Anda di halaman 1dari 30

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH

SAKIT

Oleh :
Kelompok 1
Kelas A Praktikum 1
KELOMPOK 1
• KHANSA ALDA AMALIA J3M115023
• HANIFAH NURAINI J3M115027
• KLAUDIA TAMARA J3M115072
• RIATRI OCTA J3M115031
• YUSTITIA HAYUNING B J3M115012
• RIZKA ULFAH AULIA J3M115064
• SITI ZAHRA ISNANI J3M115061
• ILHAM FIRDAUS J3M115040
• ILHAM KHALID J3M115088
• MUHAMMAD IQBAL J3M215128
LIMBAH RUMAH SAKIT
• Limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit baik dari kegiatan medis ataupun
kegiatan penunjang.
KEGIATAN MEDIS

• RAWAT INAP
• RUANG OPERASI
• LABORATORIUM
• APOTIK
• UGD
KEGIATAN PENUNJANG

• DAPUR
• PERKANTORAN
• KANTIN
• GENSET/BOILER
JENIS-JENIS LIMBAH RUMAH SAKIT
Secara umum sampah dan limbah rumah sakit
dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu :

LIMBAH NON KLINIS

LIMBAH KLINIS
LIMBAH NON KLINIS
yakni limbah berasal dari
kantor/administrasi kertas,
unit pelayanan (berupa
karton, kaleng, botol),
sampah dari ruang pasien,
sisa makanan buangan,
sampah dapur (sisa
pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan,
sayur dan lain-lain)
(Satmoko Wisaksono, 2000)
LIMBAH KLINIS
adalah limbah yang berasal
dari pelayanan medis,
perawatan, gigi, veterinari,
farmasi atau sejenis,
pengobatan, perawatan,
penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahan-
bahan beracun, infeksius
berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika
dilakukan pengamanan
tertentu.
LIMBAH KLINIS
Berdasarkan potensi yang terkandung didalamnya,
limbah klinis dapat dikelompokan sebagai berikut:
• 1. Limbah benda tajam
• 2. Limbah infeksius
• 3. Limbah jaringan tubuh
• 4. Limbah sitotoksit,
• 5. Limbah farmasi,
• 6. Limbah kimia,
• 7. Limbah radioaktif
LIMBAH KLINIS
LIMBAH BENDA TAJAM LIMBAH INFEKSIUS
obyek atau alat yang memiliki limbah yang berkaitan dengan
sudut tajam, sisi, ujung atau pasien yang memerlukan isolasi
bagian menonjol yang dapat penyakit menular, diantaranya
memotong atau menusuk kulit limbah laboratorium yang
seperti jarum hipodermik, berkaitan dengan pemeriksaan
perlengkapan intravena, pipet mikrobiologi dari poliklinik dan
pasteur, pecahan gelas, pisau ruang perawatan/isolasi
bedah. Semua benda tajam ini penyakit menular
memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera
melalui sobekan atau tusukan
LIMBAH KLINIS
LIMBAH JARINGAN TUBUH LIMBAH SITOTOKSIT
limbah yang meliputi organ, bahan yang terkontaminasi
anggota badan, darah, cairan atau mungkin terkontaminasi
tubuh, biasanya dihasilkan dengan obat sitotoksit selama
pada saat pembedahan/otopsi. peracikan, pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksit.
LIMBAH KLINIS
LIMBAH FARMASI LIMBAH KIMIA
limbah yang berasal dari obat- limbah yang dihasilakan dari
obat kadaluarsa, obat-obat yang penggunaan bahan kimia
terbuang karena tidak dalam tindakan medis,
memenuhi spesifikasi atau veterinari, laboratorium, proses
kemasan yang terkontaminasi, sterilisasi, dan riset
obat-obat yang dibuang oleh
pasien atau masyarakat, obat-
obat yang tidak lagi diperlukan
oleh institusi yang bersangkutan
dan limbah yang dihasilkan
selama produksi obatobatan
LIMBAH KLINIS
LIMBAH RADIOAKTIF
bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis
atau riset radio nukleida.
Limbah ini dapat berasal dari
tindakan kedokteran nuklir
KARAKTERISTIK LIMBAH RUMAH SAKIT
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia, dan biologi (E.W
steel,1975). Limbah rumah sakit mengandung berbagai
macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit,
tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan
jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik). Tentu saja dari
jenis-jenis mikroorganisme tersebuat ada yang bersifat
patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain
yang akan mengandung bahan-bahan organik dan
anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan
dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS,
pH, Mikrobiologik dan lain-lain.
Peraturan Pengelolaan Limbah RS

• Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor


58 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit (Pasal 7)
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit Pasal 11(e)
• Peraturan Menter Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.56/MENLHK-
SetJen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pasal 5, 17, 18, 19
STANDAR BAKU
MUTU PENGELOLAAN
LIMBAH RUMAH
SAKIT

