UV-VIS
Detektor
• Fotolistrik Pencatat
Instrumentasi
Spektrofotometer UV-Vis
• lampu deuterium untuk UV (190 -350 nm),
Sumber lampu lampu halogen kuarsa / tungsten untuk
Visibel (350 – 900nm).
PRISMA
INSTRUMENTASI
KOMPONEN INSTRUMENTASI SPEKTOMETER UV-VIS
3. Monokromator
GRATING
INSTRUMENTASI
KOMPONEN INSTRUMENTASI SPEKTOMETER UV-VIS
4. Detektor
Photovoltaic
Phototube
Diode array
~ Arie BS ~
Spektrofotometer UV-Vis
Tipe Spektofotometer UV-Vis
• Menurut konfigurasi optiknya,
spektrofotometer UV-Vis dibagi menjadi
– Single Beam
– Double Beam
– Multi Channel
Single Beam
Double Beam
Multi Channel
•Tanpa monokromator
•Mendispersikan cahaya dengan panjang gelombang yang sama
•Mahal
•Resolusi terbatas
Penyerapan sinar UV & Visibel oleh Molekul
C C
C C C O N N C C
C Cl : C OH C NH2
TRANSISI ELEKTRONIK
Transisi sigma – sigma star
------------------- σ* (σ – σ*)
------------------- π *
Transisi n – sigma star
------------------- n (n - σ*)
------------------- π
Transisi n – phi star
------------------- σ (n – π*)
Diagram tingkat energi
Transisi phi – phi star
elektronik (π - π*)
DISKUSI
Diagram Contoh Sinar Yang Nilai Keterangan
tingkat Nama Senyawa Diserap (λ) absorbtivita
energi Transisi Terserap s molar (ε)
elektronik
(n - σ*)
(n – π*)
(π - π*)
Spektro UV-Vis
Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi
elektromagnetik(REM) dengan molekul pada rentang panjang
gelombang 190 nm – 380 nm (UV) dan pada rentang panjang
gelombang 380 nm – 780 nm (Visible)
1 Angstrom (A) 10-8 cm 10-10 m
1 Nanometer (nm) 10-7 cm 10-9 m
1 Mikrometer 10-6 m 10-4 cm
E= h.v V= E=
c hc
E Energi radiasi cahaya
H Tetapan planck yang harganya 6,626 x 10-14 joule
C Kecepatan cahaya yang harganya 2,998 x 10-10 cms-1
lamda Panjang gelombang
Latihan Soal
Hitunglah kuantitas-kuantitas berikut untuk
suatu radiasi pada panjang gelombang 400 nm
10/11/2018 29
HK LAMBERT BEER
Metode Kuantitatif
A=є.b.C
• Bila melakukan pengukuran suatu unsur yang
sama pada panjang gelombang yang sama dalam
kuvet sampel yang sama pula, maka akan tampak
hubungan linear antara absorbansi A dan
konsentrasi c, selama absorpsivitas molar є dan
tebal kuvet b konstan
A1 = A2
C1 C2
Contoh
Absortivitas molar kompleks besi(II)-1,10
fenantrolin adalah 12.000 M-1cm-1. minimum
absorbansi yang dapat dideteksi adalah 0,001
jika diukur pada suatu sel (kuvet) bertebalan 1
cm.Berapakah konsentrasi minimum kompleks
besi(II)-1,10-fenantrolin yang dapat dideteksi?
A=є.b.C
0,001 = 12.0000 M-1cm-1 X 1 cm X c
c = 1,2 x 10-7 M
HUKUM LAMBERT-BEER
Asumsi:
1. Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu sama lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak lurus
dengan permukaan media penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan penghamburan
sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu besar
yang menyebabkan efek saturasi.
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER
A abc
Menurut Hk. Lambert-Beer, A berbanding lurus dengan panjang lintasan (b) dan
konsentrasi (c), sehingga:
1. A tidak mempunyai limitasi terkait dengan b.
Gunakan sel yang tipis untuk sampel dengan konsentrasi tinggi.
Gunakan sel yang tebal untuk sampel dengan konsentrasi rendah.
B A
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER
3. Instrumental Deviation
a. Hamburan cahaya
10/11/2018 37
TAHAPAN MELAKUKAN ANALISIS DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI
1. Apakah senyawa tersebut dapat dianalisis dengan
spektrofotometri
2. Membuat larutan standar
3. Menentukan larutan panjang gelombang
maksimum
4. Membuat kurva baku antara Absorbansi versus
konsentrasi sehingga diperoleh persamaan regresi
linier.
5. Menentukan kadar sampel.
Senyawa yang dapat dianalisis dengan
spektrofotometri adalah senyawa yang memiliki
ikatan rangkap terkonjugasi (rangkap tidak rangkap
Contoh : HO NHCOCH3
Parasetamol
H2N SO2NH2
Sulfanilamid
Contoh
1. Membuat larutan standar parasetamol 100 ppm
sebanyak 100 ml : ditimbang parasetamol murni 10
mg lalu ditambah etanol absolut sampai 100 ml
2. Membuat seri larutan standar misal 10 ppm, 20
ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 ppm
3. Mencari panjang gelombang maksimum
4. Membuat kurva kalibrasi Absobansi VS Konsentrasi
5. Membuat persamaan regrasi lininier Y = a + bx
No. Konsentrasi Absorbansi
Parasetamol
1 10 ppm 0,25
2 20 ppm 0,36
3 30 ppm 0,45
4 40 ppm 0,58
5 50 ppm 0,79
Y = a + bx
Y = Absorbansi
a = intersep (titik potong garis regresi
terhadap sumbu y, a = + titik potong
di atas titik 0,0 , a = - titik potong
di bawah titik 0,0)
b = slope (kemiringan garis / tg sudut )
x = Konsentrasi larutan standar/sampel
r=
Contoh Soal
100 mg sampel yang mengandung
Parasetamol dilarutkan dengan etanol
hingga 100 ml. diambil 10 ml diencerkan
hingga 100 ml. dari larutan yang sudah
dilarutkan diukur Absorbansinya
ternyata A = 0,465. hitunglah kadar
paresetamol dalam sampel tersebut ?
