DOSEN :
1. Prof.Dr.H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.,Ak.P.
2. Dr.Hj.Ellen Rusliati,SE.,MSIE.
3. Dr.Jaja Suteja,SE.,M.Si.
SUMBER :
1. Principles of Public Finance, Routledge & Keegan Paul Ltd,London, 2000
– Hugh Dalton.
I. PENDAHULUAN
1. Pemerintah dan Rumah Tangga : Perbedaan
dalam cara berfikir
2. Peranan pemerintah dalam perekonomian
3. Kepincangan –kepincangan dalam
mekanisme pasar
4. Eksternalitas dan barang publik
5. Macam kegiatan pemerintah
X. KEBIJAKAN FISKAL
1. Asal mula dari kebijakan fiskal
2. Macam kebijakan fiskal
3. Tujuan kebijakan fiskal
4. Konflik antara stabilitas dan kesempatan kerja
5. Kaitan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
XI. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PINJAMAN
LUAR NEGERI
1. Pendahuluan
2. Pinjaman luar negeri sebagai sumber kapital
3. Pemilihan antara pinjaman dalam negeri
(Internal Debt) dan pinjaman luar negeri (External Debt)
4. Pinjaman luar negeri dan inflasi
5. Kapasitas untuk membiayai pinjaman luar negeri
Indonesia
6. Meringankan bebean pinjaman
7. Posisi pinjaman luar negeri Indonesia diantara
negara Asean
8. Pembayaran cicilan hutang luar negeri dan
bunganya dalam hubungannya dengan APBN
9. Kesimpulan
XII. DISTIBUSI PENDAPATAN
1. Redistribusi pendapatan : Pro dan kontra
2. Beberapa kesulitan pengukuran derajat
ketidakmerataan distibusi pendapatan
3. Beberapa teknik redistribusi pendapatan
4. Pengaruh kebijakan redistribusi pendapatan terhadap
keinginan untuk bekerja, biaya sosial (welfare cost) dan
pembebanan pajak (Tax Incidence).
I. DASAR-DASAR KEUANGAN
1. Tujuan dan fungsi keuangan
2. Konsep penilaian
3. Resiko dasar dan hasil
4. Multi variabel dan faktor penilaian
5. Opsi penilaian
III. UJIAN
1) Responsidan diskusi
2) Ujian tengah semester
3) Ujian akhir semester
1) Keuangan Negara :
1. Anggaran Belanja Negara
2. Kebijakan Paskal
3. Utang Negara
4. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah
BALANCE SHEET
ASSETS LIABILITIES
The third important Decision
of the firm is the asset
Management decis
1) Assets have been acquired and
appropriate financing provided
2) This assets must still be
managed efficiently
3) The fin, Man is charged with
varying degrees of operating
responsibility over existing assets
4) The Fin Man’s responsibilities
require that the greater concers
be placed with the management
of current assets than with fixed
assets.
II. TUJUAN PERUSAHAAN
( THE GOAL OF THE FIRM)
1. Efficient fin Man requires the exictence of some
objectives or goal because judgement as to wether
or not a fin decision is efficient must be in light of
some standard
2. Goal of the firm is to maximize the wealth of the
firm’s present owners.
1) Profit maximation , maximizing a firm’s earnings
after taxes (eat)
2) Earning per share (EPS), earnings after taxes
divided by the number of common shares out
standing
3) Maximation of earnings per share is notafully
appropriate goal because it does not specify the timing
or duration expected returns.
(1) Is the investment project that will produse a $
100.000,- return 5 years from now more valuable than
the project that will produce annual returns of $ 15.000,-
in each of the next 5 years ?
(2) an answer to this question depens on the time value
of money to the firm and to investors at the margin
(3) an objective of maximazing earnings per share may
not be the same as maximizing market price per share.
The Latest :
- Represents tge focal judgement of all market participants
as to the value of the partcular firm.
- It take into account present and prospective future
earnings per share, the timing, duration and risk of these
earnings, the dividend policy of the firm, and other
factors that bear upon the market price of the stock.
- The market price serves as a barometer for business
performances it indicates how well management is doing
in behalf of its stockholders.
4) MANAGEMENT VERSUS SHARES HOLDERS
The separation of ownership and control in the modern corporation
results in potensial conflicts between owners and managers.
(1) The objectives of management may differ from those of the firm’s
share holders
(2) Creates a situation in which management may act in its own best
interest rather than those of the share holders.
(3) Management as the agents of the owners. Share holders, hoping
that the agents will act in the share holders’ best interests,
delegate decision making authority to them.
i. Agent (s), individual (s) authorised by another person, called
the principal, to act in the latter’s behalf.
ii. Agency (theory), a branch of economics relating to the
behaviour of principals (such as owners) and their agents
(such as managers).
5) Social Resposibility
Maximizing share holders wealth does notimly that
management. Should ignore social responsibility.
(1) Protecting the consumers,
(2) Paying fair wages to employees,
(3) Maintaining fair hiring practices and safe working
conditions,
(4) Supporting education,
(5) Involved in environmental issues such as clean air
and water.
Because the criteria for social responsibility are not
clearly defined, it is difficult to formulate consistent
policies.
