Anda di halaman 1dari 337

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan


Jumlah Kredit : 3 (SKS)
TIM Dosen : 1. Prof. Dr. H. Dedy Takdir .S, SE. MS
2. Dr. Sujono, SE. M.Si.
3. Dr. Yusuf, SE. M.M

A. Deskripsi MK :
MK ini bertujuan membahas berbagai pengetahuan, konsep dan model dalam manajemen
keuangan serta penerapannya dalam keputusan-keputusan keuangan yang terdiri
keputusan pembelanjaan, keputusan investasi dan kebijakan dividen dari;
B. TIU :
Setelah mempelajari MK ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami berbagai model,
konsep dalam manajemen keuangan dan menerapkannya dalam pengambilan keputusan bisnis
terutama model-model dan konsep-konsep tentang manajemen; modal kerja, kas, piutang,
persediaan dan manajemen hutang jangka menengah dan panjang, evaluasi kondisi keuangan
perusahaan melalui analisis rasio keuangan, serta konsep-konsep; time value of money, cost of
capital dan capital budgeting
C. Ketentuan Perkuliahan :
Kuliah tatap muka direncanakan 16 x termasuk ujian mid dan final smt. Tugas-tugas yg hrs
dipenuhi :
1. Mengikuti kuliah min 80 % dari 16 x pertemuan
2. Menyelesaikan kasus yg ditentukan kemudian
3. Berpartisipasi aktif dalam setiap perkuliahan
D. Penilaian :
4. Tugas = 10 %, 2. Ujian Mid = 40 %, 3. Ujian Final = 40 %, 4. Praktikum = 10 %
LITERATUR
• Weston and Copeland, 1986, Managerial Finance, Eight Edition, The Dryden
Press, CBS International Editions, Japan.
• Van Horne, 2001, Financial Management and Policy, Twelfth Edition, Prentice
Hall, New Jersey
• Brealy and Myers, 2003, Principles of Corporate Finance, Third Edition, Mc Graw
Hill International Book Company, New York
• Weston and Brigham, 1983, Fundamentals of Financial Management, Third
Edition, The Dryden Press, New York.
• Pinches, 1987, Essentials of Financial Management, Third Edition, The Dryden
Press, New York
• Brigham and Daves, 2002, Intermediate Financial Management, Seventh Edition,
South-Western, Thomson Learning, U.S.A.
• Bambang Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta.
• Husnan, 1987, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Pembelanjaan Perusahaan),
Liberty, Yogyakarta
1. Pengertian dan
Lingkup
Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan


2. Peranan Manajemen Keuangan
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Keuangan
4. Tujuan Perusahaan
5. Peralatan Analisis Keuangan
2. Analisis Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
3. Jenis Rasio Keuangan
4. Perhitungan Rasio Keuangan
5. Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas
6. Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas
(Earning Power)
3. Manajemen Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja


2. Konsep Modal Kerja
3. Ciri Khas Modal Kerja
4. Perputaran Modal Kerja
5. Jenis-Jenis Modal Kerja
6. Penentuan Besarnya Modal Kerja
7. Perubahan Modal Kerja
4. Manajemen Persediaan
1. Arti Penting Persediaan
2. Jenis dan Sifat Perputaran
Persediaan
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Besarnya Persediaan
4. Economical Order Quantity
5. Reorder Point
5. Manajemen Piutang
1. Pengertian Piutang
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar
Kecilnya Piutang
3. Penentuan Standar dan Kebijakan Kredit
4. Laba Atas Penjualan Kredit
6. Manajemen Kas
1. Arti Penting Kas
2. Pengelompokan Arus Kas
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Persediaan Kas Minimal
4. Pengertian Anggaran Kas
5. Penyusunan Anggaran Kas
7. Sumber Dana Jangka
Pendek
1. Pengertian Sumber Dana Jangka
Pendek
2. Pembelanjaan Spontan
3. Pembelanjaan Tidak Spontan
8. Sumber Dana Jangka Menengah

1. Pengertian Sumber Dana


Jangka Menengah
2. Sumber Pembelanjaan Jangka
Menengah
3. Jenis-Jenis Pembelanjaan
Jangka Menengah
9. Sumber Dana Jangka
Panjang
1. Pengertian Sumber Dana Jangka Panjang
2. Sumber Pembelanjaan Jangka Panjang
3. Jenis-Jenis Pembelanjaan Jangka
Panjang
4. Perhitungan Hutang Jangka Panjang
10. Time Value of Money
1. Coumpounding and Interest
2. Nilai Coumpounding dari
Annuity
3. Present Value of Annuity
11. Cost of Capital
1. Pengertian Konsep Cost of Capital
2. Kegunaan Cost of Capital
3. Komponen Cost of Capital
Cost of Equity, Cost of Retained
Earning, Cost of Debt, Cost of
Preferred Stock
4. Average Weighted Cost of Capital
12.Capital Budgeting
1. Pengertian Capital Budgeting
2. Langkah-Langkah Dlm Perhitungan Capital
Budgeting
3. Proyek Muatually Exclusive dan
Independent
4. Estimasi Cash Flow
5. Kriteria Investasi (Pay Back, NPV dan IRR)
6. Capital Rationing
13. Pemenuhan Kebutuhan
Dana
1. Pengertian Pemenuhan Kebutuhan
Dana (PKD)
2. Cara Perhitungan PKD
3. PKD vs Likuiditas
4. PKD vs Solvabilitas dan Rentabilitas
5. PKD vs Perimbangan
Kekuasaan Terhadap
Perusahaan
14. Jenis Modal
1. Modal Asing
2. Modal Sendiri
3. Pembelanjaan Spontan
4. Pembelanjaan Tidak Spontan
15. Pembelanjaan Intern dan
Kebijakan Dividen
1. Laba Versus Dividen
2. Arti Penting Pembelanjaan Intern
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen
4. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen
5. Stock Dividen, Stock Splits,
dan Pembelian Kembali Saham
16. Kapitalisasi dan Struktur
Permodalan
1. Hubungan Antara Kapitalisasi dengan
Struktur Modal
2. Teori-Teori Kapitalisasi
3. Over dan Under-Capitalization
4. Recapitalization dan debt Readjustment
5. Struktur Modal Optimum
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal.
17. Pembelanjaan Ekspansi
1. Pengertian dan Motif Ekspansi
2. Aspek-Aspek Ekonomis Ekspansi
3. Bentuk-Bentuk Ekspansi
4. Sumber-Sumber Pembelanjaan Ekspansi
5. Ekspansi Berangsur-angsur
6. Ekspansi Melonjak
18. Pembelanjaan Reorganisasi
1. Pengertian Reorganisasi
2. Tujuan Reorganisasi
3. Cara Menghilangkan Saldo
Kerugian
4. Cara Mengurangi Beban Tetap
5. Jenis-Jenis Reorganisasi.
Bab 1
Pendahuluan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
2. Tujuan Perusahaan
3. Fungsi Manajemen Keuangan
4. Pengambilan Keputusan
Keuangan
5. Peralatan Analisis Keuangan
1.1. Pengertian Manajemen Keuangan

 Aktivitas perencanaan, pengorganisasian


dan pengendalian fungsi-fungsi
keuangan dlm perusahaan
 Fungsi-fungsi keuangan dlm
perusahaan berkaitan dgn ;
1. Raising of funds
2. Allocation of funds
Dari pengertian yg tlh dikemukakan, maka ada 2 tugas utama
Seorg manajer keuangan ;

a. Allocation of funds b. Raising of funds


* Keputusan penentuan * Keputusan penentuan
jumlah investasi pd sumber-sumber dana
Aktiva * Pembelanjaan pasif
* Pembelanjaan aktif

Prinsip Efektif dan Efisien


Hakikat Masalah Manajemen
Keuangan
 Bagaimana menyeimbangkan

Aktiva (struktur kekayaan) =


Passiva
(struktur finansial dan struktur
modal)
a. Penentuan dan susunan aktiva yg dibutuhkan utk kegiatan
produksi, besarnya komposisi dan syarat2.
b. Menentukan besarnya passiva yg terdiri dari; modal yg
dibutuhkan, berapa lama modal tsb (pertimbangan likui-
ditas), pendapatan apa yg akan diberikan kpd pemilik
modal (pertimbangan rentabilitas)
Fungsi Raising of Funds

a. External Financing b. Internal Financing


* Penjualan saham * Retained Earning
* Kredit yg diterima * Intensifikasi dana
vs dari perusahaan
dari luar
(cadangan expansi)
Fungsi Allocation of Funds

a. Membeli aktiva b. Membelanjai c. Disimpan dlm


tetap utk piutang btk kas dan se-
fasili- tas kuritas
produksi
Dana yg berasal dari sumber eksternal

 Modal Asing (MA)


a. MA Jangka pendek ( < 1 tahun)
b. MA Jangka menengah ( 1 – 10
thn)
c. MA Jangka panjang ( > 10 thn)
1.2. Tujuan Perusahaan

 Maksimalisasi kesejahteraan pemilik


 Harga saham perusahaan (Earning pershare)
 Jika belum go public, kesejahteraan pemilik

dpt diketahui jika perusahaan dijual


(harga penjualannya).
Ada 3 potensi konflik
agency:
 Conflicts between stockholders
and managers.
 Conflicts between stockholders
and creditors.
 Conflicts among stockholders,
managers, and creditors.
1.3. Fungsi Manajemen Keuangan

 Ada 3 fungsi utama manajemen


keuangan;
1. Pengorganisasian investasi
2. Pembelanjaan
3. Kebijaksanaan pembagian deviden
1.4. Pengambilan Keputusan
Keuangan

 Keputusan pokok manajer keuangan


 Keputusan pokok lainnya
Keputusan pokok manajer keuangan

 Investasi (dana digunakan utk apa)


 Pembelanjaan (keputusan utk
membelanjai investasi yg dipilih)
 Kebijakan dividen (pembagian laba
kpd pemilik saham)
Keputusan pokok lainnya

 Mengelola aktiva yg sdh ada


 Mengelola modal kerja
 Mengelola dana seefisien mungkin
 Memproyeksikan aliran dana (estimated
of cash flow)
 Memproyeksikan situasi ekonomi
(boom, normal, atau resesi) dan
bagaimana akibatnya bagi perusahaan
1.5. Peralatan Analisis Keuangan

 Alat analisis utk menentukan


posisi keuangan perusahaan
1. The Balance sheet (Neraca)
2. Statement of Income
(Rugi/Laba)
3. Capital Statement (Perubahan
modal)
Laporan Neraca
 Van Horn (2000) “ a list of the assets,
liabilities, and capital of a business entity
as of a mounth or a year “ (Neraca
adalah daftar kekayaan, kewajiban, dan
modal sendiri dari suatu badan usaha yg
dinyatakan pada suatu waktu tertentu,
biasanya hari terakhir dalam suatu bulan
atau tahun tertentu.
Topik-Topik Analisis Neraca
 Assets :
Short-term:
* Cash  Cash management
* Marketable securities  security analysis
*Account Receivables  Receivables
Long-term: policy
* Gross property, plant & equipment
* Less Accumulated Deppreciation  Capital
* Net property, plant & equipment Budgeting
 Liabilities + equity
Short-term:
* Account Payable  Trade credit
* Short-term debt (Notes payable)  BankCredit
*Accruals (taxes due, salaries and wages)
Long-term:
* Debt
* Preferred stock
* Equity;
- Common at par
- Common in excess of par
- Retained Earning  Dividend
policy
Laporan Rugi Laba
 Weston and Copeland (1986) “ a summary
of the revenue and the expenses of a
business entity for a specific period of fine
such of a mounth or a year “ (Laporan
rugi/laba adalah kumpulan atau ringkasan
dari pendapatan dan biaya dari suatu
usaha utk satu periode waktu dari setiap
badan usaha setiap bulan atau tahunan
Topik-topik Analisis Rugi/Laba
 Revenue  Revenue risk
(product line)
 - Variable cost
 - Fixed cost  Operation leverage
(technology)
 - Non cash fixed cost (-)
 Earning Before Interest and Taxes (EBIT)  Business risk
 - Fixed rate Interest payments  Financial
 Earning Before Taxes (EBT) leverage
 - Taxes (-)  Financial risk
 Earning After Taxes (EAT)  Taxes strategy
 Dividend paid out (-)  Share holders
 Retained Earning  Dividend policy
Bab 2
Analisis Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan
2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
3. Jenis Rasio Keuangan
4. Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas
5. Perhitungan Rasio Keuangan
6. Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas
7. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
8. Analisis Break Event Point
2.1. Pengertian Rasio
Keuangan
 Perbandingan antara 1 atau beberapa pos-
pos neraca, atau rugi laba dgn 1 atau
beberapa pos-pos neraca, atau rugi laba lain.
 Dari perhitungan perbandingan di atas akan
diketahui posisi keuangan, berupa
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
perusahaan
2.2. Manfaat Rasio
Keuangan
 Mengetahui prestasi perusahaan (berhasil
atau tidak berhasil)
 Posisi keuangan perusahaan (kuat atau
lemah)
 Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk
tindakan manajemen
perusahaan selanjutnya.
Pihak Yang Berkepentingan
Terhadap Rasio Keuangan
 Bagi kreditur, pihak yg memberi pinjaman dpt mengukur
kemampuan perusahaan dlm melunasi kredit yang telah
diberikan kpd perusahaan
 Bagi calon investor, dpt mengambil keputusan terhdp
penanaman modal, melalui “ rate of return “ (tingkat
pengembalian investasi).
 Bagi mitra usaha, dpt mengambil keputusan apakah
menguntungkan bermitra dgn perusahaan ybs.
 Bagi manajemen perusahaan, merupakan alat ukur utk
mengetahui perkembangan finansial yg tlh dicapai,
kelemahan-kelemahan dan cara memperbaiki kelemahan
tsb.
2.3. Jenis Rasio Keuangan
 Ada 6 jenis rasio yaitu; (a) Liquidity Ratio, (b)
Leverage Ratio, (c) Activity Ratio, (d) Profitability
Ratio, (e) Growth Ratio, dan (f) Valuation Ratio
 A. Liquidity Ratio; digunakan utk mengukur
kemampuan perusahaan dlm melunasi kewajiban
jangka pendeknya.
 B. Leverage Ratio; digunakan utk mengukur
sejauhmana operasionalisasi perusahaan dibelanjai
oleh Modal Asing.

 C. Activity Ratio; dpt digunakan utk mengukur
efektivitas perusahaan dlm menggunakan
sumberdaya yg dimilikinya.
 D. Profitability Ratio; dpt digunakan utk
mengukur efisiensi perusahaan dlm menggunakan
sumberdaya untuk memperoleh laba
 E. Growth Ratio; dpt digunakan utk mengukur
kemampuan perusahaan dlm menjaga posisi
ekonominya di dlm pertumbuhan ekonomi dan
industri
 F. Valuation Ratio (nilai pasar); dpt digunakan utk
mengukur kemampuan manajemen dlm
menciptakan nilai pasar (market value) perusahaan
2.4. Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas

 Likuiditas : perusahaan dalam


Kemampuan finansialnya (hutang-
hutang) dalam jangka
menyelesaikan pendek.
kewajiban
 Solvabilitas : perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban
Kemampuanfinansialnya (hutang-
hutang) baik jangka pendek
maupun panjang jangka
 Rentabilitas : Kemampuan perusahaan
dalam menggunakan modalnya dalam
memperoleh laba
Rentabilitas ada 2 yaitu;
 Rentabilitas Ekonomis : Kemampuan manajemen
perusahaan dalam memanfaatkan total modalnya
(Modal Asing + Modal Sendiri) dalam
menghasilkan Laba Sebelum Bunga dan Pajak
(EBIT)

 Rentabilitas Modal Sendiri Kemampuan


: manajemen perusahaan
dalam sendirinya dalam menghasilkan
modal memanfaatkan
Laba Bersih (EAT)
2.5. Perhitungan Rasio
Keuangan
 Cara Perhitungan Rasio Likuiditas
 Cara Perhitungan Rasio Solvabilitas
 Cara Perhitungan Rasio Rentabilitas
Cara perhitungan Likuiditas
 Aktiva Lancar/Hutang Lancar x 100 %
 Likuiditas dan Net Working Capital
PT. GR Tahun 2004 dan 2005
Aktiva 2004 2005 Passiva 2004 2005

Aktiva Lancar 1.007 700 Hutang Lancar 847 760


Net Working 160 - 60
Capital

Likuiditas Tahun 2004 = AL/HL = rp 1.007/847 x 100 % =118,9 % (illikuid), setiap rp


1 Hutang Lancar dijamin oleh rp 1,19 Aktiva Lancar.
Likuiditas Tahun 2005 = AL/HL = rp 700/760 x 100 % = 92,11 % (illikuid), setiap rp
1 Hutang Lancar dijamin oleh rp 0,921 Aktiva Lancar.

