Anda di halaman 1dari 88

Anti Depresi dan Anti B Y: Y U N I S A F R I S C I A Y U S R I ,

Psikosis
S . FA R M , A P T, M . S I
Depresi dan
antidepresan
Depresi
Mood yang terdepresi dan/atau penurunan interest pada hal-hal yang biasanya
memberi kesenangan
Kesedihan yang cukup parah atau cukup persisten mengganggu fungsi
DSM-IV:
◦ Gangguan depresif mayor / depresi mayor
◦ Dysthymia
◦ Lebih banyak hari-hari depresinya
◦ Gangguan depresif yang tidak dinyatakan lain
◦ Gangguan depresif karena kondisi fisik umum
◦ Gangguan depresif imbasan obat
Depresi
Epidemiologi
◦ Prevalensi sepanjang hidup 3-17%
◦ Onset pada akhir 20an
◦ Tertinggi pada
◦ 25-44 tahun
◦ Lanjut usia di lingkungannya
◦ Wanita vs pria = 2:1
◦ Wanita 10-25% risiko sepanjang hidup
◦ Pria 5-12% risiko sepanjang hidup
Depresi
Epidemiologi
◦ Penyebab ke-4 terbanyak kunjungan ke dokter keluarga
◦ Paling umum pada lansia dan sulit didiagnosis
◦ Sering terjadi bersama dengan demensia atau delirium
◦ Laju kekambuhan untuk depresi mayor
◦ Setelah episode tunggal = 50%
◦ Setelah episode kedua = 70%
◦ Setelah episode ketiga = 90%
◦ Sekitar 10-15% pasien dengan gangguan depresif mayor atau bipolar melakukan
bunuh diri
Depresi
Tand dan gejala
◦ Mood terdepresi
◦ Tidur (insomnia atau hipersomnia)
◦ Kehilangan minat (termasuk libido)
◦ Merasa bersalah
◦ Kehilangan energi
◦ Kehilangan konsentrasi
◦ Nafsu makan (hilang atau tambah)
◦ Psikomotor (agitasi atau retardasi)
◦ Bunuh diri (ide)
Depresi
Etiologi
◦ Etiologi tidak diketahui
◦ Keturunan (tidak jelas)
◦ Riwayat child abuse atau stres kehidupan (mayor) lain
◦ Perubahan kadar neurotransmitter/neurohormone
◦ Neurotransmisi kolinergik, noradrenergik/dopaminergik dan serotonergik
◦ Deregulaasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis, hypothalamic-pituitary-thyroid axis dan growth
hormone
◦ Stres kehidupan (mis. Perpisahan dan kehilangan)
Depresi
Patofisiologi
◦ Perkembangan penyakit secara tepat tidak diketahui
◦ Perubahan dalam hubungan receptor-neurotransmiter pada sistem limbik
◦ Serotonin, norepinefrin, terkadang dopamin
◦ Peningkatan uptake neurotransmiter
◦ Reabsorpsi ke dalam neuron
◦ Dihancurkan oleh monoamine oxidase di mitokondria
◦ Kekurangan neurotransmiter
Antidepresan
Tricyclic and related antidepressants (TCA)
◦ mis. amitriptyline, imipramine, doxepin, mianserin, trazodone
Monoamine-oxidase inhibitors (MAOI)
◦ mis. moclobemide, phenelzine, isocarboxazid, tranylcypromine
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
◦ mis. fluoxetine, paroxetine, sertraline, citalopram
Antidepresan lain
◦ mis. mirtazapine, venlafaxine, duloxetine, flupentixol
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Amitriptyline (Saroten®)
Clomipramine (Anafranil®)
Dothiepin (a.k.a. dosulepin, Prothiaden®)
Doxepin (Sinequan®)
Imipramine (Tofranil®)
Mianserin (Tolvon®)
Nortriptyline (Nortrilen®)
Trazodone (Trittico®)
Trimipramine (Surmontil®)
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Mechanism kerja
◦ Blok uptake norepinefrin dan serotonin neuron
◦ Respons awal terjadi dalam in 1-3 minggu
◦ Respons maksimal terjadi dalam 1-2 bulan
◦ Tricyclics yang lebih tua
◦ Ditandai dengan efek samping antikolinergik
◦ Risiko kardiotoksisitas
◦ Tricyclic-related drugs (mis. trazodone)
◦ Lebih sedikit efek samping antikolinergik
◦ Sedasi, pusing, priapism (ereksi penis persisten disertai dengan nyeri)
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Sifat
◦ Tidak mahal, generik
◦ Beberapa dipakai off-label, mis.
◦ Neuropati dengan amitriptyline
◦ Refractory skin diseases dengan doxepin