MANAJEMEN KEUANGAN
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS PASUNDAN
UNIT I.MENGENAL LAPORAN KEUANGAN
1. Mengapa Manajemen Keuangan
Orang berpresepsi bahwa manajemen keuangan
adalah model yang rumit
- Alat lain untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait baik langsung ataupun
tidak langsung dengan informasi yang disaji oleh sistem akuntansi.
- Mungkin diharuskan oleh peraturan atau sukarela
- Bentuk yang biasa dipakai misalnya :
- Laporan tahunan
- Prospektus
- Formulir – formulir pemenuhan kewajiban terhadap Kantor Pajak, bea cukai, Bank
Indonesia dan Badan Pengawasan Pasar Modal.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Biaya Operasional
Biaya Pegawai
Biaya Peralatan dan Perlengkapan
Biaya Umum dan Administrasi
Biaya Transportasi dan Komunikasi
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap
Biaya Promosi dan Humas
Biaya Barang dan Jasa Pihak III
Biaya Rapat dan Penugasan
Biaya-biaya Pajak
Laba (Rugi) Operasional
Neraca
Aktiva Lancar
Kas 0 3.180.000.000 3.889.040.000 9.398.480.000
Piutang 0 0 23.710.400.000 30.484.800.000
Persediaan 0 0 14.658.000.000 14.658.000.000
Total Aktiva Lancar 0 3.180.000.000 42.257.440.000 54.541.280.000
Aktiva Tetap
Total Aktiva Tetap 0 116.320.000.000 116.320.000.000 116.320.000.000
Akumulasi Penyusutan 0 0 -11.632.000.000 -23.264.000.000
Nilai Buku Aktiva 0 116.320.000.000 104.688.000.000 93.056.000.000
Total Aktiva 119.500.000.000 146.954.440.000 147.597.224.000
Utang dan Modal
Pinjaman 0 77.000.000.000 89.320.000.000 77.000.000.000
Modal 0 42.500.000.000 57.500.000.000 57.500.000.000
Laba Ditahan 0 0 125.440.00 13.097.280.000
Arus Kas
Kas dan Operasi
Laba Bersih 0 0 125.440.000 12.971.540.000
Penyusutan 0 0 11.632.000.000 11.632.000.000
Perubahan Modal Kerja 0 0 -38.368.400.000 -6.774.400.000
Total Kas dari Operasi 0 0 -26.610.950.000 17.829.440.000
4. Manajemen Piutang
Proporsi Penjualan Kredit
Tingkat Penjualan
Kebijakan Kredit
5. Manajemen Persediaan
Keputusan terhadap besaran jumlah persediaan yang
akan dipelihara sangat tergantung pada hasil analisa
imbal hasil dan risiko akibat stock out dan biaya
pemeliharaan persediaan
Persediaan telah banyak membantu pekerjaan
manajemen keuangan dalam suatu periode yang
panjang, sebelum dipergunakannya tatanan operasi
yang memungkinkan perusahaan beroperasi tanpa
persediaan
Kemajuan teknologi dan penataan kembali hubungan
pemasok dengan konsumen pada beberapa industri
telah memungkinkan perusahaan melaksanakan metode
operasi just in time
5.1. Jenis Persediaan
2 SO
Q= √ , dimana :
C
2 X 12.500 X 3.600
Q= √ = 300 unit,
1.0000
2. Model Pengendalian Persediaan dengan sistem ABC
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
+ + + + +
(1+0,1)1 (1+0,1)2 (1+0,1)3 (1+0,1)4 (1+0,1)5
0 1 2 3 4 5
= 3,709.78
+909,09 +826,45 +751,31 +683,01 +620,92
0 1 2 3 4 5
Jika kita memiliki uang lebih pada hari Rp.1.000,- kita mempunyai
beberapa pilihan akan kita kemanakan uang kita. Alternatif yang
tersedia dan hasilnya setelah 1 tahun misalnya adalah sebagai berikut.
a. Kita gunakan untuk berdagang dengan peluang hasil seperti berikut :
a.1. Kemungkinan rugi sehingga uang kita tinggal Rp.800,-
a.2. Kemungkinan untung sehingga uang kita menjadi rp.1.400,-
b. Kita masukkan sebagai deposito di Bank dengan hasil 11%.
Sementara itu, peluang untuk untung kemungkinannya adalah 80%
dan peluang untuk rugi adalah 20%.
800 0,4 320
Dagang
1.400 0,6 840 1.600
atau 16%
1.000
11%
Deposito 1.000 Premium Resiko 5%
Premium Risiko :
• Adalah tambahan hasil yang mungkin diperoleh karena
seseorang mau menanggung risiko tambahan.
• Premium risiko membuat arus kas yang tidak sama
kepastiannya menjadi seolah olah sama nilainya
• Secara sederhana contoh diatas menjelaskan konsep
manajemen keuangan bahwa : Uang yang pasti lebih
baik daripada uang yang tidak pasti.
Mengapa ?
0 1
-8.0000 = +9.200
0 1 2
-8.000 = +0 +10.120
0 1 2 3
-8.000 = +0 +0 +12.144
9.200
r1 = - 1 = 1.15 – 1 = 0,15 = 15%
8.000
10.120
r2 = - 1 = 1.265 – 1 = 0,265 = 26,5%
8.000
12.144
r3 = - 1 = 1.518 – 1 = 0,518 = 51,8 %
8.000
4.2. Annualized spot rate
Bunga dapat pula dinyatakan dalam nilai yang disetahunkan. Model bunga ini disebut
sebagai Annualized Spot Rate atau sering disebut sebagai spot rate saja.