Dari data di atas diperoleh
a = 0,096
b = 0,013
r = 0,9852
sehingga diperoleh persamaan
y = 0,096 + 0,013 x
jika y = 0,465 maka x = 28,38
Kadar = C.reg. x P x V
berat sampel
= 28,38 %
PROSEDUR UMUM PENGUKURAN
10/11/2018 47
PERHITUNGAN LARUTAN STANDAR
10/11/2018 48
Analisis komponen tunggal
• Jika absorbansi suatu seri
larutan diukur pada λ, suhu,
kondisi pelarut sama, dan A
larutan diplotkan terhadap
konsentrasinya kurva baku.
• Penentuan konsentrasi
komponen tunggal dapat
dilakukan dengan :
– Menggunakan
informasi absorbtivitas
molar
– Menggunakan
persamaan regresi
linier kurva baku
Contoh soal
Sebanyak 20 tablet furosemid ditimbang beratnya 1,656
g. Diambil sampel 519,5 mg digojog dengan 300 mL
NaOH 0,1 N , lalu diencerkan sampai 500,0 mL dengan
NaOH 0,1 N. Sejumlah ekstrak disaring dan diambil 5,0
mL lalu diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai 250,0
mL. Absorbansi dibaca pada λ 271 nm dengan blanko
NaOH 0,1 N ternyata absorbansinya 0,596. Jika E 1%1cm
furosemid λ271 nm = 580, Hitung kadar Furosemid tiap
tabletnya ?
Jawab
• 519,5 mg serbuk furosemid dilarutkan sampai 500 ml = 519,5
mg/500 mL atau 103,9 mg/100 mL
• Berat rata-rata tablet = 1,656 g/20 = 82,8 mg
• Faktor pengenceran : 250/5 = 50 kali
• Konsentrasi Furosemid dalam ekstrak yang diencerkan :
Absorbansi
x1% xfaktor. pengenceran
1%
E
1cm
0,596
x1% x50 0,0514% 51,4mg / 100mL
580
Jawab
• Kadar furosemid tiap tablet
51,4mg 500mL
x xberatrata ratatablet
100mL 519,5mg
51,4mg 500mL
x x82,8mg / tablet 40,96mg / tablet
100mL 519,5mg
METODE SIMULTAN
10/11/2018 53
Analisis dua campuran secara
bersama-sama
Dua buah kromofor yang berbeda akan memiliki
kekuatan absorbsi cahaya yang berbeda pada suatu
λ tertentu, sehingga dengan mengukur kedua λ
akan diperoleh konsentrasi masing-masing
komponen campuran.
A1 = a1 b1 c1 dan A2 = a2 b2 c2,
karena tebal kuvet sama maka
A1 = a1 c1 dan A2 = a2 c2 sehingga :
Aλ1 = (a1c1) λ1 + (a2c2) λ1
Aλ2 = (a1c1) λ2 + (a2c2) λ2
Contoh soal
• Absorbansi obat A dengan konsentrasi 0,0001
M dalam kuvet 1 cm adalah 0,982 pada λ 420
nm, dan sebesar 0,216 pada λ 505 nm.
Absorbansi obat B dengan konsentrasi 0,0002
M adalah 0,362 pada λ 420 nm dan 1,262
pada λ 505. Absorbansi campuran 2 obat
adalah 0,820 pada λ 420 nm, dan 0,908 pada
λ 505 nm. Berapakah konsentrasi masing-
masing obat A dan B dalam campuran
tersebut ?
Hal-hal penting dalam pengukuran
spektrofotometri UV-Visibel
• Terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna dan
akan diukur dengan spektrofotometer Visibel dilakukan
derivatisasi.
• Waktu operasional (operating time) untuk mengetahui
waktu pengukuran yang stabil.
• Pemilihan panjang gelombang maksimum (λ max)
• Pembuatan kurva baku sebaiknya sering diperiksa ulang.
• Pembacaan absorbansi sampel/cuplikan sebaiknya dalam
rentang 0,2 – 0,8.
Derivatisasi sampel
Syarat pereaksi :
Reaksinya selektif dan sensitif
Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusiel
Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama
Operating Time
Ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu
pengukuran dengan absorbansi larutan.
Pengukuran senyawa harus dilakukan pada saat waktu
operasionalnya.
Pemilihan panjang gelombang (λ)
• Panjang elombang
yang digunakan
adalah λmax.
• Alasan :
– Kepekaan maksimal
– Hukum Lambert-Beer
terpenuhi
– Kesalahan akan kecil
Pembuatan kurva baku
Pembacaan absorbansi sampel
(0,2 – 0,8)
Absorban yang terbaca hendaknya A = 0,2-0,8
atau %T = 15 % - 70 % agar kesalahan
fotometrik dalam pembacaan transmitan
sebesar 0,005 atau 0,5 %