◦ Sangat bahaya dalam overdosis
◦ Mengancam jiwa
◦ Lethal dose hanya 8 kali dosis harian rata-rata
◦ Pasien yang terdepresi akut tidak boleh diberi lebih dari 1 minggu suplai TCA dalam satu kali (1-
week TCA supply at one time)
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Efek samping
◦ Hipotensi ortostatik
◦ Dikurangi dengan bergerak perlahan ketika bergerak tegak
◦ Duduk atau rebahan jika gejala (pusing, pening) terjadi
◦ Dosis terbagi dan titrasi perlahan
◦ Efek antikolinergik
◦ Mulut kering, pandangan kabur, fotofobia, konstipasi, retensi urin, takikardia
◦ Toleransi dapat terjadi dengan terapi yang berlanjut
◦ Dosis terbagi dan titrasi perlahan
◦ Sedasi
◦ Dosis sebelum tidur
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Efek samping
◦ Toksisitas jantung
◦ Aritmia dan heart block (gangguan kelistrikan jantung)
◦ ECG direkomendasikan sebelum inisiasi
◦ Jangan pakai dalam kasus heart block
◦ Seizures
◦ Ambang seizure menurun
◦ Hypomania (mania ringan)
◦ Mood meningkat
◦ Pasien harus dievaluasi untuk menentukan penurunan dosis atau gangguan bipolar
◦ Diaforesis
◦ Efek paradoks
Tricyclic and related
antidepressants (TCA)
Interaksi obat
◦ Depresan SSP
◦ Narkotik, benzodiazepin
◦ Adisi depresi SSP
◦ Antikolinergik
◦ Efek antikolinergik tambahan
◦ Induktor/inhibitor enzim P450
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Moclobemide (Aurorix®)
Phenelzine
Isocarboxazid
Tranylcypromine
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Mekanisme kerja
◦ Inhibisi baik MAO-A dan MAO-B
◦ Phenelzine, tranylcypromine
◦ Inhibitor MAO-A selektif dan reversibel
◦ Moclobemide
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Sifat
◦ Berguna dalam depresi atipikal (somnolence dan kenaikan bobot
badan), gangguan refractory dan tipe gangguan kecemasan
tertentu
◦ Kurang diresepkan daripada tricyclics, SSRIs dan antidepresan lain
◦ Bahaya interaksi makanan-obat
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Sifat
◦ Interaksi obat
◦ Antidepresan tidak boleh dimulai dalam 2 minggu setelah MAOI dihentikan (3 minggu
untuk clomipramine atau imipramine)
◦ MAOI tidak boleh dimulai selama 7-14 hari setelah tricyclic/related antidepressant (3
minggu untuk clomipramine atau imipramine)
◦ MAOI tidak boleh dimulai setidaknya selama 2 minggu setelah MAOI yang sebelumnya
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Efek samping
◦ Krisis hipertensif
◦ Nyeri kepala oksipital parah, fotofobia, palpitasi, peningkatan tajam tekanan darah karena
efek aditif antara MAOI dan stimulan adrenergik
◦ Makanan kaya tiramin mis. keju, wine, daging atau ikan asap/awetan, alkohol
◦ Amphetamines
◦ Pseudoephedrine
Monoamine-oxidase
inhibitors (MAOI)
Efek samping
◦ Hipotensi ortostatik
◦ Insomnia
◦ Kenaikan bobot badan
◦ Disfungsi seksual
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Fluoxetine (Prozac®)
Fluvoxamine (Faverin®)
Paroxetine (Seroxat®)
Sertraline (Zoloft®)
Citalopram (Cipram®)
Escitalopram (Lexapro®)
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Mekanisme kerja
◦ Inhibisi reuptake serotonin (5-HT) presinaptik
◦ Meningkatkan ketersediaan serotonin di sinaps
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Sifat
◦ Overdosis kecil kemungkinan bersifat fatal
◦ Efek samping antikolinergik kurang
◦ Efek samping GI lebih banyak
◦ Tampaknya ditoleransi lebih baik
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Sifat
◦ Fluoxetine
◦ SSRI yang paling menstimulasi
◦ Diikdikasikan untuk for premenstrual dysphoric disorder (PMDD) (mis. Sarafem®)
