A. Deskripsi MK :
MK ini bertujuan membahas berbagai pengetahuan, konsep dan model dalam manajemen
keuangan serta penerapannya dalam keputusan-keputusan keuangan yang terdiri
keputusan pembelanjaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen dari;
B. TIU :
Setelah mempelajari MK ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami berbagai model,
konsep dalam manajemen keuangan dan menerapkannya dalam pengambilan keputusan bisnis
terutama model-model dan konsep-konsep tentang manajemen; modal kerja, kas, piutang,
persediaan dan manajemen hutang jangka menengah dan panjang, evaluasi kondisi keuangan
perusahaan melalui analisis rasio keuangan, serta konsep-konsep; time value of money, cost of
capital dan capital budgeting
C. Ketentuan Perkuliahan :
Kuliah tatap muka direncanakan 16 x termasuk ujian mid dan final smt. Tugas-tugas yg hrs
dipenuhi :
1. Mengikuti kuliah min 80 % dari 16 x pertemuan
2. Menyelesaikan kasus yg ditentukan kemudian
3. Berpartisipasi aktif dalam setiap perkuliahan
D. Penilaian :
4. Tugas = 10 %, 2. Ujian Mid = 40 %, 3. Ujian Final = 40 %, 4. Praktikum = 10 %
LITERATUR
• Weston and Copeland, 1986, Managerial Finance, Eight Edition, The Dryden
Press, CBS International Editions, Japan.
• Van Horne, 2001, Financial Management and Policy, Twelfth Edition, Prentice
Hall, New Jersey
• Brealy and Myers, 2003, Principles of Corporate Finance, Third Edition, Mc Graw
Hill International Book Company, New York
• Weston and Brigham, 1983, Fundamentals of Financial Management, Third
Edition, The Dryden Press, New York.
• Pinches, 1987, Essentials of Financial Management, Third Edition, The Dryden
Press, New York
• Brigham and Daves, 2002, Intermediate Financial Management, Seventh Edition,
South-Western, Thomson Learning, U.S.A.
• Bambang Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta.
• Husnan, 1987, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Pembelanjaan Perusahaan),
Liberty, Yogyakarta
1. Pengertian dan
Lingkup
Manajemen Keuangan
matematis.
Graphic Approach
Cost/Revenue TR
Laba TC
BEP
VC
FC
Rugi
Sales (Unit)
Mathematical Approach
FC
BEP =
Sales Price/unit – VC/unit
Atau
FC
BEP =
VC
1 -
Net Sales
Utk menentukan volume penjualan yg hrs diraih agar memperoleh laba
tertentu formulanya;
FC + Profit/Profit Margin
BEP =
VC
1 -
Net Sales
Margin of Safety
Margin of safety (MOS) berhubungan erat
dgn analisis BEP, seberapa jauh
berkurangnya volume penjualan agar tdk
menderita kerugian
Formula :
S
a
Contoh Soal :
PT. XYZ memiliki data-data sbb:
Budget sales 100.000 unit x a rp Rp 1.000.000
10
Fixed Cost rp 360.000
Variable Cost (rp 4/unit) rp 400.000
Total Cost Rp 760.000
Profit (-)
Menghitung BEP Rp 240.000
360.000 360.000 360.000
BEP = = = = Rp 600.000
400.0000 1 – 0,4 0,6
1 -
1.000.000
Penentuan BEP Jika FC naik sebesar
120.000 sedangkan harga dan VC tetap
rp
360.000 360.000
360.000
BEP = 100.000 x 7 = 700.000 =1–
1- 0,7 1 -
1.000.000 1.000.000
360.000
= ------------ = Rp
1.200.000 0,3
Penentuan BEP Jika FC naik sebesar rp 120.000, VC
rp 4/unit, penjualan naik sebesar 20 % dan harga jual
sebesar rp 8/unit,
360.000 + 120.000 480.000
480.000
BEP = 120.000 x 4 = 480.000 =1 –
1- 0,5 1 -
120.000 x 8 960.000
480.000
= ------------ = Rp
960.000 0,5
Tabel 2.1. Neraca PT GR 2004 dan 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
AKTIVA 2004 2005 PASSIVA 2004 2005
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas 32 30 Hutang Dagang 87 40
Surat Berharga (Efek) 75 70 Hutang Wesel 210 150
Piutang 250 200 Hutang Bank 400 425
Persediaan Bhn Baku 300 200 Hutang Lainnya 25 25
Persediaan Brg Jadi 200 100 Hutang Pajak 125 120
Persed, Brg Dlm Proses 150 100
Total Aktiva Lancar 1.007 700 Total Hutang Lancar 847 760
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang
Pabrik & alat 2.000 2.300 Hutang Jangka Panjang 600 540
Akumulasi penyusutan (400) (500) Modal Sendiri
Saham Biasa (500 rb lbr) 700 700
Laba Ditahan 460 500
Total Aktiva 2.607 2.500 Total Passiva 2.607 2.500
c. Fixed Assets
turnover
d. Total assets
turnover
Tabel 2.1. Lanjutan
+
Net Operating
Income Biaya Penjualan
-
Biaya Usaha +
Profit Margin
:
Biaya Adm&Umum
Net Sales
Earning Power/
Return On
Investment X
: +
+
:
+
+
Du Pont Formula
2700
3600
+
700
- 100
0,194 : 2900 +
100
3600
0,275
27,5% X
3600 32
1,42 932 +
:
250
2532
+
+
1600
650
Du Pont Formula
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Neraca
PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
# Beban bunga
Profit # Biaya
simpan
# Biaya pemeliharaan di gudang
Kecil # Risiko rusaknya di gudang
Kecil
2. Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan
1. Perusahaan Perdagangan
Inventory of merchandise yg memiliki
sifat perputaran (turnover) yg sama,
dibeli kemudian dijual kembali tanpa
melalui proses value added.
