Anda di halaman 1dari 21

 AKUNTANSI PERSEDIAAN DALAM SISTEM PERPETUAL

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa siklus operasi sebuah perusahaan dagang dimulai dengan
aktivitas membeli barang dagangan untuk dijadikan persediaan. Untuk memahami proses
pembelian, marilah kita bayangkan perusahaan “Mustika Ratu” yang berdagang CD dan DVD.
Perusahaan ini antara lain membeli barang dagangannya pada PT. Nada Kencana yang merupakan
perusahaan pemasok CD dan DVD dalam partai besar. Selanjutnya perusahaan ini menjualnya
kepada toko-toko pengecer atau langsung ke konsumen. Kegiatan yang terjadi dalam proses
pembelian ini meliputi hal-hal berikut.
1. PT Nada Kencana mengirimkan beberapa dos CD dan DVD kepada perusahaan Mustika
Ratu, dan pada hari yang sama mengirimkan faktur kepada perusahan tersebut. Faktur
adalah tagihan dari penjual kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang atas barang-
barang yang telah dikirim penjual yang rinciannya tertulis dalam faktur tersebut.
2. Setelah barang diterima, perusahaan Mustika Ratu membayar tagihan kepada PT. Nada
Kencana.

A. Pembelian Barang Dagangan


Seandainya perusahaan Mustika Ratu menggunakan sistem perpetual dalam akuntansi untuk
persediaannya, dan barang-barang yang dibeli dan diterima pada tanggal 3 Juni 2011, maka jurnal
yang dibuat perusahaan Mustika Ratu atas pembelian secara kredit tersebut adalah sebagai berikut:
11/06/03 Persediaan Barang Dagangan Rp. 700.000,00
Utang Usaha Rp. 700.000,00
(pembelian persediaan scr kredit)

Akun Persediaan (sebuah akun aset), digunakan hanya untuk mencatat pembeliaan barang
dagangan, yaitu barang yang dibeli perusahaan Mustika Ratu untuk dijual kembali kepada para
konsumen. Pembelian barang lain, seperti misalnya perlengkapan kantor, peralatan, mobil, dan aset-
aset lainnya tidak dicatat dalam akun ini, melainkan dicatat dalam akun aset yang bersangkutan.
Harap dicatat bahwa akun Persediaan merupakan aset selama persediaan belum terjual. Kelak jika
telah terjual maka berubah menjadi beban yaitu beban pokok penjualan.

B. Potongan Pembelian
Banyak perusahaan menawarkan suatu potongan kepada konsumen jika membayar lebih cepat.
Bagi pembeli, potongan tersebut disebut potongan pembelian. Contoh, misalkan dalam faktur yang
diterbitkan oleh PT. Nada Kencana diatas, tertulis termin kredit yang berbunyi 3/15,n/30.
Berarti jika perusahaan Mustika Ratu membayar dalam waktu 15 hari setelah tanggal faktur, maka
mendapat potongan sebesar 3% dari jumlah total faktur. Namun jika membayar lewat dari 15 hari
maka perusahaan Mustika Ratu membayar penuh dalam jangka waktu 30 hari setelah faktur terbit.
Apabila termin kredit berbunyi “n/30”, berarti tidak ada tawaran potongan dan harus dibayar dalam
jangka 30 hari setelah faktur terbit. Termin kredit yang berbunyi EOM (end of month) berarti bahwa
faktur harus dibayar paling lambat akhir bulan ini. Seandainya perusahaan Mustika Ratu membayar
dalam periode potongan, maka ayat jurnal untuk mencatat pengeluaran kas ini akan berbunyi
sebagai berikut:
11/06/03 Utang Usaha Rp. 700.000
Kas Rp. 679.000
Persediaan Barang Dagangan 21.000
(pembayaran dlm periode potongan)

Potongan pembelian dikreditkan (dikurangkan) terhadap persediaan karena potongan sebagai akibat
membayar lebih cepat menyebabkan berkurangnya biaya perolehan persediaan yang sesungguhnya
sebagaimana nampak dalam akun T berikut ini.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 3 Rp 700.000 Juni 13 Rp 21.000
Saldo Rp 679.000

Perhatiakan bahwa saldo persediaan sebesar Rp.679.000,00 adalah harga yang sesungguhnya
dibayar untuk persediaan pada tanggal 13 juni 2011. akan tetapi, jika perusahaan Mustika Ratu
membayar pada tanggal 24 juni maka Mustika Ratu harus membayar penuh. Jurnal nya sebagai
berikut:
11/06/24 Utang Usaha Rp. 700.000
Kas Rp. 700.000
(pembayaran melewati periode pot-
ongan)

C. Retur Dan Pengurangan Harga Pembelian


Retur Pembelian yaitu kesempatan yang diberikan oleh pemasok kepada pembeli untuk
mengembalikan barang yang telah dibeli karena barang tersebut rusak, cacat atau tidak sesuai
dengan pesanan. Dalam keadaan tertentu, pemasok menawarkan kepada pembeli untuk tidak
mengembalikan barang yang tidak sesuai, tetapi pemasok memberi pengurangan harga dari julah
yang tertera pada faktur. Jika hal tersebut terjadi maka pembeli akan mencatat kedua hal tersebut
yang akan mengurangi biaya perolehan persediaan dalam pembukuan si pembeli.
Misalkan Mustika Ratu belum membayar tagihan pada tanggal 3 juni. Keesokan harinya ditemukan
sejumlah CD yang rusak dalam pengiriman yang harganya Rp. 100.000,00. barang rusak tersebut
dikembalikan ke PT. Nada Kencana pada tanggal 4 juni. Jurnal untuk mencatat transaksi
pengembalian tersebut yaitu:
Juni 4 Utang Usaha Rp. 100.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 100.000
(Retur CD ke PT. Nada Kencana)

Jurnal yang sama dibuat jika terjadi pengurangan harga. Perbedaannya jika dalam hal retur, barang
dikembalikan kepada penjual, sedangkan dalam hal pengurangan harga, barang tetap berada
ditangan pembeli tetapi harganya (biaya perolehannya) berkurang.

