SPEKTROMETRI
• Spektroskopi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu
tentang interaksi antara materi
dengan radiasi elektromagnetik.
• Metode pengukuran yang
didasarkan pada pengetahuan
tentang spektroskopi disebut
spektrometri.
Berdasarkan pada
Perbedaan Keadaan Materi
Spektroskopi molekuler
(molecular spectroscopy)
Spektroskopi atom
(atomic spectroscopy)
Berdasarkan Sumber Energi
Radiasi yang Dipakai
Spektrometri sinar dan sinar x
Spektrometri UV-Vis
Spektrometri IR
Karena atom terdiri dari inti dan elektron, padahal inti atom
tetap, maka gerakan dalam suatu atom yang dibicarakan
adalah gerakan elektron (rotasi elektron), sehingga dikatakan
bahwa energi atom adalah energi dari elektron yang berotasi.
Untuk meninjau
energi elektron dalam Elektron pada suatu
suatu atom dapat atom tidak
ditinjau dari : Energi elektron pada
berkeliaran,
bilangan kuantun n
• Teori Mekanika Klasik melainkan terikat ke
dirumuskan:
• Teori Mekanika Kuantum inti sehingga
• Teori Mekanika energinya negatif
Gelombang
mz e 1 2 4
En
8h 2
n 2
• Dari persamaan diatas, jelas bahwa E
sangat bergantung pada z (nomor atom)
atau energi akan berbeda jika atomnya
1 berbeda.
3. Dihamburkan (scattering)
4. Dipantulkan
Berdasarkan Jenis Interaksi yang
diamati:
1. Spektroskopi emisi
2. Spektroskopi fluoresensi
3. Spektroskopi absorpsi
4. Spektroskopi scattering/Raman
Spektroskopi Absorpsi:
• Spektroskopi absorbsi sinar x
• Spektroskopi absorbsi UV-Vakum
• Spektroskopi UV-Vis
• Spektroskopi Infra Merah (IR)
• Spektroskopi Gelombang Mikro
• Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti
(NMR)
• Spektroskopi Resonansi Spin elektron (ESR)
• Spektroskopi “Photoacoustic”
Spektroskopi Absorpsi
Atom
• Atomic Absorption
Molekul Spectrophotometry
(AAS)
• Spektofotometri
UV-Vis
• Spektrofotometri
Vis
HUBUNGAN KUANTITATIF
RADIASI DENGAN MATERI
P Solution
T=
P Solvent
Absorbansi
P Solution P Solvent 1
A=−log T =−log =log =log
P Solvent P Solution T
HUKUM LAMBERT-BEER
• Jumlah radiasi yang diserap proporsional dengan
ketebalan sel (b), konsentrasi analit (c), dan koefisien
absorptivitas molekuler (a) dari suatu spesi (senyawa)
pada suatu panjang gelombang.
A= abc
Jika konsentrasi (c) diekspresikan sebagai molaritas
(mol/L) dan ketebalan sel (b) dinyatakan dalam
centimeter (cm), koefisien absorptivitas molekuler (a)
disebut koefisien ekstinsi molar (ε) dan memiliki satuan
[L/(mol.cm)]
A = εbc
Untuk campuran, Hk. Lambert-Beer bersifat aditif.
ATotal A1 A2 A3 ...... An
or
ATotal 1b1c1 2b2c2 3b3c3...... nbncn
HUKUM LAMBERT-BEER
Asumsi:
1. Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu sama lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak lurus
dengan permukaan media penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan
penghamburan sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu besar
yang menyebabkan efek saturasi.
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER
B A
Pengukuran dilakukan pada max untuk memperkecil error.
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER
3. Instrumental Deviation
b. Hamburan cahaya
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
Menurut konfigurasinya, dibagi dalam:
1. Single Beam
2. Double Beam
3. Multi Channel
1. Single Beam
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
2. Double Beam
Double-beam in time instrument
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
2. Double Beam
Double-beam in space instrument
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
3. Multi Channel
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
Komponen Instrumentasi Spektometer UV-Vis
1. Sumber (Source)
PRISMA
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
Komponen Instrumentasi Spektometer Uv-vis
3. Monokromator
Spektroskopi UV-Vis
INSTRUMENTASI
Komponen Instrumentasi Spektometer Uv-vis
4. Detektor
Photovoltaic
Phototube
Diode array
Spektrofotometer Macam sampel
1
3 4 5
b.