◦ Waktu paruh lama, pastikan 5 minggu washout sebelum MAOI (2 minggu untuk SSRI lain)
◦ Beberapa SSRI juga diindikasikan untuk
◦ Obsessive-compulsive disorder (OCD)
◦ Panic disorder
◦ Eating disorders
◦ Social phobia
◦ Post traumatic stress disorder (PTSD)
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Efek samping
◦ Sakit kepala
◦ GI
◦ Mual, diare, hilang nafsu makan
◦ Titrasi dosis untuk minimasi efek samping
◦ Dapat dimakan bersama makanan
◦ Efek samping antikolinergik
◦ Lebih sedikit dibanding TCA
◦ Cenderung lebih banyak dengan paroxetine
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Efek samping
◦ Somnolence atau insomnia
◦ Dosis di pagi hari untuk insomnia
◦ Peningkatan kecemasan, agitasi, akathisia di awal treatment (terut. fluoxetine)
◦ Agitasi atau gugup
◦ Disfungsi seksual
Selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRI)
Efek samping
◦ Sindrom serotonin
◦ Jarang tapi berpotensi interaksi fatal antara 2 atau lebih obat yang meningkatkan serotonin
◦ Kecemasan, gemetar, diaforesis, tremor, hyperflexia, instabiilitas otonom (tek. darah,
denyut jantung)
◦ Fatal jika malignant hyperthermia
◦ Penanganan
◦ Ringan: hilang dalam 24-48 jam setelah setelah penghentian penyebab
◦ Berat: antagonis 5-HT, cyproheptidine, propranolol, methysergide, dantrolene (hipertermia)
Serotonin norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRI)
Duloxetine (Cymbalta®)
Venlafaxine (Efexor®, Efexor XR®)
Mekanisme kerja
◦ Inhibisi reuptake norepinefrin dan serotonin
◦ Potensiasi aktivitas neurotransmiter di SSP
Serotonin norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRI)
Duloxetine (Cymbalta®)
Sifat dan Efek samping
◦ Lebih kuat daripada venlafaxine
◦ Juga diindikasikan untuk diabetic neuropathy
◦ Insomnia, mual, sakit kepala
Serotonin norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRI)
Venlafaxine (Efexor®, Efexor XR®)
Sifat dan Efek samping
◦ Juga untuk gangguan kecemasan
◦ Kurang efek sedatif dan antikolinergik sedatif dan antikolinergik yang dominan
dengan TCAs
◦ Mual, pusing, disfungsi seksual, hipertensi (> 300mg/hari)
Mixed serotonin
norepinephrine effects
Mirtazapine (Mirtazon®, Remeron®, Remeron SolTab®)
Mekanisme kerja
◦ Antagonis α2 prasinaps
◦ Meningkatkan neurotransmisi noradrenergik dan serotoninergik
sentral
Mixed serotonin
norepinephrine effects
Mirtazapine (Mirtazon®, Remeron®, Remeron SolTab®)
Sifat dan Efek samping
◦ Lebih sedikit efek antikolinergik
◦ Sedasi yang jelas selama awal treatment
◦ Menstimulasi seiring peningkatan dosis
◦ Meningkatkan nafsu makan dan menaikkan bobot badan
◦ Kosnstipasi, mulut kering
Norepinephrine dopamine
reuptake inhibitor (NDRI)
Bupropion (Wellbutrin SR®)
Mekanisme kerja
◦ Inhibisi lemah uptake neuronal dopamin, norepinefrin dan
serotonin
◦ Tidak menginhibisi monoamin oksidase
Norepinephrine dopamine
reuptake inhibitor (NDRI)
Bupropion (Wellbutrin SR®)
Sifat dan Efek samping
◦ Efek samping GI, kebingungan, pusing, sakit kepala, insomnia, tremor
◦ Risiko seizure pada dosis tinggi
◦ Risiko disfungsi seksual minimal
◦ Juga dilisensikan untuk penghentian merokok (Zyban®)
Antidepresan lain
Flupenthixol (Fluanxol®)
◦ Antipsikotik tipikal
◦ Efek antidepresan pada dosis rendah
◦ Dosis antipsikotik: 3-9mg dua kali sehari
◦ Dosis antidepresan: 1-3mg sehari
◦ Dikombinasi dengan antidepresan lain seperti Deanxit®
◦ Flupenthixol 0.5mg + melitracen 10mg
◦ Untuk depresi dan kecemasan
Non-antidepressants
Ansiolitik
Antipsikotik
◦ Pemakaian dapat menutupi diagnosis sebenarnya
◦ Digunakan dengan kehati-hatian
◦ Masih berguna sebagai tambahan pada pasien agitasi