Net Working Capital (Modal kerja bersih); AL – HL


NWC PT GR 2004 dan 2005 defisit (posisi
illikuid,
manajemen perlu mengambil tindakan menambah
Aktiva Lancar.
Cara Perhitungan Solvabilitas
 Total Aktiva/ Total Hutang x 100 %
 Kasus PT GR
 Tahun 2004, Total Aktiva rp 2.607, Total Hutang (HL +
HJP) = 847 + 600 rp 1.447
Solvabilitas = 2.607/1.447 x 100 % = 142,85 % (Solvabel),
setiap rp 1 Hutang, dijamin oleh rp 1,43 Aktiva
 Tahun 2005, TA rp 2.500, TH rp 760 + rp 540 =
Solvabilitas = 2.500/1.300 x 100 % = 192,31 % (Solvabel),
setiap rp 1 Hutang, dijamin oleh rp 1,92 Aktiva.
Hubungan antara Likuiditas dan
Solvabilitas
 Ada 4 kemungkinan :
1. Perusahaan likuid dan solvabel
2. Perusahaan illikuid tapi solvabel
3. Perusahaan likuid tapi insolvabel
4. Perusahaan illikuid dan
insolvabel
Cara perhitungan Rentabilitas
1. Rentabilitas Ekonomis (RE), Earning Power
RE = Laba Kotor (EBIT) /Total Modal (MA + MS)
RE 2004 = 700/1.300 + 1.200 x 100 % = 28 %
Setiap rp 1 Total Modal mampu menghasilkan rp 0,28
laba sebelum bunga dan pajak.
2. Rentabilitas Modal Sendiri (RMS)
RMS = Laba Bersih (EAT)/ Modal Sendiri
RE 2005 = 900/1.200 x 100 % = 75 %
Setiap rp 1 Modal Sendiri mampu menghasilkan rp 0,75
laba bersih.
2.6. Faktor Yang Mempengaruhi
Rentabilitas
 Tinggi rendahnya RE (Earning Power)
ditentukan oleh 2 faktor yaitu;
1. Profit Margin (PM)
PM = Net Operating Income/Net
Sales
= 700/3.600 x 100 % = 19,44
%
2. Operating Assets Turnover (OAT)
OAT = Net Sales/Operating Assets
= 3.600/2430 = 1,48 kali
Hubungan PM dengan OAT
 PM x OAT= Earning Power
 PM = Net Operating Income (NOI) /Net Sales (NS)
 OAT = Net Sales (NS) /Net Operating Assets (NOA),
sehingga
 Earning Power (Rentabilitas Ekonomis) = NOI/NOA
19,44 % x 1,48 = 28,8 %
 Rentabilitas Modal Sendiri (RMS) = EAT/MS
 RMS = 330/1.200 x 100 % = 27,5 %.
Du Pont Formula
2.7. Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana
 Utk mengetahui aliran dana , darimana dana
diperoleh (sumber) dan akan dialokasikan kemana
dana yg telah didapatkan (penggunaan)
 Analisis dimulai dgn menyusun 2 laporan neraca
pada saat yg berbeda, sehingga dpt diketahui
perubahan-perubahan yg terjadi pd masing-masing
pos neraca.
 Ada 2 pengertian dana yaitu;
1. Dana Dalam Pengertian Kas
2. Dana Dalam Pengertian Modal Kerja
Dana Dalam Pengertian Kas
 Langkah-langkah :
1. Membandingkan 2 neraca utk
menyusun perubahan neraca utk msg-msg
pos.
2. Menggolongkan pos-pos neraca
3. yang memperbesar
Mengelompokkan dan memperkecil
pos- rugi/laba,
pos kas
terutama laba ditahan yg memperbesar
dan memperkecil kas
4. Mengkonsolidasi informasi poin 1 – 3 ke dalam
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Sumber Kas
 Perubahan msg-msg pos yg memiliki
efek memperbesar kas disebut Sumber
Dana.
 Adanya Sumber Dana ditandai oleh:
a. Berkurangnya Aktiva Lancar selain
Kas
b. Berkurangnya Aktiva Tetap
c. Bertambahnya Hutang-Hutang
d. Bertambahnya Modal
e. Laba dari operasi perusahaan
Penggunaan Kas
 Perubahan msg-msg pos yg memiliki efek
memperkecil kas disebut Penggunaan Dana.
 Adanya Penggunaan Dana ditandai oleh:
a. Bertambahnya Aktiva Lancar selain Kas
b. Bertambahnya Aktiva Tetap
c. Berkurangnya Hutang-Hutang
d. Berkurangnya Modal
e. Pembayaran Cash Dividend
f. Rugi dari operasi perusahaan
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Neraca
PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
Dana Dalam Pengertian Modal Kerja
 Utk analisis faktor penyebab terjadinya perubahan
modal kerja, perlu diketahui unsur-unsur
penyebabnya yaitu;
1. Current Account (perkiraan lancar);
1. Current Assets
2. Current Liabilities
2. Non Current Account (perkiraan tdk lancar);
1. Fixed Assets
2. Long term Debt
3. Equity
Sumber Modal Kerja
1. Berkurangnya Aktiva Tetap
2. Bertambahnya Hutang Jangka
Panjang
3. Bertambahnya Modal
4. Laba dari Operasi Perusahaan
Penggunaan Modal Kerja
1. Pembayaran Dividend
2. Bertambahnya Aktiva Tetap
3. Berkurangnya Hutang Jangka
Panjang
4. Rugi Operasi Perusahaan
Langkah Penyusunan Laporan Sumber
dan Penggunaan Modal Kerja
a. Menyusun laporan perubahan unsur-unsur dalam
Modal Kerja ( 2 Neraca)
b. Mengelompokkan perubahan pos-pos Non
Current Account yg dpt memperbesar atau
memperkecil Modal Kerja.
c. Mengelompokkan pos-pos Laba Ditahan yg dpt
memperbesar atau memperkecil Modal Kerja.
d. Menyusun Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja.
2.8. Analisis Break Event Point (BEP)

 Titik Impas, atau titik di mana perusahaan


dlm operasinya tidak memperoleh laba dan
juga tdk mengalami kerugian
 Analisis ini sering digunakan utk
mempelajari hubungan antara Biaya Tetap
(Fixed Cost), Biaya Variabel (Variable
Cost), Laba (Profit) dan Volume kegiatan
 Cost-Profit Volumn Analysis
Manfaat Analisis BEP
 Alat bantu manajemen dlm pengambilan
keputusan-keputusan ;
1. Jumlah penjualan minimal yg hrs dipertahankan
agar perusahaan tdk menderita rugi.
2. Jumlah penjualan yg hrs diraih agar memperoleh
keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauh berkurangnya penjualan yg dpt
ditolerir agar perusahaan tdk menderita rugi.
4. Utk mengetahui efek perubahan harga jual,
biaya, volume penjualan terhadap keuntungan
yg akan diperoleh.
Asumsi Dalam Analisis BEP
1. Biaya dpt dibagi 2 golongan biaya yaitu;
Fixed Cost (FC) dan Variable Cost (VC)
2. Besarnya Total FC dan Total VC berubah
secara proporsional dgn volume
produksi/penjualan.
3. Harga jual perunit tdk berubah selama
periode analisis
4. Perusahaan hanya memprodusir satu
macam produk.
Penggolongan Biaya-Biaya
 VC, sifat biaya ini berubah-ubah mengikuti
perubahan jumlah produksi/penjualan,
seperti; Bahan Baku, Upah buruh langsung
(direct labor) dan komisi penjualan
 FC, sifat biaya ini tdk berpengaruh oleh
adanya perubahan produksi/penjualan,
seperti; Biaya Penyusutan, Sewa, Bunga
Hutang, Gaji Pegawai, Gaji Pimpinan dan
Biaya Kantor
Metode Perhitungan BEP
 Graphic Approach
Secara grafis BEP ditentukan oleh
persilangan antara garis Total
Revenue
(Total Pendapatan) dengan garis Total Cost.
 Mathematic Approach

Secara matematis BEP


 ditentukan berdasarkan formula persamaan

matematis.
Graphic Approach
Cost/Revenue TR

Laba TC

BEP

VC

FC
Rugi

Sales (Unit)
Mathematical Approach
FC
BEP =
Sales Price/unit – VC/unit
Atau
FC
BEP =
VC
1 -
Net Sales
Utk menentukan volume penjualan yg hrs diraih agar memperoleh laba
tertentu formulanya;
FC + Profit/Profit Margin
BEP =
VC
1 -
Net Sales
Margin of Safety
 Margin of safety (MOS) berhubungan erat
dgn analisis BEP, seberapa jauh
berkurangnya volume penjualan agar tdk
menderita kerugian
 Formula :

Budget Sales – BEP


MOS =
B
u
d
g
e
t

S
a
Contoh Soal :
 PT. XYZ memiliki data-data sbb:
Budget sales 100.000 unit x a rp Rp 1.000.000
10
Fixed Cost rp 360.000
Variable Cost (rp 4/unit) rp 400.000
Total Cost Rp 760.000
Profit (-)
 Menghitung BEP Rp 240.000
360.000 360.000 360.000
BEP = = = = Rp 600.000
400.0000 1 – 0,4 0,6
1 -
1.000.000
Penentuan BEP Jika FC naik sebesar
120.000 sedangkan harga dan VC tetap
rp

360.000 + 120.000 480.0000


 BEP = =
400.000 1 – 0,4
1-
1.000.000
480.000
= ----------- = Rp 800.000
0,6
Penentuan BEP Jika Harga turun menjadi rp 8/unit,
FC dan VC tetap
360.000 360.000
360.000
 BEP = 400.000 = 400.000 =1–
1- 0,5 1 -
100.000 x 8 800.000
360.000
= ------------ = Rp
720.000 0,5
Penentuan BEP Jika VC naik menjadi rp 7/unit, FC
dan Harga Jual tetap

360.000 360.000
360.000
 BEP = 100.000 x 7 = 700.000 =1–
1- 0,7 1 -
1.000.000 1.000.000
360.000
= ------------ = Rp
1.200.000 0,3
Penentuan BEP Jika FC naik sebesar rp 120.000, VC
rp 4/unit, penjualan naik sebesar 20 % dan harga jual
sebesar rp 8/unit,
360.000 + 120.000 480.000
480.000
 BEP = 120.000 x 4 = 480.000 =1 –
1- 0,5 1 -
120.000 x 8 960.000
480.000
= ------------ = Rp
960.000 0,5
Tabel 2.1. Neraca PT GR 2004 dan 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)
AKTIVA 2004 2005 PASSIVA 2004 2005
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas 32 30 Hutang Dagang 87 40
Surat Berharga (Efek) 75 70 Hutang Wesel 210 150
Piutang 250 200 Hutang Bank 400 425
Persediaan Bhn Baku 300 200 Hutang Lainnya 25 25
Persediaan Brg Jadi 200 100 Hutang Pajak 125 120
Persed, Brg Dlm Proses 150 100
Total Aktiva Lancar 1.007 700 Total Hutang Lancar 847 760
Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang
Pabrik & alat 2.000 2.300 Hutang Jangka Panjang 600 540
Akumulasi penyusutan (400) (500) Modal Sendiri
Saham Biasa (500 rb lbr) 700 700
Laba Ditahan 460 500
Total Aktiva 2.607 2.500 Total Passiva 2.607 2.500

Tabel 2.2. Laporan Rugi/Laba PT GR 2005


(Dalam Jutaan Rupiah)
Uraian Rp Rp
Sales (Penjualan) 3.600
Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan)
- Persediaan Awal 200
- Harga Pokok Produksi 2.600
- Harga Pokok Barang Tersedia 2.800
- Persediaan Akhir (100)
Cost of Good Sold 2.700
Laba Kotor 900
Biaya Operasi (Adm dan umum, penjualan) 200
Earning Before Interest and Taxes (EBIT) 700
Interest (Bunga) 150
Earning Before Taxes (EBT) 550
Taxes (Pajak) sebesar 40 % 220
Earning After Taxes (EAT) Laba Bersih 330

Harga Pokok Produksi


Bahan Mentah
- Persediaan Awal 31/12/2004 300
- Pembelian (+) 1.500 (+)
Bahan Mentah Yang Tersedia 1.800 1.800
- Persediaan Akhir (31/12/2005) (-) 200 (-)
Bahan Mentah Yang Digunakan 1.600
- Biaya Tidak Langsung 450
- Biaya Pabrik (Overhead) 500
- Biaya Persediaan Dalam Proses 31/12/2004 150 (+)
1.100 (+)
Biaya Produksi Yang Diperhitungkan 2.700
- Persediaan Barang Dalam Proses 31/12/2004 100 (-)
Harga Pokok Produksi 2.600

Laba Ditahan (Retained Earning)


Saldo Laba ditahain 31/12/2004 460
- Laba Bersih tahun 31/12/2005 330 (+)
- Dividen 290 (-)
Saldo Laba tahun 31/12/2005 500
Tabel 2.3. Ringkasan Formula Perhitungan Rasio Keuangan
Rasio Rumus Perhitungan Industri Penilaian
1. Likuiditas :
Aktiva Lancar (AL) 700 Kondisi buruk
a. Current ratio -------------------------- ------ = 0,92 2,1 (Setiap rp 1 HL di
Hutang Lancar (HL) 760 Jamin oleh rp 0,92
AL
AL – Persediaan 700 - 400 Kondisi buruk
b. Acid test ratio -------------------- ------------- = 0,39 1,0 (Setiap rp 1 HL di
HL 760 Jamin oleh rp 0,39
AL
Kas + Efek 30 + 70 Setiap rp 1 HL di
c. Cash ratio -------------- ------------- = 0,13 Jamin oleh rp 0,13
HL 760 Kas + efek
AL – HL 700 – 60 Setiap rp 1 TA di
------------ ----------- = 0,256 Gunakan utk modal
d. Working capital to kerja rp
Total asset ratio Total Aktiva (TA) 2.500 0,256

Total Hutang (TH) 1.300 Kondisi kurang


2. Leverage --------------------- x 100% ------- = 52 % 40 % (Setiap rp 1 TA
TA 2.500 Terdiri dari pinja-
a. Debt to total Man rp 0,52
assets EBIT 700 Kondisi kurang
------------- ----- = 4,7 kali 6 kali (Setiap rp 1 bunga
Bunga (B) 150 Dijamin oleh rp 4,7
EBIT)
b. Time interest EBT + B + Sewa (S) 550+150+0 Kondisi kurang
------------------------ -------------- = 4,7 5 kali (Setiap rp 1 bunga
earning
B+S 150 + 0 Dan sewa dijamin
Oleh rp 4,7 EBT)
EBIT 700 Kondisi Ckp baik
--------------------- --------------- = 2,8 3 kali (Setiap rp 1 bunga
c. Fixed charge Angsuran 60 Dan sewa dijamin
coverage B + S ------------ 150 + 0 ---------- Oleh rp 2,8 EBIT)
(1 – pajak) (1 – 0,4)

Biaya Bhn Baku 1.600 Kondisi Ckp baik


d. Debt service ------------------------ ------- = 6,4 kali 7 kali (Setiap rp 1 biaya
coverage Persediaan rata-rata 250 Bahan baku mampu
Berputar 6,4 kali
Piutang 200 Kondisi baik
--------------------- ----- = 20 hari 24 hari (Setiap rp 1 penjualan
Sales perhari 10 Kredit mampu
3. Aktivitas ditagih dlm 20 hari
Sales 3.600 Kondisi baik
a. Inventory ------------------------ -------- = 2 kali 1,9 kali (Setiap rp 1 Aktiva
turnover Aktiva Tetap Bersih 1.800 Tetap mampu meng-
Hasilkan penjualan 2
kali
Sales 3.600 Kondisi baik
b. Average collection --------------- -------- = 1,44 kali 1,2 Setiap rp 1 total asset
period Total Assets 2.500 mampu menghasilkan
Penjualan 1,44 kali

c. Fixed Assets
turnover

d. Total assets
turnover
Tabel 2.1. Lanjutan

Rasio Rumus Perhitungan Industri Penilaian


4. Profitabilitas:
EAT 330 Kondisi baik
a. Profit margin -------- -------- = 9,17 % 9% (Setiap rp 1 penjualan
Sales 3.600 Mampu menghslkan
Laba Rp 0,0917
EAT + (1+ Taxes) 330 Kondisi baik
b. Return on Total assets ---------------------- --------- = 13,2 % 13 % (Setiap rp 1 TA mam
Total Assets (TA) 2.500 Pu menghasilkan laba
Rp 0,132
EAT 330 Kondisi baik
c. Return on Networth ------------------------- -------- = 27,6 % 21,6 (Setiap rp 1 MS mam
Modal Sendiri (MS) 1.200 Pu menghasilkan laba
Rp 0,276
Cost of Good Sold
Net Sales

+
Net Operating
Income Biaya Penjualan
-
Biaya Usaha +
Profit Margin
:
Biaya Adm&Umum
Net Sales
Earning Power/
Return On
Investment X

Net Sales Kas

Assets Turnover Modal Kerja


+
:
Piutang
Net Operating
Assets +
Aktiva Tetap
+
Persediaan
Du Pont Formula
+
-

: +

+
:

+
+

Du Pont Formula
2700
3600
+
700
- 100

0,194 : 2900 +

100
3600
0,275
27,5% X

3600 32

1,42 932 +
:
250
2532
+
+
1600
650
Du Pont Formula
Tabel 2.4. Laporan Perubahan Neraca
PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)

Uraian 2004 2005 Perubahan


Debet Kredit
Aktiva :
- Kas 32 30 - 2
- Efek 75 70 - 5
- Piutang 250 200 - 50
- Persediaan 650 400 - 250
- Mesin 2.000 2.300 300 -
- Cadangan Penyusutan Mesin (400) (500) - 100
- Peralatan - -
- Cadangan Penyusutan Perltn - -
- Bangunan - -
- Cadangan Penyusutan Bgn - -
- Tanah - -
Jumlah Aktiva 2.607 2.500
Hutang & Modal Sendiri :
- Hutang Dagang 87 40 47 -
- Hutang Wesel 210 150 60 -
- Hutang Bank 400 425 - 25
- Hutang Lainnya 25 25 - -
- Hutang Pajak 125 120 5 -
- Hutang Jangka Panjang 600 540 60 -
- Modal Saham 700 700 - -
- Laba Ditahan 460 500 - 40
Total Hutang & Modal Sendiri 2.607 2.500
Jumlah 472 472

Sedangkan Laporan Sumber dan Penggunaan


Kas dikemukakan pada Tabel 2.5. Sebagai berikut :
Tabel 2.5. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Penggunaan Dana


Dana Yang Berasal Dari Pembayaran Cash
Operasi Dividend 290
Laba Bersih 330
Penyusutan 100
(-) Kas 2 (+) Kas -
(-) Efek 5 (+) Efek -
(-) Piutang 50 (+) Piutang -
(-) Persediaan 250 (+) Persediaan -
(-) Aktiva Tetap - (+) Aktiva Tetap 300
(+) Hutang Dagang - (-) Hutang Dagang 47
(+) Hutang Wesel - (-) Hutang Wesel 60
(+) Hutang Bank 25 (-) Hutang Bank -
(+) Hutang Lain - (-) Hutang Lain -
(+) Hutang Pajak - (-) Hutang Pajak 5
(+) Hutang Jangka Panjang - (-) Hutang Jangka Panjang 60
762 762
Adapun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dikemukakan pada Tabel 2.6.
dan Tabel 2.7 sebagai berikut :

Tabel 2.6. Laporan Perubahan Neraca


PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)

Uraian 2004 2005 Perubahan Modal Kerja


Ber (+) Ber (-)
Aktiva Lancar :
- Kas 32 30 - 2
- Efek 75 70 - 5
- Piutang 250 200 - 50
- Persediaan 650 400 - 250
Jumlah Aktiva Lancar 1.007 700
Hutang & Modal Sendiri :
- Hutang Dagang 87 40 47 -
- Hutang Wesel 210 150 60 -
- Hutang Bank 400 425 - 25
- Hutang Lainnya 25 25 - -
- Hutang Pajak 125 120 5 -
Jumlah Hutang Lancar 847 760
Modal Kerja 160 - 60
Berkurangnya Modal Kerja 220 112 332

