misalkan, Mustika Ratu membayar biaya pengangkutan
kepada CV Lancar sebesar Rp. 60.000,00 untuk pengiriman pesanan CD dan DVD, maka jurnal
yang dibuat dalam pembukuan Mustika Ratu:
Juni 3 Persediaan Barang Dagangan Rp. 60.000
Kas Rp. 60.000
(pembayaran biaya angkut pembelian)
Biaya pengangkutan atas barang yang dibeli akan mengakibatkan bertambahnya biaya perolehan
barang dagangan (persediaan) sebesar Rp. 60.000,00.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 3 Rp. 700.000 Juni 4 Retur Rp. 100.000
Juni 3 Angkutan Rp. 60.000
Saldo Rp. 660.000
Potongan hanya iterapkan atas utang kepada penjual barang (dalam contoh diatas dihitung dari Rp.
660.000,00). potongan tidak diterapkan pada beban pengangkutan, karena tidak ada potongan atas
pengangkutan.
Meskipun penjualan dilakukan atas syarat FOB Shipping Point, kadang-kadang penjual membayar
dimuka biaya pengangkutan yang nantinya akan diperhitungkan dengan pembeli. Contoh, misalkan
pada tanggal 20 Juni, Toko Irma membeli sejumlah barang dagangan dengan harga Rp.5.000.000,00
ditambah dengan biaya angkut barang Rp.400.000,00 dengan syarat FOB shipping point, termin
kredit 3/5,n/30. Jurnal yang harus dibuat Toko Irma yaitu:
Juni 20 Persediaan Barang Dagangan Rp. 5.400.000
Utang Usaha Rp. 5.400.000
(pembayaran scr kredit termasuk
biaya pengangkutan)
Seandainya Toko Irma membayar transaksi di atas dalam periode potongan , maka potongan hanya
dihitung untuk harga barang yang dibeli (Rp.5.000.000,00), bukan atas harga faktur
(Rp.5.400.000,00). beban pengangkutan sebesar Rp.400.000,000 tidak mendapat potongan. Dengan
demikian besarnya potongan pembelian adalah 3% x Rp.5.000.000,00 = Rp. 150.000,00. jurnal
untuk mencatat transaksi pembayaran utang diatas pada tanggal 25 Juni adalah sebagai berikut.
Juni 25 Utang Usaha Rp. 5.400.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 150.000
Kas Rp. 5.250.000
Setelah kedua ayat jurnal diatas dibukukan ke buu besar, maka akun Persediaan Barang Dagangan
akan menunjukkan jumlah yang diinvestasikan Toko Irma dalam barang yang dibeli yang besarnya
sama dengan biaya perolehan yang dibayar yaitu Rp. 5.250.000,00.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 20 Rp5.400.000 Juni 4 Potongan Rp150.000
Saldo Rp5.250.000
Apabila biaya pengangkutan barang yang dijual menjadi tanggungan si penjual, maka penjual akan
memperlakukan biaya pengangkutan ini (disebut Beban Angkutan Penjualan) sebagai beban
operasi. Seandainya beban angkut sebesar Rp. 400.000,00 itu menjadi tanggungan penjual, maka
pihak penjual akan mencatat pengangkutan barang tersebut sebagai berikut
Juni 20 Beban Angkut Penjualan Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000
G. Penjualan Tunai
Penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengecer seperti Mustika Ratu seringkali dilakukan secara
tunai. Misalkan Mustika Ratu menjual barang seacar tunai seharga Rp. 3.000.000,00. Untuk itu
Mustika Ratu menerbitkan faktur. Transaksi penjualan tunai sebesar Rp. 3.000.000,00 ini dicatat
dengan mendebet akun Kas dan mengkredit akun Penjualan sebagai berikut.
Juni 9 Kas Rp. 3.000.000
Penjualan Rp. 3.000.000
(untuk mencatat penjualan tunai barang
dagangan)
Mustika Ratu menjual barang dagangan sehingga persediaan barang dagangan berkurang dan harus
dibuat satu buah jurnal lagi untuk mencatat berkurangnya saldo persediaan barang dagangan.
Misalkan harga perolehan barang yang dijual tersebut adalah Rp. 1.900.000,00. maka jurnal kedua
yang harus dibuat Mustika Ratu adalah jurnal untuk memindahkan harga perolehan barang yang
dijual sebesar Rp. 1.900.000,00 dari akun Persediaan sebagai berikut.
Juni 9 Beban Pokok Penjualan Rp. 1.900.000
Persediaan Rp. 1.900.000
(untk mencatat beban pokok brg yg
dijual)
Akun Beban Pokok Penjualan mencatat pergerakan saldo beban pokok barang yang telah terjual
setiap saat. Dalam contoh di atas Rp. 1.900.000,00 adalah beban pokok barang yang terjual saat itu,
bukan Rp. 3.000.000,00 (harga jual barang). Beban pokok penjualan selalu didasarkan pada biaya
perolehan perusahaan, bukan harga jual.