9.200 1/1
10.120 1/2
12.144 1/3
9.200 1/1
10.120 1/2
12.144 1/3
r3 = - 1 = 1.2 – 1 = 0,20 = 20 %
8.000
UNIT V PENILAIAN
C1 C2 C3 Cn
V= 1 + 2 + 3 + ......... + n
1+R 1+R 1+R 1+R
3. Sensitivitas Bunga terhadap harga sebuah asset
Misalkan kepada seorang investor ditawarkan tiga buah asset, masing masing asset A,B
dan C dengan pola aliran kas bersih sebagai berikut :
0 1 2
Asset A
+160 +160
0 1 2 3
Asset B
+160 +160 +1.160
0 1 2 3 4
Asset C
+160 +160 +160 +1.160
Jika kita percaya bahwa orang lain yang memelihara asset sejenis mendapatkan pengembalian hasil
16% maka kita harus percaya bahwa investor mau membeli ketiga asset tersebut dengan harga
Maksimum Rp.1,000,- karena nilai sekarang kas bersih yang akan diterima dari ketiga
asset tersebut adalah Rp.1.000,-.
0 1 2 3 4
Asset A
160 160 160 160
+ 1 + 2 + 3 + 4
1 + 0.16 1 + 0,16 1 + 0,16 1 + 0,16
0 1 2 3 4
Asset B
160 160 160
+ 1 + 2 + 3
1 + 0.16 1 + 0,16 1 + 0,16
0 1 2
Asset C
160 160
+ 1 2
1 + 0,16 1 + 0,16
0 1 2 3 4
Asset A
160 160 160 160
+ 1 + 2 + 3 + 4
1 + 0.17 1 + 0,17 1 + 0,17 1 + 0,17
0 1 2
Asset C
160 160
+ 1 + 2
1 + 0.17 1 + 0,17
0 1 2 3 4
Asset A
160 160 160 160
+ 1 + 2 + 3 + 4
1 + 0,15 1 + 0,15 1 + 0,15 1 + 0,15
0 1 2
Asset C
160 - 1.160
+ 1 + 2
1 + 0.17 1 + 0,17
Berikut ini disajikan suatu gambaran jika asset dengan hasil tunggal dihadapkan pada perubahan
tingkat bunga. Misalkan terhadap suatu zeros dengan nominal Rp.1.000,- dengan jatuh waktu yang
Berbeda beda. A berumur 3 tahun, B berumur 2 tahun dan C berumur 1 tahun, maka :
Semakin panjang umur asset, semakin sensitif asset tersebut terhadap tingkat bunga
Sensitivitas Harga Asset Terhadap Tingkat Bunga
Mengapa ?
0 1 2 3 4
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
2.1.Payback Period
Payback Period adalah kriteria pengukuran non – discounted. Payback
Period mengukur seberapa cepat suatu investasi dapat kembali.
Semakin cepat investasi kembali,semakin menarik dari sisi penilaian
payback period
0 1 2 3 4
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
0 1 2 3 4
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
53.000 – 40.000
Accounting Rate Of Return =
40.000
= 32,50%
2.3. Net Present Value
Net Present Value menyajikan pertambahan kekayaan yang diperoleh dengan diambilnya suatu keputusan. Konsep ini
dianggap konsep yang paling baik untuk dipakai dalam analisis keputusan manajemen keuangan. Misal untuk proyek A
ini dianggap tingkat risikonya 15% maka :
0 1 2 3 4
Proyek A
-40.000 +18.000 +15.000 +12.000 +8.000
= - 542
Net Present Value (NPV) negatif adalah indikasi penurunan nilai kekayaan akibat diambilnya suatu keputusan.
Semakin positif NPV proyek semakin disukai.
2.4. Internal Rate Of Return
Internal Rate Of Return (IRR) mengukur discount factor yang menyertakan cash inflows
dengan cash outflows. Oleh karena itu, perhitungan IRR merupakan perhitungan yang
rumit yang hanya dapat dilakukan dengan :
1. Manual dengan metode coba-coba yang berakhir dengan interpolasi diantara dua hasil
2. Dengan program komputer
3. Dengan kalkulator berprogram atau kalkulator financial
Dapat diyakini bahwa discount factor 15% kebesaran, sehingga IRR proyek A harus lebih
kecil dari 15%.
Atau
IRR Proyek A = 15% + (542/709 X 1)%
= 15% + 0,77%
= 15,23%
BAB I
MANAJEMEN
PENDANAAN PENDIDIKAN
1) Pemerintah
2) Pemerintah daerah
3) Masyarakat
4) Bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
5) Sumber lain yang sah
BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia
pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
a. Biaya personalia satuan pendidikan, baik formal maupun
nonformal, yang terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat.
2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil pusat.
3) Tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan pendidikan
bagi pegawai negeri sipil pusat.
4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional pegawai negeri sipil pusat di
luar guru dan dosen.
5) Tunjangan fungsional bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
6) Tunjangan profesi bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
7) Tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil daerah.