2. Perusahaan Pabrikan, ada 3 yaitu;
a. Inventory of raw materials
b. Inventory of work in process
c. Inventory of finished goods
Formula merchandise turnover
Net Sales
Merchandise turnover =
Average Inventory of merchandise
Cost of Good Sold
= Cost average inventory of
merchandise
1.450 ----
1.250 -----
1.125 -------
1.025
1.000
OC
0 200 500 1.000
Gambar Grafik EOQ
Curve CC dimulai dari titik 0, bergerak ke kanan atas. Hal ini mengisyarat
kan semakin besar kuantitas bhn baku yg dipesan, maka semakin besar pula
rata-rata persediaan , sehingga menyebabkan CC semakin besar pula. Di
lain pihakOC bergerak dari sisi kiri atas ke kanan bawah, mengisyaratkan
semakin besar kuantitas bhn baku yg dipesan, maka frekwensi pemesanan
makin kecil, sehingga OC juga semakin kecil
Mathematical Approach
2 x R x OC
EOQ = --------------
CC
Dimana :
EOQ : Economic Order Quantity
R : Kebutuhan bhn baku satu periode
OC : Order Cost (biaya pesan)
CC : Carrying Cost (biaya simpan)
Contoh :
Contoh :
Diketahui :
R : 1.000 unit
OC : Rp 100
CC : Rp
5/unit
Jawab : 2 x 1.000 x
100 200.000
EOQ = =
5 5
= 25 unit (+)
Jumlah = 46 unit
Jadi Reorder point (RO) dilakukan saat bhn baku berada pd
angka 46 unit.
Gambar Reorder Point
Jumlah
Pesanan
2
0
0
RO
46
25
0 L
T Wakt
u
Bab 3
Manajemen Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
2. Konsep Modal Kerja
3. Ciri Khas Modal Kerja
4. Perputaran Modal Kerja
5. Penentuan Besarnya Kebutuhan
Modal Kerja
6. Perubahan Modal Kerja
3.1. Pengertian Modal Kerja
Didlm perushaan, selain Aktiva Modal
Kerja merupakan salah satu unsur yg
Tetap,
penting dlm menggerakkan perusahaan tsb. sangat
Modal Kerja berfungsi sbg kekuatan perusahaan
utk membelanjai kegiatan operasi sehari-hari,
disamping menjamin kebutuhan jangka pendek
lain seperti pembayaran hutang jangka pendek.
Oleh karena itu Modal Kerja harus dikelola secara
efektif dan efisien.
Modal Kerja “ Jumlah keseluruhan dana yg
tertanam dalam Aktiva Lancar (AL) yg
terdiri dari; Kas, Bank, Sekuritas, Piutang
dan Persediaan
Gross Working Capital.
Ke 5 unsur AL tsb dimaksudkan sbg aktiva
yg secara normal dpt berubah menjadi Kas
dlm jangka waktu relatif pendek (< 1 th)
Net Working Capital : Kelebihan Aktiva
Lancar atas Hutang Lancar (HL), atau
sering ditulis sebagai (AL – HL)
3.2. Konsep Modal Kerja
Ada 3 golongan :
1. Konsep Kuantitatif
2. Konsep Kualitatif
3. Konsep Fungsional
Konsep Kuantitatif
Menilai Modal Kerja berdsrkan jumlah dana
yg tertanam dlm unsur-unsur AL
Bank, Sekuritas, Piutang dan Persediaan),
(Kas,
yg dpt kembali selama satu perputaran
a. Penjualan Tunai
Kas1 Brg Kas2
b. Penjualan Kredit
Kas1 Brg Piutang
Kas2
Penjualan Kredit
c. Perputaran Yang Mengalami Proses Produksi
Kas1 Upah Brg Jadi Piutang Kas2
Bhn
Baku
3.5. Penentuan Besarnya Kebutuhan
Modal Kerja
Besarnya Modal Kerja perusahaan ditentukan oleh:
a. Periode perputaran Modal Kerja
b. Jumlah pengeluaran kas rata-rata perhari.
Periode perputaran Modal keseluruhan jangka
Kerja: waktu pemberian penyimpanan
kredit, lamanya
baku, lamanya
proses produksi, lamanya produk bahan
jadi
disimpan dan lamanya periode penagihan piutang.
Pengeluaran kas rata-rata perhari : jumlah pengeluaran utk;
pembelian bhn baku, bhn pembantu, upah tenaga kerja dan
biaya lainnya.
Contoh Soal:
Restorant “XYZ” dlm operasi sehari-hari
mengeluarkan Modal Kerja utk membeli
bhn baku sebesar Rp 1 Juta. Pada awal
tahun 2006 mendapat order makanan
bungkus ke sebuah Kantor utk makan siang
karyawannya dgn cara pembayaran
seminggu sekali. Tentu saja Modal Kerja
restorant tsb tidak memadai lagi.
Gambar 3.2. Perhitungan jangka waktu pembayaran
penjualan kredit restoran tsb sbb:
Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TA = AL + AT
Rasio AL (MK) Terhdp Total Aktiva (RAL)
RAL ( AL : TA) x 100 %
Efek perubahan Modal kerja thdp keuntungan (TK)
TK = (KAL x AL) + (KAT x AT)
KAL : Keuntungan dari AL
KAT : Keuntungan dari AT
Jumlah perubahan Modal Kerja Netto (NWC)
ΔNWC = (AL1 – HL) – (AL2 – HL)
AL1 : Aktiva Lancar sebelum berubah
AL2 : Aktiva Lancar setelah berubah
Contoh Soal
PT. ABC memiliki data keuangan Tahun
2005 sbb:
AKTIVA PASSIVA
AL Rp HL Rp
AT 150.000 HJP 75.000
Rp 1.000.000 Modal Rp
125.000
Rp
950.000
TA Rp 1.150.000 TP Rp 1.150.000
Keuntungan dari AL (KAL) ditaksir 10 %
dan Keuntungan dari AT (KAT) 35 %,
A. Berapa Total Keuntungan pada RAL
tsb
B. Jika RAL diturunkan menjadi 12 %,
berapakah tingkat keuntungan ?