2
c. 2 3 4 5
Detektor
Sampel
Radiasi
Emisi Monokromator Detektor
Sampel
Radiasi
Fluoresensi Monokromator Detektor
90o
Sampel
Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala
dan hanya mengukur arus bolak balik (signal absorpsi) dari
sumber radiasi dan sampel.
Atomizer
Piranti (device) untuk merubah materi menjadi atom-atom
bebas. Karena umumnya atom-atom berada dalam keadaan
berikatan pada suhu rendah, maka umumnya melibatkan suhu
tinggi.
Nyala Api
Nyala
Digunakan secara luas.
Arc dan Spark tidak dapat digunkan karena suhunya terlalu
tinggi.
Elektrotermal
Batang karbon
Spektroskopi absorbsi
Diperlukan sumber radiasi. Ada dua macam sumber radiasi,
yaitu :
Sumber radiasi kontinu : yaitu sumber radiasi yang
memancarkan radiasi pada berbagai panjang gelombang.
Contoh : Lampu deuteurium (D2) untuk UV, lampu wolfram
(W) untuk visible.
Sumber radiasi diskontinu : yaitu sumber radiasi yang
memancarkan radiasi secara diskontinu pada panjang
gelombang tertentu. Contoh : Lampu Katoda Cekung
(Hollow Cathode Lamp), Electrodless Discharges Lamp.
I I
kontinu diskontinu
Terlihat bahwa I Io
Pola absorbsi radiasi oleh atom Karena absorbsi atom
(merupakansuatu garis) relatif dapat diabaikan
terhadap Io
Jadi (Io – I) tidak akan
terukur. Oleh karena
itu sumber radiasi
Sesudah absorbsi = It kontinu tidak dapat
dipakai dalam
spektroskopi atom.
Bagaimana jika dalam spektroskopi absorbsi dipakai sumber
radiasi diskontinu ?
m
Io
o
Silica
Window
Anoda
Katoda tersebut dari logam atau dilapisi logam dari unsur yang
dianalisis. Umumnya HCL dibuat hanya untuk analisis satu
unsur saja. Akan tetapi saat ini terdapat katoda yang terbuat
dari campuran beberapa logam sehingga sebuah HCL dapat
digunakan untuk analisis lebih dari satu unsur.
Prinsip Kerja Lampu Katoda Cekung
Karena pengaruh tegangan yang tinggi antar elektroda
(katoda dan anoda) maka akan terjadi eksitasi gas pengisi
(ada juga yang terionisassi).
Ar Ar* serta ada juga yang terionisasi
Ar Ar+ + 1e
Ion Ar+ akan mempunyai energi kinetik yangg tinggi sehingga
sebagian dari Ar+ akan menuju katoda dengan energi kinetik
yang besar yang berakibat lepasnya atom-atom logam pada
permukaan katoda di dalam rongga. Pada proses ini dihasilkan
suatu kabut atom yang disebut sputtering. Sebagian dari kabut
atom berada dalam keadaan tereksitasi dan memancarkan
radiasi emisi pada waktu atom-atom logam kembali ke
permukaan katoda (keadaan dasar).
M* M + h
Interferensi
Dalam teknik analisis dengan spektroskopi absorpsi atom
dijumpai dua jenis interferensi yaitu, interfrensi spektra dan
interferensi kimia. Interferensi spektra terjadi bila spektra
absorpsi bahan pengganggu bertumpang tindih (overlap) atau
terletak dekat sekali dengan spektra analat yang tidak mungkin
dipisahkan dengan monokromator. Interferensi kimia disebab-
kan dari terbentuknya berbagai proses kimia.