D. Biaya Angkutan
Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari tempat penjual ke tempat
pembeli kerapkali harus dilakukan dengan menggunakan alat transportasi tertentu. Siapa yang
membayar biaya tersebut tergantung dengan kesepakatan yang telah dibuat.
a) FOB hipping Point: penjual menyerahkan barang ke pihak pengangkut dan dibebaskan dari
beban yang timbul hingga ke tempat pihak pengangkut. Beban angkutan dari tempat pengangku
ke pembeli dibebankan oleh pembeli. Pembeli menjadi pemilik barang pada saat barang dikirim
oleh pengangkut.
b) FOB Destination: penjual mengantarkan barang ke tempat pembeli dengan biaya transportasi
yang sepenuhnya menjadi tanggungan si penjual. Pembeli menajadi pemilik barang ketika
barang tersebut telah sampai ke tempat pembeli.
Apabila pembeli harus menanggung biaya pengangkutan, maka biaya tersebut akan menambah
biaya perolehan atas barang yang dibelinya. Oleh karena itu biaya pengangkutan harus didebetkan
pada akun persediaan Barang Dagangan. Misalkan, Mustika Ratu membayar biaya pengangkutan
kepada CV Lancar sebesar Rp. 60.000,00 untuk pengiriman pesanan CD dan DVD, maka jurnal
yang dibuat dalam pembukuan Mustika Ratu:
Juni 3 Persediaan Barang Dagangan Rp. 60.000
Kas Rp. 60.000
(pembayaran biaya angkut pembelian)

Biaya pengangkutan atas barang yang dibeli akan mengakibatkan bertambahnya biaya perolehan
barang dagangan (persediaan) sebesar Rp. 60.000,00.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 3 Rp. 700.000 Juni 4 Retur Rp. 100.000
Juni 3 Angkutan Rp. 60.000
Saldo Rp. 660.000
Potongan hanya iterapkan atas utang kepada penjual barang (dalam contoh diatas dihitung dari Rp.
660.000,00). potongan tidak diterapkan pada beban pengangkutan, karena tidak ada potongan atas
pengangkutan.
Meskipun penjualan dilakukan atas syarat FOB Shipping Point, kadang-kadang penjual membayar
dimuka biaya pengangkutan yang nantinya akan diperhitungkan dengan pembeli. Contoh, misalkan
pada tanggal 20 Juni, Toko Irma membeli sejumlah barang dagangan dengan harga Rp.5.000.000,00
ditambah dengan biaya angkut barang Rp.400.000,00 dengan syarat FOB shipping point, termin
kredit 3/5,n/30. Jurnal yang harus dibuat Toko Irma yaitu:
Juni 20 Persediaan Barang Dagangan Rp. 5.400.000
Utang Usaha Rp. 5.400.000
(pembayaran scr kredit termasuk
biaya pengangkutan)

Seandainya Toko Irma membayar transaksi di atas dalam periode potongan , maka potongan hanya
dihitung untuk harga barang yang dibeli (Rp.5.000.000,00), bukan atas harga faktur
(Rp.5.400.000,00). beban pengangkutan sebesar Rp.400.000,000 tidak mendapat potongan. Dengan
demikian besarnya potongan pembelian adalah 3% x Rp.5.000.000,00 = Rp. 150.000,00. jurnal
untuk mencatat transaksi pembayaran utang diatas pada tanggal 25 Juni adalah sebagai berikut.
Juni 25 Utang Usaha Rp. 5.400.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 150.000
Kas Rp. 5.250.000

Setelah kedua ayat jurnal diatas dibukukan ke buu besar, maka akun Persediaan Barang Dagangan
akan menunjukkan jumlah yang diinvestasikan Toko Irma dalam barang yang dibeli yang besarnya
sama dengan biaya perolehan yang dibayar yaitu Rp. 5.250.000,00.
Persediaan Barang Dagangan
Juni 20 Rp5.400.000 Juni 4 Potongan Rp150.000
Saldo Rp5.250.000

Apabila biaya pengangkutan barang yang dijual menjadi tanggungan si penjual, maka penjual akan
memperlakukan biaya pengangkutan ini (disebut Beban Angkutan Penjualan) sebagai beban
operasi. Seandainya beban angkut sebesar Rp. 400.000,00 itu menjadi tanggungan penjual, maka
pihak penjual akan mencatat pengangkutan barang tersebut sebagai berikut
Juni 20 Beban Angkut Penjualan Rp. 400.000
Kas Rp. 400.000

E. Ikhtisar Transaksi-transaksi Pembelian


Misalkan, Mustika Ratu membeli barang dagangan seharga Rp. 35.000.000,00, mendapat potongan
2% karena membayar dalam periode potongan, mengembalikan barang yang rusak seharga Rp.
700.000,00 dan membayar biaya pengangkutan sebesar Rp. 2.100.000,00. ikhtisar di bawah ini
melukiskan biaya perolehan bersih pembelian barang tersebut.
Pembelian Biaya perolehan
persediaan bersih persediaan
Retur & peng- Potongan Biaya pengang-
Persediaan - urangan harga - pembelian + kutan = Persediaan
pembelian
Rp 35.000.000 - Rp 700.000 - Rp 686.000 + Rp 2.100.000 = Rp 35.714.000

Persediaan Barang Dagangan


Pembelian Retur & pengurangan
Rp 35.000.000 harga pembelian Rp 700.000
Biaya angkut 2.100.000 Potongan pembelian Rp 686.000 *)
Saldo Rp 35.714.000