Sedangkan Laporan Sumber dan Penggunaan


Modal Kerja dikemukakan pada Tabel 2.7. Sebagai
berikut :

Tabel 2.7. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


PT. GR Tahun 2004 – 2005
(Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana Penggunaan Dana


Dana Yang Berasal Dari Pembayaran Cash
Operasi Dividend 290
Laba Bersih 330 (+) Aktiva Tetap 300
Penyusutan 100 (-) Hutang Jangka Panjang 60
(-) Modal 220
Kerja
650 650
Bab 5
Manajemen Piutang
1. Pengertian Piutang
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar
Kecilnya Piutang
3. Penentuan Standar dan Kebijakan Kredit
4. Laba Atas Penjualan Kredit
5.1. Pengertian Piutang
 Pada umumnya diartikan sbg hak tagihan kpd
pihak lain, sbg akibat dari adanya kebijakan
penjualan barang dan jasa secara kredit
 Seperti, kas, sekuritas, dan persediaan, piutang
juga merupakan elemen dari modal kerja yg
senantiasa berputar setiap hari operasi perusahaan.
Model Perputaran Piutang
 Kas1 (COF) beli persediaan  Proses produksi
 Jual produk secara kredit  Piutang 
Penagihan  Kas2 (CIF)
Trade off Piutang vs Bad
debts
 Jumlah piutang yang terlalu besar sbg akibat kebijakan yg longgar,
maka volume penjualan dpt meningkat yg berarti laba juga akan
meningkat, namun pada saat yg sama perusahaan akan menanggung
tambahan biaya lain seperti; biaya modal, meningkatnya jumlah
penghapusan piutang (bad debts)
 Sebaliknya jika terlalu ketat, kemungkinan volume penjualan akan
menurun, sehingga keuntungan yg akan diperoleh menurun pula,
tetapi risiko bad debts juga akan kecil.
 Oleh karena itu piutang perlu dikelola dengan baik.
Manajemen Piutang
 Menyangkut masalah jumlah
pengendalian
piutang, pemberian kredit dan kebijakan
pengumpulan piutang serta evaluasi terhdp politik
kredit yg dijalankan oleh perusahaan
5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecilnya PiutangBesar
1. Volume penjualan kredit
2. Persyaratan penjualan kredit
3. Plafond kredit
4. Kebijakan pengumpulan piutang
5. Kebiasaan membayar pelanggan
Volume penjualan kredit
 Semakin besar volume penjualan kredit, maka
perusahaan perlu menyediakan investasi yg lebih
besar dlm elemen piutang.
Persyaratan penjualan
 Syaratkredit
pembayaran dari penjualan kredit dpt bersifat ketat
maupun lunak.
 Jika persyaratan pembayaran dari penjualan kredit
yg
ditetapkan ketat, berarti perusahaan lebih
tsb mengutamakan keselamatan kredit
daripada profitabilitas. tingkat
 Jika persyaratan pembayaran dari penjualan kredit yg
ditetapkan lunak, berarti perusahaan lebih mementingkan
profitabilitas daripada keselamatan kredit.
 Persyaratan ketat dpt ditempuh dgn cara; jangka
waktu pembayaran yg relatif pendek, pembebanan
bunga jika piutang terlambat dibayar.
 Syarat pembayaran penjualan kredit dikenal istilah
2/10 Net 30. Artinya, jika pembayaran
dilakukan
1 – 10 hari, maka pembelian tsb
pembelian tunai (kas), dianggap sehingga
diberi cash discount sebesar
pembeli
2 % danakan
jangka waktu
pelunasan kredit selambat-lambatnya 30 hari.
Plafond kredit
 Ketentuan batas maksimum dari penjualan kredit.
Semakin tinggi plafond kredit, maka investasi pada
piutang juga semakin besar.
 Sebaliknya semakin kecil plafond kredit, maka
investasi pada piutang akan semakin kecil.
Kebijakan pengumpulan
piutang
 Jika perusahaan aktif dlm pengumpulan piutang,
maka risiko timbulnya bad debts akan makin kecil,
tetapi dibutuhkan biaya yang besar utk membiayai
kegiatan tsb.
 Jika perusahaan pasif dlm pengumpulan piutang,
maka risiko munculnya bad debts akan besar,
tetapi tidak biaya pengumpulan piutangnya
menjadi kecil.
Kebiasaan membayar dari pelanggan

 Biasanya ada pelanggan yg senang menggunakan


fasilitas cash discount dan mengabaikan fasilitas
kredit yg tersedia oleh perusahaan.
 Tetapi ada pula pelanggan yg lebih senang
menggunakan fasilitas fasilitas kredit dan
mengabaikan fasilitas cash discount yang tersedia
dalam perusahaan.
Kata kunci Manajemen
Piutang
 Perusahaan perlu mengetahui kelima faktor-faktor
yang telah dikemukakan dlm melakukan aktivitas
manajemen piutang.
5.3. Penentuan Standar dan Kebijakan Kredit

1. Penentuan standar kredit


2. Kebijakan kredit
Penentuan Standar Kredit
 Kriteria penentuan kpd langganan mana yg diperkenankan membeli
secara kredit dan langganan mana yg tidak diperkenankan.
 Adapun kriterianya dikenal dgn the “five Cs”
a. Character (karakter); watak yg jujur dan tulus hati.
b. Capacity (kapasitas); kemampuan membayar tepat waktu
c. Capital (modal); jumlah aktiva (kekayaan) yg dimiliki langganan
yg dpt dicairkan dlm membayar hutangnya
d. Collateral (jaminan); jaminan yg diberikan oleh langgan
sehubungan dgn hutangnya
e. Condition of economic (kondisi ekonomi); keadaan
perekonomian yg dpt mempengaruhi kemampuan membayar
dari para langganan.
Kebijakan Kredit
 Hal-hal yg perlu dipertimbangkan adalah pengaruh
kebijakan kredit terhdp perubahan volume
penjualan dan perubahan biaya (biaya piutang,
ataupun HPP yg mempengaruhi laba)
 Ada 3 azas pokok yg perlu menjadi pertimbangan
dlm pengambilan kebijakan kredit yaitu; likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas.
5.4. Laba Atas Penjualan Kredit
 Laba atas penjualan kredit
L = Pn – (HP)n – BP
Dimana:
L : Laba
HP : Harga Pokok Penjualan (HPP)/unit
BP : Biaya Piutang
n : Jumlah barang yang dijual
Biaya Piutang
BP = BM + BPPt
Dimana :
BM : Biaya Modal
BPPt : Biaya Pengumpulan
Piutang Total
BM = r (HP)n
Dimana:
r : Tingkat bunga
(opportunity cost)
BPPt = (BPP)n
Dimana :
BPP : Biaya Pengumpulan
Piutang
Contoh Soal:
 Perusahaan “151” mempertimbangkan salah dari 3 macam
persyaratan kredit sbb:
1. Tunai, apabila penjualan dilakukan dgn tunai, maka
volume penjualan ditaksir sebanyak 2.500 unit
2. Net 30, jika perusahaan menggunakan syarat ini, maka
volume penjualan ditaksir sebanyak 2.750 unit
3. 2/10 Net 30, Jika persyaratan ini digunakan, maka
semua langganan akan memanfaatkan fasilitas ini dan
volume penjualan ditaksir 3.000 unit.
 Harga Jual/unit Rp 1.000,- HPP Rp 500,-, Opportunity cost
20 % dan BPP Rp 25. Tentukan kebijakan penjualan kredit
yg menghasilkan laba tertinggi.
Jawab
1. Penjualan Tunai,
L = Pn – (HP)n – BP
= (1.000) (2.500) – (500)(2.500) – 0
= Rp 1.250.000,-
2. Penjualan dgn persyaratan Net 30,
BP = BM + BPPt
= r (HP)n + (BPP)n
= (0,20 x 30/360)(500)(2.750)
+ (25)(2.750)
= 22.916,5 + 68.750
= Rp 91.666,5
L = (1.000)(2.750) – (500)(2.750)
– 91.666,5
= 2.750.000 - 1.375.000
- 91.666,5
= Rp 1.283.333,5
3. Penjualan dgn Persyaratan 2/10 Net 30:
BP = BM + BPPt
= r (HP)n + (BPP)n
= (0,20 x 10/360)(500)(3.000) + (25)
(3.000)
= 8.333,3 + 75.000
= Rp 83.333,3
L = (98%)(1.000)(3.000) – (500)(3.000) –
83.333,3
= 2.940.000 – 1.500.000 –
83.333,3
= Rp 1.356.666,7
Dengan demikian persyaratan penjualan yg paling
menguntungkan adalah persyaratan nomor 3 (2/10 Net
30)
Bab 4
Manajemen Persediaan
1. Arti Penting Persediaan
2. Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan
3. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Besarnya Persediaan
4. Economical Order Quantity
5. Reorder Point
4.1. Arti Penting Persediaan
 Juga merupakan elemen/unsur modal kerja, selain;
kas, sekuritas dan piutang.
 Persediaan memiliki ciri yg selalu berputar secara
terus menerus, seiring dgn perputaran modal kerja.
 Kebijakan alokasi modal kerja pd Persediaan
merupakan masalah penting, karena memiliki efek
langsung dgn tingkat profitabilitas perusahaan.
Jika Persediaan > Kebutuhan Meningkatnya
Biaya-Biaya :

# Beban bunga
Profit # Biaya
simpan
# Biaya pemeliharaan di gudang
Kecil # Risiko rusaknya di gudang

Jika Persediaan < Kebutuhan

Operasi Perusahaan Tdk Efisien;


* Idle capacity mesin •Beralihnya langganan
* Idle tenaga kerja ke perusahaan lain saat
permintaan produk
Profit meningkat

Kecil
2. Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan

1. Perusahaan Perdagangan
Inventory of merchandise yg memiliki
sifat perputaran (turnover) yg sama,
dibeli kemudian dijual kembali tanpa
melalui proses value added.
2. Perusahaan Pabrikan, ada 3 yaitu;
a. Inventory of raw materials
b. Inventory of work in process
c. Inventory of finished goods
Formula merchandise turnover
Net Sales
Merchandise turnover =
Average Inventory of merchandise
Cost of Good Sold
= Cost average inventory of
merchandise

Inventory awal + Inventory akhir


Average Inventory of = Merchandise 2
Contoh Soal:
 Data-data perusahaan “ABC” Kendari sbb:
 Persediaan brg dagangan (1/1/05) Rp 900.000
 Pembelian selama thn 05 Rp 4.200.000 (+)
 Inventory yg tersedia Rp 5.100.000
 Persediaan brg dagangan (31/12/05) Rp 1.100.000 (-)
 Cost of good sold (HPP) Rp 4.000.000
 Jumlah hari kerja dlm 1 thn = 300 hari.
Jawab
900.000 + 1.100.000
Average Inventory of merchandise = --------------------------
2
= 1.000.000
Merchandise turnover = 4.000.000/1.000.000 =
4 Jumlah hari kerja = 300.
Jumlah rata-rata hari penjualan/brg disimpan di gudang :
300/4 = 75 hari.
Jumlah hari penjualan juga dpt dihitung dgn formula sbb:
365 x rata-rata
persediaan Cost of good
sold (HPP)
Berdasar contoh soal, hari kerja1 thn =
300, sehingga,
300 x 1.000.000/4.000.000 =
300.000.000/4.000.000 = 75 hari
4.3. Faktor-FaktorYangMempengaruhi
Besarnya Persediaan
 Dlm pembahasan persediaan dlm perusahaan
pabrikan, maka besar kecilnya persediaan dipengaruhi
oleh faktor-faktor :
a. Lead time (masa tunggu datangnya bhn baku
yg telah dipesan)
b. Frekwensi penggunaan bhn baku
c. Jumlah dana yg tersedia utk pembelian bhn baku
d. Jenis bhn baku (tahan lama atau tidak)
Manajer Produksi vs Manajer Keuangan

Jumlah persediaan besar Jumlah persediaan kecil

Proses produksi lancar Efisiensi dana yg di


Investasikan pd
Persediaan
Memadukan kepentingan Manajer
produksi dan Manajer keuangan
1. Persediaan bhn baku tsb dpt menjamin kelancaran proses
produksi (Manprod)
2. Persediaan bhn baku tsb dpt dijangkau oleh dana yg
tersedia (Mankeu)
3. Jumlah pembelian bhn baku yg optimal (Manprod dan
Mankeu) dengan menggunakan Model Economical
Order Quantity (Kuantitas Pembelian Ekonomis).
4.4. Economical Order Quantity
 EOQ : Jumlah pembelian bhn baku setiap kali
pemesanan dgn biaya yg paling minimal
 Penggunaan EOQ bagi perusahaan yg dlm
melakukan pembelian bhn baku, harus melalui
pemesanan terlebih dahulu.
Asumsi Dlm EOQ :
1. Kebutuhan bhn baku dpt ditentukan kuantitasnya dlm
satu periode tertentu
2. Penggunaan bhn baku dlm jumlah yg konstan
3. Pesanan dpt diterima tepat pd tingkat persediaan bhn
baku = 0, atau di atas jumlah safety stock (persediaan
besi, atau persediaan minimal)
4. Harga bhn baku konstan
Metode Perhitungan EOQ :
1. Basic Cost Approach
2. Graphical Approach
3. Mathematical Approach
Basic Cost Approach
 Pendekatan berdasarkan biaya dilakukan dgn cara menghubungkan antara
biaya-biaya dgn persediaan bhn baku yg dibedakan dlm 3 yaitu:
1. Order Cost (Procurement cost = Biaya pesan)
* Biaya selama proses persiapan pemesanan bhn baku
* Biaya pengiriman pesanan bhn baku
* Biaya penerimaan bhn baku yg telah dipesan
* Biaya proses pembayaran harga bhn baku
2. Carrying Cost (Holding cost = Biaya Simpan)
# Sewa gudang utk penyimpanan bhn baku
# Biaya pemeliharan bhn baku di gudang
# Asuransi bhn baku
# Biaya penimbangan dan pengepakan bhn baku
# Biaya modal
3. Total Cost (Biaya Total = OC + CC)
 Sifat-sifat dari biaya tsb di atas sbb:
a. Besar atau kecilnya OC tergantung pd frekwensi
pembelian bhn baku
b. Besar atau kecilnya CC tergantung pd jumlah
persediaan bhn baku
Contoh Soal :
 PT. Asri membutuhkan bhn baku
1.000 unit, dimana bhn baku tsb
sebanyak
dpt diperolehmelalui pemesanan terlebih
dahulu dgn biaya pesan (OC) Rp 100/pesan.
Biaya simpan (CC) Rp 5/unit.
 Hitunglah kuantitas pesanan yg
paling ekonomis (EOQ).
Jawab:
Kuantitas Frekwensi OC TOC Rata-rata CC TCC TC
Persediaan
pembelian
1 2 3 4 (2) x( 3) 5 (1) : 2 6 7 (5) x( 6) 8 ( 4)+ (7)

1.000 1 Kali Rp 100 Rp 100 500 Rp 5 Rp 2.500 Rp 2.600


500 2 Kali Rp 100 Rp 200 250 Rp 5 Rp 1.250 Rp 1.450
250 4 Kali Rp 100 Rp 400 125 Rp 5 Rp 625 Rp 1.025
200 5 Kali Rp 100 Rp 500 100 Rp 5 Rp 500 Rp 1.000
125 8 kali Rp 100 Rp 800 62,5 Rp 5 Rp 312,5 Rp 1.112,5
100 10 Kali Rp 100 Rp 1.000 50 Rp 5 Rp 250 Rp 1.250
 Dari tabel EOQ, maka dpt
perhitungankuantitas pesanan yg
diketahui
ekonomis yaitu, 200paling
unit
sebanyak pembelian sebanyakdgn
frekwensi 5 kali pesan
dan total biaya sebesar Rp 1.000,- (OC =
500 + CC = 500).
Graphical Approach
 Menghubungan antara OC dgn CC dlm
sebuah grafik, dimana sumbu Y : Total
Biaya, sumbu X : kuantitas persediaan bhn
baku.
 Grafik dari Contoh soal adalah sbb:
Cost
2.600 ----- TC
CC

1.450 ----
1.250 -----
1.125 -------
1.025
1.000

OC
0 200 500 1.000
Gambar Grafik EOQ

Curve CC dimulai dari titik 0, bergerak ke kanan atas. Hal ini mengisyarat
kan semakin besar kuantitas bhn baku yg dipesan, maka semakin besar pula
rata-rata persediaan , sehingga menyebabkan CC semakin besar pula. Di
lain pihakOC bergerak dari sisi kiri atas ke kanan bawah, mengisyaratkan
semakin besar kuantitas bhn baku yg dipesan, maka frekwensi pemesanan
makin kecil, sehingga OC juga semakin kecil
Mathematical Approach
2 x R x OC
EOQ = --------------
CC
Dimana :
EOQ : Economic Order Quantity
R : Kebutuhan bhn baku satu periode
OC : Order Cost (biaya pesan)
CC : Carrying Cost (biaya simpan)
Contoh :
Contoh :
 Diketahui :
R : 1.000 unit
OC : Rp 100
CC : Rp
 5/unit
Jawab : 2 x 1.000 x
100 200.000
EOQ = =
5 5

EOQ = 40.000 = 200 Unit


4.5. Reorder Point
 Titik dimana perusahaan harus mengadakan
pemesanan kembali, agar bhn baku yg dipesan tsb
tiba tepat pd saat persediaan bhn baku di atas
safety stock (persediaan minimal), di samping
jangka waktu yg diperlukan tibanya pesanan bhn
baku tsb.
 Jika bhn baku tiba lebih awal, maka akan
mengeluarkan biaya ekstra (extra carrying cost)
 Jika bhn baku telat tiba, maka akan mengeluarkan
biaya ekstra (stock out cost)
Contoh :
 Diketahui :
R = 1.000 unit
OC : Rp 100
CC : Rp 5/unit
EOQ = 200 unit
Lead time (LT) = 1 minggu
Safety stock (SS) = 25
unit 1 thn = 48 minggu
Kebutuhan perminggu =
1.000/48 = 20,83 unit =
( 21 unit)
Safety stock

= 25 unit (+)
Jumlah = 46 unit
Jadi Reorder point (RO) dilakukan saat bhn baku berada pd
angka 46 unit.
Gambar Reorder Point
Jumlah
Pesanan
2
0
0