Limbah Cair
PermenLH RI No.
5/2014 tentang
Baku Mutu Air
Limbah.
• Permenlh RI No.
STANDAR BAKU
MUTU PENGELOLAAN 56/Menlhk-Setjen/2015
LIMBAH RUMAH tentang Tata Cara dan
SAKIT Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan
Limbah B3 Berbahaya dan Beracun
dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
STANDAR BAKU
MUTU PENGELOLAAN
LIMBAH RUMAH
SAKIT

Emisi Udara
Kepmenkes No.1204/
Menkes/ SK/ X/ 2004
tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
TEKNIK PENGELOLAAN
INSINERASI
Insinerator merupakan teknologi pengolahan limbah
medis yang dapat memusnahkan komponen berbahaya.
Volume limbah yang dapat direduksi 5 – 15% berupa
abu selainnya menghasilkan energi. Hal tersebut dapat
diperoleh secara bersamaan apabila suhu pembakaran
12000C, sehingga insinerasi dianggap sebagai salah satu
cara mengolah limbah yang ideal.
INSINERASI
Pemusnahan limbah medis
disesuaikan dengan kapasitas
tungku pembakaran serta
kemampuan insinerator dalam
mereduksi limbah medis.
Insinerator limbah padat domestik
rumah sakit dan limbah medis
dapat beroperasi melalui sistem
manajemen yang terintegrasi.
Insinerator tersebut dapat
mereduksi massa sebesar 70% dan
mereduksi volume sebesar 90%..
INSINERASI
Untuk limbah medis infeksius,
proses insinerasi yang pokok
dilakukan adalah destruksi
organisme infeksius yang berada
pada limbah tersebut. Adapun
operasi tambahan dalam
melalukan insinerasi adalah
meminimalisasi kandungan
organik dan mengontrol emisi
pembakaran. Limbah padat B3
tidak diperbolehkan membuang
langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah
domestik dan harus melalui
proses pengolahan
INSINERASI
Cara dan teknologi atau
pemusnahan limbah padat B3
sesuai dengan kemampuan
rumah sakit dan jenis limbah
padat B3 yang ada, dengan
pembakaran menggunakan
insinerator. Sistem
pengolahan yang disarankan
yaitu dengan menggunakan
insinerator yang sudah ada
akan tetapi perlu adanya
modifikasi terhadap suhu
insinerator menjadi 1200oC
INSINERASI
Kelebihan Kekurangan
• Limbah dapat dimusnahkan • Tidak semua jenis limbah dapat di
dengan cepat hancurkan atau dimusnahkan
• Terkendali terutama limbah dari logam dan
• Tidak memerlukan lahan yang botol
luas • Dapat menimbulkan pencemaran
• Dapat membakar jenis sampah udara berupa emisi yang
termasuk sampah B3 berbentuk dioksin dan logam berat
• Mengurangi sifat patogen seperti As, Cd, Cr, Pb, Mn, Hg dan
mencegah racun terbebas di dapat
udara. • Menimbulkan asap dengan
kandungan debu (ash).
Particulatematter dengan berbagai
ukuran
IPAL
Untuk mengolah parameter-parameter air limbah, unit-
unit pengolahan yang akan diterapkan terdiri dari unit
pengolahan. pendahuluan, unit pengolahan primer, dan
unit pengolahan sekunder. Pada pengolahan primer
dilakukan operasi fisik yang bertujuan untuk
menyisihkan padatan yang terapung maupun terlarut di
dalam air limbah. Pengolahan primer menyiapkan air
limbah untuk memasuki tahapan pengolahan
selanjutnya, yaitu pengolahan sekunder. Dalam
pengolahan sekunder digunakan proses biologi atau
kimia untuk menyisihkan sebagian besar kandungan
organik dalam air limbah.
IPAL
• Unit pengolahan pendahuluan : fine screen, tangki
ekualisasi.
• Unit pengolahan tingkat pertama : dissolved air
flotation (DAF)
• Unit pengolahan tingkat kedua : upflow anaerobic
sludge blanket (UASB), sequencing batch activated
sludge.

[SUMBER: JURNAL STUDI INSTALASI PENGOLAHANAN AIR


LIMBAH RS. WAHIDIN SUDIROHUSODO]
Alat Kontrol Udara RS
1. HEPA (High Effciency Particulate Air)
2. ULPA (Ultra Low Penetration Air)
3. Unit pengolah udara (Air handling Unit)
HEPA
HEPA filter terutama digunakan di kamar bedah
dari kompleks ruang operasi. Filter udara ini
harus dapat menyaring partikel udara lebih
besar dari 0,3 mikron yang melewawinya dengan
effisiensi 9,97% udara.
ULPA
Filter udara yang dapat menyaring udara sekurang-
kurangnya 99,999% debu, serbuk sari, jamur, bakteri,
dan semua partikel berukuran 120 nanometer (0,12
mikron) atau lebih besar di udara.
Unit Pengolah Udara
Alat yang digunakan untuk mengkondisikan dan
mensirkulasikan udara, pada sistem pemanasan,
ventilasi dan pengkondisian udara (Heating, Ventilating,
Air Conditioning = HVAC).

Anda mungkin juga menyukai