8) Tunjangan khusus bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat yang
ditugaskan di daerah khusus oleh pemerintah.
9) Tunjangan khusus bagi guru pegawai negeri sipil daerah yang ditugaskan
di daerah khusus oleh pemerintah.
10) Maslahat tambahan bagi guru dan dosen pegawai negeri sipil pusat.
11) Tunjangan kehormatan bagi dosen pegawai negeri sipil pusat yang meliliki
jabatan professor atau guru besar.
b. Biaya personalia penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan,
baik formal nonformal, oleh pemerintah, yang terdiri atas :
1) Gaji pokok bagi pegawai negeri sipil pusat
2) Tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai negeri sipil
pusat.
3) Tunjangan struktural bagi pejabat struktural bagi pegawai negeri
sipil pusat di luar guru dan dosen.
4) Tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional bagi pegawai
negeri sipil pusat di luar guru dan dosen.
2) Pendanaan biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
BIAYA PERSONALIA
1) Tanggung Jawab Pemerintah terhadap pendanaan biaya personalia
bukan pegawai negeri sipil di sektor pendidikan meliputi :
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab
pemerintah dan dialokasikan dalam anggaran pemerintah.
BIAYA NONPERSONALIA
1) Pendanaan biaya nonpersonalia untuk satuan pendidikan dasar
madrasah pelaksana program wajib belajar yang diselenggarakan oleh
masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan dialokasikan
dalam anggaran pemerintah.
BIAYA OPERASI
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
PENDANAAN TAMBAHAN
1) Pendanaan tambahan di atas biaya investasi lahan satuan
pendidikan yang diperlukan untuk mengembangkan satuan
pendidikan yang diselenggarakan masyarakat menjadi bertaraf
internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal dapat bersumber
dari :
a. penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
b. orang tua atau wali peserta didik
c. Masyarakat di luar orang tua atau wali peserta didik
d. Pemerintah
e. Pemerintah daerah
f. Pihak asing yang tidak mengikat dan/atau
g. Sumber lain yang sah.
2) Syarat pemberian bantuan pendanaan oleh pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan
Peraturan Menteri dan Peraturan agama sesuai dengan
kewenangan masing-masing.
BIAYA PERSONALIA
Pendanaan biaya personalia untuk kantor penyelenggaraan dan/atau
pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan
yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara
atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
BIAYA NONPERSONALIA
Pendanaan biaya nonpersonalia untuk kantor penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat menjadi tanggung jawab
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN DAN BEASISWA
1) Penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik
atau orang tua atau walinya yang tidak mampu membiayai
pendidikannya.
SUMBER PENDANAAN
1) Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan.
2) Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berarti bahwa besarnya
pendanaan pendidikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
PENJELASAN
Apabila dana pungutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 52
yang diterima satuan pendidikan pada suatu tahun ajaran melebihi
jumlah dana yang diperlukan menurut perencanaan investasi
dan/atau operasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 huruf a,
maka kelebihannya dimasukkan dalam anggaran tahun
berikutnya.
BIMBINGAN PENDIDIKAN
1) Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan
pendidikan yang sama sekali tidak mengikat kepada satuan
pendidikan secara sukarela di luar yang telah diatur dalam pasal 52.
2) Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan
yang bersumber dari peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit oleh
akuntan publik, diumunkan secara transparan di media cetak berskala
nasional, dan dilaporkan kepada menteri apabila jumlahnya lebih
besar dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh menteri.
BENTUK SUMBANGAN
1) Bantuan dari pihak asing sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 ayat
(2) huruf c, ayat (3) huruf e, ayat (4) huruf e, ayat (5) huruf e, dan ayat
(6) huruf f berbentuk utang atau hibah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Bantuan dari pihak asing kepada penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat sebagaimana dimaksud pada
yat (1) dilaporkan ke pada menteri atau menteri agama, dan menteri
keuangan.
DANA PENGEMBANGAN
PRINSIP UMUM
Prinsip umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 huruf a adalah :
a. Prinsip keadilan
b. Prinsip efisisensi
c. Prinsip transparansi
d. Prinsip akuntabilitas publik
2) Prinsip keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan dengan memberikan akses pelayanan pendidikan yang
seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik atau calon
peserta didik, tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama,
jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial-ekonomi.
PRINSIP KHUSUS
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga
penyelenggara atau satuan pendidikan yang bersangkutan.
3) Pengelolaan dana pendidikan oleh satuan pendidikan dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan, serta peraturan
satuan pendidikan.
SISTEM ANGGARAN PEMERINTAH
SISTEM ANGGARAN
1) Pengelolaan dana pendidikan oleh penyelenggara atau satuan
pendidikan yang didirikan masyarakat diatur dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga penyelenggara atau satuan pendidikan
yang bersangkutan.