*) Potongan pembelian: 2% x (Rp. 35.000.000,00 - Rp. 700.000,00) = Rp. 686.000,00

F. Penjualan Barang Dagangan


Aktivitas utama sebuah perusahaan dagangan adalah melakukan pembelian dan penjualan barang
dagangan. Setelah selesai melakukan pembelian maka selanjutnya melakukan penjualan barang
dagangan. Perusahaan mencatat setelah pendapatan diperoleh dengan prinsip pengakuan
pendapatan. Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau secara kredit. Jika penjualan dilakukan
secara tunai, maka catatan pada kertas yang diproses oleh Registrasi Kas (cash register tapes)
merupakan bukti bahwa penjualan tunai telah terjadi. Bila penjualan dilakukan secara kredit,
penjual menerbitkan faktur penjualan yang menjadi bukti pendukung transaksi. Lembar asli faktur
dikirimkan kepada pembeli, sedangkan tembusannya di simpan oleh penjual sebagai dasar untuk
melakukan pencatatan bagian akuntansi. Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari
penjualan barang dagangan disebut pendapatan penjualan (atau sering disingkat:penjualan). setiap
transaksi penjualan menimbulkan beban karena perusahaan harus menyerahkan barang miliknya
kepada pembeli. Beban ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga perolehan persediaan barang
dagangan yang dijual kepada konsumen.
Beban pokok penjualan biasanya merupakan beban terbesar dalam sebuah perusahaan dagang.
Setelah melakukan suatu transaksi penjualan secara kredit, perusahaan Mustika Ratu menghadapi
rentetan kejadian sebagai berikut:
 Retur penjualan: pembeli mungkin mengembalikan barang kepada Mustika Ratu.
 Pengurangan harga penjualan: Mustika Ratu mungkin memberi pengurangan harga kepada
pembeli karena barang yang dikirim tidak sesuai. Pengurangan barang ini akan mengurangi
jumlah kas yang diterima perusahaan dari pembeli.
 Potongan penjualan: apabila pembeli membayar dalam periode potongan sesuai dengan termin
kredit yang diberikan, maka Mustika Ratu hanya akan menerima kas setelah dikurangi
potongan.
 Beban angkut penjualan: Mustika Ratu mungkin harus mambayar sejumlah beban
pengangkutan untuk mengirim barang ke tempat pembeli.

G. Penjualan Tunai
Penjualan yang dilakukan oleh pedagang pengecer seperti Mustika Ratu seringkali dilakukan secara
tunai. Misalkan Mustika Ratu menjual barang seacar tunai seharga Rp. 3.000.000,00. Untuk itu
Mustika Ratu menerbitkan faktur. Transaksi penjualan tunai sebesar Rp. 3.000.000,00 ini dicatat
dengan mendebet akun Kas dan mengkredit akun Penjualan sebagai berikut.
Juni 9 Kas Rp. 3.000.000
Penjualan Rp. 3.000.000
(untuk mencatat penjualan tunai barang
dagangan)

Mustika Ratu menjual barang dagangan sehingga persediaan barang dagangan berkurang dan harus
dibuat satu buah jurnal lagi untuk mencatat berkurangnya saldo persediaan barang dagangan.
Misalkan harga perolehan barang yang dijual tersebut adalah Rp. 1.900.000,00. maka jurnal kedua
yang harus dibuat Mustika Ratu adalah jurnal untuk memindahkan harga perolehan barang yang
dijual sebesar Rp. 1.900.000,00 dari akun Persediaan sebagai berikut.
Juni 9 Beban Pokok Penjualan Rp. 1.900.000
Persediaan Rp. 1.900.000
(untk mencatat beban pokok brg yg
dijual)
Akun Beban Pokok Penjualan mencatat pergerakan saldo beban pokok barang yang telah terjual
setiap saat. Dalam contoh di atas Rp. 1.900.000,00 adalah beban pokok barang yang terjual saat itu,
bukan Rp. 3.000.000,00 (harga jual barang). Beban pokok penjualan selalu didasarkan pada biaya
perolehan perusahaan, bukan harga jual.

H. Penjualan Secara Kredit


Misalkan perusahaan Mustika Ratu menjual barang dagangan secara kredit seharga
Rp.5.000.000,00 dengan syarat n/10 (tidak ada potongan yang ditawarkan jangka waktu kredit 10
hari). beban pokok barang tersebut Rp. 2.900.000,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan dan
beban pokok penjualan tersebut sebagai berikut:
Juni 11 Piutang Usaha Rp. 5.000.000
Persediaan Rp. 5.000.000
(untk mencatat penjualan kredit)

Juni 11 Beban Pokok Penjualan Rp. 2.900.000


Persediaan Rp. 2.900.000
(untk mencatat beban pokok yg dijual)

Apabila Mustika Ratu menerima pelunasan atas penjualan kredit diatas, maka dibuat jurnal sebagai
berikut:
Juni 19 Kas Rp. 5.000.000
Piutang Usaha Rp. 5.000.000
(untk mencatat beban pokok yang
dijual)

I. Potongan Penjualan Dan Retur & Pengurangan Harga


Jika terjadi retur penjualan dan pengurangan harga serta potongan penjualan, maka kedua hal
tersebut akan mengurangi pendapatan bersih dari penjualan. Akun Retur & Pengurangan Harga
Penjualan, dan akun Potongan Penjualan memiliki saldo normal debit (berlawanan dengan akun
Penjualan yang bersaldo normal kredit).
Retur dan
Pendapatan - Pengurangan Harga - Potongan penjualan = Pendapatan
penjualan Penjualan Penjualan Bersih

Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk Potongan Penjualan dan akun
yang tersendiri pula untuk Retur & Pengeluaran Harga Penjualan, sehingga bersih ditetapkan
sebagai berikut: Pendapatan Penjualan Bersih = Pendapatan Penjualan Potongan Penjualan Retur &
Pengurangan Harga Penjualan. Misalkan pada tanggal 7 Juli 2011, Nada Kencana menjual barang
dagangan (CD dan DVD) seharga Rp. 7.200.000,00 secara kredit kepada perusahaan Mustika Ratu,
dengan syarat 2/10,n/30. beban pokok penjualan barang tersebut adalah Rp. 4.700.000,00. Nada
Kencana akan mencatat transaksi ini deangan jurnal sebagai berikut:
Juli 7 Piutang Usaha Rp. 7.200.000
Penjualan Rp. 7.200.000
(untk mencatat penjualan kredit)

Juli 7 Beban Pokok Penjualan Rp. 4.900.000


Persediaan Rp. 4.900.000
(untuk mencatat beban pokok
penjualan)

J. Retur Penjualan
Misalkan pada tanggal 12 Juli 2011, Mustika Ratu (pembeli) mengembalikan barang seharga
Rp.600.000,00. Nada Kencana (penjual) akan mencatat transaksi retur tersbut dengan jurnal sebagai
berikut:
Juli 12 Retur dan Pengurangan Harga Rp. 600.000
Penjualan
Piutang Usaha Rp. 600.000
(penerimaan barang yang diretur)
Piutang usaha dikurangi karena Nada Kencana tidak akan menerima pembayaran atas harga barang
yang dikembalikan.
Nada Kencana menerima barang yang dikembalikan dan memutahirkan catatan persediaannya.
Nada Kencana juga harus mengurangi Beban Pokok Penjualan dengan jurnal sebagai berikut
(misalkan beban pokok penjualan barang yang dikembalikan Rp400.000,00).
Juli 12 Persediaan Rp. 400.000
Beban Pokok Penjualan Rp. 400.000
(menempatkan kembali barang yang
dikembalikan menjadi persediaan)

K. Pengurangan Harga Penjualan


Misalkan pada tanggal 15 Juli, Nada Kencana memberikan pengurangan harga sebesar
Rp100.000,00 untuk barang yang rusak dalam pengiriman. Pengurangan harga dicatat dalam jurnal
sebagai berikut:
Juli 15 Retur & pengurangan harga penjualan Rp. 100.000
Piutang usaha Rp 100.000
(penerimaan brg yg diretur)
Dalam hal pengurangan harga tidak perlu dibuat jurnal untuk mencatat persediaan karena penjual
tidak meneriam pengembalian barang.
Setelah ayat-ayat jurnal diatas dibukukan, akun piutang usaha akan memiliki saldo debet
Rp6.500.000,00 sebagai berikut:
Piutang Usaha
Juli 7 penjualan Rp 7.200.000 Juli 12 Retur Rp 600.000
Juli 15 Pengurangan harga Rp 100.000
Saldo Rp 6.500.000

L. Potongan Penjualan
Pada tanggal 17 Juli (yaitu hari terakhir dari periode potongan), Nada Kencana menerima
pelunasan piutang. Jumlah kas bersih yang diterima adalah: Rp6.500.000,00 - (2/100 x
Rp6.500.000,00) = Rp6.500.000,00 - Rp130.000,00 = Rp6.370.000,00. Jurnal yang dibuat untuk
mencatat transaksi penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut:
Juli 17 Kas Rp 6.370.000
Potongan penjualan 130.000
Piutang usaha Rp 6.500.000

Setelah transaksi di atas dibukukan, maka akun Piutang Usaha akan bersaldo nol.
Piutang Usaha
Juli 7 Penjualan Rp 7.200.000 Juli 12 Retur Rp 600.000
Pengurangan harga 100.000
Pelunasan 6.500.000
Saldo -0-
M. Pendapatan Penjualan, Beban Pokok Penjualan, dan Laba Kotor
Penjualan Bersih - Beban Pokok Penjualan = Laba Kotor
Misalkan, Nada Kencana membeli satu kotak CD dengan harga Rp15.000,00 dan kemudian
menjualnya dengan harga Rp20.000,00. Nada Kencana memperoleh laba kotor untuk setiap kotak
CD sebesar Rp5.000,00. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan penjualan yang diperoleh dengan
Menjual 1 kota CD................................................................................................ Rp 20.000,00
Dikurangi: Beban poko penjualan tiap kotak CD................................................... 15.000,00

Laba Kotor untuk penjualan setiap 1 kotak CD...................................................... Rp 5.000,00

Laba kotor yang dilaporkan dalam laporan Laba-Rugi perusahaan Nada Kencana adalah
keseluruhan laba kotor penjualan CD dan produk-produk lain yang diperdagangkan perusahaan
selama periode yang bersangkutan.

Contoh Soal Dan Penyesaiannya (1)