Litium dan tiroid


◦ Untuk potensiasi efek antidepresan pada kasus refraktori
◦ Litium: kadar plasma 0.4-0.8mEq/L
◦ Suplemen tiroid: 25mcg/hari
Antidepresan pada depresi
Pemilihan obat
◦ Semua berkhasiat sama untuk depresi
◦ Pemilihan didasarkan pada
◦ Profil efek samping
◦ Potensi interaksi obat
◦ Kegagalan respons pada satu antidepresan bukan prediktor untuk
antidepresan dari kelas lain atau obat lain dalam satu kelas
Antidepresan pada depresi
Geriatrik
◦ Turunkan dosis awal setengahnya
◦ Titrasi dosis bertahap
◦ Risiko pusing dan syncope
◦ Hiponatremia

Pediatrik
◦ Turunkan dosis awal setengahnya
◦ Bukti kini mengaitkan SSRIs dengan bunuh diri pada remaja
Antidepresan pada depresi
Respons treatment
◦ Minggu 1-2
◦ Respos fisik
◦ Perbaikan dalam nafsu makan dan tidur
◦ Minggu 3-4
◦ Respons energi dan kognitif
◦ Perbaikan dalam energi
◦ Pebaikan dalam rasa bersalah, konsentrasi
◦ Minggu 5-6
◦ Respons emosional
◦ Perbaikan dalam mood
Antidepresan pada depresi
Terapi lanjutan
◦ Untuk mencegah kekambuhan
◦ 4-9 bulan setelah remisi lengkap gejala
◦ Pada dosis terapi

Terapi pemeliharaan sepanjang hidup


◦ Direkomendasikan beberapa peneliti untuk pasien risiko tinggi atau kambuh
ulang
◦ < 40 tahun dengan≥ 2 episode sebelumnya
◦ Pada setiap usia ≥ 3 episode sebelumnya
Skizofrenia dan
antipsikotik
Skizofrenia
Ditandai dengan psikosis, halusinasi, delusi, defek kognitif, disfungsi
pekerjaan dan sosial
Sakit psikotik kronik
◦ Eksaserbasi dan remisi periodik dengan gejala residual
◦ Remisi lengkap tidak umum
Psikosis
Umumnya disamakan dengan gejala positif dan
perkataan/perilaku tak terorganisasi atau aneh
Gangguan “reality testing”
Satu sindrom yang muncul pada banyak penyakit
◦ Hilangkan sebab/obati penyakit
◦ Tangani simptomatik dengan antipsikotik
Reality testing is the ability to assess a situation for what it is, rather than the way we wish or fear them
to be.

Example: “I just failed my first midterm. That means I am going to fail the rest of my midterms”.
Reality: One poorly written midterm doesn’t necessarily mean your remaining midterms will be failures.