C. Berapa perubahan Modal Kerja
Netto (NWC)
Jawab :
A. RAL = AL : TA x 100 %
= 150.000 : 1.150.000 x 100 %
= 13,04 %
Total Keuntungan pada RAL 13,04 %:
TK=(KAL x AL) + (KAT x AT)
=(10 % x 150.000) + (35 % x
1.000.000)
= 15.000 + 350.000
= Rp 365.000
B. Total Keuntungan pada RAL 12 % :
RAL = (AL : TA) x 100 %
12 % = (AL : 1.150.000) x 100 %
0,12 = (AL : 1.150.000) x 100 %
AL = 0,12 x 1.150.000
AL = Rp 138.000
Jadi AL diturunkan menjadi Rp 138.000
TA : AL + AT
1.150.000 = 138.000 + AT
AT = 1.150.000 – 138.000
AT = 1.012.000
Total Keuntungan pada RAL = 12 % :
TK = (KAL x AL) + (KAT x AT)
= (10 % x 138.000) + (35 % x 1.012.000)
= 13.800 + 354.200
= Rp 368.000
Jadi dgn adanya penurunan RAL dari 13,04 % menjadi 12 % = 1,04 %,
maka Total Keuntungan meningkat sebesar Rp 3.000 (368.000 – 365.000)
C. Modal Kerja Netto (NWC) berkurang :
ΔNWC = (AL1 – HL) – (AL2 – HL)
=(150.000 – 75.000) – (138.000 – 75.000)
= 75.000 – 63.000
= Rp 12.000,-
NWC1 = AL1 – HL
= 150.000 – 75.000 = Rp 75.000
NWC2 = 138.000 – 75.000 = Rp 63.000
Efek perubahan dpt dijelaskan sbb:
Semula Sekarang
Rasio AL:TA 13,04 % 12 %
Total Keuntungan 365.000 368.000 (+
3.000)
NWC 75.000 63.000 (-
12.000)
Neraca setelah terjadinya
pengurangan Modal Kerja
AKTIVA PASSIVA
AL Rp HL Rp
AT 138.000 HJP 75.000
Rp 1.012.000 Modal Rp
125.000
Rp
950.000
TA Rp 1.150.000 TP Rp 1.150.000
Bab 6
Manajemen Kas
1. Arti Penting Kas
2. Pengelompokan Arus Kas
3. Faktor-Faktor Mempengaruhi
Yang Persediaan Kas
Minimal
4. Cash Budget
5. Penyusunan Cash Budget
6.1. Arti Penting Kas
Utk produk
membutuhkan
menghasilkan perusahaan (uang
kas
digunakan utk membelanjai
tunai)pembelian
yg bhn
baku, bhn pembantu, upah, gaji (faktor-
faktor produksi)
Faktor-faktor produksi, kemudian diproses
menjadi produk dan seterusnya dijual utk
memperoleh pendapatan dlm bentuk kas.
Pola Cash Flow (aliran kas)
1. Cash in flow (CIF), aliran kas
masuk
CIF, semua penerimaan perusahaan,
seperti; hasil penjualan produk,
penerimaan kredit, hasil penjualan aktiva
tetap, dan pemasukan lainnya.
2. Cash out flow (COF), aliran kas keluar
COF, semua pengeluaran perusahaan,
seperti; pembelian bhn baku, bhn
pembantu, pembayaran upah dan gaji.
6.2. Pengelompokan Cash Flow
Karakteristik Kelompok
A. Pola aliran 1. COF 2. CIF
B. Frekwensi
1. Continues *Pembayaran upah #Penjualan tunai
*Pembelian bh baku #Penerimaan piutang
*Pembayaran gaji
2. Intermitten *Pembayaran bunga #Penjualan saham
*Pembayaran dividen #Penjualan Aktiva Tetap
*Pembayaran pajak
*Pembayaran angsuran
kredit
C. Kaitan operasi
1. Operating Flow *Perubahan produksi #Penjualan produk jadi
(Pengeluaran biaya
utk proses produksi)
2. Financial Flow *Pembayaran bunga #Pinjaman modal (Kredit)
*Pembayaran angsuran #Penjualan saham
kredit
*Pembayaran dividen
*Pembayaran pajak
Cash Flow
Aliran Kas
Pajak Pembayaran
Biaya
Penjualan
Brg dlm
Pembayaran Pembelian Proses
Hutang Angsuran Aktiva
KAS
Penerimaan kredit Penyusutan Tetap
Penjualan
Pembyr dividen Bhn
Pembelian kembali Pembelian Baku
Saham Penjualan Pembyrn
Hutang
Keterangan
Aliran operasi berkaitan langsung dgn
perputaran produksi dan penjualan
Aliran finansial berkaitan tdk langsung dgn
perputaran produksi dan penjualan, tetapi
berhubungan langsung dgn pembelanjaan
seperti; pinjaman (kredit), penjualan saham,
pembayaran pajak.
Tidak semua pemasukan dan pengeluaran
bersifat kas, seperti adanya penjualan kredit
dan pembelian bhn baku secara kredit.
6.3. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi
Persediaan Kas Minimal
Kenaikan
Kas CIF
Pengeluaran
Kas COF
Saldo
Kas
Minimal
Besar saldo kas (CIF – COF) Likuiditas
Semakin besar saldo kas likuiditas tinggi
Artinya perush memiliki risiko yg kecil terhdp
pemenuhan kewajiban finansialnya.
Semakin kecil saldo kas likuiditas rendah
Artinya perush mempunyai risiko yg besar terhdp
pemenuhan kewajiban finansialnya.
Tetapi ada trade off antara saldo kas besar dengan
profitabilitas yg rendah.
Oleh karena itu dibutuhkan safety cash balance
(persediaan kas minimal)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Safety Cash Blances (SCB)
1. Tersedianya kredit jangka pendek
Jika perush mampu meminjam tambahan dana yg
diperlukan dlm waktu singkat, maka perush tdk perlu
menyimpan SCB yg besar. Sebaliknya jika perush tdk
mampu meminjam dlm waktu singkat, maka SCB
sebaiknya besar.
2. Variasi dalam cash flow
Jika cash flow berfluktuasi secara tajam, maka SCB
harus besar dan sebaliknya jika cash flow relatif stabil,
maka SCB tidak perlu besar.
Guthmann dalam Bambang Riyanto (1985) jumlah SCB yang
“well finance” hendaknya tidak kurang dari 5 % - 10 %
dari jumlah AL (Aktiva Lancar).
6.4. Cash Budget
Perencanaan yg menunjukkan pola penerimaan (CIF) dan
pengeluaran (COF) kas setiap periode.