Usaha Dagang Sejahtera adalah sebuah perusahaan perorangan yang bergerak dalam jual beli
peralatan elektronik. Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan Desember
tahun 2010.
Des 3 Dibeli barang dagangan secara kredit dengan syarat 1/10 net EOM, Rp1.600.000,00
9 Dikembalikan 40% dari barang yang dibeli tanggal 3 Desember yang lalu, karena
rusak.
12 Dijual barang dagangan secara tunai Rp920.000,00 (beban pokok Rp550.000,00)
15 Dibeli barang dagangan seharga Rp5.000.000,00. syarat kredit 3/15,n/30.
16 Dibayar biaya angkutan atas pembelian barang, Rp260.000,00
18 Dijual barang dagangan secara kredit, syarat 2/10,n/30, seharga Rp2.000.000,00
(beban poko penjualan Rp1.180.000,00).
22 Diterima barang yang dikembalikan konsumen dari penjualan tanggal 16 Desember,
seharga Rp800.000,00 (beban pokok Rp480.000,00)
24 Dipinjam uang dari bank yang akan digunakan untuk memanfaatkan kesempatan
potongan yang ditawarkan oleh transaksi tanggal 15 Desember. Ditandatangani
wesel pada bank sebesar jumlah bersih yang harus dibayar, Rp4.850.000,00.
24 Dibayar kepada pemasok untuk transaksi pembelian tanggal 15 Desember, dikurangi
potongan.
28 Diterima pelunasan tagihan yang timbul dari transaksi tanggal 18 Desember,
dikurangi retur tanggal 22 Desember, dan dikurangi potongan.
29 Dibayar jumlah yang terutang dari transaksi pembelian kredit tanggal 3 Desember,
dikurangi retur tanggal 9 Desember.
Diminta:
1. Buatlah akun T dan bukuBuatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi diatas
2. kan ayat jurnal agar dapat diketahui salo akhir hanya untuk akun Persediaan Barang Dagangan
dan akun Beban Pokok Penjualan.
3. Seandainya wesel yang ditandatangani tanggal 24 Desember berbunga Rp90.000,00, dijelaskan
apakah tindakan meminjam uang untuk memanfaatkan potongan di atas merupakan tindakan
yang bijaksana atau tidak. Berapa penghematan atau pemborosan yang terjadi akibat tindakan
tersebut.
Permintaan 1
Des 3 Persediaan Barang Dagangan 1.600.000
Utang Usaha 1.600.000

9 Utang Usaha 640.000


Persediaan 640.000

12 Kas 920.000
Penjualan 920.000

12 Beban Pokok Penjualan 550.000


Persediaan Barang Dagangan 550.000

15 Persediaan Barang Dagangan 5.000.000


Utang Usaha 5.000.000

16 Persediaan Barang Dagangan 260.000


Kas 260.000

18 Piutang Usaha 2.000.000


penjualan 2.000.000

18 Beban Pokok Penjualan 1.180.000


Persediaan 1.180.000

22 Retur & Pengurangan Harga Penjualan 800.000


Piutang Usaha 800.000

22 Persediaan Barang Dagangan 480.000


Beban Pokok Penjualan 480.000

24 Kas 4.850.000
Utang Wesel 4.850.000

24 Utang Usaha 5.000.000


Persediaan Barang Dagangan 150.000
Kas 4.850.000

28 Kas 1.176.000
Potongan Penjualan 24.000
Piutang Usaha 1.200.000

29 Utang Usaha 960.000


Kas 960.000

Permintaan 2
Persediaan Barang Dagangan
Des 3 1.600.000 Des 9 640.000
15 5.000.000 12 550.000
16 260.000 18 1.180.000
22 480.000 24 150.000
Saldo 4.820.000

Beban Pokok Penjualan


Des 550.000 Des 24 480.000
1.180.000
Saldo 1.250.000

Permintaan 3
Keputusan UD Sejahtera untuk meminjam uang ke bank merupakan keputusan yang bijaksana,
karena potongan yang diterima (Rp150.000,00) lebih besar daripada bunga yang harus dibayar
(Rp90.000,00). in berarti UD Sejahtera untung Rp60.000,00.

 PENYESUAIAN DAN PENUTUPAN BUKU PADA PERUSAHAAN DAGANG

 Penyesuaian Persediaan Berdasarkan Hasil Perhitungan Fisik


Dalam sistem persediaan perpetual, akun persediaan harrus selalu menunjukkan persediaan yang
ada pada setiap saat. Pada umumnya perusahaan melakukan perhitungan fisik pada akhir tahun
buku. Atas dasar hasil perhitungan fisik tersebut, perusahaan melakukan penyesuaian. Contoh, akun
Persediaan Dagangan pada tanggal 31 Desember menunjukkan saldo sebesar Rp40.500.000,00.
Persediaan Barang Dagangan
XXX
XXX
Saldo Rp 40.500.000

Bila tidak terjadi kerusakan, pencurian atau kesalahan, persediaan yangseharusnya ada pada tanggal
31 Desember adalah Rp40.500.000,00, tetapi hasil perhitungan fisik yang dilakukan Nada Kencana
pada tanggal 31 Desember hanya berjumlah Rp40.200.000,00.
Saldo persediaan sebelum Persediaan menurut hasil perhitu- Jurnal penyesuaian terhadap
disesuaikan ngan fisik (sesungguhnya ada) persediaan
Rp. 40.500.000 Rp. 40.200.000 Rp.300.000

Jurnal penyesuaian yang harus dibat oleh Nada Kencana adalah sebagai berikt:
Des 31 Beban Pokok Penjualan Rp. 300.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 300.000
(Penerimaan Barang yang diretur)

Dengan aanya penyesuaian diatas, maka akun Persediaan aan menunjukkan saldo sesuai dengan
persediaan yang sesungguhnya ada.
Persediaan Barang Dagangan
Saldo 31 Rp 40.500.000 Des 31 Peny. Rp. 300.000
Saldo stlh
disesuaikan Rp. 40.200.000
 NERACA LAJUR DALAM PERUSAHAAN DAGANG
Neraca lajur dalam perusahaan dagang sangat mirip dengan neraca lajur perusahaan jasa. Akun baru
yang utama adalah Persediaan. Akun-akun baru yang lain antara lain Penjualan, Retur &
Pengurangan Harga, Potongan Penjualan, Beban Pokok Penjualan.

 Kolom neraca saldo


Jumlah yang tercantum pada akun Persediaan sebesar Rp40.500.000,00 adalah jumala saldo
persediaan per 31a desember 2011 berdasarkan catatan persediaan penjual.

 Kolom penyesuaian
Untuk mengisi nya sama saja, kita masukkan penyesuaian ke kolom kemudian jumlahkan untuk
memastikan pendebetan dan pengkreditan telah sesuai.

 Neraca Saldo Setelah Disesuaikan


Pengerjaan kolom saldo setelah disesuaikan tidak lain adalah memadukan data dalam kolom neraca
saldo dengan data kolom penyesuaian.