PENERIMAAN DANA
1) Penerimaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dikelola
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jaja Suteja
Tiga Klasifikasi utama Rasio
Keuangan
• Rasio Solvabilitas
• Rasio Profitabilitas
• Rasio Aktivitas
Rasio SOLVABILITAS
• Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban jangka pendek dan
panjang tepat pada waktunya
• Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila
perusahaan di liquidasi
Liquiditas
PENDAPATAN NETTO
PENJUALAN
HASIL ATAS INVESTASI
PENDAPATAN NETTO
TOTAL MODAL SENDIRI
LABA PER SAHAM
LABA BERSIH
JUMLAH SAHAM YANG DIKELUARKAN
RASIO AKTIVITAS
MENGUKUR RATA-RATA
JUMLAH PERSEDIAAN DIJUAL
DAN DI STOCK LANG SELAMA SETAHUN
Plant;Property,Equiptment
Apakah Penganggaran Modal?
Keywords dalam Penganggaran modal:
Proyek:
independen, Jika aliran kas dari suatu proyek, tidak
dipengaruhi oleh penerimaan dari aliran kas
proyek lainnya.
mutually exclusive, Jika allran kas dari suatu
proyek menyebabkan penolakan dari aliran kas
dari proyek lainnya (if the cash flows of one can
be adversely impacted by the acceptance of the
other).
Sebuah contoh proyek yang bersifat
Mutually Exclusif (Saling Meniadakan).
0 1 2 3 4 5 N NN
- + + + + + N
- + + + + - NN
- - - + + + N
+ + + - - - N
- + + - + - NN
Apakah Periode Pengembalian itu ?
Projek
= 2 + 30/80 = 2.375 years
L
Project S (Short: CFs datang lebih awal)
0 1 1.6 2 3
CFt -100 10 60 80
PVCFt -100 9.09 49.59 60.11
Cumulative -100 -90.91 -41.32 18.79
Discounted
= 2 + 41.32/60.11 = 2.7 yrs
payback
Recover invest. + cap. costs in 2.7 yrs.
3.NPV
Konsep Net Preseng Value merupakan model yang memperhitungkan pola cast flow keseluruhan dari
suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan tingkat diskonto (discount rate)
tertentu :
n CFt
NPV .
t 0 1 k
t
n
CFt
NPV CF0 .
t 1 1 k t
Jadi Berapa NPV projek L ?
Projek L:
0 1 2 3
10%
-100.00 10 60 80
9.09
49.59
60.11
18.79 = NPVL NPVS = $19.98.
Rational untuk Metoda NPV
NPV = PV inflows - Cost
= Net gain in wealth.
n
CFt
t 0 1 IRR
t
0.
Bagaimana dengan IRR projek L (IRRL)?
0 1 2 3
IRR = ?
-100.00 10 60 80
PV1
PV2
PV3
0 = NPV
k (%)
IRR
Mutually Exclusive Projects
S IRRS
k 8.7 k %
IRRL
To Find the Crossover Rate
1. Find cash flow differences between the
projects. See data at beginning of the
case.
2. Enter these differences in CFLO register,
then press IRR. Crossover rate = 8.68%,
rounded to 8.7%.
3. Can subtract S from L or vice versa, but
better to have first CF negative.
4. If profiles don’t cross, one project
dominates the other.
Dasar Pengertian NPV
• Pengertian Present Value :
Nilai sekarng
• Pengertian Cast Flow atau Proceeds:
Earning After Taxes(EAT) Plus
Depresiasi
Net Investment (outlay):
a. Capital expenditure: jenis pengelaran yang
memberikan manfaat jangka panjang(tanah,
mesin,bangunan dan aktiva lainnya)
b. Revenue Expenditure: jenis pengeluaran yang
diperhitungkan sebagai biaya (biaya material,
tenaga kerja, biaya pabrik,operating
expenses)
Cara menentukan besarnya
net invesment
Harga proyek = XX
(+) Biaya pemasangan = XX
(-) Proceed atas penjualan aset lama = XX
(+) Pajak atas penjualan aset = XX
net investment = XX
Contoh
Pada suatu perusahaan 4 tahun yang lalu
membeli mesin dengan harga Rp 100.000,-
yang usia teknisnya 10 tahun. Mesin ini
dijual sekarang dengan harga Rp 110.000,-.
Capital gain tax rate 30 % dan normal tax
rate 50%.
Mesin baru bila dibeli akan diperoleh dengan
harga Rp 200.000,- Biaya pemasangan Rp
50.000,- (instalation cost).
Berapa besarnya net investment?.
Capital gain = Rp. 110.000,- – Rp. 100.000,- = Rp. 10.000,-
Nilai buku mesin lama = Rp. 100.000,- – Rp. 40.000,- = Rp. 60.000,-
Normal gain = Rp. 40.000,- (nilai yang sudah dipakai)
Total pajak yang harus dikeluarkan :
Capital gain : Rp. 10.000,- x 30 % = Rp. 3.000,-
Normal gain : Rp. 40.000,- x 50 % = Rp. 20.000,- +
Total = Rp. 23.000,-
Dua Proyek, yaitu A dan B, masing-masing membutuhkan investasi sebesar Rp. 800.000,-. Cost of Capital
perusahaan diketahui 10%. Pola Cash Flow (EAT + Depresiasi) adalah sebagai berikut :
Perusahaan U Perusahaan L
Tanpa Hutang $10,000 12% Hutang(debt)
$20,000 dalam aset $20,000 dalam aset
40% tarif pajak 40% tarif pajak
Prshn U Prshn L
EBIT $3,000 $3,000
Bunga 0 1,200
EBT $3,000 $1,800
ROE L
Pajak (40%) 1 ,200 720 >
ROE
NI (net incoem) $1,800 $1,080 U
High risk
0 E(EBIT) EBIT
(More...)