Example: “I just said ‘Hi’ to Emma in the hall. She didn’t answer. She must be mad at me”.
Reality: There may be other explanations: she didn’t see you; she was deep in thought; she is grumpy
today.
Skizofrenia
Epidemiologi
◦ Prevalensi sepanjang hayat 1% di USA
◦ Onset di usia 20an akhir (pria); lebih lambat pada wanita
◦ Laju bunuh diri sebanding dengan depresi (kira-kira 10%)
Skizofrenia
Etiologi
◦ Tepatnya tidak diketahui
◦ Kecenderungan genetik
◦ Komplikasi dalam rahim, komplikasi lahir/pascalahir
◦ Infeksi virus SSP
◦ Stresor lingkungan (biokimia atau sosial)
◦ Tak ada bukti terkait dengan salah urus (poor parenting)
Skizofrenia
Patofisiologi
◦ Tidak ada neuropatologi atau biomarkers konsisten
untuk skizofrenia
◦ Peningkatan dopamin di jalur mesolimbik sebabkan delusi dan
halusinasi
◦ Defisiensi dopamin di jalur mesokortikal dan nigrostriatal
menyebabkan gejala negatif (apati, menarik diri)
◦ Halusinogen menghasilkan efek melalui kerja pada reseptor5-HT2
Skizofrenia
Gejala positif Gejala negatif
◦ Halusinasi ◦ Menarik diri secara sosial
◦ Delusi ◦ Tak ada ketertarikan emosional
◦ Gangguan berpikir ◦ Kurang motivasi
◦ Bicara tak beraturan ◦ Sedikit bicara
◦ Agresif ◦ Tak ada reaktivitas emosional
◦ Agitasi ◦ Tidak punya kemampuan menilai
◦ Paranoia ◦ Tak dapat mengurus diri
Skizofrenia
Antipsikotik
◦ Tipikal / Antipsikotik konvensional
◦ Antipsikotik atipikal
Tujuan terapi
• Minimasi gejala
• Minimasi efek samping obat
• Cegah kekambuhan
• Maksimalkan fungsi
• “sembuh”
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Chlorpromazine (Largactil®)
Flupenthixol (Fluanxol®)
Haloperidol (Serenace®, Haldol®)
Pericyazine (Neulactil®)
Pimozide (Orap®, Orap Forte®)
Sulpiride (Dogmatil®)
Thioridazine (Melleril®)
Trifluoperazine (Stelazine®)
Thiothixene (Navane®)
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Mengacu pada bahan yang diperkenalkan di USA sebelum 1990
Dikenal juga dengan
◦ “Antagonis reseptor dopamin”
◦ Aktivitas farmakologi memblok reseptor dopamin pusat (terutama reseptor D2)
◦ “Neuroleptik”
◦ Karena cenderung menyebabkan efek samping neurologik
◦ “Major tranquilizers”
◦ Tidak tepat karena beberapa obat (terutama yang potensi tinggi) dapat memperbaiki
psikosis tanpa menenangkan/menidurkan
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Reseptor dopamin pada berbagai jalur di otak

Jalur Asal Persarafan Fungsi Efek antipsikotik

Mesolimbik Midbrain, Limbic structure, Emosional dan Halusinasi, delusi,


Ventral tegmental nucleus intelektual gangguan kognisi
accumbens

Mesokortikal Ventral tegmental Frontal cortex

Nigrostriatal Substantia nigra Basal ganglia Geralam sistem Gejala motorik


esktrapiramidal

Tubero- Hypothalamus Pituitary gland Atur fungsi Kadar prolaktin


infundubular endokrin plasma
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Mekanisme kerja
◦ Blokade reseptor dopamin, ACh, histamin dan norepinefrin
◦ Teori: reseptor (D2) menekan gejala psikosis
◦ Semua antipsikotik tipikal blok reseptor D2
◦ Korelasi antara potensi klinik dan potensi antagonis reseptor D2
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Sifat
◦ Efektif mengurangi gejala positif selama episode akut dan cegah
kejadian ulang
◦ Kurang efektif untuk gejala negatif
◦ Kehawatiran perparah gejala negatif dengan menyebabkan akinesia
◦ Insidensi tinggi EPS / sedasi / efek samping antikolinergik
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Potensi
◦ Semua mampu meringankan gejala psikosis
◦ Beda satu sama lain dalam hal potensi
◦ Besarnya dosis untuk suatu respon
◦ Jika diberikan dalam dosis ekivalen scr terapetik, semua obat beri
respon antipsikotik
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Potensi rendah
◦ Chlorpromazine, thioridazine