Apabila Mustika Ratu menerima pelunasan atas penjualan kredit diatas, maka dibuat jurnal sebagai
berikut:
Juni 19 Kas Rp. 5.000.000
Piutang Usaha Rp. 5.000.000
(untk mencatat beban pokok yang
dijual)
Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk Potongan Penjualan dan akun
yang tersendiri pula untuk Retur & Pengeluaran Harga Penjualan, sehingga bersih ditetapkan
sebagai berikut: Pendapatan Penjualan Bersih = Pendapatan Penjualan Potongan Penjualan Retur &
Pengurangan Harga Penjualan. Misalkan pada tanggal 7 Juli 2011, Nada Kencana menjual barang
dagangan (CD dan DVD) seharga Rp. 7.200.000,00 secara kredit kepada perusahaan Mustika Ratu,
dengan syarat 2/10,n/30. beban pokok penjualan barang tersebut adalah Rp. 4.700.000,00. Nada
Kencana akan mencatat transaksi ini deangan jurnal sebagai berikut:
Juli 7 Piutang Usaha Rp. 7.200.000
Penjualan Rp. 7.200.000
(untk mencatat penjualan kredit)
J. Retur Penjualan
Misalkan pada tanggal 12 Juli 2011, Mustika Ratu (pembeli) mengembalikan barang seharga
Rp.600.000,00. Nada Kencana (penjual) akan mencatat transaksi retur tersbut dengan jurnal sebagai
berikut:
Juli 12 Retur dan Pengurangan Harga Rp. 600.000
Penjualan
Piutang Usaha Rp. 600.000
(penerimaan barang yang diretur)
Piutang usaha dikurangi karena Nada Kencana tidak akan menerima pembayaran atas harga barang
yang dikembalikan.
Nada Kencana menerima barang yang dikembalikan dan memutahirkan catatan persediaannya.
Nada Kencana juga harus mengurangi Beban Pokok Penjualan dengan jurnal sebagai berikut
(misalkan beban pokok penjualan barang yang dikembalikan Rp400.000,00).
Juli 12 Persediaan Rp. 400.000
Beban Pokok Penjualan Rp. 400.000
(menempatkan kembali barang yang
dikembalikan menjadi persediaan)
L. Potongan Penjualan
Pada tanggal 17 Juli (yaitu hari terakhir dari periode potongan), Nada Kencana menerima
pelunasan piutang. Jumlah kas bersih yang diterima adalah: Rp6.500.000,00 - (2/100 x
Rp6.500.000,00) = Rp6.500.000,00 - Rp130.000,00 = Rp6.370.000,00. Jurnal yang dibuat untuk
mencatat transaksi penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut:
Juli 17 Kas Rp 6.370.000
Potongan penjualan 130.000
Piutang usaha Rp 6.500.000
Setelah transaksi di atas dibukukan, maka akun Piutang Usaha akan bersaldo nol.
Piutang Usaha
Juli 7 Penjualan Rp 7.200.000 Juli 12 Retur Rp 600.000
Pengurangan harga 100.000
Pelunasan 6.500.000
Saldo -0-
M. Pendapatan Penjualan, Beban Pokok Penjualan, dan Laba Kotor
Penjualan Bersih - Beban Pokok Penjualan = Laba Kotor
Misalkan, Nada Kencana membeli satu kotak CD dengan harga Rp15.000,00 dan kemudian
menjualnya dengan harga Rp20.000,00. Nada Kencana memperoleh laba kotor untuk setiap kotak
CD sebesar Rp5.000,00. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan penjualan yang diperoleh dengan
Menjual 1 kota CD................................................................................................ Rp 20.000,00
Dikurangi: Beban poko penjualan tiap kotak CD................................................... 15.000,00
Laba kotor yang dilaporkan dalam laporan Laba-Rugi perusahaan Nada Kencana adalah
keseluruhan laba kotor penjualan CD dan produk-produk lain yang diperdagangkan perusahaan
selama periode yang bersangkutan.
12 Kas 920.000
Penjualan 920.000
24 Kas 4.850.000
Utang Wesel 4.850.000
28 Kas 1.176.000
Potongan Penjualan 24.000
Piutang Usaha 1.200.000
Permintaan 2
Persediaan Barang Dagangan
Des 3 1.600.000 Des 9 640.000
15 5.000.000 12 550.000
16 260.000 18 1.180.000
22 480.000 24 150.000
Saldo 4.820.000
Permintaan 3
Keputusan UD Sejahtera untuk meminjam uang ke bank merupakan keputusan yang bijaksana,
karena potongan yang diterima (Rp150.000,00) lebih besar daripada bunga yang harus dibayar
(Rp90.000,00). in berarti UD Sejahtera untung Rp60.000,00.
Bila tidak terjadi kerusakan, pencurian atau kesalahan, persediaan yangseharusnya ada pada tanggal
31 Desember adalah Rp40.500.000,00, tetapi hasil perhitungan fisik yang dilakukan Nada Kencana
pada tanggal 31 Desember hanya berjumlah Rp40.200.000,00.