 Kolom Laporan Laba-Rugi


Memindahkan akun pendapatan dan beban

 Kolom Neraca
Perbedaan dengan perusahaan jasa yaitu terletak pada akun Persediaan, dimana akun Persediaan
menunjukkan saldo pada sisi debet dan memindahkan akun-akun lain pada tempatnya.

 Penutupan Buku Pada Perusahaan Dagang


Ada 4 tahap yaitu:
1. pindahkan saldo akun pendapatan ke akun Rugi-Laba.
2. Pindahkan saldo semua akun beban dan akun kontra ke akun Rugi-Laba
3. Pindahkan saldo aun Rugi-Laba (laba atau rugi) ke akun Modal.
4. Pindahkan saldo akun Prive(jika ada) ke akun Modal.

 IKHTISAR JURNAL-JURNAL DALAM PERUSAHAAN DAGANG


Transaksi Ayat jurnal Berulang Setiap Hari D K
Penjualan barang kepada Kas atau Piutang Usaha xxx
konsumen Penjualan xxx
Beban Pokok Penjualan xxx
Persediaan brg Dagangan xxx
Layanan Retur & pengurangan Retur & pengurangan harga Penjualan xxx
harga Penjualan Kas atau Piutang usaha xxx
Persediaan barang dagangan xxx
Beban pokok penjualan xxx
Pembayaran beban angkut Beba angkut xxx
penjualan: (FOB destination) Kas xxx
Penerimaan pembayaran dari Kas xxx
konsumen dalam periode Potongan penjualan xxx
potongan Piutang usaha xxx

Pembelian barang dagangan Persediaan barang dagangan xxx


Kas atau utang usaha xxx
Pembayaran beban angkut Persediaan barang dagangan xxx
pembelian (FOB shipping point) Kas xxx
Penerimaan retur pembelian Kas atau utang usaha xxx
atau pengurangan harga dari Persediaan barang dagangan xxx
pemasok
Pembayaran kepada pemasok Utang usaha xxx
dalam periode potongan Persediaan barang dagangan xxx
Kas xxx

Kejadian Jurnal penyesuaian & penutup D K


Jurnal penyesuaian berhubung Beban pokok penjualan xxx
jumlah menurut buku lebih Persediaan barang dagangan xxx
tinggi daripada jumlah yg ada
menurut perhitungan fisik
Penutupan akun-akun Penjualan xxx
pendapatan (akun sementara Rugi-Laba xxx
bersaldo kredit)
Penutupan akun-akun beban Rugi-Laba xxx
(akun sementara bersaldo debet) Retur penjualan & pengurangan
harga xxx
Potongan penjualan xxx
Beban pokok penjualan xxx
Beban angkut penjualan xxx
Beban-beban lainnya xxx

 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

 Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi dapat disajikan dalam salah satu format berikut:
1. Format Bertahap (Multiple step)
2. Format Satu Tahap (Single Step)

A. Laporan Laba-Rugi Bertahap


Menyajikan data dalam beberapa tahap untuk sampai pada laba bersih. Laporan bentuk ini juga
membedakan antara aktivitas opersai dan ativitas non operasi.
Laporan bertahap dimulai dengan menyajikan pendapatan penjualan yang selanjutnya dikurangi
dengan akun kontranya sehingga dapat ditentukan laba bersihnya.
Kemudian dalam menentukan laba kotor yaitu penjualan bersih dikurang beban pokok penjualan.
Selanjutnya adalah penetuan laba bersih adalah beban operasi, yaitu beban-beban yang terjadi
dalam proses memperoleh pendapatan penjualan. Laba bersih operasi dapat didapatkan dengan cara
Laba kotor dikurangi dengan Beban operasi.
Selanjutnya kita harus memisahkan aktivitas non operasi dari pendapatan dan beban operasi.
Pendapatan dan keuntungan dari aktivitas non-operasi disebut pendapatan dan keuntungan
lain,seperti pendapatan bunga dari piutang wesel dan surat berharga, pendapatan dividen dari
investasi dalam saham, pendapatan sewa dari penyewaan ruangan atau aset lain, keuntungan dari
penjualan tanah, gedung, dan aktiva tetap perusaan. Beban dan kerugian disebut beban dan kerugian
lain, beban bunga atas utang wesel dan pinjaman, kerugian ak terduga akibat kecelakaan atau
pengrusakan, kerugian akibat pemogokan buruh, dll.
Contoh laporan laba rugi bertahap

NADA KENCANA
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan penjualan Rp 169.300.000


Dikrngi Retur & Pengurangan harga Penjualan Rp 2.000.000
Potongan Penjualan 1.400.000 3.400.000
Penjualan Bersih 165.900.000
Beban Pokok Penjualan 90.800.000
Laba Kotor 75.100.000
Beban Operasi
Beban Gaji 10.200.000
Beban Sewa 8.400.000
Beban Asuransi 1.000.000
Baban depresiasi 600.000
Beban perlengkapan 500.000 20.700.000
Laba bersih operasi 54.400.000
Pendapatan & Beban Lain
Beban bunga 1.300.000
Laba Bersih Rp 53.100.000

B. Laporan Laba-Rugi Satu Tahap


Disebut laporan laba rugi satu tahap karena hanya ada satu tahap pengurangan total beban terhadap
total pendapatan untuk menentukan laba bersih. Dalam bentuk ini, data dikelompokkan menjadi 2
golongan yaitu 1). Pendapatan, meliputi pendapatan operasi maupun nonoperasi, 2) Beban, meliputi
beban operasi maupun beban nonoperasi.
Contoh Laporan Laba-Rugi Satu Tahap

NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan penjualan bersih Rp 165.900.000
Beban-beban
Beban pokok penjualan Rp 90.800.000
Beban gaji 10.200.000
Beban sewa 8.400.000
Beban asuransi 1.000.000
Beban dpresiasi 600.000
Beban perlengkapan 500.000
Beban bunga 1.300.000
Total beban 112.800.000

Laba bersih Rp 53.100.000

 Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan ekuitas pada perusahaan dagang sama persis dengan laporan perubahan ekuitas
pada perusahaan jasa.