Potensi sedang
◦ Perphenazine

Potensi tinggi
◦ Trifluoperazine, thiothixene, fluphenazine, haloperidol, pimozide
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Potensi Obat Dosis EPS Sedasi e/s Antikolinergik
oral
(mg)
Rendah Chlorpromazine 100 Sedang Tinggi Sedang
Pericyazine NA Rendah Tinggi Rendah
Thioridazine 100 Rendah Tinggi Tinggi
Sedang Perphenazine 10 Sedang Sedang Rendah
Tinggi Trifluoperazine 5 Tinggi Rendah Rendah
Thiotheixene 2 Tinggi Rendah Rendah
Fluphenazine 2 Tinggi Rendah Rendah
Haloperidol 2 Tinggi Rendah Rendah
Pimozide 0.5 Tinggi Sedang Sedang
Sulpiride 200 rendah Sedang Rendah
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Perbadingan antar antipsikotik
Obat Keuntungan Kerugian
Chlorpromazine Generik, tidak mahal Banyak efek samping
(terut. otonom)
Thioridazine Sedikit EPS, generik Kardiotoksisitas
(perpanjangan QT)
Fluphenazine Generik, tersedia depot peningkatan tardive
dyskinesia
Thiothixene penurunan tardive Tidak jelas
dyskinesia
Haloperidol Generik, injeksi dan depot EPS jelas
A/V, sedikit e/s otonom
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Blokade reseptor dan efek samping
Tipe reseptor Konsekuensi blokade
Dopaminergik D2 Gejala ekstrapiramidal; rilis
prolactin
Histaminergik H1 Sedasi
Kolinergik muskarinik Mulut kering, penglihatan kabur,
retensi urin, konstipasi, takikardia
Adrenergik alfa1 Hipotensi ortostatik; takikardia
refleks
Serotoninergik 5-HT2 Naik bobot badan
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Gejala ekstrapiramidal (EPS)
◦ Reaksi awal – dapat ditangani dengan obat
◦ Distonia akut
◦ Parkinsonism
◦ Akathisia
◦ Reaksi lambat – terapi obat tidak memuaskan
◦ Tardive dyskinesia (TD)
◦ Reaksi awal kurang sering dengan obat potensi rendah
◦ Risiko TD sama untuk semua obat
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Dystonia akut
◦ Terjadi dalam bbrp jam - 5 hari setelah dosis pertama
◦ Spasmus otot lidah, wajah, dan punggung
◦ Oculogyric crisis (bola mata ke atas tanpa sadar)
◦ Opisthotonus
◦ dystonia laring dapat mengganggu nafas
◦ Penanganan
◦ Antikolinergik (Benztropine, diphenhydramine IM/IV)
◦ Turunkan/bagi dosis
◦ Ganti obat
◦ Tambahkan benztropine / diphenhydramine ke dalam regimen antipsikotik
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Parkinsonism (termasuk neuroleptik)
◦ Terjadi dalam bulan pertama terapi
◦ Bradykinesia, mask-like facies, drooling, tremor, rigidity, shuffling gait, cogwheeling,
stooped posture
◦ Gejala sama dengan penyakit Parkinson
◦ Penanganan
◦ Antikolinergik kerja sentral (benztropine / diphenhydramine / benzhexol dengan antipsikotik) dan
amantadine
◦ Hindari levodopa karena dapat melawan efek antipsikotik
◦ Beralih ke antipsikotik atipikal untuk gejala parah
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Akathisia
◦ Muncul dalam 2 bulan pertama terapi
◦ Gerakan kompulsif, tidak tenang
◦ Gejala kecemasan, agitasi
◦ Penanganan
◦ Beta blockers (propranolol)
◦ Benzodiazepines (e.g. lorazepam)
◦ Antikolinergik (e.g. benztropine, benzhexol)
◦ Kurangi dosis antipsikotik atau beralih ke obat potensi rendah
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Tardive dyskinesia (TD)
◦ Muncul bulanan sampai tahunan setelah terapi
◦ choreoathetoid tak sadar (twisting, writhing, worm-like) gerakan lidah dan
wajah
◦ Dapat mengganggu mengunyah, menelan dan bicara
◦ Gejala biasanya ireversibel
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping
◦ Tardive dyskinesia (TD)
◦ Penanganan
◦ Penghentian obat saat tanda paling awal muncul (gerakan vermicular halus lidah) dapat menghentikan
perkembangannya
◦ Penghentian obat bertahap (untuk cegah dyskinesia)
◦ Gunakan dosis efektif terendah