• Makin tinggi leverage operasi, maka makin tinggi risiko bisnis,sebab
penurunan kecil dalam jmlh penjualan akan mengakibatkan
penurunan yg signifikan dalam tkt keuntungan
$ Rev. $ Rev.
TC } Profit FC
TC
lebih
FC banyak
FC
(More...)
Kemungkinan Leverage operasi rendah
EBITL EBITH
• Risiko Bisnis:
– Ketidakpastian dalam EBIT masa depan.
– Tergantung pada faktor bisnis seperti persaingan,
manajemen, leverage operasi dll.
• Risiko Keuangan:
– Risiko bisnis tambahan bagi owners sehubungan
dengan penggunaan leverage finansial
– Tergantung jumlah hutang dan pendanaan saham
preferen.
Dari sudut pandang pemilik perusahaan
bagaimana risiko bisnis dan keuangan dapat
diukur secara sendiri-sendiri ?
Kondisi Ekonomi
Buruk Rata-rata. Baik
Prob. 0.25 0.50 0.25
EBIT $2,000 $3,000 $4,000
Bunga 0 0 0
EBT $2,000 $3,000 $4,000
Pajak (40%) 800 1,200 1,600
NI $1,200 $1,800 $2,400
Firm L: (memiliki Hutang) Leveraged
Kondisi Ekonomi
Bad Avg. Good
Prob.* 0.25 0.50 0.25
EBIT* $2,000 $3,000 $4,000
buga 1,200 1,200 1,200
EBT $ 800 $1,800 $2,800
Pajak (40%) 320 720 1,120
NI $ 480 $1,080 $1,680
*sama seperti perusahaan U.
Firm U Buruk Rerata. Baik
BEP 10.0% 15.0% 20.0%
ROI* 6.0% 9.0% 12.0%
ROE 6.0% 9.0% 12.0%
8
8
8
TIE
Firm L Bad Avg. Good
BEP=( EBIT/TA) 10.0% 15.0% 20.0%
ROI* 8.4% 11.4% 14.4%
ROE=( NI/TE) 4.8% 10.8% 16.8%
TIE= (EBIT/bunga) 1.7x 2.5x 3.3x
*ROI = (NI + Interest)/Total financing.
Ukuran Profitabilitas:
E(BEP) U
15.0% L
15.0%
E(ROI) 9.0% 11.4%
E(ROE) 9.0% 10.8%
Ukuran risiko:
ROE 2.12% 4.24%
CVROE 0.24 0.39
8
E(TIE) 2.5x
Kesimpulan
• Basic earning power = BEP = EBIT/Total assets yang tidak
dipengaruhi oleh leverage.
• ROE dan ROI perusahaan L > ROE dan ROI u, karena adanya
tax saving
• Besarnya tax saving(penghematan pajak)
= taxes rate*interest expenses.
• Perusahaan dengan hutang (Firm’sL) memiliki ROE dan EPS
yang lebih tinggi sebab adanya beban bunga pada kondisi
ekonomi baik.
(More...)
Teori Struktur Modal
• 1.(Teori MM atau MM theory)
– Tidak ada pajak
– Pajak Perusahaan
– Pajak Individu dan perusahaan
• 2.(Teori trade off atau Trade-off theory)
• 3.Teori Signaling (Signaling theory)
• 4. Pendanaan Hutang sebagai kendala manajerial
(Debt financing as a managerial constraint)
MM (Modgliani dan Miller) Theory:
Tanpa pajak
PV Costs Of Distress
Debt Ratio
D/E
Teori Signal
(Signaling Theory)
• MM Teori mengasumsikan bahwa para investor dan
manajer memiliki informasi yang sama.
• Akan tetapi, Manajer seringkali memiliki informasi yang
lebih baik, oleh karenanya mungkin:
menjual saham jika overvalued.
Menjual Obligasi jika saham undervalued.
• Para investor / pasar sebenarnya memahami akan hal
ini, oleh karena itu mereka memandang penjualan saham
sebagai signal negatif.
• Jadi, apa implikasinya bagi manajer ? (Implications for
managers) ?
Konsep Biaya Modal
Theory Implication
Irrelevance Any payout OK
Bird-in-the-hand Set high payout
Tax preference Set low payout
Bird-in-Hand
40
Indifference
30
20
Tax preference
10
Rasio pembayaran
0 50% 100%
Pengaruh Terhadap biaya Ekuitas
(Possible Cost of Equity Effects)
Biaya
Ekuitas (%)
Tax Preference
20
15 Indifference
10 Bird-in-Hand
Dividends =
Net
income
–
[( )( )]
Target
equity
ratio
Total
capital
budget
.
Data for SSC (Contoh)
.
liabilities + owners’ equity
1. Analisis Kebutuhan
Negosiasi
dana perusahaan. Penentuan Dengan
Pemasok
2. Analisis kondisi keuangan pendanaan Atau penyedia
dan profitabilitas perusahaan. perusahaan. dana.