Anggaran kas ini dpt memberikan informasi ttg pola cash flow
setiap periode operasi perusahaan, sehingga dpt diketahui
kapan posisi saldo kas defisit (minus), atau saldo kas berada
di bawah standar minimal (SCB) dan kapan saldo kas surplus
(plus), atau berada di atas jumlah SCB.
Jika terjadi defisit, maka manajemen hrs merencanakan
sumber dana utk menutup defisit tsb dan jika sudah surplus
tentu saja harus segera membayar utang yg telah digunakan
sbg penutup defisit sebelumnya.
6.5. Penyusunan Cash
Perhitungan secara teliti ttg; besarnya volume penjualan dan
Budget
penerimaan lainnya, begitupula dgn biaya-biaya dan pengeluaran
lainnya yang meliputi;
a. Rencana penerimaan (CIF) yg terdiri dari;
* Penjualan tunai
* Piutang yang terkumpul
* Penerimaan bunga
* Penerimaan dividen
* Hasil penjualan aktiva tetap
* Penerimaan lainnya
b. Rencana Pengeluaran (COF) yg terdiri dari;
# Pembelian bhn baku dan pembantu
# Pengeluaran biaya penjualan
# Biaya Adm dan umum
# Pembayaran bunga
# Pembayaran dividen
# Pembayaran premi asuransi
# Pembelian aktiva tetap
# Pembayaran lainnya
Langkah-Langkah Penyusunan Cash
Budget
1. Menyusun pola penerimaan yg berasal dari penerimaan penjualan.
Jika penjualan kredit dilakukan, maka terlebih dahulu disusun
Receivables Collection Budget {Anggaran Pengumpulan Piutang
(APP}. Kemudian dari APP dimasukkan ke dlm kolom penerimaan
dlm Cash Budget. Penerimaan seperti; Pendapatan bunga, Sewa,
dan Penjualan aktiva tetap.
2. Menyusun pola pengeluaran seperti; Pembelian tunai (bhn baku,
bhn pembantu, alat-alat atau aktiva tetap), Pembayaran kredit
(angsuran dan bunga), Pembayaran asuransi, pajak, pembayaran
dividen dan biaya-biaya operasi lainnya.
3. Menyusun estimasi kebutuhan dana, atau kredit jangka pendek dari
bank atau sumber dana lainnya, jika terjadi saldo defisit. Demikian
pula dgn rencana pembayaran (angsuran dan bunga) jika terjadi
saldo surplus.
4. Menyusun estimasi keseluruhan penerimaan (CIF) dan pengeluaran
(COF) yg lazim disebut Transaksi Usaha dan Transaksi Finansial
(berkaitan dgn penerimaan kredit dan pembayaran angsuran kredit
dan bunganya).
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Ketentuan SCB, jika saldo kas berada di bawah SCB,
maka perush perlu meminjam kepada lembaga keuangan
dan setelah saldo kas berada di atas SCB, maka perush
segera membayar kredit beserta bunga kreditnya.
2. Besarnya pinjaman jika tdk ada Saldo Permulaan Bulan
(saldo PB), maka digunakan formula berikut;
Besar Pinjaman = SCB + defisit
3. Jika ada saldo Akhir Bulan (saldo AB) yaitu saldo PB
periode sebelumnya, maka dpt digunakan formula;
Besar Pinjaman = SCB + defisit – Saldo PB
Contoh Soal
PT “ABC” mempunyai data bln Januari – Juni 2005 sbb:
1. Penjualan : Jan Rp 100.000 Apr Rp 175.000
Feb Rp 100.000 Mei Rp 200.000
Mar Rp 150.000 Jun Rp 125.000
20 % dari Penjualan di atas, dijual secara kredit, kemudian dari
kredit tsb, setengahnya diterima pd bln kedua dan
setengahnya lagi diterima pd bln ketiga.
2. Pembelian bhn baku dan pembantu :
Jan Rp 25.000 Apr Rp 75.000
Feb Rp 25.000 Mei Rp 75.000
Mar Rp 50.000 Jun Rp 50.000
3. Pembayaran Upah/Gaji :
Jan Rp 25.000 Apr Rp 75.000
Feb Rp 25.000 Mei Rp 75.000
Mar Rp 50.000 Jun Rp 50.000
4. Pembayaran lain-lain;
Jan Rp 5.000 Feb Rp Mar Rp 10.000
75.000
Dari data tsb disusun Cash Budget dgn ketentuan:
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Receivables Collection
Budget
Bulan Penjualan
Kredit Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Mei
Jun
Transaksi Keuangan:
Saldo PB
Terima (Bayar) Kredit
Jumlah Kas PB
Surplus (Defisit)
Bayar Bunga
Saldo Kas AB
Hutang Kumulatif
Cash Budget PT “ABC”Jan – Jun 2005
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Transaksi Usaha:
Penerimaan:
a.Cash sales 80.000 80.000 120.000 140.000 160.000 100.000
b.Credit sales - 10.000 20.000 25.000 32.500 37.500
C 80.000 90.000 140.000 165.000 192.500 137.500
I
F 25.000 25.000 50.000 75.000 75.000 50.000
Pengeluaran: 25.000 75.000 50.000 75.000 75.000 -
a.Beli Bhn Baku 5.000 75.000 10.000 - - -
b.Bayar Gaji/Upah 55.000 175.000 110.000 150.000 150.000 50.000
c.Bayar Lain2 25.000 (85.000) 30.000 15.000 42.500 87.500
C
O 50.000
F
Surplus (Defisit)
Saldo Periode
Lalu
Rp 25.000
Transaksi Keuangan:
Saldo PB (Permulaan Bln) 25.000
Terima (Bayar) Kredit -
Jumlah Kas PB 25.000
Surplus (Defisit) 25.000
Bayar Bunga -
Saldo Kas AB (Akhir Bln) 50.000
Hutang Kumulatif -
Cash Budget PT “ABC”Jan – Jun 2005
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Transaksi Usaha:
Penerimaan:
a.Cash sales 80.000 80.000 120.000 140.000 160.000 100.000
b.Credit sales - 10.000 20.000 25.000 32.500 37.500
C 80.000 90.000 140.000 165.000 192.500 137.500
I
F 25.000 25.000 50.000 75.000 75.000 50.000
Pengeluaran: 25.000 75.000 50.000 75.000 75.000 -
a.Beli Bhn Baku 5.000 75.000 10.000 - - -
b.Bayar Gaji/Upah 55.000 175.000 110.000 150.000 150.000 50.000
c.Bayar Lain2 25.000 (85.000) 30.000 15.000 42.500 87.500
C
O 50.000 (35.000) (5.000) 10.000 52.500 140.000
F
Surplus (Defisit)
Saldo Periode
Lalu
Rp 25.000
Transaksi Keuangan:
Saldo PB (Permulaan Bln) 25.000 50.000 4.200 33.400 7.600 50.100
Terima (Bayar) Kredit - 40.000 - (40.000) - -
Jumlah Kas PB 25.000 90.000 4.200 (6.600) 7.600 50.100
Surplus (Defisit) 25.000 (85.000) 30.00 15.000 42.500 87.500
Bayar Bunga - (800) (800) (800) - -
Saldo Kas AB (Akhir Bln) 50.000 4.200 33.400 7.600 50.100 137.600
Hutang Kumulatif - 40.000 40.000 - - -
Bab 8
Sumber Dana Jangka Menengah
1. Pengertian Sumber Dana
Jangka Menengah
2. Sumber Pembelanjaan Jangka
Menengah
3. Jenis-Jenis Pembelanjaan
Jangka Menengah
8.1. Pengertian Sumber Dana Jangka Menengah
I Perhitungan EBIT
More . . .