 Laporan Posisi Keuangan


Laporan ini juga sama dengan pada perusahaan jasa namun pada aset lancar perusahaan dagang
dicantumkan akun persediaan.

SISTEM PERSEDIAAN PERIODIK


Salah satu perbedaan utama antara sistem perpetual dan sistem periodik yaitu saat dilakukannya
perhitungan beban pokok penjualan.
Pada sistem periodik, perusahaan menggunakan akun tersendiri untuk mencatat pembelian, biaya
angkut pembelian, retur dan potongan. Di sisi lain, perusahaan tidak mencatat setiap terjadi mutasi
persediaan secara terus menerus, melainkan melakukan perhitungan saldo persediaan akhir dan juga
beban poko penjualan pada akhir periode.
Pada sistem ini, perusahaan mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan pada saat
penjualan terjadi, namun tidak mencatat beban pokok barang yang dijual dan perusahan mencatat
pembelian barang dagangan dalam akun pembelian, bukan dalam akun persediaan barang
dagangan. Perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir periode untuk
menentukan 1) biaya perolehan persediaan yang ada, dan 2) beban pokok barang yang dijual untuk
periode yang bersangkutan. Berikut ini ayat-ayat yang dibuat perusahaan dagang ambasador selama
bulan mei 2010.
 Pencatatan Pembelian Barang Dagangan
Berdasarkan faktur penjualan yang diterima dari penjual dan laporan penerimaan barang yang
dipesan dari PT Surya, UD Ambasador mencatat pembelian barang dagangan seharga
Rp.3.800.000,00 secara kredit, sebagai berikut
Mei 4 Pembelian Rp. 3.800.000
Utang Usaha Rp. 3.800.000
(pembelian barang dagangan dari PT
Surya scr kredit)

 Biaya Angkut Pembelian


Jika pembeli yang menanggung beban angkut, maka pembeli akan mendebet akun biaya angkut
pembelian. Misalkan untuk barang yang dibeli dari PT Surya, UD Ambasador membayar biaya
angkut sebesar Rp. 150.000,00 pada tanggal 6 Mei. maka jurnalnya sebagai berikut:
Mei 6 Biaya Angkut Pembelian Rp. 150.000
Kas Rp. 150.000
(untk mencatat pembayaran biaya
angkut pembelian barang)

 Retur & Pengurangan Harga Pembelian


UD Ambasador mengembalikan barang yang dibeli dari PT Surya seharga Rp. 300.000,00. jurnal
untuk retur yaitu:

Mei 8 Utang Usaha Rp. 300.000,00


Retur & Pengurangan Harga Rp. 300.000,00
Pembelian
(untk mncatat pengembalian brg)

 Potongan Pembelian
Pada tanggal 14 Mei, UD Ambasador membayar utangnya kepada PT Surya dengan mendapat
potongan 2% karena pembayaran dilakukan dalam periode waktu 10 hari. Jurnal untuk mencatat
yaitu:
Mei 14 Utang Usaha Rp. 3.500.000,00
Potongan Pembelian Rp. 70.000,00
Kas Rp. 3.430.000,00
(untk mencatat pembayaran utang
pada periode potongan)

 Pencatatan Penjualan Barang Dagangan


PT Surya mencatat transaksi penjualan barang scr kredi kepada UD Ambasador seharga Rp.
300.000,00 pada tanggal 4 Mei sebagai berikut:

Mei 4 Piutang Usaha Rp. 3.80.000


Penjualan Rp. 3.800.000
(untk mencatat penjualan barang
dagangan secara kredit kepada UD
Ambasador)

 Retur & Pengurangan Harga Penjualan


Untuk mencatat pengembalian barang dari UD Ambasador seharga Rp. 300.000,00, jurnal yang
dibuat oleh PT Surya sebagai berikut:
Mei 8 Retur & Pengurangan Harga Penjualan Rp. 300.000
Piutang Usaha Rp. 300.000
(untk mencatat pengembalian brg yg
dijual kpd UD Ambasador)

 Potongan Penjualan
Pada tanggal 14 Mei, PT Surya menerima pembayaran dari piutangnya kepada UD Ambasador
sebesar Rp. 3.430.000,00, setelah dikurangi potongan 2%.
Mei 14 Kas Rp. 3.430.000
Potongan Penjualan Rp. 70.000
Piutang Usaha Rp. 3.500.000
(untk mencatat penerimaan piutang dari
UD Ambasador, potongan 2%)

Jika menggunakan sistem periodik, maka konsekuensinya harus melakukan jurnal penyesuaian atas
Persediaan pada akhir periode untuk mencatat persediaan akhir yang datanya diambil dari hasil
perhitungan fisik dan juga untuk membukukan harga pokok penjualan selama periode yang
bersangkutan. Perhatika yang tercantum dalam buku besar berikut:

Persediaan Barang Dagangan


1/1 Saldo Rp 36.000.000

Akun-akun Pembelian
Pembelian
xxx
xxx
xxx
31/12 saldo Rp 325.000.000

Biaya Angkut Pembelian

31/12 Saldo Rp 12.200.000

Retur & Pengurangan Harga Jual


Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 10.400.000

Potongan Pembelian
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 6.800.000

Akun-akun Penjualan
Penjualan
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 480. 000.000