Saldo persediaan sebelum Persediaan menurut hasil perhitu- Jurnal penyesuaian terhadap
disesuaikan ngan fisik (sesungguhnya ada) persediaan
Rp. 40.500.000 Rp. 40.200.000 Rp.300.000
Jurnal penyesuaian yang harus dibat oleh Nada Kencana adalah sebagai berikt:
Des 31 Beban Pokok Penjualan Rp. 300.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 300.000
(Penerimaan Barang yang diretur)
Dengan aanya penyesuaian diatas, maka akun Persediaan aan menunjukkan saldo sesuai dengan
persediaan yang sesungguhnya ada.
Persediaan Barang Dagangan
Saldo 31 Rp 40.500.000 Des 31 Peny. Rp. 300.000
Saldo stlh
disesuaikan Rp. 40.200.000
NERACA LAJUR DALAM PERUSAHAAN DAGANG
Neraca lajur dalam perusahaan dagang sangat mirip dengan neraca lajur perusahaan jasa. Akun baru
yang utama adalah Persediaan. Akun-akun baru yang lain antara lain Penjualan, Retur &
Pengurangan Harga, Potongan Penjualan, Beban Pokok Penjualan.
Kolom penyesuaian
Untuk mengisi nya sama saja, kita masukkan penyesuaian ke kolom kemudian jumlahkan untuk
memastikan pendebetan dan pengkreditan telah sesuai.
Kolom Neraca
Perbedaan dengan perusahaan jasa yaitu terletak pada akun Persediaan, dimana akun Persediaan
menunjukkan saldo pada sisi debet dan memindahkan akun-akun lain pada tempatnya.
Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi dapat disajikan dalam salah satu format berikut:
1. Format Bertahap (Multiple step)
2. Format Satu Tahap (Single Step)
NADA KENCANA
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011
NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan penjualan bersih Rp 165.900.000
Beban-beban
Beban pokok penjualan Rp 90.800.000
Beban gaji 10.200.000
Beban sewa 8.400.000
Beban asuransi 1.000.000
Beban dpresiasi 600.000
Beban perlengkapan 500.000
Beban bunga 1.300.000
Total beban 112.800.000
Potongan Pembelian
Pada tanggal 14 Mei, UD Ambasador membayar utangnya kepada PT Surya dengan mendapat
potongan 2% karena pembayaran dilakukan dalam periode waktu 10 hari. Jurnal untuk mencatat
yaitu:
Mei 14 Utang Usaha Rp. 3.500.000,00
Potongan Pembelian Rp. 70.000,00
Kas Rp. 3.430.000,00
(untk mencatat pembayaran utang
pada periode potongan)
Potongan Penjualan
Pada tanggal 14 Mei, PT Surya menerima pembayaran dari piutangnya kepada UD Ambasador
sebesar Rp. 3.430.000,00, setelah dikurangi potongan 2%.
Mei 14 Kas Rp. 3.430.000
Potongan Penjualan Rp. 70.000
Piutang Usaha Rp. 3.500.000
(untk mencatat penerimaan piutang dari
UD Ambasador, potongan 2%)
Jika menggunakan sistem periodik, maka konsekuensinya harus melakukan jurnal penyesuaian atas
Persediaan pada akhir periode untuk mencatat persediaan akhir yang datanya diambil dari hasil
perhitungan fisik dan juga untuk membukukan harga pokok penjualan selama periode yang
bersangkutan. Perhatika yang tercantum dalam buku besar berikut:
Akun-akun Pembelian
Pembelian
xxx
xxx
xxx
31/12 saldo Rp 325.000.000
Potongan Pembelian
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 6.800.000
Akun-akun Penjualan
Penjualan
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 480. 000.000
Potongan Penjualan
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 8.000.000
Dengan data buku besar seperti diatas, maka untuk dapat menampilkan saldo akhir prsediaan barang
dagngan dan harga pokok penjualan, pada akhir periode diperlukan jurnal penyesuaian sebagai
berikut(dimisalkan hasil perhitungan fisik persediaan pada tanggal 31 Desember berjumlah
Rp40.000.000,00).
1. Untuk memindahkan saldo persediaan awal ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Beban Pokok Penjualan Rp 36.000.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 36.000.000
3. Untuk memindahkan salo akun biaya angkut pembelian ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Beban Pokok Penjualan Rp 12.200.000
Biaya Angkut Pembelian Rp 12.200.000
4. Untuk memindahkan saldo akun retur & pengurangan harga pembelian ke akun Beban Pokok
Penjualan
31/12 Retur & Pengurangan Harga Pembelian Rp 10.400.000
Beban Pokok Penjualan Rp 10.400.000
5. Untuk memindahkan saldo akun potongan pembelian ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Potongan Pembelian Rp 6.800.000
Beban Pokok Penjualan Rp 6.800.000
Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka akun Persediaan
Barang Dagangan dan aun Beban Pokok Penjualan akan nampak sebagai baerikut:
Persediaan Barang Dagangan
1/1 Saldo Rp 36.000.000 31/12 Persediaan Rp 36. 000.000
31/12 Saldo Rp 40.000.000
UD AMBASADOR
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010