Interferensi Spektra
Dalam Spektrokopi absorpsi atom sangat jarang terjadi
interferensi yang disebabkan tumpang tindihnya garis emisi
spektra karena garis emisi dari HCL sangat sempit. Interferensi
spektra akan terjadi jika selisih dua garis emisi kurang dari 0,1
A. Misal V pada 3082,11 A dengan Al pada 3082,15 A.
Interferensi ini dapat diatas dengan menggunakan panjang
gelombang yang lain seperti 3092,7 A untuk Al atau dengan
menghilangkan V terlebih dahulu. Interferensi spektra juga
dihasilkan oleh adanya produk pembakaran yang mempunyai
spektra absorpsi lebar atau produk yang radiasi terpencar.
Interferensi Kimia
Interferensi kimia lebih umum terjadi daripada interferensi
spektra.
Proses yang menyebabkan interferensi kimia adalah
(1) pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah,
(2) kesetimbangan disosiasi, dan
(3) ionisasi dalam nyala.
Pembentukan senyawa dengan volatilitas rendah
MO ⇄ M + O
M(OH)2 ⇄ M + 2 OH atau lebih umum
MA ⇄ M + A
Konsentrasi standar
Metode Adisi Standar
CX = - CS
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i
Konsentrasi standar
Seorang mahasiswa ingin menentukan kadar iodium (dinyatakan sebagai KIO 3) dalam garam dapur.
Untuk tujuan tersebut mahasiwa menentukan kadar KIO 3 dengan metode kurva kalibrasi menggunakan alat
Spectronic 20. Larutan baku KIO3 dibuat dengan jalan mengambil 10 mgram KIO3 kemudian dilarutkan
dengan aquades menjadi 0,5 liter (Larutan A)
Sampel garam dapur sebanyak 25 gram dilarutkan dengan aquades hingga 50 mL, dan diambil 5 mL untuk
dianalisis. Data selengkapnya sebagai berikut :
Pertanyaan :
a.Bagaimana persamaan garis lurus antara absorbansi versus konsentrasi arsen ?
b.Berapa konsentrasi arsen dalam limbah tersebut ?
c.LoD ?
Dalam analisis suatu sampel batuan akan ditentukan kandungan Ni dengan metode kalibrasi.
Untuk tujuan tersebut 50,0 mg sampel didestruksi dengan HNO 3 pekat dan diencerkan menjadi
100 mL. Data selengkapnya sbb :
Standar Ni H2O %T
20 ppm
0 mL 10 mL 100
0,5 mL 9,5 mL 55,0
1,0 mL 9,0 mL 36,5
1,5 mL 8,5 mL 29,0
2,0 mL 8,0 mL 24,5
Sampel 1 mL 9,0 mL 31,5
A410 nm A460 nm
Larutan
Ti 0,760 0,513
V 0,185 0,250
Sampel 0,715 0,657
Kalum kromat mempunyai absorbansi maksimum pada 372 nm.
Larutan K2CrO4 3,00 x10-5 M mempunyai transmitansi 71,6% bila diukur pada
372 nm dalam sel 1 cm.
Berapa absorbansi larutan tersebut
Berapa absortivitas molar larutan K2CrO4 pada 372 nm
Berapa persen transmitansi larutan tersebut jika diukur pada sel 3,00 cm
Jawab :
Jika %T= 71,6; T = 0,716 dan dari hukum Beer, log (1/T) = A
Sehingga A = log (1/0,716) =0,145
A = .b.c atau 0,145 = (1,000 cm)(3,00 x 10-5 mol/liter)
Sehingga = 4,83 x 103 liter/mol-cm
log (1/T) = .b.c = (4,83 x 103 liter/mol-cm)(3 cm)(3,00 x 10-5 mol/liter)
log (1/T) = 0,435; T = 0,367 atau %T = 36,7%
Komponen X mempunyai absortivitas molar pada 450 nm sebesar 2,45 x 103
liter/mol-cm. Berapa konsentrasi komponen X dalam larutan bila diukur pada
450 nm menyebabkan penurunan serapan sebesar 25% jika ditempatkan dalam
sel 1,000 cm.
Jawab :
Jika larutan X menyebabkan penurunan serapan sebesar 25%, berarti banyakny
radiasi yang diteruskan sebesar 75% (%T = 75%). Dari hukum Beer :
log (1/T) = .b.c
log(1/0,75) = (2,45 x 103 liter/mol-cm)(1,000 cm) c
0,124 = (2,45 x 103 liter/mol) c
c = 5,06 x 10-5 mol/liter