II Situasi jika Utang/Aktiva (D/A) = 0%
More . . .
III Situasi jika Utang/Aktiva (D/A) = 50%
(EBIT) (1
- T)
=
-----------------------
--------------------
Jumlah Saham yang
beredar
(EBT) (1 - T)
=
-----------------------------------
--------
Jumlah Saham yang
beredar
Analisis atas EPS yang
“Indiferen”
SBE - F - V - I1 SBE - F - V - I2
EPS1 = ------------------------ =
-------------------------
Jumlah Saham1 Jumlah
Saham2
(Jumlah Saham1) (I1) - (Jumlah Saham2) (I2) 1
SBE = + F
Jumlah Saham2 - Jumlah Saham1 1-v
di mana:
SBE = Titik impas atau titik indiferen di mana EPS1 = EPS2
I1 & I2 = Beban bunga pada dua tingkat (jumlah uang)
F = Biaya tetap
V = Biaya variabel = (Penjualan) x
(v) v = Persentase biaya variabel
Perusahaan B:
Hubungan antara EPS yang diharapkan, Risiko, dan
Leverage Keuangan
EPS (dan
Utang / Taksira Taksir Rasio
kd DPS) yg ks WACC
n a P/E
diharapkan
Aktiva Beta Harga
0 - 2,40 1,50 12,0 20,00 8,33 12,00
10 8,00 2,56 1,55 12,2 20,98 8,20 11,46
20 8,30 2,75 1,65 12,6 21,83 7,94 11,08
30 9,00 2,97 1,80 13,2 22,50 7,58 10,86
40 10,00 3,20 2,00 14,0 22,86 7,14 10,80
50 12,00 3,36 2,30 15,2 22,11 6,58 11,20
60 15,00 3,30 2,70 16,8 19,64 5,95 12,12
Hubungan EPS yang diharapkan dengan Rasio Utang
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
diharapkan
EPS yang
1,5
1,0
0,5
0,0
0 10 20 30 40 50 60 70
% Rasio Utang/Aktiva
Hubungan Biaya Modal dengan Rasio Utang/Aktiva
18
16
14
Biaya Modal
12
10 kd
8
ks
6 W
4 A
C
2 C
0
0 10 20 30 40 50 60 70
% Rasio Utang/Aktiva
Hubungan Harga Saham dengan Rasio Utang/Aktiva
23,5
23,0
22,5
Harga Saham
22,0
21,5
Harga Saham
21,0
20,5
20,0
19,5
19,0
0 10 20 30 40 50 60 70
% Rasio Utang/Aktiva
Tingkat Leverage Operasi
Δ EBIT
Persentase perubahan EBIT EBIT
DOL = ------------------------------------------------ = ----------
Persentase perubahan
Penjualan
ΔQ More . . .
Q
Menghitung Tingkat Leverage Operasi
$ 200.000 - $ 120.000
= 2,0
DOL$200.000 = $ 200.000 - $ 120.000 - $ 40.000
$ 300.000 - $ 180.000
DOL$300.000 = = 1,5
$ 300.000 - $ 180.000 - $ 40.000
Tingkat Leverage Keuangan
%ΔEPS EBIT
DFL = =
%ΔEBIT EBIT - I
$ 40.000
DFLs=$200.000;D=50% = = 1,43
$ 40.000 – 12.000
Q(P – V)
DTL = =
Q(P – V) – F – I S – VC – F – I
S – VC
$200.000 – 120.000
DTL$200.000;50% = $200.000 - $120.000 - $40.000 - $ 12.000
= 2,86
Menghitung EPS untuk setiap
kenaikan penjualan
365
Kb = x
HJT – D
JT
Dimana :
Kb : Biaya Commercial Paper HJT
: Harga CP saat jatuh tempo
HJ : Harga jual
D : Discount
JT : Jumlah hari jatuh tempo
• After Taxes = Kb x (1 – Taxes)
• Fee kpd dealer = (HJT)(Fee)
(JT/365)
•
Contoh Soal
• Perush “XYZ” menerbitkan Commercial
Paper dgn harga rp 95.000,- Nilai nominal
jatuh tempo rp 100.000,- dan jangka waktu
jatuh tempo 180 hari. Fee kpd dealer
sebesar ½ dari 1 % pertahun.