Beban Angkut Penjualan


Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 7.000.000

Retur & Pengurangan Harga Penjualan


Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 12.000.000

Potongan Penjualan
Xxx
xxx
xxx
31/12 Saldo Rp 8.000.000

Dengan data buku besar seperti diatas, maka untuk dapat menampilkan saldo akhir prsediaan barang
dagngan dan harga pokok penjualan, pada akhir periode diperlukan jurnal penyesuaian sebagai
berikut(dimisalkan hasil perhitungan fisik persediaan pada tanggal 31 Desember berjumlah
Rp40.000.000,00).
1. Untuk memindahkan saldo persediaan awal ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Beban Pokok Penjualan Rp 36.000.000
Persediaan Barang Dagangan Rp. 36.000.000

2. Untuk memindahkan saldo akun pembelian ke akun Beban Pokok Penjualan


31/12 Beban Pokok Penjualan Rp 325.000.000
Pembelian Rp 325.000.000

3. Untuk memindahkan salo akun biaya angkut pembelian ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Beban Pokok Penjualan Rp 12.200.000
Biaya Angkut Pembelian Rp 12.200.000

4. Untuk memindahkan saldo akun retur & pengurangan harga pembelian ke akun Beban Pokok
Penjualan
31/12 Retur & Pengurangan Harga Pembelian Rp 10.400.000
Beban Pokok Penjualan Rp 10.400.000

5. Untuk memindahkan saldo akun potongan pembelian ke akun Beban Pokok Penjualan
31/12 Potongan Pembelian Rp 6.800.000
Beban Pokok Penjualan Rp 6.800.000

6. Untuk menacatat saldo persediaan akhir barang dagangan


31/12 Persediaan Barang Dagangan Rp 40.000.000
Beban Pokok Penjualan Rp 40.000.000

Setelah ayat-ayat jurnal penyesuaian di atas dibukukan ke buku besar, maka akun Persediaan
Barang Dagangan dan aun Beban Pokok Penjualan akan nampak sebagai baerikut:
Persediaan Barang Dagangan
1/1 Saldo Rp 36.000.000 31/12 Persediaan Rp 36. 000.000
31/12 Saldo Rp 40.000.000

Beban Pokok Penjualan


31/12 Persediaan Awal Rp 36.000.000 31/12 Retur Rp 10.400.000
31/12 Pembelian 325.000.000 31/12 Potongan 6.800.000
31/12 Biaya Angkut 12.200.000 31/12 Persediaan Akhir 40.000.000
31/12 Saldo Rp 316.000.000
Penentuan beban pokok penjualan hanya berkaitan dengan akun persediaan dan pemelian jadi tidak
perlu menyesuaiakan akun penjualan.
Neraca lajur pada sistem periodik tidak berbeda dengan sistem perpetual. Sebagai akibat perbedaan
dalam jurnal penyesuaian seperti telah diuraikan diatas, ama dengan sendirinya data dalam kolom
penyesuaian di neraca lajur juga akan berbeda.

Contoh laporan Laba-Rugi Dalam Sistem Persediaan Periodik

UD AMBASADOR
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2010

Pendapatan penjualan 480.000.000


Kurangi Retur & pengura- 12.000.000
ngan harga penjualan
Potongan penjualan 8.000.000 (20.000.000)
Penjulan bersih 460.000.000
Beban pokok penjualan
Persediaan 1 Jan 2010 36.000.000
pembelian 325.000.000
Kurangi retur & penguran- 10.400.000
an harga pembelian
Potongan pembelian 6.800.000 17.200.000
Pembelian bersih 307.800.000
Tambah biaya angkut
pembelian 12.200.000
Biaya pokok pembelian 320.000.000
Biaya perolehan prsediaan
tersedia dijual 356.000.000
Persediaan, 31 Des 2010 40.000.000
Beban pokok penjualan 316.000.000
Laba kotor penjualan 144.000.000
Beba operasi
Beban angkut penjualan 7.000.000
Beban advertensi 16.000.000
Beban perlengkapan 19.000.000
Beban gaji 64.000.000
Beba listrik 17.000.000
Beban asuransi 2.000.000
Beban depresiasi 8.000.000
Total beban operasi 133.000.000
Laba bersih 11.000.000

Perbandingan antara Jurnal dalam Sistem Perpetual dengan Sistem Periodik

JURNAL UNTUK TRANSAKSI PEMBELIAN

Transaksi Sistem Persediaan Perpetual Sistem Persediaan Periodik


Mei 4 Pembelian secara Persediaan brg dagangan xx Pembelian xx
kredit Utang usaha xx Utang usaha xx
Mei 6 Biaya angkut Persediaan brg dagangan xx Biaya angkut pmblian xx
pembelian Kas xx Kas xx
Retur & Utang usaha xx Utang usaha xx
Mei 8 pengurangan harga Persediaan brg dagangan xx Retur &
pembelian pengurangan harga xx
pembelian
Pembayaran utang Utang usaha xx Utang usah xx
Mei dengan potongan Kas xx Kas xx
14 Persediaan brg dagangan xx Potongan pembelian xx

JURNAL UNTUK TRANSAKSI PENJUALAN


Transaksi Sistem Persediaan Perpetual Sistem Persediaan Periodik
Piutang usaha xx Piutang usaha xx
Mei 4 Penjualan secara Pendapatan penjualan xx Pendapatan xx
kredit Beban pokok penjualan xx penjualan
Persediaan barang xx Tidak ada jurnal untuk mencatat
dagangan beban pokok penjualan
Retur & pengurangan xx Retur & pengurangan xx
Mei 8 Retur dan potongan harga penjualan harga penjualan
harga penjualan Piutang usaha xx Piutang usaha xx
Persediaan brg dgngan xx Tidak ada jurnal
Beban pokok pnjualan xx
Kas xx Kas xx
Mei Penerimaan kas Potongan penjualan xx Potongan penjualan xx
14 dari piutang dengan Piutang usaha xx Piutang usaha xx
potongan
Nama: Ega Ade Yunia
Kelas: A
NIM: 1710313120014

Anda mungkin juga menyukai