RO
46

25

0 L
T Wakt
u
Bab 3
Manajemen Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja
2. Konsep Modal Kerja
3. Ciri Khas Modal Kerja
4. Perputaran Modal Kerja
5. Penentuan Besarnya Kebutuhan
Modal Kerja
6. Perubahan Modal Kerja
3.1. Pengertian Modal Kerja
 Didlm perushaan, selain Aktiva Modal
Kerja merupakan salah satu unsur yg
Tetap,
penting dlm menggerakkan perusahaan tsb. sangat
 Modal Kerja berfungsi sbg kekuatan perusahaan
utk membelanjai kegiatan operasi sehari-hari,
disamping menjamin kebutuhan jangka pendek
lain seperti pembayaran hutang jangka pendek.
 Oleh karena itu Modal Kerja harus dikelola secara
efektif dan efisien.
 Modal Kerja “ Jumlah keseluruhan dana yg
tertanam dalam Aktiva Lancar (AL) yg
terdiri dari; Kas, Bank, Sekuritas, Piutang
dan Persediaan
 Gross Working Capital.
 Ke 5 unsur AL tsb dimaksudkan sbg aktiva
yg secara normal dpt berubah menjadi Kas
dlm jangka waktu relatif pendek (< 1 th)
 Net Working Capital : Kelebihan Aktiva
Lancar atas Hutang Lancar (HL), atau
sering ditulis sebagai (AL – HL)
3.2. Konsep Modal Kerja
 Ada 3 golongan :
 1. Konsep Kuantitatif
 2. Konsep Kualitatif
 3. Konsep Fungsional
Konsep Kuantitatif
 Menilai Modal Kerja berdsrkan jumlah dana
yg tertanam dlm unsur-unsur AL
Bank, Sekuritas, Piutang dan Persediaan),
(Kas,
yg dpt kembali selama satu perputaran

proses produksi (Gross Working Capital)


Konsep Kualitatif
 Modal Kerja sebagian nilai AL disiapkan
utk memenuhi kewajiban finansial yg
segera hrs dibayarkan utk menjaga tingkat
Likuiditas perusahaan
 Aktiva Lancar – Hutang Lancar (AL – HL)
 Net Working Capital
Konsep Fungsional
 Modal Kerja adalah setiap dana yg digunakan dlm
perusahaan yg dimaksudkan utk menghasilkan
pendapatan.
 Pada Konsep Fungsional Modal Kerja dibagi 2:
 1. Modal Kerja (MK) (Working Capital)
 2. Modal Kerja Potensial (MKP) (Potential Working
Capital)
 Kas + Persed  MK
– Piutang  MK  yg menghasilkan Penjualan
– Sekuritas  MKP  yg menghasilkan
keuntungan (Beli shm)
3.3. Ciri Khas Modal Kerja
1. Jumlahnya Fleksibel (Mudah diperbesar, atau diperkecil)
Jika Perek baik  Vol demand Brg naik  Modal kerja
diperbesar.
Jika Perek resesi  Vol demand Brg turun  Modal
kerja diperkecil
2. Susunannya relatif variabel, unsur-unsur dlm Modal
Kerja (Kas, Bank, Sekuritas, Piutang dan Persediaan) dpt
dirubah sesuai kebutuhan
3. Proses perputaran Modal Kerja (periode terikatnya dana)
dlm jangka waktu relatif singkat (< 1 thn).
3.4. Perputaran Modal Kerja
 Modal Kerja dlm perusahaan secra kontinue beroperasi
sepanjang waktu (setiap hari), akan menjalani perputaran
(Working Capital Turnover).
 Periode perputaran Modal Kerja dimulai sejak dana (Kas)
yg diinvestasikan dlm unsur-unsur Modal Kerja sampai
kembali menjadi Kas (1 periode perputaran)
 Tingkat perputaran Modal Kerja tergantung pd Jangka
waktu (lamanya) periode perputaran masing-masing unsur
Modal Kerja.
Gambar 3.1. Tingkat Perputaran Modal Kerja

a. Penjualan Tunai
Kas1 Brg Kas2

Pembelian Penjualan Tunai

b. Penjualan Kredit
Kas1 Brg Piutang
Kas2

Penjualan Kredit
c. Perputaran Yang Mengalami Proses Produksi
Kas1 Upah Brg Jadi Piutang Kas2
Bhn
Baku
3.5. Penentuan Besarnya Kebutuhan
Modal Kerja
 Besarnya Modal Kerja perusahaan ditentukan oleh:
 a. Periode perputaran Modal Kerja
 b. Jumlah pengeluaran kas rata-rata perhari.
 Periode perputaran Modal keseluruhan jangka
Kerja: waktu pemberian penyimpanan
kredit, lamanya
baku, lamanya
proses produksi, lamanya produk bahan
jadi
disimpan dan lamanya periode penagihan piutang.
 Pengeluaran kas rata-rata perhari : jumlah pengeluaran utk;
pembelian bhn baku, bhn pembantu, upah tenaga kerja dan
biaya lainnya.
Contoh Soal:
 Restorant “XYZ” dlm operasi sehari-hari
mengeluarkan Modal Kerja utk membeli
bhn baku sebesar Rp 1 Juta. Pada awal
tahun 2006 mendapat order makanan
bungkus ke sebuah Kantor utk makan siang
karyawannya dgn cara pembayaran
seminggu sekali. Tentu saja Modal Kerja
restorant tsb tidak memadai lagi.
Gambar 3.2. Perhitungan jangka waktu pembayaran
penjualan kredit restoran tsb sbb:
Tgl 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Penjualan tgl 1 baru akan dibyr pd tgl 8, penjualan tgl 2


baru akan dibyr tgl 9 dst. Jadi restoran XYZ hrs
mengeluarkan Modal Kerja tgl 1 sampai tgl 8 setiap hari
sebesar:
Rp 1 juta x 8 = Rp 8 juta, sehingga restoran XYZ membutuh-
kan Modal Kerja sebesar Rp 8 juta yg terdiri dari:
a. Tertanam dlm Modal Kerja Rp 8 Juta
b. Tertanam dlm Piutang Rp 1 juta x 7 hari = Rp 7 juta
Contoh Lain:
 Perush Batako memproduksi Paving Block (PB) setiap hari 250 buah dan
jumlah hari kerja perbulan = 30 hari. Biaya yg dibebankan utk setiap Paving
Block sbb:
 a. Semen (1 zak = 500 PB) Rp 200,-
 b. Pasir (1 m3 = 250 PB) Rp 200,-
 c. Upah Tenaga Kerja Langsung Rp 280,-
 d. Biaya Adm & umum Rp 1.500.000,-
 e. Gaji Mandor 7 Karyawan Tetap Rp 1.750.000,-
 f. Gaji Pimpinan Rp 250.000
 g. Sewa Bangunan Pabrik Rp 12.000.000/thn
 h. Pembayaran perskot semen 7 hari sebelum semen diterima
 i. Jangka waktu proses pencampuran dan pencetakan 1 hari dan
proses pengeringan 5 hari.
 j. Penjualan dilakukan dgn cara penjualan kredit dgn syarat pembayaran 10
hari setelah Paving Block diterima konsumen
 k. Kas minimal yg tersedia Rp 200.000.

Jawaban
1. Hitung periode perputaran (terikatnya dana dlm msg-msg
unsur modal kerja)
a. Bhn Semen :
1. Dana terikat dlm perskot semen = 7 hari
2. Proses pencampuran dan pencetakan = 1 hari
3. Proses pengeringan = 5 hari
4. Piutang dagang = 10 hari (+)
Jumlah = 23 hari
b. Bhn Pasir, Tenaga kerja langsung, biaya adm dan gaji pimpinan
a. Proses pencampuran = 1
b. Proses pengeringan hari
c. Piutang dagang =
= 105 hari (+)
Jumlah hari
= 16 hari
2. Hitung kebutuhan dana yg akan ditanamkan
dlm msg-msg unsur modal kerja

 a. Biaya Bhn semen = unit x biaya/unit x periode perputaran


250 x 200 x 23 hari = 1.150.000
b.Bhn Pasir = 250 x rp 200 x 16 hari =
c. Tenaga kerja 800.000
langsung = 250 x rp 280 x 16 hr = 1.120.000
Jumlah ketiga biaya d.
iniBiaya Adm, Gaji
dlm sebulan Rp
dan4.500.000,-
Sewa : Jumlah produksi satu bulan :
30 HK x 250 unit = 7.500 unit
Biaya/unit Rp 4.500.000 : 7.500 = Rp 600,
Dana yg dibutuhkan utk biaya ini selama periode
perputaran = Rp 600 x 16 hari = 9.600
e. Persediaan kas minimal = 200.000
Jumlah Kebutuhan Modal Kerja (+)
= 3.279.600
3.6. Perubahan Modal Kerja
 Perbandingan antara Modal Kerja (AL) dengan
Total Aktiva (TA) = Rasio AL terhdp TA {Rasio
AL (RAL)}
 Naik turunnya Rasio AL akan mempengaruhi
Profitabilitas perusahaan
 Jika RAL dinaikkan dan Jumlah AT diturunkan,
maka akan menurunkan profitabilitas (Keuntungan
menurun).
 Jika RAL menurun dan AT meningkat, maka
Keuntungan meningkat.
Formula perhitungan efek perubahan Modal Kerja (RAL)
terhdp Profitabilitas sbb:

 TA = AL + AT
 Rasio AL (MK) Terhdp Total Aktiva (RAL)
 RAL ( AL : TA) x 100 %
 Efek perubahan Modal kerja thdp keuntungan (TK)
 TK = (KAL x AL) + (KAT x AT)
 KAL : Keuntungan dari AL
 KAT : Keuntungan dari AT
 Jumlah perubahan Modal Kerja Netto (NWC)
 ΔNWC = (AL1 – HL) – (AL2 – HL)
 AL1 : Aktiva Lancar sebelum berubah
 AL2 : Aktiva Lancar setelah berubah
Contoh Soal
 PT. ABC memiliki data keuangan Tahun
2005 sbb:
AKTIVA PASSIVA
AL Rp HL Rp
AT 150.000 HJP 75.000
Rp 1.000.000 Modal Rp
125.000
Rp
950.000
TA Rp 1.150.000 TP Rp 1.150.000
 Keuntungan dari AL (KAL) ditaksir 10 %
dan Keuntungan dari AT (KAT) 35 %,
 A. Berapa Total Keuntungan pada RAL
tsb
 B. Jika RAL diturunkan menjadi 12 %,
berapakah tingkat keuntungan ?
 C. Berapa perubahan Modal Kerja
Netto (NWC)
Jawab :
 A. RAL = AL : TA x 100 %
 = 150.000 : 1.150.000 x 100 %
 = 13,04 %
 Total Keuntungan pada RAL 13,04 %:
 TK=(KAL x AL) + (KAT x AT)
 =(10 % x 150.000) + (35 % x
1.000.000)
 = 15.000 + 350.000
 = Rp 365.000
 B. Total Keuntungan pada RAL 12 % :
 RAL = (AL : TA) x 100 %
 12 % = (AL : 1.150.000) x 100 %
 0,12 = (AL : 1.150.000) x 100 %
 AL = 0,12 x 1.150.000
 AL = Rp 138.000
 Jadi AL diturunkan menjadi Rp 138.000
 TA : AL + AT
 1.150.000 = 138.000 + AT
 AT = 1.150.000 – 138.000
 AT = 1.012.000
 Total Keuntungan pada RAL = 12 % :
 TK = (KAL x AL) + (KAT x AT)
 = (10 % x 138.000) + (35 % x 1.012.000)
 = 13.800 + 354.200
 = Rp 368.000
 Jadi dgn adanya penurunan RAL dari 13,04 % menjadi 12 % = 1,04 %,
 maka Total Keuntungan meningkat sebesar Rp 3.000 (368.000 – 365.000)
 C. Modal Kerja Netto (NWC) berkurang :
ΔNWC = (AL1 – HL) – (AL2 – HL)
=(150.000 – 75.000) – (138.000 – 75.000)
= 75.000 – 63.000
= Rp 12.000,-
NWC1 = AL1 – HL
= 150.000 – 75.000 = Rp 75.000
NWC2 = 138.000 – 75.000 = Rp 63.000
Efek perubahan dpt dijelaskan sbb:
Semula Sekarang
Rasio AL:TA 13,04 % 12 %
Total Keuntungan 365.000 368.000 (+
3.000)
NWC 75.000 63.000 (-
12.000)
 Neraca setelah terjadinya
pengurangan Modal Kerja
AKTIVA PASSIVA
AL Rp HL Rp
AT 138.000 HJP 75.000
Rp 1.012.000 Modal Rp
125.000
Rp
950.000
TA Rp 1.150.000 TP Rp 1.150.000
Bab 6
Manajemen Kas
1. Arti Penting Kas
2. Pengelompokan Arus Kas
3. Faktor-Faktor Mempengaruhi
Yang Persediaan Kas
Minimal
4. Cash Budget
5. Penyusunan Cash Budget
6.1. Arti Penting Kas
 Utk produk
membutuhkan
menghasilkan perusahaan (uang
kas
digunakan utk membelanjai
tunai)pembelian
yg bhn
baku, bhn pembantu, upah, gaji (faktor-
faktor produksi)
 Faktor-faktor produksi, kemudian diproses
menjadi produk dan seterusnya dijual utk
memperoleh pendapatan dlm bentuk kas.
Pola Cash Flow (aliran kas)
1. Cash in flow (CIF), aliran kas
masuk
CIF, semua penerimaan perusahaan,
seperti; hasil penjualan produk,
penerimaan kredit, hasil penjualan aktiva
tetap, dan pemasukan lainnya.
2. Cash out flow (COF), aliran kas keluar
COF, semua pengeluaran perusahaan,
seperti; pembelian bhn baku, bhn
pembantu, pembayaran upah dan gaji.
6.2. Pengelompokan Cash Flow
Karakteristik Kelompok
A. Pola aliran 1. COF 2. CIF
B. Frekwensi
1. Continues *Pembayaran upah #Penjualan tunai
*Pembelian bh baku #Penerimaan piutang
*Pembayaran gaji
2. Intermitten *Pembayaran bunga #Penjualan saham
*Pembayaran dividen #Penjualan Aktiva Tetap
*Pembayaran pajak
*Pembayaran angsuran
kredit
C. Kaitan operasi
1. Operating Flow *Perubahan produksi #Penjualan produk jadi
(Pengeluaran biaya
utk proses produksi)
2. Financial Flow *Pembayaran bunga #Pinjaman modal (Kredit)
*Pembayaran angsuran #Penjualan saham
kredit
*Pembayaran dividen
*Pembayaran pajak
Cash Flow
Aliran Kas

Aliran Finansial Aliran Operasional


Penerimaan
Bunga Pembayaran Kredit
Penjualan Brg Jadi

Pajak Pembayaran
Biaya
Penjualan
Brg dlm
Pembayaran Pembelian Proses
Hutang Angsuran Aktiva
KAS
Penerimaan kredit Penyusutan Tetap
Penjualan
Pembyr dividen Bhn
Pembelian kembali Pembelian Baku
Saham Penjualan Pembyrn
Hutang
Keterangan
 Aliran operasi berkaitan langsung dgn
perputaran produksi dan penjualan
 Aliran finansial berkaitan tdk langsung dgn
perputaran produksi dan penjualan, tetapi
berhubungan langsung dgn pembelanjaan
seperti; pinjaman (kredit), penjualan saham,
pembayaran pajak.
 Tidak semua pemasukan dan pengeluaran
bersifat kas, seperti adanya penjualan kredit
dan pembelian bhn baku secara kredit.
6.3. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi
Persediaan Kas Minimal
Kenaikan
Kas CIF