Jawab
• Fee kpd dealer :
Fee = (HJT)(Fee)(JT/365)
= (100.000)(0,005)(180/365)
= Rp 246,58
Komisi + Fee = 5.000 + 246,5 = Rp 5.246,58
• Biaya Annual CP
5.246,58 365
Kb = ------------ ------- = 0,1120 = 11,20 %
95.000 180
• Jumlah uang yg akan diterima oleh perusahaan atas
penerbitan CP tsb :
Rp 89.753,43 (Harga CP Rp 95.000 – fee dan komisis Rp
5.246,58).-
Bab 9
Sumber Dana Jangka Panjang
1. Pengertian Sumber Dana Jangka
Panjang
2. Sumber Pembelanjaan Jangka Panjang
3. Jenis Pembelanjaan Jangka Panjang
4. Perhitungan Hutang Jangka Panjang
1. Pengertian Sumber Dana Jangka Panjang
Po
R=
1 – (1 + i)-n
• Dimana: i
Po : Jumlah Pinjaman
R : Pembayaran setiap periode
i : Tingkat bunga umum yg berlaku
Contoh Soal:
• PT “ABC” mendptkan pinjaman dari Bank
Rp100.000.000 dgn tingkat bunga 19 %/thn.
Jangka waktu pinjaman 15 tahun. Tingkat
bunga umum yg berlaku 15 %. Hit NPV
Pinjaman ?
Jawab
1 - (1 + 0,15)-15
100.000.000
0,15 (1 + 0,15)15
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 -------------------- + -----------------
1- 100.000.000
(0,12894485) +
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 ---------------------
--------------------- 0,15 8,13706161629
0,87105515 100.000.000
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 ---------------- +
--------------------
0,15 8,13706161629
NPVP = 100.000.000 – 19.000.000 (5,87034333) + 12.289.448,54
NPVP = 100.000.000 – 110.333.652,3 + 12.289.448,54
NPVP = 1.955.796,24
Jika PT “ABC” harus membayar setiap tahun dlm jumlah yg
sama (annuity), maka perhitungannya sbb:
Po 100.000.000 100.000.000
R= = = 1 – (1 + i)-n 1 – (1 + 0,19)-15
1 – (1,19)-15
i 0,19
0,19
100.000.000 x 0,19 19.000.000
= = = 20.509.190,75 0,92641393
0,92641393
Atau perhitungan penyebutnya dpt dilihat pada Tabel A2
(Annuity) tingkat bunga 19 % dan n = 15 didapat
4,8759
100.000.000
R = ----------------- = 20.509.034,23
4,8759
Perhitungan Saham Preferensi
• Pertama perlu diketahui dividen yg hrs ditanggung oleh
perusahaan yg menerbitkan saham preferensi tsb, serta
besarnya modal yg diperoleh dari penjualan saham
preferensi tsb.
• Formula perhitungannya :
DSP
BP = ------- x 100 %
HJSP
• Dimana :
BP : Biaya Saham Preferensi
DSP : Dividen Saham Preferensi
HJSP : Harga Jual Saham
Preferensi
Contoh Soal :
• PT “ X “ menerbitkan dan menjual saham
preferensi 500.000 lbr dgn nilai nominal
Rp 10.000/lbr, dividen yg akan dibayarkan
7
%/tahun dan harga jual di pasar perdana
Rp 11.000/lbr. Hitunglah biaya saham
preferensi tsb.
Jawab
• DSP = 7 % x Rp 10.000 = Rp 700
• HJSP = Rp 11.000
• Sehingga biaya saham preferensi
adalah : 700
• BP = --------- x 100 % = 6,36 %
11.000
Perhitungan Saham Biasa
MS – NNSP
NBSB =
JSB
Dimana :
NBSB : Nilai Buku Saham
Biasa MS : Modal Sendiri
NNSP : Nilai Nominal Saham Preferensi
JSB : Jumlah Saham Biasa Yang
Beredar
Contoh Soal :
• PT “Y” Memiliki Modal Sendiri yg terdiri
dari (1) Saham Preferensi 500.000 lbr dgn
Nilai Nominal Rp 10.000/lbr, (2) Saham
Biasa 1.000.000 lbr dgn Nilai Nominal Rp
5.000/lbr (3) Laba Ditahan Rp
500.000.000,
(4) Surplus modal Rp 600.000.000.
Berapa Nilai Buku Saham Biasa ?
Jawab
• Jumlah Modal Sendiri =
(1) SP : 500.000 lbr x rp 10.000 Rp 5.000.000.000
(2) SB : 1.000.000 lbr x rp 5.000 Rp 5.000.000.000
(3) Laba Ditahan Rp 500.000.000
(4) Surplus Modal Rp 600.000.000
Total Modal Sendiri Rp 11.100.000.000
11.100.000.000 – 5.000.000.000
• NBSB =
1.000.000
16.100.000.000
• NBSB = -------------------- = Rp 16.100,-
1.000.000
Bab 12
Analisis Risiko Investasi
1. Pengertian Certainty, Uncertainty dan
Investment Risk
2. Cara Memasukkan Unsur Risiko dlm
investasi
1. Mean (Standar deviasi)
2. Sensitivity Analysis
12.1. Pengertian Certainty,
Uncertainty dan Investment
Risk
Certainty : kondisi masa mendatang yg
mengandung suatu kemungkinan hasil yg
sudah dpt diketahui sekarang
Uncertainty : kondisi yg dihadapi oleh
seseorang, dimana kemungkinan hasil tidak
diketahui
Risk : terdapat sejumlah kemungkinan hasil
yg diketahui (kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa diantara seluruh kejadian
yg mungkin terjadi)
Risiko Investasi
A B
P CF P CF
0,35 4.000 0,30 2.000
0,45 5.000 0,40 4.000
0,30 6.000 0,30 6.000
Distribusi Probabilitas Kedua
Proyek
PA PB
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
4 6 2 4 6
Risiko
5 < Risiko >
Formula Perhitungan Standar
Deviasi n
σ
= ( Ax A) 2
Px
xi
Dimana:
Ax : Arus kas untuk probabilitas x
Px : Probabilitas terjadinya Cash Flows (CF)
A value
Expected
n
A
= AxPxA
x 1
Proyek A
CF P
4.000 x 0,35 = 1.400
5.000 x 0,45 = 2.250
6.000 x 0,20 = 1.200
(+) =
Mean
4.850
( Ax - A )2 Px
(4.000 – 4.850)2x 0,35 = 252.875
(5.000 – 4.850)2 0,45 =
(6.000 – 4.850)2 10.125
0,20 = 264.500 (+)
Variance = 527.500
Standar deviasi A σA = 527.50 = 726,29
0