2.5
2.3
Ratio Value
2.1
1.9
1.7
1.5
2001 2002 2003
Analysis Year
Analisis Perbandingan
Rasio Cepat
Trend Analysis of Acid-Test Ratio
1.5
Ratio Value
1.3
0.5
2001 2002 2003
Analysis Year
Ringkasan Analisis Trend
Likuiditas
Rasio Lancar (CR) PT.ABC telah
meningkat, pada waktu bersama rasio
cepat mengalami penurunan.
• Rasio Lancar industry meningkat secara
perlahan, sementara rasio cepatnya relatif
stabil.
• Hal ini menunjukkan bahwa persediaan
merupakan masalah serius bagi PT.ABC.
2. Rasio Leverage Keuangan
a.Utang Thd Modal
Rasio Neraca sendiri (DER)
Total Utang
Rasio Leverage Total Kapitalisasi
Keuangan
PT. ABC Per 31
Desember, 2003
Menunjukkan kepentingan
relative utang jk panjang
thd pendanaan jk panjang
perusahaan $1,030 = .62
$1,669
Perbandingan Rasio
Leverage Finansial
Total Rasio Kapitalisasi
Year PT. ABC Industry
2003 .62 .60
2002 .62 .61
2001 .67 .62
PT. ABC memiliki rata-rata utilisasi utang
.
jk panjang relative thd rata-rata industri
Rasio Pembayaran beban
bunga
d. Penutupan Beban bunga
Rasio Laba rugi
EBIT
Beban bunga
Rasio Penutupan
PT. ABC per 31
Menunjukkan Desember, 2003
kemampuan perusahaan
untuk menutup beban
bunga . $210 = 3.56
$59
Perbandingan Rasio
Penutupan Beban Bunga
Rasio Penutupan Beban Bunga
Year PT. ABC Industry
2003 3.56 5.19
2002 4.35 5.02
2001 10.30 4.66
dibawah industri
.
Perbandingan Analisis
Trend – RAsio Penutupan
Trend Analysis of Interest Coverage Ratio
11.0
9.0
Ratio Value
3.0
2001 2002 2003
Analysis Year
Ringkasan Analisis Trend
Penutupan
Rasio penutupan PT. ABC telah
mengalami penurunan sejak 2001. dan
mengalami penurunan dibawah rata-rata
industri sejak 2 than lalu.
• Hal ini menunjukan bahwa earning yang rendah
(low earnings) atau (EBIT) merupakan masalah
potensial bagi PT. ABC.
• Catatan, kita tahu bahwa tingkat utang masih
dalam batasan rata-rata industri.
Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang
Rasio neraca/ (Asumsi semua penjualan secara kredit)
laba rugi
Penjualan kredit bersih tahunan
Piutang Dagang
Rasio Aktivitas
PT. ABC per 31
Jumlah rata-rata hari Desember, 2003
dimana piutang beredar di
pelanggan 365 = 65 days
(or RT in days) 5.61
Perbandingan Rasio
Aktivitas
Periode Pengumpulan rata-rata
Year PT. ABC Industry
2003 65.0 65.7
2002 71.1 66.3
2001 83.6 69.2
3.5
Ratio Value
3.0 PT.ABC
Industry
2.5
2.0
2001 2002 2003
Analysis Year
Rasio Aktivitas
f. Total perputaran aktiva
Rasio Neraca/
Penjualan kredit
Laba rugi Total aktiva
PT. ABC per 31 Desember, 2003
Rasio aktivitas
Menunjukkan efektifitas
Perusahaan Secara keseluruhan
dalam memanfaatkan aktiva-nya
untuk menghasilkan penjualan. $2,211 = 1.02
$2,169
Perbandingan RAsio
Aktivitas
Rasio Perputaran aktiva
Year PT. ABc Industry
2003 1.02 1.17
2002 1.03 1.14
2001 1.01 1.13
. ABC memiliki rasio perputaran aset yang lemah
engapa rasio tersebut lemah?
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/ a. Gross Profit Margin
Laba rugi
Gross Profit
Net Sales
Rasio Profitabilitas
For PT. ABC December 31,
2003
Menunjukkan efisiensi
operasi dan kebijakan $612 = .277
penentuan harga .
$2,211
Perbandingan Rasio
Profitabilitas
Gross Profit Margin [GPM]
32.5
25.0
2001 2002 2003
Analysis Year
Rasio Profitabilitas
Rasio Neraca/ b. Net Profit Margin
Laba rugi
Net Profit after Taxes
Net Sales
Rasio profitabilitas
For PT. ABC December 31,
Menunjukkan profitabilitas 2003
perusahaan setelah
memperhitungkan biaya $91 = .041
dan pajak. $2,211
Perbandingan RAsio
Profitabilitas
Net Profit Margin
Year PT. ABc Industry
2003 4.1% 8.2%
2002 4.9 8.1
2001 9.0 7.6
8
7 PT. ABC
6 Industry
5
4
2001 2002 2003
Analysis Year
Rasio Profitabilitas
c. Return on Investment
Rasio Neraca/
Laba rugi Net Profit after Taxes
Total Assets
10
8 PT. ABC
Industry
6
4
2001 2002 2003
Analysis Year
Rasio Profitabiltas
d. Return on
Rasio Neraca/ Equity(ROE)
Laba rugi
Net Profit after Taxes
Shareholders’ Equity
Rasio Profitabilitas For PT. ABC December 31,
2003
Menunjukan profitabilitas
bagi pemegang saham
perusahaan (setelah $91 = .08
biaya-biaya dan pajak) $1,139
Perbandingan Rasio
profitabilitas
Return on Equity [ROE]
17.5
7.0
2001 2002 2003
Analysis Year
ROI dengan Pendekatan
Du-Pont System
Earning Power = Sales profitability X
Asset efficiency
ROI = Net profit margin X
Total asset turnover
ROI2003 = .041 x 1.02 = .042 or 4.2%
ROIIndustry = .082 x 1.17 = .098 or 9.8%
Return on Equity and
the Du Pont Approach
Return On Equity = Net profit margin X
Total asset turnover X
Equity Multiplier
Total Assets
Equity Multiplier =
Shareholders’ Equity
Jaja Suteja
Kompleks Bogenville Estate
H-2 Antapani Bandung
40291
Kuliah 7
Saham dan Pasar Modal
(Stocks & Capital Market)
Pasar perdana (Primary Market) - Tempat dimana
penjualan suatu saham perusahaan untuk
pertamakalinya terjadi (Place where the sale of
new stock first occurs).