Penurunan Posisi Saldo


Kas Kas Kas

Pengeluaran
Kas COF
Saldo
Kas
Minimal
 Besar saldo kas (CIF – COF)  Likuiditas
 Semakin besar saldo kas  likuiditas tinggi
Artinya perush memiliki risiko yg kecil terhdp
pemenuhan kewajiban finansialnya.
 Semakin kecil saldo kas  likuiditas rendah
Artinya perush mempunyai risiko yg besar terhdp
pemenuhan kewajiban finansialnya.
 Tetapi ada trade off antara saldo kas besar dengan
profitabilitas yg rendah.
 Oleh karena itu dibutuhkan safety cash balance
(persediaan kas minimal)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Safety Cash Blances (SCB)
1. Tersedianya kredit jangka pendek
Jika perush mampu meminjam tambahan dana yg
diperlukan dlm waktu singkat, maka perush tdk perlu
menyimpan SCB yg besar. Sebaliknya jika perush tdk
mampu meminjam dlm waktu singkat, maka SCB
sebaiknya besar.
2. Variasi dalam cash flow
Jika cash flow berfluktuasi secara tajam, maka SCB
harus besar dan sebaliknya jika cash flow relatif stabil,
maka SCB tidak perlu besar.
Guthmann dalam Bambang Riyanto (1985) jumlah SCB yang
“well finance” hendaknya tidak kurang dari 5 % - 10 %
dari jumlah AL (Aktiva Lancar).
6.4. Cash Budget
 Perencanaan yg menunjukkan pola penerimaan (CIF) dan
pengeluaran (COF) kas setiap periode.
 Anggaran kas ini dpt memberikan informasi ttg pola cash flow
setiap periode operasi perusahaan, sehingga dpt diketahui
kapan posisi saldo kas defisit (minus), atau saldo kas berada
di bawah standar minimal (SCB) dan kapan saldo kas surplus
(plus), atau berada di atas jumlah SCB.
 Jika terjadi defisit, maka manajemen hrs merencanakan
sumber dana utk menutup defisit tsb dan jika sudah surplus
tentu saja harus segera membayar utang yg telah digunakan
sbg penutup defisit sebelumnya.
6.5. Penyusunan Cash
 Perhitungan secara teliti ttg; besarnya volume penjualan dan
Budget
penerimaan lainnya, begitupula dgn biaya-biaya dan pengeluaran
lainnya yang meliputi;
a. Rencana penerimaan (CIF) yg terdiri dari;
* Penjualan tunai
* Piutang yang terkumpul
* Penerimaan bunga
* Penerimaan dividen
* Hasil penjualan aktiva tetap
* Penerimaan lainnya
b. Rencana Pengeluaran (COF) yg terdiri dari;
# Pembelian bhn baku dan pembantu
# Pengeluaran biaya penjualan
# Biaya Adm dan umum
# Pembayaran bunga
# Pembayaran dividen
# Pembayaran premi asuransi
# Pembelian aktiva tetap
# Pembayaran lainnya
Langkah-Langkah Penyusunan Cash
Budget
1. Menyusun pola penerimaan yg berasal dari penerimaan penjualan.
Jika penjualan kredit dilakukan, maka terlebih dahulu disusun
Receivables Collection Budget {Anggaran Pengumpulan Piutang
(APP}. Kemudian dari APP dimasukkan ke dlm kolom penerimaan
dlm Cash Budget. Penerimaan seperti; Pendapatan bunga, Sewa,
dan Penjualan aktiva tetap.
2. Menyusun pola pengeluaran seperti; Pembelian tunai (bhn baku,
bhn pembantu, alat-alat atau aktiva tetap), Pembayaran kredit
(angsuran dan bunga), Pembayaran asuransi, pajak, pembayaran
dividen dan biaya-biaya operasi lainnya.
3. Menyusun estimasi kebutuhan dana, atau kredit jangka pendek dari
bank atau sumber dana lainnya, jika terjadi saldo defisit. Demikian
pula dgn rencana pembayaran (angsuran dan bunga) jika terjadi
saldo surplus.
4. Menyusun estimasi keseluruhan penerimaan (CIF) dan pengeluaran
(COF) yg lazim disebut Transaksi Usaha dan Transaksi Finansial
(berkaitan dgn penerimaan kredit dan pembayaran angsuran kredit
dan bunganya).
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Ketentuan SCB, jika saldo kas berada di bawah SCB,
maka perush perlu meminjam kepada lembaga keuangan
dan setelah saldo kas berada di atas SCB, maka perush
segera membayar kredit beserta bunga kreditnya.
2. Besarnya pinjaman jika tdk ada Saldo Permulaan Bulan
(saldo PB), maka digunakan formula berikut;
Besar Pinjaman = SCB + defisit
3. Jika ada saldo Akhir Bulan (saldo AB) yaitu saldo PB
periode sebelumnya, maka dpt digunakan formula;
Besar Pinjaman = SCB + defisit – Saldo PB
Contoh Soal
 PT “ABC” mempunyai data bln Januari – Juni 2005 sbb:
1. Penjualan : Jan Rp 100.000 Apr Rp 175.000
Feb Rp 100.000 Mei Rp 200.000
Mar Rp 150.000 Jun Rp 125.000
20 % dari Penjualan di atas, dijual secara kredit, kemudian dari
kredit tsb, setengahnya diterima pd bln kedua dan
setengahnya lagi diterima pd bln ketiga.
2. Pembelian bhn baku dan pembantu :
Jan Rp 25.000 Apr Rp 75.000
Feb Rp 25.000 Mei Rp 75.000
Mar Rp 50.000 Jun Rp 50.000
3. Pembayaran Upah/Gaji :
Jan Rp 25.000 Apr Rp 75.000
Feb Rp 25.000 Mei Rp 75.000
Mar Rp 50.000 Jun Rp 50.000
4. Pembayaran lain-lain;
Jan Rp 5.000 Feb Rp Mar Rp 10.000
75.000
Dari data tsb disusun Cash Budget dgn ketentuan:

1. Harus memisahkan antara Transaksi Usaha dan


Transaksi Keuangan
2. Safety Cash Balance sebesar Rp 5.000
3. Bila terjadi defisit, ditutup dgn pinjaman dari Bank
dgn bunga 2 %/bln dan bila telah terjadi surplus, maka
surplus tsb digunakan utk mengangsur pinjaman
4. Saldo Permulaan Bulan (saldo PB) Rp 25.000.
Jawab
1. Perhitungan penerimaan penjualan kredit
2. Pembuatan Receivable Collection
Budget
3. Penyusunan Cash Budget.
Perhitungan Penerimaan Penjualan
Kredit
a. Penjualan kredit pd bln Jan sebesar 20 % x rp 100.000 =
rp 20.000,- yg akan diterima 50 % (rp 10.000) pd bln
Feb dan 50 % (rp 10.000) lagi akan diterima pd bln Mar.
b. Penjualan kredit pd bln Feb sebesar 20 % x rp 100.000 =
rp 20.000,- yg akan diterima 50 % (rp 10.000) pd bln
Mar dan 50 % (rp 10.000) lagi akan diterima pd bln Apr.
c. Dst.
d. Penjualan kredit pd bln Mei utk penerimaan bln Juli
sampai penerimaan bln-bln berikutnya tidak perlu
dimasukkan ke dlm Anggaran Pengumpulan Piutang
(Receivable Collection Budget)
Receivables Collection
Budget
Bulan Penjualan
Kredit Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Jan
Feb

Mar

Apr

Mei
Jun
Receivables Collection
Budget
Bulan Penjualan
Kredit Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Jan 20.000 - 10.000 10.000 - - -


Feb 20.000 - - 10.000 10.000 - -
30.000 - - - 15.000 15.000 -
Mar 35.000 - - - - 17.500 17.500
40.000 - - - - - 20.000
Apr 25.000 - - - - - -

Mei
Jun

0 10.000 20.000 25.000 32.500 37.5000


Cash Budget PT “ABC”Jan – Jun 2005
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Transaksi Usaha:
Penerimaan:
a.Cash sales
b.Credit sales
C
I
F
Pengeluaran:
a.Beli Bhn Baku
b.Bayar Gaji/Upah
c.Bayar Lain2
C
O
F
Surplus (Defisit)
Saldo Periode
Lalu
Rp 25.000

Transaksi Keuangan:
Saldo PB
Terima (Bayar) Kredit
Jumlah Kas PB
Surplus (Defisit)
Bayar Bunga
Saldo Kas AB
Hutang Kumulatif
Cash Budget PT “ABC”Jan – Jun 2005
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Transaksi Usaha:
Penerimaan:
a.Cash sales 80.000 80.000 120.000 140.000 160.000 100.000
b.Credit sales - 10.000 20.000 25.000 32.500 37.500
C 80.000 90.000 140.000 165.000 192.500 137.500
I
F 25.000 25.000 50.000 75.000 75.000 50.000
Pengeluaran: 25.000 75.000 50.000 75.000 75.000 -
a.Beli Bhn Baku 5.000 75.000 10.000 - - -
b.Bayar Gaji/Upah 55.000 175.000 110.000 150.000 150.000 50.000
c.Bayar Lain2 25.000 (85.000) 30.000 15.000 42.500 87.500
C
O 50.000
F
Surplus (Defisit)
Saldo Periode
Lalu
Rp 25.000

Transaksi Keuangan:
Saldo PB (Permulaan Bln) 25.000
Terima (Bayar) Kredit -
Jumlah Kas PB 25.000
Surplus (Defisit) 25.000
Bayar Bunga -
Saldo Kas AB (Akhir Bln) 50.000
Hutang Kumulatif -
Cash Budget PT “ABC”Jan – Jun 2005
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Transaksi Usaha:
Penerimaan:
a.Cash sales 80.000 80.000 120.000 140.000 160.000 100.000
b.Credit sales - 10.000 20.000 25.000 32.500 37.500
C 80.000 90.000 140.000 165.000 192.500 137.500
I
F 25.000 25.000 50.000 75.000 75.000 50.000
Pengeluaran: 25.000 75.000 50.000 75.000 75.000 -
a.Beli Bhn Baku 5.000 75.000 10.000 - - -
b.Bayar Gaji/Upah 55.000 175.000 110.000 150.000 150.000 50.000
c.Bayar Lain2 25.000 (85.000) 30.000 15.000 42.500 87.500
C
O 50.000 (35.000) (5.000) 10.000 52.500 140.000
F
Surplus (Defisit)
Saldo Periode
Lalu
Rp 25.000

Transaksi Keuangan:
Saldo PB (Permulaan Bln) 25.000 50.000 4.200 33.400 7.600 50.100
Terima (Bayar) Kredit - 40.000 - (40.000) - -
Jumlah Kas PB 25.000 90.000 4.200 (6.600) 7.600 50.100
Surplus (Defisit) 25.000 (85.000) 30.00 15.000 42.500 87.500
Bayar Bunga - (800) (800) (800) - -
Saldo Kas AB (Akhir Bln) 50.000 4.200 33.400 7.600 50.100 137.600
Hutang Kumulatif - 40.000 40.000 - - -
Bab 8
Sumber Dana Jangka Menengah
1. Pengertian Sumber Dana
Jangka Menengah
2. Sumber Pembelanjaan Jangka
Menengah
3. Jenis-Jenis Pembelanjaan
Jangka Menengah
8.1. Pengertian Sumber Dana Jangka Menengah

 Asal dana yg ditanamkan (investasi) dlm


bentuk modal perusahaan yg memiliki
jangka waktu 1 – 10 tahun
 Perolehan dari sumber dana jangka
menengah dpt berasal dari sumber intern
maupun dari sumber ekstern.
8.2. Sumber Pembelanjaan Jangka Menengah

1. Modal Asing yg berasal dari para kreditur dan


merupakan hutang bagi perusahaan dgn jangka
waktu 1 – 10 tahun
2. Modal Sendiri yg berasal dari pemilik
perusahaan dlm jangka waktu 1 – 10 tahun
 Perusahaan yg membelanjai kebutuhan dananya
dgn kredit ini, di satu sisi tdk dpt memenuhi
dari kredit jangka pendek dan di sisi lain sulit
mendapatkan kredit jangka panjang.
3. Jenis Pembelanjaan Jangka
Menengah
 Ada 3 jenis yaitu;
1. Term loan
2. Equipment Financing
3. Lease Financing
8.3.1. Term Loan
 Kredit jangka menengah berasal dari sumber
bank-bank komersial dgn cara angsuran tetap
(annuity) selama periode tertentu ( 1 – 10 tahun)
(Amortization payment)
 Besarnya angsuran + bunga pertahun dpt
dihitung dgn menggunakan formula sbb:
R = An/IF
Dimana :
R : Pembayaran tahunan
An : (Annuity) Present Value dari Total pinjaman
IF : Interest Factor (Tingkat bunga)
Contoh Soal:
 PT “ ABC” menerima kredit jangka
menengah dari Bank “DEF” dlm bentuk
term loan sebesar Rp 1 Milyar dgn jangka
waktu 10 tahun dgn bunga sebesar 15
%/tahun. Pembayaran angsuran + bunga
secara tetap (annuity). Hitunglah jumlah
angsuran tsb ?

Jawab
 IF sebesar 15 % dpt dilihat pada tabel
annuity (tabel A2) pd IF 15 % dan n=10,
angka pada tabel A2 tsb = 5,0188
 R = An/IF
R = 1.000.000.000/5,0188
R = 199.250.816,90 ( Rp 200.000.000)
 Daftar pembayaran angsuran tetapnya
sbb:
Pembayaran Angsuran + Bunga Tetap (Annuity)
Thn Jumlah Bunga Angsuran Sisa
Pembayaran Pinjaman Pinjaman
1. 200.000.000 150.000.000 50.000.000 950.000.000
2. 200.000.000 142.500.000 57.500.000 892.500.000
3. 200.000.000 133.875.000 66.125.000 826.375.000
4. 200.000.000 123.956.000 76.044.000 750.331.000
5. 200.000.000 112.550.000 87.450.000 662.881.000
6. 200.000.000 99.432.000 100.568.000 562.313.000
7. 200.000.000 84.347.000 115.653.000 446.660.000
8. 200.000.000 66.999.000 133.001.000 313.659.000
9. 200.000.000 47.049.000 152.951.000 160.708.000
10. 184.814.000 24.106.000 160.708.000 0
Jum 1.984.814.000 984.814.000 1.000.000.000
lah
8.3.2. Equipment Financing
 Pembelanjaan kredit dgn jaminan suatu
aktiva tetap seperti; mesin, mobil dan
aktiva tetap lainnya.
 Jika perusahaan menggunakan model
pembelanjaan ini, semakin mudah
penjualan aktiva tetap tsb, maka semakin
tinggi nilai kredit yg dpt diperoleh dari
bank komersial.
 Cara pembayarannya disesuaikan dgn
biaya penyusutan aktiva tetap tsb.
Contoh Soal:
 PT “XYZ” membeli mesin secara
kredit sebesar Rp 105.000.000.000
dgn jaminan
mesin tsb. Nilai mesin tsb
sisa
5.000.000.000,- dan umur rp
ekonomis
ditaksir 5 tahun. Hitunglah
angsuran kredit tsb. jumlah
Jawab
 Penyusutan/thn = 105.000.000.000 – 5.000.000.000/ 5
= 100.000.000.000/5
= 20.000.000.000,-
 Daftar pembayaran angsuran kredit mesin:
Thn Uraian Angsuran Akumulasi Nilai Buku
Kredit Angsuran Aktiva
Aktiva - - 105.000.000.000
1. Dep thn 1 20.000.000.000 20.000.000.000 85.000.000.000
2. Dep thn 2 20.000.000.000 40.000.000.000 65.000.000.000
3. Dep thn 3 20.000.000.000 60.000.000.000 45.000.000.000
4. Dpp thn 4 20.000.000.000 80.000.000.000 25.000.000.000
5. Dpp thn 5 20.000.000.000 100.000.000.000 5.000.000.000
8.3.3. Lease Financing
 Satu bentuk pembelanjaan dgn cara menyewa aktiva tetap dgn jangka
waktu tertentu.
 Perusahaan yg menggunakan model pembelanjaan leasing
ini memperoleh hak pakai suatu aktiva tetap tanpa disertai hak
kepemilikan
 Kewajiban dan hak penyewa (leasee) dan pihak yg
menyewakan (lessor) dituangkan dlm kontrak sewa menyewa yg
berisi:
a. Periode persewaan
b. Jumlah pembayaran sewa selama periode persewaan
c. Kemungkinan perpanjangan periode kontrak, atau membeli aktiva
tetap tsb setelah periode kontrak selesai.
d. Persyaratan pembayaran, biaya servis dan reparasi, pajak, asuransi
dan biaya-biaya lainnya.
 Ada 3 macam leasing yaitu;
1. Sale and Lease Back
2. Service Lease (Operating Lease)
3. Financial Lease
Sale and Lease back
 Pemilik aktiva menjual kpd perusahaan leasing,
atau lembaga keuangan dan pd saat yg sama
dibuat kontrak leasing utk menggunakan aktiva tsb
(Hak kepemilikan dilepas, akan tetapi hak
pemakaiannya tetap berada di pihak penjual dgn
cara menyewa kembali aktiva tetap yg telah
dijualnya)
 Dlm prosesnya model pembelanjaan dgn sale and
lease back, perusahaan merubah perkiraan aktiva
dari aktiva tetap  kas yg diperlukan utk
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Service Lease (Operating Lease)
 Lessor (perusahaan leasing) memberikan
servis dlm bidang keuangan dan
pemeliharaan aktiva tetap yg dioperasikan
oleh leasee (penyewa).
 Dlm model pembelanjaan ini terdpt
klausul yg memberi hak kpd leasee utk
membatalkan dan mengembalikan aktiva
tetap yg menjadi obyek sewa, jika aktiva
tetap tsb telah usang (obselete)
Financial Lease
 Lessor hanya memberi servis finansial
(keuangan) saja dan tdk memberikan servis
terhdp perawatan aktiva tetap. Di samping
itu leasee hrs membayar angsuran sewa yg
tercantum dlm perjanjian kontrak leasing
dari lessor dan leasee.
Contoh Soal
 Lessor membeli mesin foto copy rp
100.000.000,- dan menyewakan kpd leasee
utk jangka waktu 5 tahun. Nilai sisa mesin
foto copy tsb rp 20.000.000 dan lessor
menginginkan pendapatan dari usaha
leasing tsb sebesar 18 % pertahun.
Hitunglah besarnya pembayaran sewa
tahunan yg hrs dibayar leasee ?.
Jawab
 Pembayaran tahunan ditetapkan dgn cara
berikut: Sewa tahunan = x
Harga beli = PV Sewa Tahunan + PV Nilai Sisa, atau
Harga beli = (IF) x + PV Nilai Sisa
 IF : Interest Factor (Tabel Annuity 2) pd tkt bunga 18 % dan n =
5 diperoleh angka = 3,1272.
 Sehingga perhitungannya adalah :
100.000.000 = 3,1272 x + (0,431)
(20.000.000) 100.000.000 = 3,1272 x +
8.742.000
3,1272 x = 100.000.000 – 8.742.000
3,1272 x = 91.258.000
x=
 Jadi pembayaran
91.258.000/3,1272
sewa tahunan
x oleh leasee sebesar Rp
29.182.020,-
= Rp 29.182.020
 Sedangkan PV (Present Value) dari sewa tahunan dan
Nilai sisa dikemukakan pada Tabel berikut:
Tahun Cash In Flow Interest Factor Present Value
(Sewa + Nilai Sisa)
1. 29.182.020 0,8475
2. 29.182.020 0,7182
3. 29.182.020 0,6086 3,1272 91.258.010
4. 29.182.020 0,5158
5. 29.182.020 0,4371
5. 20.000.000 0,8371 8.742.000
PV Sewa Tahunan dan Nilai Sisa 100.000.010
Struktur modal yang ditargetkan
(target capital structure) adalah
bauran dari utang, saham
preferen, dan saham biasa yang
dikehendaki perusahaan dalam
struktur modalnya
Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah suatu


ukuran yang menunjukkan sampai
sejauh mana sekuritas berpenghasilan
tetap (utang dan saham preferen)
digunakan dalam struktur modal
perusahaan
trade-off :
risiko dan tingkat pengembalian

Kebijakan struktur modal melibatkan


trade-off antara risiko dan tingkat
pengembalian: penambahan utang
memperbesar risiko perusahaan tetapi
sekaligus juga memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan
More . . .
trade-off :
risiko dan tingkat pengembalian

Risiko yang makin tinggi akibat


membesarnya utang cenderung menurunkan
harga saham, tetapi meningkatnya tingkat
pengembalian, diharapkan akan menaikkan
harga saham tersebut.
Struktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang mengoptimalkan keseimbangan
antara risiko dan pengembalian sehingga
Memaksimumkan harga saham.
faktor yang mempengaruhi
keputusan struktur modal

1. Risiko bisnis perusahaan, atau


tingkat risiko yang terkandung pada
aktiva perusahaan apabila ia tidak
menggunakan utang. Makin besar
risiko bisnis perusahaan, makin
rendah rasio utang-nya yang optimal.
More . . .
faktor yang mempengaruhi
keputusan struktur modal

