mz e 1 2 4
En
8h 2
n 2
Dari persamaan diatas, jelas bahwa E sangat bergantung
pada z (nomor atom) atau energi akan berbeda jika atomnya
berbeda.
Contoh :
Untuk Na ( e = 11, muatan = 0) maka gaya tarik elektron
dengan inti kurang efektif. Untuk Na+ (e = 10, muatan = +1)
maka gaya tarik elektron dengan inti lebih efektif.
e
logam
E elektron = h - W
VI
G
ada beda potensial (V)
1. Transmisi Radiasi.
2. Absorbsi Radiasi. Dalam absorbsi atom/molekul
akan mengalami eksitasi ke tingkat energi yang lebih
tinggi.
3. Hamburan Radiasi/Proses Scattering. Terjadi karena
tumbukan antara radiasi elektromagnetik dengan
partikel besar dalam medium.
HUBUNGAN KUANTITATIF RADIASI DENGAN MATERI
Transmitansi
Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan intensitas Io
dilewatkan melalui suatu larutan dalam wadah transparan maka
sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang
diteruskan It menjadi lebih kecil dari Io.
Transmitansi dengan simbol T dari larutan merupakan fraksi
dari radiasi yang diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan,
yaitu :
T = It/Io. Transmitansi biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Absorbansi
Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan
logaritma dari 1/T atau logaritma Io/It.
A = log (1/T) = log (Io/It) = - log (T)
Contoh : Bila A = 0 artinya radiasi diteruskan 100%, bila A = 1
artinya radiasi diteruskan 10%. Nama lain dari absorbansi
adalah Optical Density (OD)
A=bc
I - dI
X
Io It
Y
db
b
S
V
b
cm 2 sehingga :
It k .n.b Io k .n.b
Ln atau Ln
Io V It V
n/V menunjukkan banyaknya partikel/cm3, jadi besaran ini dapat
dikonversi ke dalam konsentrasi dalam mol/l, yaitu :
n partikel 1000 cm 3 / l
c x
6.02 x10 partikel / mol
23
V cm 3
23
c
1000n
mol / l n 6 . 02 x10 C
atau
23
6.02 x10 V V 1000
Sehingga:
Io
Jadi Log .b.c atau A .b.c
It
PENGGOLONGAN SPEKTROSKOPI
Spektroskopi Fluoresensi :
1
3 4 5
b.
2
c. 2 3 4 5
Detektor
Sampel
Radiasi
Emisi Monokromator Detektor
Sampel
Radiasi
Fluoresensi Monokromator Detektor
90o
i
ias
r ad
r
be
m Sampel
Su
Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala
dan hanya mengukur arus bolak balik (signal absorpsi) dari
sumber radiasi dan sampel.
Atomizer
Piranti (device) untuk merubah materi menjadi atom-atom
bebas. Karena umumnya atom-atom berada dalam keadaan
berikatan pada suhu rendah, maka umumnya melibatkan suhu
tinggi.
Nyala Api
elektrode
V Tempat sampel
Sampel M Ar* + M
M* + Ar
M*
M + h (emisai dari M)
Nyala
Digunakan secara luas.
Arc dan Spark tidak dapat digunkan karena suhunya terlalu
tinggi.
Elektrotermal
Batang karbon
Spektroskopi absorbsi
Diperlukan sumber radiasi. Ada dua macam sumber radiasi,
yaitu :
Sumber radiasi kontinu : yaitu sumber radiasi yang
memancarkan radiasi pada berbagai panjang gelombang.
Contoh : Lampu deuteurium (D2) untuk UV, lampu wolfram
(W) untuk visible.
Sumber radiasi diskontinu : yaitu sumber radiasi yang
memancarkan radiasi secara diskontinu pada panjang
gelombang tertentu. Contoh : Lampu Katoda Cekung
(Hollow Cathode Lamp), Electrodless Discharges Lamp.
I I
kontinu diskontinu
Terlihat bahwa I Io
Pola absorbsi radiasi oleh atom Karena absorbsi atom
(merupakansuatu garis) relatif dapat diabaikan
terhadap Io
Jadi (Io – I) tidak akan
terukur. Oleh karena
itu sumber radiasi
Sesudah absorbsi = Io kontinu tidak dapat
dipakai dalam
spektroskopi atom.
Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber
radiasi diskontinu ?
m
Io
o
Silica
Window
Anoda
Katoda tersebut dari logam atau dilapisi logam dari unsur yang
dianalisis. Umumnya HCL dibuat hanya untuk analisis satu
unsur saja. Akan tetapi saat ini terdapat katoda yang terbuat
dari campuran beberapa logam sehingga sebuah HCL dapat
digunakan untuk analisis lebih dari satu unsur.
Prinsip Kerja Lampu Katoda Cekung
Karena pengaruh tegangan yang tinggi antar elektroda
(katoda dan anoda) maka akan terjadi eksitasi gas pengisi
(ada juga yang terionisassi).
Ar Ar* serta ada juga yang terionisasi
Ar Ar+ + 1e
Ion Ar+ akan mempunyai energi kinetik yangg tinggi sehingga
sebagian dari Ar+ akan menuju katoda dengan energi kinetik
yang besar yang berakibat lepasnya atom-atom logam pada
permukaan katoda di dalam rongga. Pada proses ini dihasilkan
suatu kabut atom yang disebut sputtering. Sebagian dari kabut
atom berada dalam keadaan tereksitasi dan memancarkan
radiasi emisi pada waktu atom-atom logam kembali ke
permukaan katoda (keadaan dasar).
M* M + h
Interferensi
Dalam teknik analisis dengan spektroskopi absorpsi
atom dijumpai dua jenis interferensi yaitu, interfrensi spektra
dan interferensi kimia. Interferensi spektra terjadi bila spektra
absorpsi bahan pengganggu bertumpang tindih (overlap) atau
terletak dekat sekali dengan spektra analat yang tidak mungkin
dipisahkan dengan monokromator. Interferensi kimia disebab-
kan dari terbentuknya berbagai proses kimia.
Interferensi Spektra
Dalam Spektrokopi absorpsi atom sangat jarang terjadi
interferensi yang disebabkan tumpang tindihnya garis emisi
spektra karena garis emisi dari HCL sangat sempit. Interferensi
spektra akan terjadi jika selisih dua garis emisi kurang dari 0,1
A. Misal V pada 3082,11 A dengan Al pada 3082,15 A.
Interferensi ini dapat diatas dengan menggunakan panjang
gelombang yang lain seperti 3092,7 A untuk Al atau dengan
menghilangkan V terlebih dahulu. Interferensi spektra juga
dihasilkan oleh adanya produk pembakaran yang mempunyai
spektra absorpsi lebar atau produk yang radiasi terpencar.
Interferensi Kimia
Interferensi kimia lebih umum terjadi daripada interferensi
spektra.
Proses yang menyebabkan interferensi kimia adalah
(1) pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah,
(2) kesetimbangan disosiasi, dan
(3) ionisasi dalam nyala.
Pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah
MO ⇄ M + O
M(OH)2 ⇄ M + 2 OH atau lebih umum
MA ⇄ M + A
Konsentrasi standar
Metode Adisi Standar
CX = - CS
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
Konsentrasi standar