◦ Antipsikotik atipikal untuk TD ringan
◦ Clozapine untuk TD berat yang sangat mengganggu
◦ Hasil tidak konsisten dengan
◦ Diazepam, clonazepam, valproate
◦ Propranolol, clonidine
◦ Vitamin E
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping lain
◦ Neuroleptic malignant syndrome (NMS)
◦ Jarang tapi reaksi serius, 0.2% pasien pengguna neuroleptik
◦ Demam tinggi, instabilitas otonom, perubahan status mental, rigiditas lambat, peningkatan
CK, WBC, myoglobinuria
◦ Penanganan
◦ Hentikan antipsikotik
◦ Paracetamol untuk hipertermia
◦ Cairan IV untuk hidrasi
◦ Benzodiazepines untuk kecemasan
◦ Dantrolene untuk rigiditas dan hipertermia
◦ Bromocriptine untuk toksisitas SSP
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping lain
◦ Neuroleptic malignant syndrome (NMS)
◦ Setelah gejala hilang
◦ Tunggu paling tidak 2 minggu sblm lanjut
◦ Gunakan dosis efektif terendah
◦ Hindari obat potensi tinggi
◦ Pertimbangkan antipsikotik atipikal
◦ Tapi, NMS telah juga dilaporkan terjadi pada pasien pengguna clozapine, risperidone, olanzapine
dan quetiapine
Antipsikotik
tipikal/konvensional
Efek samping lain
◦ Prolactinemia
◦ Blokade reseptor D2 menurunkan inhibisi dopamine terhadap prolactin
◦ Berakibat pada galactorrhea, amenorrhea, hilang libido
◦ Tangani dengan bromocriptine
◦ Sedation
◦ Berikan sekali sehari menjelang tidur
◦ Seizures
◦ Haloperidol beresiko rendah untuk seizures
◦ Antikonvulsan (hati-hati / mungkin interaksi)
Antipsikotik atipikal
Merujuk pada obat yang lebih baru
Dikenal juga sebagai
◦ “antagonis serotonin-dopamin”
◦ Efek pascasinaps pada reseptor 5-HT2A dan D2
Antipsikotik atipikal
Amisulpiride (Solian®)
Quetiapine (Seroquel®)
Ziprasidone (Zeldox®)
Risperidone (Risperdal®)
Olanzapine (Zyprexa®)
Clozapine (Clozaril®)
Aripiprazole (Abilify®)
Antipsikotik atipikal
Mekanisme kerja
◦ Efek blokade yang sama pada reseptor D2
◦ Men-target jalur yang dituju pada tingkat lebih tinggi dibanding jalur yang lain
(sedikit lebih selektif)
◦ Juga memblok parsial reseptor serotonin (khususnya 5HT2A, dan 5HT1A)
◦ Aripiprazole: parsial agonis dari dopamin (mekanisme baru)
Antipsikotik atipikal
Sifat
◦ Tidak semua atipikal memiliki kelebihan dibading tipikal
◦ Paling tidak sama efektifnya dengan tipikal untuk gejala positif
◦ Mungkin lebih berkhasiat untuk gejala negatif dan kognitif
Antipsikotik atipikal
Sifat
◦ Kurang sering terkait dengan EPS
◦ Lebih beresiko peningkatan bobot badan, serangan diabetes baru,
hiperlipidemia
◦ Zat baru, lebih mahal
Antipsikotik atipikal
Potensi
◦ Semua antipsikotik atipikal sama efektifnya pada dosis terapi
◦ Kecuali klozapin
◦ Antipsikotik paling efektif
◦ Untuk skizofrenia resisten
◦ Merupakan lini kedua karena efek samping mengancam jiwa
Antipsikotik atipikal
Ikatan reseptor relatif antipsikotik atipikal
Obat D1 D2 5-HT2 1 M1 H1
Clozapine ++ ++ +++ +++ +++ +
Risperidone - +++ +++ +++ - +
Olanzapine ++ ++ +++ ++ +++ ++
Quetiapine - + ++ +++ + +
Ziprasidone +/- ++ +++ ++ - +
Aripiprazole + +++ ++ ++ - +
Antipsikotik atipikal
Perbandingan antipsikotik atipikal
Obat Keuntungan Kerugian
Clozapine Untuk kasus resisten, sedikit Risiko agranulositosis fatal
EPS
Risperidone Efikasi luas, EPS kecil atau EPS dan hipotensi pada dosis
tidak ada pada dosis rendah tinggi
Olanzapine Efekti dengan gejala positif Kenaikan bobot badan
dan negatiff, EPS kecil atau
tidak ada
Quetiapine Mirip risperidon, mungkin Penyesuaian dosis dengan
kenaikan bobot badan lebih hipotensi, dosis dibagi BD
kecil
Ziprasidone Mungkin peningkatan bobot Perpanjangan QT
badan lebih kecil dibanding
clozapin, injeksi A/V
Aripiprazole Kurang peningkatan bobot Tidak jelas
badan, mekanisme baru
Antipsikotik atipikal
Insidensi efek samping relatiff