2. Posisi pajak perusahaan. Alasan utama


untuk menggunakan utang adalah
karena biaya bunga dapat dikurangkan
dalam perhitungan pajak (deductible).
3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan
untuk menambah modal dengan
persyaratan yang masuk akal dalam
keadaan yang kurang menguntungkan.
Risiko Bisnis dan Keuangan

Risiko dari sudut pandang investor:


Risiko pasar, yang diukur dengan beta
perusahaan, dan
Risiko total yang terdiri dari risiko beta
dan risiko yang dapat
dieliminasi dengan diversifikasi
More . . .
Risiko Bisnis dan Keuangan

Risiko dari sudut pandang perusahaan:


Risiko beta yaitu pengaruh suatu proyek
terhadap beta perusahaan,
dengan
Risiko perusahaan yaitu pengaruh
proyek terhadap risiko total
perusahan More . . .
Risiko Bisnis dan Keuangan

Dimensi lain risiko:


Risiko bisnis yaitu tingkat risiko dari
operasi perusahaan jika ia tidak
menggunakan utang, dan
Risiko keuangan yaitu risiko tambahan
bagi pemegang saham biasa karena
perusahaan menggunakan utang
Risiko Bisnis
Risiko bisnis adalah risiko yang berkaitan dengan
proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE)
dari suatu perusahaan di masa mendatang, dengan
mengasumsikan bahwa perusahaan tersebut tidak
menggunakann utang
Risiko bisnis merupakan faktor determinan terpenting
dalam struktur modal perusahaan
Unsur ketidakpastian mengenai ROE di masa
mendatang merupakan risiko bisnis yang mendasar
(basic business risk) bagi suatu perusahaan
Faktor Penentu Risiko Bisnis

1. Variabilitas Permintaan. Apabila


permintaan atas produk perusahaan makin
konstan, sementara hal-hal lain tetap, maka
risiko bisnis akan makin kecil.
2. Variabilitas harga jual. Apabila harga jual
atas produk perusahaan sangat fluktuatif,
perusahaan tersebut menghadapi risiko yang
Iebih tinggi dari perusahaan sejenis yang
harga jual produknya relatif lebih stabil.
More . . .
Faktor Penentu Risiko Bisnis

3. Variabilitas harga masukan. Perusahaan yang


memperoleh masukan dengan harga yang sangat
tidak pasti, menghadapi risiko bisnis yang tinggi.
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga
keluaran terhadap perubahan harga masukan
Sejumlah perusahaan menghadapi kesulitan
dalam menaikkan harga produknya apabila biaya
masukan naik. Makin besar kemampuan
perusahaan untuk menyesuaikan harga keluaran,
makin kecil risiko bisnis. More . . .
Faktor Penentu Risiko Bisnis

5. Proporsi biaya tetap : leverage operasi.


Jika sebagian besar biaya perusahaan
merupakan biaya tetap dan karena ini tidak
menurun apabila permintaan menurun,
maka haI ini akan rnemperbesar risiko
bisnis perusahaan atau disebut leverage
operasi.
Risiko Keuangan

Risiko keuangan adalah bagian dari risiko yang ditanggung


pemegang saham, yang melebihi risiko bisnis yang mendasar,
sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan
Leverage keuangan merujuk pada penggunaan sekuritas
yang memberikan penghasilan tetap yaitu utang dan saham
preferen — dan Risiko keuangan adalah tambahan risiko bagi
pemegang saham biasa akibat penggunaan leverage
keuangan.
Penggunaan utang akan memusatkan risiko bisnis kepada
para pemegang saham
Menentukan Struktur Modal yang
Optimal

Keputusan struktur modal yang dipilih


haruslah yang memaksimumkan harga
saham
Perubahan dalam penggunaan utang akan
mengakibatkan perubahan laba per
lembar saham (EPS = Earnings per
Share) karena itu juga mengakibatkan
perubahan harga saham
Data Perusahaan "B"
I Neraca per 31/12/2004
Aktiva Lancar $ 100.000 Utang $ 0
Aktiva Tetap Bersih 100.000 Saham Biasa (10.000 lbr) 200.000
Total Aktiva 200.000 Total Kewj. & Ekuitas 200.000
II Perhitungan Rugi/Laba 2004
Penjualan 200.000
Biaya Tetap Operasi 40.000
Biaya Variabel Operasi 120.000 160.000
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 40.000
Bunga 0
Laba kena pajak 40.000
Pajak (40%) 16.000
Laba bersih setelah pajak 24.000
III Data lainnya
1 Laba per lembar saham (EPS) 2,40
2 Dividen per saham (DPS) (seluruh laba dibagi sebagai dividen) 2,40
3 Nilai buku per saham 20
4 Nilai pasar per saham (Po) (harga jual saham = nilai bukunya) 20
5 Rasio harga/laba (P/E) 8,33
Suku Bunga untuk Perusahaan B dengan Rasio
Utang/Aktiva yang berbeda-beda

Suku Bunga (kd)


Jumlah Pinjaman Rasio Utang/Aktiva
atas semua utang
($) (%) (%)
20.000 10 8,0
40.000 20 8,3
60.000 30 9,0
80.000 40 10,0
100.000 50 12,0
120.000 60 15,0
Asumsikan:
Perusahaan B harus meminjam dalam kelipatan $ 20.000
Rasio utang perusahaan B maksimal 60% dari total aktiva
Perusahaan B:
EPS dengan jumlah Leverage Keuangan yang
berbeda-beda (ribu $ kecuali angka per saham)

I Perhitungan EBIT

Probabilitas penjualan 0,2 0,6 0,2


Penjualan $ 100,0 200,0 300,0
Biaya Tetap 40,0 40,0 40,0
Biaya Variabel (60% dari penjualan) 60,0 120,0 180,0
Biaya Total (kecuali bunga) 100,0 160,0 220,0
Laba sblm bunga dan Pajak (EBIT) 0,0 40,0 80,0

More . . .
II Situasi jika Utang/Aktiva (D/A) = 0%

EBIT 0,0 40,0 80,0


Dikurangi bunga 0,0 0,0 0,0
Laba sebelum pajak 0,0 40,0 80,0
Pajak (40%) 0,0 16,0 32,0
Laba bersih setelah pajak 0,0 24,0 48,0
Laba per saham (EPS) 10.000 lbr. 0,00 2,40 4,80
EPS yang diharapkan 2,40
Deviasi Standar EPS 1,52
Koefisien variasi 0,63

More . . .
III Situasi jika Utang/Aktiva (D/A) = 50%

EBIT 0,0 0,6 0,0


Dikurangi bunga (0,12 x $100.000) 12,0 12,0 12,0
Laba sebelum pajak -12,0 28,0 68,0
Pajak (40%) -4,8 11,2 27,2
Laba bersih setelah pajak -7,2 16,8 40,8
Laba per saham (EPS) 5.000 lbr. -1,44 3,36 8,16
EPS yang diharapkan 3,36
Deviasi Standar EPS 3,04
Koefisien variasi 0,90
Menghitung EPS

(Penjualan - Biaya Tetap - Biaya Variabel - Bunga) (1 - Tarif Pajak)


EPS = -------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah Saham yang beredar

(EBIT) (1
- T)
=
-----------------------
--------------------
Jumlah Saham yang
beredar

Sedangkan untuk EPS dengan


ada Utang :

(EBT) (1 - T)
=
-----------------------------------
--------
Jumlah Saham yang
beredar
Analisis atas EPS yang
“Indiferen”

Titik indiferen EPS (EPS indifference


point) adalah tingkat penjualan yang
mengakibatkan EPS menjadi sama
meskipun perusahaan melakukan
pembiayaan dengan utang ataupun
dengan saham biasa
Menghitung EPS yang “Indiferen”

SBE - F - V - I1 SBE - F - V - I2
EPS1 = ------------------------ =
-------------------------
Jumlah Saham1 Jumlah
Saham2
(Jumlah Saham1) (I1) - (Jumlah Saham2) (I2) 1
SBE = + F
Jumlah Saham2 - Jumlah Saham1 1-v

di mana:
SBE = Titik impas atau titik indiferen di mana EPS1 = EPS2
I1 & I2 = Beban bunga pada dua tingkat (jumlah uang)
F = Biaya tetap
V = Biaya variabel = (Penjualan) x
(v) v = Persentase biaya variabel
Perusahaan B:
Hubungan antara EPS yang diharapkan, Risiko, dan
Leverage Keuangan

Rasio EPS yang Deviasi Koefisien


Utang/Aktiva diharapkan Strandar EPS Variasi
(%) ($) ($)
0 2,40 1,52 0,63
10 2,56 1,69 0,66
20 2,75 1,90 0,69
30 2,97 2,17 0,73
40 3,20 2,53 0,79
50 3,36 3,04 0,90
60 3,30 3,79 1,15
Taksiran Harga Saham dan Biaya Modal Perusahaan B
dengan Rasio Utang/Aktiva yang berbeda-beda

EPS (dan
Utang / Taksira Taksir Rasio
kd DPS) yg ks WACC
n a P/E
diharapkan
Aktiva Beta Harga
0 - 2,40 1,50 12,0 20,00 8,33 12,00
10 8,00 2,56 1,55 12,2 20,98 8,20 11,46
20 8,30 2,75 1,65 12,6 21,83 7,94 11,08
30 9,00 2,97 1,80 13,2 22,50 7,58 10,86
40 10,00 3,20 2,00 14,0 22,86 7,14 10,80
50 12,00 3,36 2,30 15,2 22,11 6,58 11,20
60 15,00 3,30 2,70 16,8 19,64 5,95 12,12
Hubungan EPS yang diharapkan dengan Rasio Utang

4,0

3,5

3,0

2,5

2,0
diharapkan
EPS yang

1,5

1,0

0,5

0,0
0 10 20 30 40 50 60 70

% Rasio Utang/Aktiva
Hubungan Biaya Modal dengan Rasio Utang/Aktiva

18
16
14
Biaya Modal

12
10 kd

8
ks
6 W
4 A
C
2 C
0
0 10 20 30 40 50 60 70
% Rasio Utang/Aktiva
Hubungan Harga Saham dengan Rasio Utang/Aktiva

23,5

23,0

22,5
Harga Saham

22,0

21,5
Harga Saham
21,0

20,5

20,0

19,5

19,0
0 10 20 30 40 50 60 70
% Rasio Utang/Aktiva
Tingkat Leverage Operasi

Tingkat Leverage Operasi (Degree of


Operating Leverage = DOL) adalah
persentase perubahan EBIT sebagai
akibat berubahnya penjualan dalam
persentase tertentu
Menghitung Tingkat Leverage Operasi

Δ EBIT
Persentase perubahan EBIT EBIT
DOL = ------------------------------------------------ = ----------
Persentase perubahan
Penjualan

ΔQ More . . .

Q
Menghitung Tingkat Leverage Operasi

DOLQ = Tingkat Leverage Operasi pada Titik Q =


Q (P – V)
=
Q (P – V) - F Dimana:
Q = Jumlah keluaran mula-mula
dalam unit;
S - VC P = Harga jual rata-rata per unit
DOLRp = atau keluaran;

S – VC - F V = Biaya variabel per unit;


F = Biaya tetap operasi;
S = Jumlah penjualan semula
dalam Rupiah;
VC = Total biaya variabel
Menghitung Tingkat Leverage Operasi

$ 200.000 - $ 120.000
= 2,0
DOL$200.000 = $ 200.000 - $ 120.000 - $ 40.000

$ 300.000 - $ 180.000
DOL$300.000 = = 1,5
$ 300.000 - $ 180.000 - $ 40.000
Tingkat Leverage Keuangan

Tingkat Leverage Keuangan (Degree


of Financial Leverage = DFL) adalah
persentase perubahan laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa
yang diakibatkan oleh berubahnya
laba sebelum bunga dan pajak dalam
persentase tertentu
Menghitung Tingkat Leverage Keuangan

%ΔEPS EBIT
DFL = =
%ΔEBIT EBIT - I

Dimana: I = biaya bunga


Menghitung Tingkat Leverage Keuangan

$ 40.000
DFLs=$200.000;D=50% = = 1,43
$ 40.000 – 12.000

ΔEPS $ 8,16 - $ 3,36


%ΔEPS = = = 1,43
ΔEPS0 $ 3,36
Penggabungan Leverage
Operasi dan Keuangan

Tingkat leverage total (degree of total


leverage = DTL) adalah persentase
perubahan EPS yang diakibatkan oleh
perubahan penjualan sebesar persentase
tertentu.
DTL menunjukkan pengaruh dari leverage
operasi serentak dengan pengaruh
leverage keuangan
Menghitung DTL

DTL = (DOL) (DFL) = (2,0) (1,43) = 2,86

Q(P – V)
DTL = =
Q(P – V) – F – I S – VC – F – I
S – VC
$200.000 – 120.000
DTL$200.000;50% = $200.000 - $120.000 - $40.000 - $ 12.000

= 2,86
Menghitung EPS untuk setiap
kenaikan penjualan

EPS1 = EPS0 + EPS0 {(DTL) (%Δsales)}


= EPS0 {1 + (DTL) (%Δsales)}
= $ 3,36 {1 + (2,86) (0,5)}
= $ 8,16
Stabilitas penjualan
Struktur aktiva
Leverage operasi
Tingkat pertumbuhan
Faktor Profitabilitas
pertimbangan
Pajak
dalam
Pengendalian
menetukan
Sikap manajemen
struktur
modal Sikap pemberi
pinjaman
Penilai kredibilitas (rating agency)
Kondisi pasar
Kondisi internal perusahaan
Fleksibilitas keuangan
Bab 7
Sumber Dana Jangka Pendek
1. Pengertian Sumber Dana Jangka
Pendek
2. Pembelanjaan Spontan
3. Pembelanjaan Tidak Spontan
7.1. Pengertian Sumber Dana Jangka
Pendek
• Asal dari modal yg ditanam (investasikan) dgn
batasan waktu < 1 th dan harus dikembalikan kpd
pemiliknya.
• Sumber dana jangka pendek dpt dari sumber intern (hutang
lancar) dan dari sumber ekstern (pinjaman jangka pendek)
• Sumber dana jangka pendek dpt
dikelompokkan berdasarkan spontan tidaknya
pembelanjaan tsb.
7.2. Pembelanjaan Spontan
• Pembelanjaan yg jumlahnya tergantung kegiatan
kpd operasi perusahaan dan dpt diperoleh dari;
a. Rekening Accrual, yaitu rekening yg karena
terjadi
pembuatan laporan keuangan berbeda dgn
periode pembayarannya), seperti;
* Hutang upah/Gaji
* Hutang pajak
b. Trade Credit (Hutang Dagang), hutang yg timbul ketika
perusahaan membeli bhn baku yg disertai dgn syarat
pembayaran dari penjual (mis; 5/10 Net 15)
Trade Credit
1. Open Account
Biasanya penjual mengirim brg yg dipesan disertai faktur yg berisi ttg
jumlah brg, harga brg dan total harga disertai dgn syarat pembayaran mis;
4/7 Net 15
2. Notes Payable
Biasanya pembeli lalai dalam melunasi hutangnya sesuai waktu yg tertera
dalam Open Account (lebih dari 15 hari), sehingga penjual mengirim faktur
(open account) tsb disertai dgn ketentuan kapan waktu melunasi hutangnya
dan pembeli yg lalai tadi harus bertanda tangan.
3. Trade Acceptance
Biasanya penjual menarik draft kpd pembeli yg memerintahkan kpd
pembeli tsb membayar sesuai draft itu. Atau pembeli menerima draft tsb
dan menunjuk suatu bank yg akan membayar jika Trade Acceptance tsb
jatuh tempo (Trade acceptance dpt diperjual belikan sebelum jatuh tempo
dgn cara penjual memberi discount kpd pembeli).
7.3. Pembelanjaan Tidak Spontan
• Pembelanjaan yg kadang-kadang jumlahnya tdk tergantung
dari kegiatan operasi perusahaan. Dpt diperoleh dari;
a. Pinjaman jangka pendek dari Lembaga
Keuangan berupa Kredit Rekening Koran (Letter of
Credit)
b. Penerbitan Commercial Paper yg dijual
melalui Pasar Uang (Surat Berharga Jangka
Pendek)
7.3.1. Kredit Rekening Koran
• Kredit rekening koran berasal dari bank kpd
nasabahnya dgn mengenakan bunga berdasarkan
jumlah kredit yg digunakan oleh nasabah tidak
berdasarkan plafond kredit.
• Mis: BNI memberikan kredit rekening koran
kepada si A dgn plafond kredit Rp 10 M, dengan
bunga sebesar 2 %/ bulan, akan tetapi A hanya
merealisasikan kredit rekening koran tsb sebesar
Rp 5 saja, sehingga bunga yang hrs dibayar oleh si
A sebesar Rp 5 M x 2 %, bukan Rp 10 M x 2 %.
Perhitungan Biaya Kredit
1. Regular Interest
Bunga biasa dgn formula perhitungan sbb:
SBE = i
Dimana :
SBE : Suku bunga
efektif i : interest
(bunga)
2. Discount Interest
Bunga diskonto dgn
formula perhitungan sbb:
SBE = i/P
– i x 100
%
Dimana :
P : Jumlah pinjaman
3. Installment Loan
Pinjaman yg diangsur
dgn formula perhitungan
sbb:
SBE =
i/P/2 x
100 %
Contoh
• PT “ XYZ” meminjam pada Bank “ACB”
utk jangka waktu 6 bln sebesar Rp 2 M
dgn bunga sebesar 1 %/bln.
• Tentukan SBE jika pinjaman tersebut
merupakan :
a. Regular interest
b. Discount interest
c. Installment loan
Jawab
a. SBE Regular interest =
6 bln x 1 % = 6 %

b. SBE Discount interest =


SBE Di = i/P – i x 100 %
0,06 x 2.000.000.000
= x 100 % 2.000.000.000 – 120.000.000
120.000.0000
= ------------------ x 100 % = 13,64 %
880.000.000
c. SBE Installment loan =
SBE Il = i/P/i x 100 %
0,06 x 2.000.000.000 120.000.000
= = x 100 %
= 12 %.
2.000.000.000 : 2 1.000.000.000
7.3.2. Commercial Paper
• Surat pernyataan hutang yg menyebutkan sejumlah uang yg akan
dibayar saat jatuh tempo (2 – 11 bln, Weston 1986:367).
• CP dpt dijual kpd pihak lain melalui dealer (pasar uang) dgn memberi
discount kpd pembeli dan pihak pembeli akan menerima pembayaran
dari pihak perusahaan yg menerbitkan CP tsb saat jatuh tempo.
• CP memiliki kesamaan dgn Notes Payable (Hutang Wesel) yaitu
keduanya sama merupakan surat pernyataan hutang, akan tetapi Notes
Payable berhubungan dhn transaksi perdagangan, sedangkan CP
diperdagangkan melalui bursa efek (Pasar Uang).
• Perusahaan penerbit CP akan membayar komisi kpd pembeli CP dan
fee kpd dealer yg menjual CP pada Bursa Efek, biasanya 1 % dari nilai
nominal CP pada saat transaksi jual beli CP.
Formula Perhitungan Biaya Annual CP
• Pinchess, 1987 :
598 Before Taxes :
HJT – HJ

365
Kb = x
HJT – D
JT
Dimana :
Kb : Biaya Commercial Paper HJT
: Harga CP saat jatuh tempo
HJ : Harga jual
D : Discount
JT : Jumlah hari jatuh tempo
• After Taxes = Kb x (1 – Taxes)
• Fee kpd dealer = (HJT)(Fee)
(JT/365)

Contoh Soal
• Perush “XYZ” menerbitkan Commercial
Paper dgn harga rp 95.000,- Nilai nominal
jatuh tempo rp 100.000,- dan jangka waktu
jatuh tempo 180 hari. Fee kpd dealer
sebesar ½ dari 1 % pertahun.
Jawab
• Fee kpd dealer :
Fee = (HJT)(Fee)(JT/365)
= (100.000)(0,005)(180/365)
= Rp 246,58
Komisi + Fee = 5.000 + 246,5 = Rp 5.246,58
• Biaya Annual CP
5.246,58 365
Kb = ------------ ------- = 0,1120 = 11,20 %
95.000 180
• Jumlah uang yg akan diterima oleh perusahaan atas
penerbitan CP tsb :
Rp 89.753,43 (Harga CP Rp 95.000 – fee dan komisis Rp
5.246,58).-
Bab 9
Sumber Dana Jangka Panjang
1. Pengertian Sumber Dana Jangka
Panjang
2. Sumber Pembelanjaan Jangka Panjang
3. Jenis Pembelanjaan Jangka Panjang
4. Perhitungan Hutang Jangka Panjang
1. Pengertian Sumber Dana Jangka Panjang

• Asal modal yg ditanamkan (diinvestasikan)


dlm perusahaan dlm jangka waktu panjang
• Sumbernya dpt dari sumber intern
maupun dari ekstern perusahaan.
9.2. Sumber Pembelanjaan Jangka
Panjang
1. Modal Asing, yg berasal dari para kreditur dan
merupakan hutang bagi perusahaan dgn jangka
waktu > 10 thn
2. Modal Sendiri yg berasal dari pemilik
perusahaan dlm jangka waktu tidak tertentu.
• Perusahaan membelanjai kegiatan operasinya
menggunakan sumber dana model ini, karena
tdk dpt memenuhi kebutuhan dananya dgn kredit
jangka pendek dan jangka menengah.
9.3. Jenis Pembelanjaan Jangka Panjang
1. Long Term Debts :
Modal Asing yg berasal dari para kreditur
dan umumnya digunakan utk membelanjai
kegiatan ekspansi usaha, atau modernisasi
perusahaan yg butuh dana yg besar.
2. Equity :
Modal Sendiri yg berasal dari para
pemilik, umumnya utk
membeli
digunakantanah utk perluasan
pabrik.
Macam-Macam Long Term Debts
1. Obligasi, surat pengakuan hutang yg
mempunyai nilai nominal tertentu yg
jangka waktu pelunasannya > 10 thn.
2. Hipotheek, Hutang yg berasal dari
lembaga perbankan yg juga memiliki nilai
nominal tertentu dgn jangka waktu
pelunasan > 10 thn.
Macam-Macam Obligasi
1. Bonds, obligasi biasa yg bunganya dibayarkan
dua kali setiap tahun dlm bentuk coupon kpd
pembeli obligasi, baik perusahaan yg
menerbitkan memperoleh keuntungan maupun
mengalami kerugian.
2. Income Bonds, obligasi pendapatan yg bunganya
akan dibayarkan kpd pembeli obligasi, jika
perusahaan memperoleh keuntungan saja.
3. Convertible Bonds, obligasi yg dpt
dipertukarkan dgn saham yg akan dikeluarkan
oleh perusahaan yg sama.
Penentuan Jangka Waktu dan
Sistem Pembayaran Obligasi
1. Penentuan jangka waktu obligasi didasarkan pd :
a. Jangka waktu disesuaikan dgn
penggunaan dana dlm perusahaan
b. Jumlah angsuran pembayaran
disesuaikan dgn jumlah penyusutan aktiva
tetap
2. Sistem pembayaran didasarkan pada :
a. Sinking fund system, sistem pelunasan
obligasi yg dilakukan sekaligus pd
saat jatuh temponya.
b. Amortization system, sistem pelunasan
obligasi yg dilakukan secara angsuran yg disesuaikan
dgn jumlah penyusutan aktiva tetap.
Equity
• Modal Sendiri yg bersumber dari intern dan ekstern
1. Sumber Ekstern berasal dari emisi saham baru.
2. Sumber Intern berasal dari pemilik perusahaan
yg jika badan hukum perusahaan adalah :
* Fa : Modal anggota firma
* CV : Modal anggota aktif dan modal
anggota diam.
* PT : (a) Modal saham biasa (Common
stock) dan Modal saham istimewa (Preferred
stock)
(b) Cadangan ekspansi,
cadangan modal kerja, cadangan selisih
kurs dan cadangan umum.
(c) Laba Ditahan (Retained earning)
9.4. Perhitungan Hutang Jangka Panjang
1. Perhitungan HJP Obligasi
2. Perhitungan Saham Preferensi
3. Perhitungan Saham Biasa
Perhitungan Obligasi
• Perhitungan obligasi dilakukan dgn 2
cara;
1. NPV Pinjaman
2. Pembayaran Pinjaman Obligasi
1. Net Present Value (NPV) Pinjaman
• NPV Pinjaman = Jumlah Pinjaman - PV Pembayaran Bunga
– PV Pokok Pinjaman
• Atau
1 – (1 + i)-n
NPV P = Po – r +
Pn
i (1 + i)n
Dimana
NPV P : Net Present Value Pinjaman
Po : Jumlah Pinjaman
r : Bunga pinjaman
i : tingkat bunga umum yg berlaku
Pn : Pembayaran Pokok Pinjaman
n : Tahun
2. Pembayaran Pokok
Pinjaman n 1
Po = Σ R
(------------)n
n=1 1+i

Po
R=
1 – (1 + i)-n
• Dimana: i
Po : Jumlah Pinjaman
R : Pembayaran setiap periode
i : Tingkat bunga umum yg berlaku
Contoh Soal:
• PT “ABC” mendptkan pinjaman dari Bank
Rp100.000.000 dgn tingkat bunga 19 %/thn.
Jangka waktu pinjaman 15 tahun. Tingkat
bunga umum yg berlaku 15 %. Hit NPV
Pinjaman ?
Jawab
1 - (1 + 0,15)-15

100.000.000
0,15 (1 + 0,15)15
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 -------------------- + -----------------
1- 100.000.000
(0,12894485) +
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 ---------------------
--------------------- 0,15 8,13706161629
0,87105515 100.000.000
NPV P = 100.000.000 – 19.000.000 ---------------- +
--------------------
0,15 8,13706161629
NPVP = 100.000.000 – 19.000.000 (5,87034333) + 12.289.448,54
NPVP = 100.000.000 – 110.333.652,3 + 12.289.448,54
NPVP = 1.955.796,24
Jika PT “ABC” harus membayar setiap tahun dlm jumlah yg
sama (annuity), maka perhitungannya sbb:
Po 100.000.000 100.000.000
R= = = 1 – (1 + i)-n 1 – (1 + 0,19)-15
1 – (1,19)-15

i 0,19
0,19
100.000.000 x 0,19 19.000.000
= = = 20.509.190,75 0,92641393
0,92641393
Atau perhitungan penyebutnya dpt dilihat pada Tabel A2
(Annuity) tingkat bunga 19 % dan n = 15 didapat
4,8759

100.000.000
R = ----------------- = 20.509.034,23
4,8759
Perhitungan Saham Preferensi
• Pertama perlu diketahui dividen yg hrs ditanggung oleh
perusahaan yg menerbitkan saham preferensi tsb, serta
besarnya modal yg diperoleh dari penjualan saham
preferensi tsb.
• Formula perhitungannya :
DSP
BP = ------- x 100 %
HJSP
• Dimana :
BP : Biaya Saham Preferensi
DSP : Dividen Saham Preferensi
HJSP : Harga Jual Saham
Preferensi
Contoh Soal :
• PT “ X “ menerbitkan dan menjual saham
preferensi 500.000 lbr dgn nilai nominal
Rp 10.000/lbr, dividen yg akan dibayarkan
7
%/tahun dan harga jual di pasar perdana
Rp 11.000/lbr. Hitunglah biaya saham
preferensi tsb.
Jawab
• DSP = 7 % x Rp 10.000 = Rp 700
• HJSP = Rp 11.000
• Sehingga biaya saham preferensi
adalah : 700
• BP = --------- x 100 % = 6,36 %
11.000
Perhitungan Saham Biasa
MS – NNSP
NBSB =
JSB
Dimana :
NBSB : Nilai Buku Saham
Biasa MS : Modal Sendiri
NNSP : Nilai Nominal Saham Preferensi
JSB : Jumlah Saham Biasa Yang
Beredar
Contoh Soal :
• PT “Y” Memiliki Modal Sendiri yg terdiri
dari (1) Saham Preferensi 500.000 lbr dgn
Nilai Nominal Rp 10.000/lbr, (2) Saham
Biasa 1.000.000 lbr dgn Nilai Nominal Rp
5.000/lbr (3) Laba Ditahan Rp
500.000.000,
(4) Surplus modal Rp 600.000.000.
Berapa Nilai Buku Saham Biasa ?
Jawab
• Jumlah Modal Sendiri =
(1) SP : 500.000 lbr x rp 10.000 Rp 5.000.000.000
(2) SB : 1.000.000 lbr x rp 5.000 Rp 5.000.000.000
(3) Laba Ditahan Rp 500.000.000
(4) Surplus Modal Rp 600.000.000
Total Modal Sendiri Rp 11.100.000.000
11.100.000.000 – 5.000.000.000
• NBSB =
1.000.000
16.100.000.000
• NBSB = -------------------- = Rp 16.100,-
1.000.000
Bab 12
Analisis Risiko Investasi
1. Pengertian Certainty, Uncertainty dan
Investment Risk
2. Cara Memasukkan Unsur Risiko dlm
investasi
1. Mean (Standar deviasi)
2. Sensitivity Analysis
12.1. Pengertian Certainty,
Uncertainty dan Investment
Risk
 Certainty : kondisi masa mendatang yg
mengandung suatu kemungkinan hasil yg
sudah dpt diketahui sekarang
 Uncertainty : kondisi yg dihadapi oleh
seseorang, dimana kemungkinan hasil tidak
diketahui
 Risk : terdapat sejumlah kemungkinan hasil
yg diketahui (kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa diantara seluruh kejadian
yg mungkin terjadi)
Risiko Investasi

 Probabilitas tidak tercapainya tingkat


keuntungan yg diharapkan
(Expected rate of return), atau
 Kemungkinan return yg diterima
menyimpang dari yg
diharapkan.
12.2. Cara Memasukkan
Unsur Risiko Dalam Invstasi
12.2.1. Mean (Standar deviasi)
Probabilitas: kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa di antara kejadian seluruhnya
yang mungkin terjadi (perbandingan
frekwensi kejadian dengan seluruh kejadian).
Contoh Soal:

A B
P CF P CF
0,35 4.000 0,30 2.000
0,45 5.000 0,40 4.000
0,30 6.000 0,30 6.000
Distribusi Probabilitas Kedua
Proyek
PA PB
0,40
0,35
0,30
0,25
0,20
4 6 2 4 6

Risiko
5 < Risiko >
Formula Perhitungan Standar
Deviasi n
σ
=  ( Ax  A) 2
Px
xi

Dimana:
Ax : Arus kas untuk probabilitas x
Px : Probabilitas terjadinya Cash Flows (CF)

A : Expected value dari CF (mean dari distribusi probabilitas CF)

A value
Expected
n

A
=  AxPxA
x 1
 Proyek A
CF P
4.000 x 0,35 = 1.400
5.000 x 0,45 = 2.250
6.000 x 0,20 = 1.200
(+) =
Mean
4.850
( Ax - A )2 Px
(4.000 – 4.850)2x 0,35 = 252.875
(5.000 – 4.850)2 0,45 =
(6.000 – 4.850)2 10.125
0,20 = 264.500 (+)
Variance = 527.500
Standar deviasi A σA = 527.50 = 726,29
0
 Proyek B
CF P
2.000 x 0,30 = 600
4.000 x 0,40 = 1.600
6.000 x 0,30 = 1.800
(+)
Mean = 4.000
( Ax - )2
x Px
(2.000 – 0,30 = 1.200.000
A 0,40 =
4.0 00)2
(4.000 – 4.000)2
0
(6.000 – 4.000)2
0,30 = 1.200.000 (+)
Standar deviasi B Variance = 2.400.000
σB = 2.400.000 = 1.549,19
Atau dengan menggunakan
Expected Value

A A = 0,35 (4.000) + 0,45 (5.000) + 0,20 (6.000) =


= 1.400 + 2.250 + 1.200 = Rp 4.850

A
A A
B = 0,30 (2.000) + 0,40 (4.000) + 0,30 (6.000) =
= 600 + 1.600 + 1.800 = Rp 4.000

A
12.2.2. Sensitivity
Analysis
 Analisis simulasi dimana nilai variabel-variabel
penyebab diubah utk mengetahui bagaimana
dampaknya terhadap hasil yang diharapkan (CF)
 CF dipengaruhi oleh :
a. Market Size
b. Market Share
c. Jumlah unit produk yg terjual
d. Harga jual perunit
e. Variable Cost/unit
f. Fixed Cost/unit
Contoh soal:
No Uraian Kalau unit S/unit Kalau P/unit
turun 10%, Var turun 10%, Var
lain konstan lain konstan
1. Penjualan 50.000 55.000
2. VC 18.000 20.000
3. FC (Non Depp) 7.000 7.000
4. Depreciation 5.000 5.000
5. Laba Sebelum Pajak 20.000 23.000
6. Pajak (15 %) 3.000 3.450
7. Laba Bersih 17.000 19.550
8. NCF (7 + 4) 22.000 24,550
Bab 10
TIME VALUE OF MONEY
1. Pengertian Time Value of Money
2. Compounding and Interest
3. Nilai Compounding dari Annuity
4. Present Value dari Annuity
10.1. Pengertian Time Value of Money

• Nilai waktu dari uang, dimana nilai uang yang


diterima sekarang (hari ini) > Nilainya dibanding
nilai uang yang akan diterima di masa mendatang
• Contoh :
• Untuk membeli 1 mangkok bakso hari ini Rp 3.000,-, akan
tetapi dengan nilai uang yang sama di masa mendatang
(tahun depan) kita tidak dapat membeli 1 mangkok bakso
lagi.
• Tahun lalu (masa lalu) harga 1 mangkok bakso Rp 1.500,-,
akan tetapi hari ini (sekarang) harganya sudah naik
menjadi Rp. 3.000,-.
Ada 3 alasan utama perlunya memperhatikan
Time Value Of Money

• Opportunity cost (Biaya atas hilangnya


kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih
besar akibat telah terpilihnya satu jenis bisnis
tertentu.
• Risk (Uncertainty : risiko adanya unsur
ketidakpastian kondisi ekonomi di masa
mendatang)
• Inflation (Naik harga barang dan turunnya nilai
uang)
10.2. COMPOUNDING AND INTEREST

• Compounding (bunga
majemuk) : digunakan untuk
menentukan nilai uang di masa
mendatang (Future Value :
FV) jika nilai sekarang
(Present Value : PV) diketahui
• Interest (bunga) : digunakan
untuk menentukan nilai uang di
masa sekarang (Present Value :
PV) jika nilai di masa
mendatang (Future Value : FV)
diketahui
Contoh : Coumpounding
Si A memp uang Rp 1.000.000,- di tabung di Bank dalam
bentuk Deposito dgn tingkat bunga 8 % pertahun. Berapa Nilai
uang A pd Tahun ke tiga ?