Proyek B
CF P
2.000 x 0,30 = 600
4.000 x 0,40 = 1.600
6.000 x 0,30 = 1.800
(+)
Mean = 4.000
( Ax - )2
x Px
(2.000 – 0,30 = 1.200.000
A 0,40 =
4.0 00)2
(4.000 – 4.000)2
0
(6.000 – 4.000)2
0,30 = 1.200.000 (+)
Standar deviasi B Variance = 2.400.000
σB = 2.400.000 = 1.549,19
Atau dengan menggunakan
Expected Value
A
A A
B = 0,30 (2.000) + 0,40 (4.000) + 0,30 (6.000) =
= 600 + 1.600 + 1.800 = Rp 4.000
A
12.2.2. Sensitivity
Analysis
Analisis simulasi dimana nilai variabel-variabel
penyebab diubah utk mengetahui bagaimana
dampaknya terhadap hasil yang diharapkan (CF)
CF dipengaruhi oleh :
a. Market Size
b. Market Share
c. Jumlah unit produk yg terjual
d. Harga jual perunit
e. Variable Cost/unit
f. Fixed Cost/unit
Contoh soal:
No Uraian Kalau unit S/unit Kalau P/unit
turun 10%, Var turun 10%, Var
lain konstan lain konstan
1. Penjualan 50.000 55.000
2. VC 18.000 20.000
3. FC (Non Depp) 7.000 7.000
4. Depreciation 5.000 5.000
5. Laba Sebelum Pajak 20.000 23.000
6. Pajak (15 %) 3.000 3.450
7. Laba Bersih 17.000 19.550
8. NCF (7 + 4) 22.000 24,550
Bab 10
TIME VALUE OF MONEY
1. Pengertian Time Value of Money
2. Compounding and Interest
3. Nilai Compounding dari Annuity
4. Present Value dari Annuity
10.1. Pengertian Time Value of Money
• Compounding (bunga
majemuk) : digunakan untuk
menentukan nilai uang di masa
mendatang (Future Value :
FV) jika nilai sekarang
(Present Value : PV) diketahui
• Interest (bunga) : digunakan
untuk menentukan nilai uang di
masa sekarang (Present Value :
PV) jika nilai di masa
mendatang (Future Value : FV)
diketahui
Contoh : Coumpounding
Si A memp uang Rp 1.000.000,- di tabung di Bank dalam
bentuk Deposito dgn tingkat bunga 8 % pertahun. Berapa Nilai
uang A pd Tahun ke tiga ?
Jawab :
Tahun Nilai Awal Bunga Nilai
Tahun (Rp) 8 %/th Akhir
Tahun (Rp)
1 1.000.000 80.000 1.080.000
2 1.080.000 86.400 1.166.400
3 1.166.400 94.310 1.259.710
Jawab: With the Formula’s
• Untuk perhitungan Future Value (FV) dgn menggunakan sistem coumpounding
(bunga majemuk) untuk berbagai periode dpt menggunakan formula :
• FV = PV (1 + i)n
Dimana : FV : Future Value (Nilai uang pd akhir periode tahun ke n)
PV : Present Value (Nilai uang pd awal periode tahun)
i : interest (tingkat bunga per periode)
n : periode (tahun)
Perhitungan uang si A dengan menggunakan formula di atas
: FV = 1.000.000 (1 + 0,08)3
= 1.000.000 (1,08)3
= 1.000.000 (1,2597)
= Rp. 1.259.700
Jawab :
Dengan menggunakan formula :
FV
PV =
(1 + i)n
1.262.000
=
(1 + 0,06)4
1.262.000
= ------------ = Rp 1.000.000
( 1,06)4
10.3. Nilai Coumpounding dari Annuity
• Annuity : deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang yg tetap
selama jumlah periode tertentu. Misalnya A menabung Rp 1.000
setiap tahun selama 4 tahun dengan tingkat bunga majemuk 6 % per
tahun. Berapa jumlah majemuk (coumpound sum) dari tabungan
tersebut :
Akhir tahun
0 1 2 3
4
Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
2 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060 2,070
3 2,030 3,060 3,091 3,091 3,152 3,124 3,215
4 4,060 4,122 4,184 4,246 4,310 4,375 4,440
5,637
5 5,101 5,204 5,309 5,416 5,526 5,526
10.4. Present Value dari Annuity
Jumlah Rp 3.465
1
1
Formula PV dari Annuity = R
------- + R -------- + ….. + R
---------
(1 + i) (1 + i)2 (1 +
i)n
1.000 1.000
1.000 1.000
= + + + 1,06
1,124 1,191
1,262
Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 0,990 0,980 0,971 0,962 0,952 0,943 0,935
2 1,970 1,942 1,913 1,886 1,859 1,833 1,808
3 2,941 2,884 2,829 2,775 2,723 2,673 2,624
4 3,902 3,808 3,171 3,630 3,546 3,465 3,387
Proyek:
independent, jika aliran kas satu
proyek tidak mempengaruhi aliran kas
proyek lainnya.
or
how long does it take to get the
business’s money back?
Strengths of Payback:
1. Provides an indication of a
project’s risk and liquidity.
2. Easy to calculate and understand.
Weaknesses of Payback:
1. Ignores the TVM.
2. Ignores CFs occurring after the
payback period.
Soal Mid Semester
• Perush ternak ayam “Dian Jaya” mengeluarkan investasi Rp 500 juta yang
terdiri dari; modal kerja sebesar Rp 200 juta dan modal tetap sebesar Rp
300 juta.
• Penyusutan untuk Aktiva dari pengeluaran modal tetap menggunakan
metode garis lurus dgn rumus : Harga beli – Nilai sisa/usia ekonomis. Aktiva
tetap diperkirakan 5 tahun dan nilai sisa sebesar rp 50 juta.
• Untuk membiayai Proyek tsb akan dipenuhi dari Bank sebesar Rp 300 juta
dan modal sendiri Rp 200 juta dgn tingkat bunga kredit bank sebesar 14 %/
tahun dan tingkat bunga bank jika modal sendiri ditabung sebesar 9 %/
tahun.
• Adapun Laba bersih (Earning After taxes) yang diharapkan sebesar; Tahun
1 rp 80 juta, thn 2 rp 125 juta, thn 3 rp 175 juta, thn 4 rp 285 juta dan thn 5
rp 315 juta.
• Proceed = EAT + Depresiasi (Penyusutan).