Penawaran Saham Perdana atau Initial Public
Offering (IPO) – Penawaran saham
pertamakalinya pada publik (First offering of stock
to the general public).
penjualan saham baru yang dilakukan setelah
perusahaan terdaftar di Bursa Efek (Seasoned
Issue - Sale of new shares by a firm that has
already been through an IPO),
Stocks & Stock Market
Saham Biasa (Common Stock) – Kepemilikan saham di
perusahaan publik (Ownership shares in a publicly held
corporation.)
Pasar Sekunder (Secondary Market) – Pasar sekunder. Pasar
dimana sekuritas yang sudah diterbitkan diperdagangkan.
(market in which already issued securities are traded by
investors.)
Sahan dan Pasar saham
(Stocks & Stock Market)
Dividend – Pembagian kas secara periodik
dari perusahaan ke pemegang saham.
(Periodic cash distribution from the firm to
the shareholders.)
Rasio Harga thd Earnings (P/E Ratio) - Price
per share divided by earnings per share.
(EPS) ------- mengindikasikan
keberanian investor untuk menghargai
setiap rupiah earnings dari saham tersebut
Penilaian Saham
(Stock Valuation)
Karakteristik Saham:
1.Preferen stock:
• fix,
• no control,
• get paid before common.
1.Common stock (biasa):
control,
dividen (tidak jaminan),
capital gain,
get paid last
Nilai saham sama seperti finansial assets yang lainnya
adalah present value dari aliran kas di masa yang akan
datang
Penilaian Saham Preferen
• Saham yg memberikan sejumlah dividen yang
tetap jumlahnya dalam waktu yang tak terbatas
• Karena saham preferen tidak mempunyai
tanggal jatuh tempo, maka penilaian saham
preferen merupakan suatu perpetuitas.
Dps
Po =
Kps
P0 = Nilai saham preferen
Dps = dividend saham preferen
Kps = tingkat return yang disyaratkan pd saham
preferen
Penilaian Saham Preferen
Contoh: Microsoft mempunyai saham
preferen dengan dividen yang
dibayarkan sebesar Rp1.500 tiap
tahun. Tingkat return yang
diinginkan investor adalah 14%.
Berapa nilai sekarang saham
preferen?
V=Dp/kps
= 1500/0,14
= Rp 10.714,28
Penilaian saham Biasa
(Valuing Common Stocks)
Return Yg diharapkan Expected Return - The
percentage yield that an investor forecasts from
a specific investment over a set period of time.
Sometimes called the holding period return
(HPR).
Div1 P1 P0
Expected Return r
P0
Valuing Common Stocks
The formula can be broken into two parts.
Div1 P1 P0
Expected Return r
P0 P0
Contoh: PT. XYZ memperkirakan akan ada pendistribusian
dividen tahun depan sebesar 3.000. Harga saham
PT ini sekarang adalah 8.000 per lembar. Tahun
depan diramalkan harga saham akan naik menjadi
10.000 per lembar karena perusahaan baru saja
memenangkan proyek besar dari pemerintah.
Berapakah Expected return dr saham PT.XYZ?
Example
Diramalkan bahwa PT. XYZ akan membayar dividen sebesar $3,
$3.24, and $3.50 untuk 3 tahun yang akan datang. Pada tahun
ketiga, kalian mengantisipasi menjual saham dengan harga pasar
sebesar $94.48. Berapakah harga saham apabila diketahui 12%
expected return?
PV $75.00
Penilaian Saham Biasa
Dividen Bertumbuh Secara Konstan (Constant
Growth Model)
• Dividen tumbuh sesuai dengan tingkat
pertumbuhan perusahaan
• Model ini mengasumsikan bahwa dividen tumbuh
pada suatu tingkat tertentu (g) / konstan
• Model ini cocok untuk perusahaan yang mature
dengan pertumbuhan yang stabil:
D0 (1 g )
P0
(K s g )
Rumus Dividen Bertumbuh Konstan
D0 (1 g )
P0
(K s g )
P0 = Harga saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada
saham tsb
Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama
penemunya Myron J Gordon
Contoh Constant Growth/ Gordon Model