Jawab :
Tahun Nilai Awal Bunga Nilai
Tahun (Rp) 8 %/th Akhir
Tahun (Rp)
1 1.000.000 80.000 1.080.000
2 1.080.000 86.400 1.166.400
3 1.166.400 94.310 1.259.710
Jawab: With the Formula’s
• Untuk perhitungan Future Value (FV) dgn menggunakan sistem coumpounding
(bunga majemuk) untuk berbagai periode dpt menggunakan formula :
• FV = PV (1 + i)n
Dimana : FV : Future Value (Nilai uang pd akhir periode tahun ke n)
PV : Present Value (Nilai uang pd awal periode tahun)
i : interest (tingkat bunga per periode)
n : periode (tahun)
Perhitungan uang si A dengan menggunakan formula di atas
: FV = 1.000.000 (1 + 0,08)3
= 1.000.000 (1,08)3
= 1.000.000 (1,2597)
= Rp. 1.259.700

Nilai (1 + i)n dpt juga di lihat pada Tabel Appendix FV


Contoh : Interest
Berapa besarnya nilai sekarang (: PV) dari uang sebesar
Rp 1.262.000,- pada akhir tahun keempat dgn menggunakan dasar bunga
Majemuk 6 %

Jawab :
Dengan menggunakan formula :

FV
PV =
(1 + i)n

1.262.000
=
(1 + 0,06)4

1.262.000
= ------------ = Rp 1.000.000
( 1,06)4
10.3. Nilai Coumpounding dari Annuity
• Annuity : deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang yg tetap
selama jumlah periode tertentu. Misalnya A menabung Rp 1.000
setiap tahun selama 4 tahun dengan tingkat bunga majemuk 6 % per
tahun. Berapa jumlah majemuk (coumpound sum) dari tabungan
tersebut :

Akhir tahun
0 1 2 3
4

Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000


Rp 1.060
Rp 1.124
Jumlah majemuk (Coumpound sum) Rp Rp 4.375
1.191 (+)
• Formula
Sn = R1(1+i)n-1 + R2(1+i)n-2…+ R(1+i)1 + R(1+i)0
= R [(1+i)n-1 + (n+i)1 + (1+i)0]
Dimana :
Sn : jumlah majemuk (coumpound sum)
R : penerimaan secara periodik
n : panjangnya annuity

Jika contoh soal dimasukkan dalam formula, maka


hasilnya : Sn = 1.000[(1,06)4-1 + (1,06)4-2 + (1,06)1 + 1]
= 1.000[(1,06)3 + (1,06)2 + (1,06)1 + 1
= 1.000[(1,191) + (1,124) + (1,06) + 1
= 1.000 (4,375)
= Rp 4.375

Dengan perhitungan yang sama kita dapat menyusun tabel jumlah


majemuk dari annuity
Contoh Tabel Jumlah majemuk dari suatu Annuity dari Rp 1,00
untuk n tahun

Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
2 2,010 2,020 2,030 2,040 2,050 2,060 2,070
3 2,030 3,060 3,091 3,091 3,152 3,124 3,215
4 4,060 4,122 4,184 4,246 4,310 4,375 4,440
5,637
5 5,101 5,204 5,309 5,416 5,526 5,526
10.4. Present Value dari Annuity

• Misalkan bank menawarkan annuity kepada kita selama 4 tahun


dari Rp 1.000, setiap tahun dengan dasar bunga 6 %. Berapa PV
dari jumlah yang akan kita terima
Akhir Tahun
0 1
2
3
4

Rp 1.000 Rp 1.000 Rp 1.000 Rp


1.000
PV Proceed
Rp 943
Rp 890
Rp 840
Rp 792

Jumlah Rp 3.465
1

1
Formula PV dari Annuity = R
------- + R -------- + ….. + R
---------
(1 + i) (1 + i)2 (1 +
i)n

1.000 1.000 1.000 1.000


• An = + + +
(1,06) (1,06)2(1,06)3
(1,06)4

1.000 1.000
1.000 1.000
= + + + 1,06
1,124 1,191
1,262

= 943 + 890 + 840 + 792


= Rp 3.465
Tabel PV dari suatu Annuity dari Rp 1,00

Tahun 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 0,990 0,980 0,971 0,962 0,952 0,943 0,935
2 1,970 1,942 1,913 1,886 1,859 1,833 1,808
3 2,941 2,884 2,829 2,775 2,723 2,673 2,624
4 3,902 3,808 3,171 3,630 3,546 3,465 3,387

5 4,853 4,713 4,580 4,452 4,329 4,212 4,100


Bab 11
CAPITAL BUDGETING
Keseluruhan aktivitas yang berupa perencanaan
penggunaan dana, atau modal saat sekarang
dengan tujuan memperoleh manfaat di masa
mendatang.
atau
suatu aktivitas investasi dimana dikeluarkan dana
untuk membentuk aktiva produktif dengan
harapan untuk memperoleh manfaat di masa
datang
Apa Capital Budgeting?

• Analisis penambahan Aktiva Tetap.


• Keputusan jangka panjang;
melibatkan pengeluaran dana/modal
yang lebih besar.
• Sangat penting untuk masa depan
perusahaan.
Perbedaan antara proyek (Investasi) yang bersifat
independent dengan yang bersifat mutually exclusive ?

Proyek:
independent, jika aliran kas satu
proyek tidak mempengaruhi aliran kas
proyek lainnya.

mutually exclusive, jika aliran kas satu


proyek berdampak (mempengaruhi)
aliran kas proyek lainnya.
Contoh Proyek Mutuohally
Exclusive

Jembatan vs. Kapal untuk


menyebrangi sungai
(laut).
Pentingnya Capital Budgeting
• Pengeluaran dana dalam jumlah besar
• Jangka waktu panjang
• Implikasi ramalan penjualan
• Over dan Under Kapasitas
Macam Usulan Investasi
• Penggantian
• Perluasan
• Diversifikasi
• Penelitian dan Pengembangan
• Lain-lain
Pendekatan Dalam Penilaian
Usul Investasi

Pendekatan yang Pendekatan yang


mengabaikan faktor memperhatikan faktor
risiko risiko
KRITERIA
INVESTASI

Mendasarkan pada Mendasarkan pada


konsep konsep cash flow
keuntungan
KONSEP
KEUNTUNGAN

 AVERAGE RATE OF RETURN


 ACCOUNTING RATE RETURN
(ATAU)
ACCOUNTING RETURN ON INVESTMENT
KONSEP CASH FLOW
 Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
 Payback Periode

 Memperhatikan nilai waktu dari uang


 Net Present Value
 Internal Rate of Return
 Benefit Cost Ratio (BCR) atau
Probability Index
Steps

1. Estimate CFs (inflows & outflows).


2. Assess riskiness of CFs.
3. Determine k = WACC for project.
4. Find NPV and/or IRR.
5. Accept if NPV > 0 and/or IRR >
WACC.
Payback Period

Jumlah tahun yang dibutuhkan


untuk menutup biaya proyek,

or
how long does it take to get the
business’s money back?
Strengths of Payback:
1. Provides an indication of a
project’s risk and liquidity.
2. Easy to calculate and understand.

Weaknesses of Payback:
1. Ignores the TVM.
2. Ignores CFs occurring after the
payback period.
Soal Mid Semester
• Perush ternak ayam “Dian Jaya” mengeluarkan investasi Rp 500 juta yang
terdiri dari; modal kerja sebesar Rp 200 juta dan modal tetap sebesar Rp
300 juta.
• Penyusutan untuk Aktiva dari pengeluaran modal tetap menggunakan
metode garis lurus dgn rumus : Harga beli – Nilai sisa/usia ekonomis. Aktiva
tetap diperkirakan 5 tahun dan nilai sisa sebesar rp 50 juta.
• Untuk membiayai Proyek tsb akan dipenuhi dari Bank sebesar Rp 300 juta
dan modal sendiri Rp 200 juta dgn tingkat bunga kredit bank sebesar 14 %/
tahun dan tingkat bunga bank jika modal sendiri ditabung sebesar 9 %/
tahun.
• Adapun Laba bersih (Earning After taxes) yang diharapkan sebesar; Tahun
1 rp 80 juta, thn 2 rp 125 juta, thn 3 rp 175 juta, thn 4 rp 285 juta dan thn 5
rp 315 juta.
• Proceed = EAT + Depresiasi (Penyusutan).
• Hitunglah :
• A. Biaya Depresiasi/penyusutan
• B. Average Weighted Cost of Capital
• C. Pay back Periodnya
• D. Net Present Value
• E. Internal Rate of Return
Jawab
• Dep : HB – NS : UE
180 – 30 : 5 = 30 juta/tahun
• EAT + Dep =
Proceed th 1 = 140 +
30 = 170 th 2 = 185 +
30 = 215 th 3 = 225 +
30 = 255 th 4 = 285 +
30 = 315 th 5 = 315 +
30 = 345

Pay Back = Initial


Initial Outlays
Outlays/investasi Rp 300
: Cash
Proceed
In Flow x th
121bln Rp 170 (-)
Rp 130

PB = 1 th + 130/215 x 12
PB = 1 th + 2 bulan
NPV

n FVI
NPV = ∑ ----------- - IO
i=1 (1 + K)
Dimana :
n : tahun
FVI : Future Value th 1
K : Tingkat bunga
IO : Initial
Outlays/Total Investasi
P1
NPV Dengan Discout Rate 15 %
Tahun Proceed Disc. factor PV of Proceed
1 170 0,8696 147,832
2 215 0,7561 162,561
3 255 0,6575 167,662
4 315 0,5717 180,085
5 345 0,4978 171,741
PV of Proceed 829,881
PV of Outlays 300,00
NPV 529,881 C1
Internal Rate of Return (IRR)
Mencari tingkat bunga yang menyamakan antara PV of Proceed dengan
PV of Outlys  IRR = NPV = 0 dengan trial and error
Rumus interpolasi utk IRR
P2 – P1
r = P1 – C1 --------------
C2 – C1
Dimana :
r = IRR
P1 : Tingkat bunga 1
P2 : Tingkat bunga
2 C1 : NPV 1
C2 : NPV 2
Langkah mencari
IRR :
Pertama lihat hasil perhitungan NPV (if +), maka tingkatkan Disc Rate,
Kemudian hitung NPV yg dpt menghasilkan NPV negatif dan lakukan inter
Polasi dgn menggunakan rumus diatas.
Sebaliknya (if -), maka turunkan Disc. Rate,kemudian hitung NPV yg dpt
Menghasilkan NPV Positif dan lakukan interpolasi dgn rumus di atas
Kriteri IRR :
1. Jika IRR > tingkat bunga kredit bank, diterima, layak dan menguntungkan utk
dilaksanakan
2. Sebaliknya
P2

NPV Dengan Discout Rate 80 %


Tahun Proceed Disc. Factor PV of Proceed
1 170 0,555 94,35
2 215 0,309 66,44
3 255 0,171 43,61
4 315 0,095 29,93
5 345 0,052 17,94
PV of Proceed 252,27
PV of Outlays 300,00
NPV - 47,73 C2
P2 – P1
• IRR = P1 – C1 -------------
C2 – C1
80 – 15
= 15 –
529,881
- 47,73 –
529,881
65
= 15 – 529,881
----------------
- 482,151

= 15 – 34.442,265/- 482,151
= 15 + 71,43
= 86,43 %
IRR > Disc rate, proyek diterima, layak dan
menguntungkan utk dilaksanakan
CIFn CIF1 + CIF2 + CIF3 + … CIFn
• ARR = =
• I I (Investasi)=Outlyas=COF
CIF (Total Pendapatan)
• BC/R = PI = ------
• COF (Total Investasi)

• Pay Back Period : jangka waktu yg dibutuhkan


untuk menutup keseluruhan investasi.
Contoh soal
• Perush ternak ayam “Dian Jaya” mengeluarkan investasi Rp 700 juta yang
terdiri dari; modal kerja sebesar Rp 300 juta dan modal tetap sebesar Rp
400 juta.
• Penyusutan untuk Aktiva dari pengeluaran modal tetap menggunakan
metode garis lurus dgn rumus : Harga beli – Nilai sisa/usia ekonomis. Aktiva
tetap diperkirakan 5 tahun dan nilai sisa sebesar rp 30 juta.
• Untuk membiayai Proyek tsb akan dipenuhi dari Bank sebesar Rp 350 juta
dan modal sendiri Rp 150 juta dgn tingkat bunga kredit bank sebesar 16
%/tahun dan tingkat bunga bank jika modal sendiri ditabung sebesar 9
%/tahun.
• Adapun Laba bersih (Earning After taxes) yang diharapkan sebesar; Tahun
1 rp 140 juta, thn 2 rp 185 juta, thn 3 rp 225 juta, thn 4 rp 285 juta dan thn 5
rp 315 juta.
• Proceed = EAT + Depresiasi (Penyusutan).
• Hitunglah :
• A. Pay back Periodnya
• B. Net Present Value
• C. Internal Rate of Return
Bab 13
Cost of Capital
1. Pengertian Cost of Capital
2. Kegunaan Cost of Capital
3. Komponen Cost of Capital
1. Cost of Debt
2. Cost of Preferred Stock
3. Cost of Common Stock
4. Cost of Retained Earning
5. Cost of Equity
4. Average Weighted Cost of Capital
1. Pengertian Cost of Capital
 Biaya modal, yang dimaksudkan sebagai
besarnya biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan sehubungan dengan
penggunaan dana/modal dari berbagai
alternatif sumber dana yang ada.
 Alternatif sumber dana ini, pada
umumnya berasal dari; (1) Long Term
Debt (Obligasi), (2) Preferred Stock, (3)
Common Stock, (4) Retained Earning,
dan (5) Equity.
 COC : Cost of Capital : Biaya Modal
 Ada 3 hal yang mempengaruhi perlunya
pemahaman terhadap COC

Castle & Emeryn (1987 : 132) :


1. Opportunity Cost
2. Risk (Uncertainty)
3. Inflation

 AWCOC : Average Weigthed Cost of Capital


(Rata – rata Biaya Modal Tertimbang) Terdiri dari
:

 Cost of Equity
 Cost of Common Stock
 Cost of Preferred Stock
 Cost of Debt
2. Kegunaan Cost of Capital
 Sebagai tolok ukur (kriteria) dalam penentuan
menerima atau menolak suatu usul investasi.
 Sebagai hurdle rate (tingkat bunga pembatas.
 Sebagai Discount Rate dalam perhitungan nilai
sekarang (Present Value) saat menggunakan
metode Net Present Value.
 Jika Rate of Return > COC, maka usul investasi
diterima (menguntungkan untuk
dilaksanakan)
 Jika Rate of Return < COC, maka usul investasi
ditolak (merugikan untuk dilaksanakan).
3. Komponen Cost of Capital
 3.1. Cost of Debt
 3.2. Cost of Preferred Stock
 3.3. Cost of Common Stock
 3.4. Cost of Retained Earning
 3.5. Cost of Equity
3.1. Cost of Debt
 Biaya yang harus ditanggung akibat dari
penggunaan hutang jangka panjang (long term
debt) sebagai alternatif sumber dana/modal.
 Hutang jk panjang berasal dari para kreditur.
 Ada 2 macam yaitu :
a. Obligasi, surat pengakuan utang yg
memiliki nilai nominal tertentu dan jangka
pelunasan- nya diatas 10 tahun
b. Hipotheek, pihak kreditur diberi hak
hipotheek terhdp aktiva tetap (borg :
jaminan)
Cara Perhitungan Cost of Debt
 Cost of Debt (Before Tax Basis)
N – Nb
I+
n
Cost of Debt (Kb) = ----------------
Nb + N

2
 After Tax Basis = Ki = Kb (1 – t)
Keterangan:
I : Bunga yang harus dibayar
N: Nilai nominal obligasi saat jatuh tempo
Nb: Penerimaan bersih dari penjualan
n: Umur obligasi
Kb: Cost of Debt Sebelum pajak
Ki: Cost of Debt Setelah pajak
t : tax rate (tingkat pajak)
Contoh Soal:
PT XYZ menjual obligasi, nilai Rp 100
perlembar, bunga/th 8 %, jangka
waktu 10 tahun.
Harga jual obligasi Rp 95 perlembar,
pajak 15 %
Jawab:
100 – 95
8+
10 8+
0,5
Cost of Debt (Kb) = ---------------- =--------- x 100% = 8,72%
95 +100 97,5

Cost of Debt (Ki) = 8,72 % (1 – 0,15) = 7,41 %


3.2. Cost of Preferred Stock
 Biaya yang harus ditanggung sehubungan dengan
penggunaan saham preferensi (preferred stock) sebagai
alternatif sumber dana/modal
 Formula perhitungan Cost of preferred stock :
dp
Kp =-----
Np
 Keterangan:
Kp : Cost of Preferred Stock
dp : Divedend yang
dibayar Np : Penerimaan
penjualan
Contoh soal:
PT. XYZ menjual saham preferensi, seharga Rp 85
perlembar, dividend yang dijanjikan 7 %, biaya
yang harus dikeluarkan sehubungan dengan
penerbitan (emisi) saham tsb Rp 5 perlembar.

Jawab :
7 % x Rp 85 5,95
Cost of Preferred Stock (Kp)= -------------- = -----
Rp 85 – Rp 5

80
= 0,0744 = 7,44 %
3.3. Cost of Common Stock
 Biaya yang harus dikeluarkan akibat dari penggunaan
saham biasa (common stock) sebagai alternatif sumber
dana/modal
 Formula perhitungan cost of common stock :
D1
Ke = ---- + g
P
 Keterangan :
D1 : Dividend yang dibayar
P : Harga pasar
g : Tingkat pertumbuhan
dividend
Contoh soal:
 Harga saham biasa Rp 75 perlembar, dividend
yang dibayar pada akhir tahun pertama Rp 6
perlembar. Tingkat pertumbuhan dividend
selama 5 tahun terakhir rata-rata 8 %
 Jawab:

Rp 6
Cost of Common Stock (Ke) = ------- + 8 % =
Rp 75
= 0,08 + 0,08 = 0,16 = 16
%
 Jika dilakukan Emisi Saham baru, maka formula perhitungan
Cost of Common Stock :
D1
Cost of Common Stock (Kc) = ---------- + g
(1 – f) P
Keterangan : f : Floatation Cost
 Contoh soal:

Berkaitan dengan soal sebelumnya, jika dilakukan emisi saham


baru, harga jual diperkirakan Rp 65 perlembar dan floatation cost
(biaya pertanggungan) Rp Rp 3 perlembar.
 Jawab :

Under pricing cost Rp 75 – Rp 65 = Rp 10


Underwriting cost = Rp 3
(+)
= Rp 13
Floatation cost = Rp 13/Rp 75 x 100% = 17,33 %
Rp 6 6
Kc = ---------------------- + 8 % = ------ + 0,08 =0,1768 =
(1 – 0,1733)(Rp75) 62,00
= 17,68 %.
3.4. Cost of Retained Earning
 Biaya yang harus dikeluarkan sehubungan
dengan penggunaan laba ditahan (retained
earning) sebagai alternatif sumber dana/modal
 Biaya ini berkaitan dengan cost of common
stock.
 Besarnya cost of retained earning = rate of
return investasi dalam saham yang akan
diterima investor (Cost of Retained Earning =
Cost of Common Stock)
3.5. Cost of Equity
 Biaya yang harus ditanggung akibat dari
penggunaan (equity) modal sendiri sebagai
alternatif penggunaan sumber
dana/modal.
 Modal Sendiri, adalah modal yg berasal dari
pemilik perusahaan dan tertanam dalam
perusahaan dlm jangka waktu tidak tertentu
lamanya.
 Cost of Equity pada umumnya disamakan
dengan tingkat suku bunga deposito
yang berlaku di lembaga perbankan.
4. Average Weighted Cost of Capital
 Rata-rata Tertimbang Biaya Modal
 AWCOC

No Komponen Modal Jumlah Cost of Biaya Riil


Modal
Capital
1. Modal Asing :
* Debt 1.200.000 7,41 % 88.920
2. Modal Sendiri :
* Preferred Stoc k 600.000 7,44 % 44.640
* Common Stock 2.500.000 17,68 % 442.000
* Retained Earning 400.000 17,68 % 70.720
* Equity 1.300.000 18,00 % 234.000
6.000.000 880.280

 Jadi AWCOC = 880.280/6.000.000 x 100 % = 14,67 %

Anda mungkin juga menyukai