• Hitunglah :
• A. Biaya Depresiasi/penyusutan
• B. Average Weighted Cost of Capital
• C. Pay back Periodnya
• D. Net Present Value
• E. Internal Rate of Return
Jawab
• Dep : HB – NS : UE
180 – 30 : 5 = 30 juta/tahun
• EAT + Dep =
Proceed th 1 = 140 +
30 = 170 th 2 = 185 +
30 = 215 th 3 = 225 +
30 = 255 th 4 = 285 +
30 = 315 th 5 = 315 +
30 = 345
PB = 1 th + 130/215 x 12
PB = 1 th + 2 bulan
NPV
n FVI
NPV = ∑ ----------- - IO
i=1 (1 + K)
Dimana :
n : tahun
FVI : Future Value th 1
K : Tingkat bunga
IO : Initial
Outlays/Total Investasi
P1
NPV Dengan Discout Rate 15 %
Tahun Proceed Disc. factor PV of Proceed
1 170 0,8696 147,832
2 215 0,7561 162,561
3 255 0,6575 167,662
4 315 0,5717 180,085
5 345 0,4978 171,741
PV of Proceed 829,881
PV of Outlays 300,00
NPV 529,881 C1
Internal Rate of Return (IRR)
Mencari tingkat bunga yang menyamakan antara PV of Proceed dengan
PV of Outlys IRR = NPV = 0 dengan trial and error
Rumus interpolasi utk IRR
P2 – P1
r = P1 – C1 --------------
C2 – C1
Dimana :
r = IRR
P1 : Tingkat bunga 1
P2 : Tingkat bunga
2 C1 : NPV 1
C2 : NPV 2
Langkah mencari
IRR :
Pertama lihat hasil perhitungan NPV (if +), maka tingkatkan Disc Rate,
Kemudian hitung NPV yg dpt menghasilkan NPV negatif dan lakukan inter
Polasi dgn menggunakan rumus diatas.
Sebaliknya (if -), maka turunkan Disc. Rate,kemudian hitung NPV yg dpt
Menghasilkan NPV Positif dan lakukan interpolasi dgn rumus di atas
Kriteri IRR :
1. Jika IRR > tingkat bunga kredit bank, diterima, layak dan menguntungkan utk
dilaksanakan
2. Sebaliknya
P2
= 15 – 34.442,265/- 482,151
= 15 + 71,43
= 86,43 %
IRR > Disc rate, proyek diterima, layak dan
menguntungkan utk dilaksanakan
CIFn CIF1 + CIF2 + CIF3 + … CIFn
• ARR = =
• I I (Investasi)=Outlyas=COF
CIF (Total Pendapatan)
• BC/R = PI = ------
• COF (Total Investasi)
Cost of Equity
Cost of Common Stock
Cost of Preferred Stock
Cost of Debt
2. Kegunaan Cost of Capital
Sebagai tolok ukur (kriteria) dalam penentuan
menerima atau menolak suatu usul investasi.
Sebagai hurdle rate (tingkat bunga pembatas.
Sebagai Discount Rate dalam perhitungan nilai
sekarang (Present Value) saat menggunakan
metode Net Present Value.
Jika Rate of Return > COC, maka usul investasi
diterima (menguntungkan untuk
dilaksanakan)
Jika Rate of Return < COC, maka usul investasi
ditolak (merugikan untuk dilaksanakan).
3. Komponen Cost of Capital
3.1. Cost of Debt
3.2. Cost of Preferred Stock
3.3. Cost of Common Stock
3.4. Cost of Retained Earning
3.5. Cost of Equity
3.1. Cost of Debt
Biaya yang harus ditanggung akibat dari
penggunaan hutang jangka panjang (long term
debt) sebagai alternatif sumber dana/modal.
Hutang jk panjang berasal dari para kreditur.
Ada 2 macam yaitu :
a. Obligasi, surat pengakuan utang yg
memiliki nilai nominal tertentu dan jangka
pelunasan- nya diatas 10 tahun
b. Hipotheek, pihak kreditur diberi hak
hipotheek terhdp aktiva tetap (borg :
jaminan)
Cara Perhitungan Cost of Debt
Cost of Debt (Before Tax Basis)
N – Nb
I+
n
Cost of Debt (Kb) = ----------------
Nb + N
2
After Tax Basis = Ki = Kb (1 – t)
Keterangan:
I : Bunga yang harus dibayar
N: Nilai nominal obligasi saat jatuh tempo
Nb: Penerimaan bersih dari penjualan
n: Umur obligasi
Kb: Cost of Debt Sebelum pajak
Ki: Cost of Debt Setelah pajak
t : tax rate (tingkat pajak)
Contoh Soal:
PT XYZ menjual obligasi, nilai Rp 100
perlembar, bunga/th 8 %, jangka
waktu 10 tahun.
Harga jual obligasi Rp 95 perlembar,
pajak 15 %
Jawab:
100 – 95
8+
10 8+
0,5
Cost of Debt (Kb) = ---------------- =--------- x 100% = 8,72%
95 +100 97,5
Jawab :
7 % x Rp 85 5,95
Cost of Preferred Stock (Kp)= -------------- = -----
Rp 85 – Rp 5
80
= 0,0744 = 7,44 %
3.3. Cost of Common Stock
Biaya yang harus dikeluarkan akibat dari penggunaan
saham biasa (common stock) sebagai alternatif sumber
dana/modal
Formula perhitungan cost of common stock :
D1
Ke = ---- + g
P
Keterangan :
D1 : Dividend yang dibayar
P : Harga pasar
g : Tingkat pertumbuhan
dividend
Contoh soal:
Harga saham biasa Rp 75 perlembar, dividend
yang dibayar pada akhir tahun pertama Rp 6
perlembar. Tingkat pertumbuhan dividend
selama 5 tahun terakhir rata-rata 8 %
Jawab:
Rp 6
Cost of Common Stock (Ke) = ------- + 8 % =
Rp 75
= 0,08 + 0,08 = 0,16 = 16
%
Jika dilakukan Emisi Saham baru, maka formula perhitungan
Cost of Common Stock :
D1
Cost of Common Stock (Kc) = ---------- + g
(1 – f) P
Keterangan : f : Floatation Cost
Contoh soal: