Anda di halaman 1dari 21

* REVIEW (UJI

HIPOTESIS)
* Uji Beda Dua mean
Yeni, SKM, MKM
Tujuan
 Membandingkan mean dua kelompok data.
 Dapat dilakukan dengan uji Z (pada sampel besar)
 jarang sekali
 Lebih sering menggunakan uji t Dikenal dengan
Uji t atau (t test).

Ada dua jenis uji t yaitu :


1. Uji beda dua mean independen / uji t independen
2. Uji beda dua mean dependen / paired sample t
test
Uji beda mean independen
Syarat :
1. Data berdistribusi normal
2. Datanya independen
3. Dua kelompok
4. Variabel yang dihubungkan numerik
(dependen) dan kategorik (independen)
Uji beda mean independen
Prinsip : melihat perbedaan variasi kedua
kelompok data

Perlu dilakukan uji varians sebelum melakukan


uji t.

Varians kedua kelompok data berpengaruh


pada nilai SE dan rumus uji t yang digunakan
Contoh
 apakah ada perbedaan kadar gula darah pasian
diabetes yang mendapat terapi insulin dengan pasien
yang tidak mendapat terapi insulin ?

Apakah jumlah Cd4 pada pasien HIV positif yang


mendapat ARV lebih tinggi dibandingkan pasien yang
tidak mendapat ARV ?

Apakah ada perbedaan kadar Hb pada ibu hamil yang


mendapat tablet Fe + B12 dengan ibu hamil yang
hanya mendapat tablet Fe?
Uji homogenitas varians
Tujuan :
Mengetahui varians antara kedua kelompok data satu
apakah sama dengan kelompok data yang kedua.

Perhitungannya dengan uji F.


Rumus :  
𝐹=
𝑆 2
1
 
𝑑𝑓 1 =𝑛1−1 𝑑𝑓 2 =𝑛2−1
 

2
𝑆 2

Keterangan :
Varian yang lebih besar  pembilang (Numerator)
Varian yang lebih kecil  penyebut (Denominator)
Hipotesis :
Ho : σ12 = σ22
varians kelompok satu sama dengan varians kelompok
dua

Ha : σ12 ≠ σ22
varians kelompok satu berbeda dengan varians
kelompok dua

Keputusan Statistik :
F hitung > F tabel  Ho ditolak (varians berbeda)
P value < alpha  Ho ditolak (varians berbeda)
Uji T independen pada varians sama
Rumus :   𝑋1− 𝑋2
𝑇=
1 1 𝑑𝑓 =𝑛1+𝑛2−2
 

𝑆𝑝
√( 𝑛1)+(
𝑛2
)

2 2
( 𝑛 1− 1 ) 𝑆 +(𝑛 2−1)𝑆
 

2 1 2
𝑆𝑝 =
𝑛 1+𝑛 2− 2
Keterangan :
n1 atau n2 = jumlah sampel kelompok 1 dan 2
S12 atau S22 = varians sampel kel 1 dan 2
Contoh
Seorang pejabat Depkes berpendapat bahwa rata-rata
nikotin yang dikandung rokok jarum lebih tinggi
dibandingkan rokok wismilak. Untuk membuktikan
pendapatnya, dilakukan penelitian dengan mengambil
sampel secara random 10 batang rokok jarum dan 8
batang rokok wismilak. Dari hasil pengolahan data
dilaporkan bahwa rata-rata kadar nikotin rokok jarum
adalah 23.1 mg dengan standar deviasi 1.5mg.
Sementara itu, kadar nikotin pada rokok wismilak
rata-rata 20mg dengan standar deviasi 1.7mg.
Berdasarkan data tersebut ujilah pendapat pejabat
Depkes tersebut dengan menggunakan alpha 5%?
Langkah 1
Uji homogenitas varians
Hipotesis
Ho : Ho : σ12 = σ22
varians kadar nikotin rokok jarum sama dengan varians
kadar nikotin rokok wismilak

Ha : σ12 ≠ σ22
varians kadar nikotin rokok jarum berbeda dengan
varians kadar nikotin rokok wismilak

Perhitungan uji F :
F = (1.7)2 / (1.5)2 = 1.28
Keputusan statistik :
 Pendekatan Probabilistik
- Lihat pada tabel distribusi F
- Membandingkan p value dengan alpha
- df1 = 8-1 = 7  sebagai numerator
- df2 = 10-1 = 9  sebagai denomerator
- Bagian area pada tabel F adalah nilai p value
- Pada tabel F diperoleh bahwa nilai F 1.28
berada di atas area p 0.100
- P value (0.100) > alpha (0.05)  Ho gagal
ditolak
Keputusan statistik
 Pendekatan Klasik
- Membandingkan nilai F hitung dan F tabel
- df1 = 8-1 = 7  sebagai numerator
- df2 = 10-1 = 9  sebagai denomerator
- P value = 0.05
- Diperoleh nilai F tabel = 3.29
- F hitung (1.28) < F tabel(3.29)  Ho gagal ditolak.

Kesimpulan :
Varian kadar nikoin rokok jarum sama dengan varian
kadar nikotin rokok wismilak
Langkah 2 perhitungan uji t
1. Menetapkan hipotesis
Ho: µ1 = µ2
Mean kadar nikotin jarum sama dengan mean kadar
nikotin wismilak
Ha : µ1 > µ2
Mean kadar nikotin jarum lebih tinggi dibanding mean
kadar nikotin wismilak

 Arah uji one tail 

2. Menetapkan tingkat kemaknaan


Ditetapkan alpha (α) = 5%
3. Pemilihan uji statistik

 Dilihat dari tujuan penelitian maka uji yang


digunakan adalah uji beda dua mean

4. Perhitungan statistik
2 2
 
2( 𝑛 1− 1 ) 𝑆 +( 𝑛 2−1) 𝑆
1 2
𝑆𝑝 =
𝑛 1+ 𝑛 2− 2
2 2
 
2( 10 −1 ) 1.5 +(8 −1)1.7
𝑆𝑝 = ❑ ❑
10+8 −2
2
𝑆𝑝 =2.53 → Sp=1.59
 
Uji t independen untuk varian sama :
 
𝑡=
𝑋1− 𝑋2
1 1
𝑑𝑓 =𝑛1+𝑛2−2
 

𝑆𝑝
√( 𝑛1 )( )
+
𝑛2
𝑑𝑓 =10+8−2=16
 

  23.1 − 20
𝑡=
1 1
1.59
√( 10)( )
+
8
 
𝑡=4.1
5. Keputusan statistik
 Pendekatan probabilistik
- pada tabel t dengan df= 16 , cari dimana
posis nilai t hitung (4.1) pada tabel  di
perbolehkan yang mendekati
- Diperoleh nilai t=4.1 berada disebelah nilai
2.921
- Diperoleh nilai p value < dari 0.005
- Artinya pada alpha 5%  Ho ditolak
 Pendekatan klasik
- Membandingkan t hitung dan t tabel
- Karena Ha adalah one tail maka alpha (5%)
tidak perlu dibagi 2
- Dengan df= 16 dan alpha 5% diperoleh nilai t
tabel = 1.746
- T hitung (4.1) > t tabel (1,746)  Ho ditolak

 Kesimpulan
Kadar nikotin rokokr jarum memang lebih tinggi
dibandingkan kadar nikotin rokok wismilak
UJI T independen pada varian berbeda

Rumus :   𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
2 2

 
√( 𝑆
𝑛1
1
+
𝑆
)( )
𝑛2
2
2

2
2

𝑑𝑓 =
[( ) ( )]
𝑆
𝑛1
+
1𝑆
𝑛2
2

2 2 2 2

[
𝑆

][
𝑆
( )𝑛1
1

(𝑛 1 −1)
+
𝑛2 ( )
( 𝑛2 − 1 )
2

]
Latihan
Sebuah penelitian bertujuan melihat perbedaan
force expiratory volume (FEV) antara perokok
dengan bukan perokok. Dari 15 orang bukan
perokok dilaporkan mean dan standar deviasi
FEV adalah 3.42 L + 0.90 L. Sementara itu, 10
orang perokok dilaporkan mean 2.81 L dan
standar deviasi 0.45 L. Lakukanlah uji statistik
apakah ada perbedaan yang bermakna FEV
perokok dengan bukan perokok.(alpha 5%)
Sekian .............

Anda mungkin juga menyukai