Obat Sedasi EPS Antikolinergik Ortostatik Seizure Peningkatan Naik bobot


prolaktin badan

Clozapine ++++ + ++++ ++++ ++++ 0 ++++

Risperidone +++ + ++ +++ ++ 0 to ++++ ++

Olanzapine +++ + +++ ++ ++ + +++

Quetiapine +++ + ++ ++ ++ 0 ++

Ziprasidone ++ + ++ ++ ++ 0 +

Aripiprazole ++ + ++ ++ ++ 0 +
Antipsikotik atipikal
Antipsikotik atipikal lini pertama
◦ Semua atipikal kecuali clozapine
◦ Rekomendasi NICE
◦ Atipikal dipertimbangkan jika memilih penanganan lini pertama untuk diagnosis baru
skizofrenia
◦ Opsi penanganan pilihan untuk episode skizo akut
◦ Dipertimbangkan jika mengalami AE yang tidak bisa dtierima dari penggunaan konvensional
◦ Perubahan ke atipikal tidak perlu jika tipikal dapat mengontrol dg cukup dan tak ada AE
yang tak dapat diterima
Antipsikotik atipikal
Antipsikotik atipikal lini kedua
◦ Clozapine
◦ Antipsikotik paling efektif untuk pengurangan gejala dan cegah kekambuhan
◦ Mengurangi risiko bunuh diri
◦ 1% risiko agranulositosis fatal
◦ leukopenia akut dengan pengurangan jumlah neutrophil
◦ Rekomendasi NICE
◦ Clozapine harus dimulai jika skizofrenia tidak cukup terkontrol setelah penggunaan
berurutan 2/lebih antipsikotik (satunya harus atipikal) masing2 paling sedikit 6-8 minggu
Antipsikotik atipikal
Clozapine
◦ BNF 52 (September 2006)
◦ Angka leukosit dan darah harus normal sebelum mulai
◦ Monitor angka Q minggu slm 18 mggu, lalu sedikitnya Q 2 mggu setelah 1 tahun
◦ Setidaknya Q 4 mggu setelah angka stabil selama 1 tahun (untuk 4 mggu lagi setelah
penghentian)
◦ Jika angka leukosit < 3000/mm3, atau ANC < 1500/mm3, hentikan segera, rujuk ke
hematolog
◦ Pasien harus lapor segera gejala infeksi, terutama gejala mirip flu (demam, sakit
tenggorokan)
Antipsikotik atipikal
Clozapine
◦ Kasus jarang myokarditis dan kardiomiopati
◦ Fatal
◦ Paling umum pada 2 bulan pertama
◦ Rekomendasi CSM
◦ Periksa fisik dan riwayat medik sebelum mulai
◦ Takikardia persisten terut. dlm 2 minggu pertama harus segera observasi untuk kardiomiopati
◦ Jika miokarditis atau kardiomiopati, hentikan clozapine
◦ Informasikan pasien ttg kelelahan, dispnea, takipnea, nyeri dada, palpitasi, dan minta segera lapor
mengenai tanda dan gejala ini
Antipsikotik atipikal
Clozapine
◦ Kontraindikasi
◦ Riwayat agranulositosis imbasan clozapine
◦ Supresi sumsum tulang
◦ Memakai obat mielosupresif
◦ Perhatian
◦ Gangguan seizure
◦ Diabetes
Antipsikotik pada
Skizofrenia
Respons Treatment
◦ 7 hari pertama
◦ Pengurangan agitasi, ketegangan, kecemasan, agresi
◦ Normalisasi kebiasaan tidur dan makan
◦ 2-3 minggu pertama
◦ Penngkatan sosialisasi, peningkatan upaya merawat diri
◦ 6-8 minggu
◦ Perbaikan dalam gangguan pemikiran

Anda mungkin juga menyukai