Anda di halaman 1dari 34

ETIKA PROFESI PENYULUH

KESEHATAN MASYARAKAT/
PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN
Oleh : Yenny, SKM, MPH
PEJABAT FUNGSIONAL (JABFUNG PKM)
berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Negara Nomor
58/KEP/M.PAN/8/2000

Mempunyai tugas melaksanakan pemberdayaan


masyarakat dan promosi kesehatan serta menjalankan
fungsi sebagai agen perubahan perilaku
Tujuan Pembelajaran
Tujum Umum diharapkan peserta mampu memahami etika profesi Penyuluh
Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan.

Tujuan Khusus
1. Menjelaskan Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik
Kesehatan
2. Menjelaskan Etika profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan
Pendidik Kesehatan
Pokok Bahasan dan Sub
Pokok Bahasan
Pokok bahasan 1.
Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor Kesehatan
Sub pokok bahasan:
a. Pengertian
b. Ciri-ciri profesi
c. Kode Etik Profesi
d. Syarat-syarat
e. Organisasi profesi Perkumpulan PPKMI
Profesi Penyuluh Kesehatan
Masyarakat/Promotor
Dan Pendidik Kesehatan.
A. Pengertian
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/ Promotor dan pendidik
Kesehatan adalah Pekerja/SDM Promosi Kesehatan termasuk
didalamnya Jabfung PKM baik yang terampil maupun ahli, yang
menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan pendidikan/ ketrampilan
spesifik yang komprehensif dan memiliki sertifikasi resmi dari
Organisasi Profesi yaitu Perkumpulan Promotor Pendidik Kesehatan
Masyarakat Indonesia (Perkumpulan PPKMI).
Profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik
Kesehatan, menjalankan tugas dan fungsinya sesuai profesi dan
keahlian, yang senantiasa berupaya meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan menjunjung tinggi kode etik profesi Promotor dan
Pendidik Kesehatan.
Ciri – ciri profesi
1.Memberikan pelayanan pada orang secara langsung.
2.Menempuh pendidikan tertentu dengan melalui ujian
tertentu sebelum melakukan pelayanan.
3.Anggotanya relatif bersifat homogen.
4.Menerapkan standar pelayanan tertentu.
5.Etika profesi ditegakkan oleh suatu organisasi.
 
• Memiliki kompetensi khusus (ada
pengetahuan/keahlian/keterampilan
khusus karena pendidkan, pelatihan
dan pengalaman bertahun-tahun)

Memiliki organisasi profesi (ada


organisasi profesi yang melindungi
anggota, ada STR, ada kode etik)
Kualifikasi suatu pekerjaan sebagai suatu
profesi
• Mensyaratkan pendidikan teknis yang formal lengkap dengan cara pengujian
yang terinstitusionalisasikan, baik mengenai edukuasi pendidikan maupun
mengenal kompetensi orang–orang hasil didiknya.
• Penguasaan tradisi kultural dalam menggunaan keahlian dan ketrampilan
tertentu.
• Komplek pekerjaan memiliki sejumlah sarana institusional untuk menjamin
bahwa kompetensi yang dimiliki itu akan digunakan secara
bertanggungjawab, wujudnya adalah organisasi profesi dengan prosedur
penegakkan, serta rekruitasi pengemban profesi.
Kode Etik Profesi Penyuluh Kesehatan/
Promotor dan Pendidik Kesehatan
Dirumuskan dalam 33 butir dan 8 bagian meliputi:
Pembukaan/Mukadimah
Bab I. Kewajiban Umum (5 butir)
Bab II. Kewajiban Terhadap Masyarakat (7 butir)
Bab III. Kewajiban Terhadap Sesama Profesi (4 butir)
Bab IV. Kewajiban Terhadap Profesi Lain (3 butir)
Bab V. Kewajiban Terhadap Profesinya (7 butir)
Bab VI. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri (5 butir)
Bab VII. Penutup (1 butir)
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap profesi penyuluh kesehatan
masyarakat/Promotor dan Pendidik Kesehatan harus
menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan etika
profesi kesehatan

Pasal 2
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi
Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik
Kesehatan mementingkan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, hendaknya
menggunkan pendekatan kepmitraan dengan
mengutamakan prinsip kesetaraan, ketrbukaan dan saling
menguntungkan

Pasal 4
Dalam melaksankan tugas dan fungsinya tidak boleh
membeda-bedakan masyarakat atas pertimbangan
keyakinan, agama, suku, golongan, social, ekonomi,
politik dan sebagainya

Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tugas harus
sejalan dengan profesi atau keahliannya
BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 6
Dalam melaksankan tugas dan fungsinya, selalu
berorientasi kepada masyarakat baik sebagai
induvidu, kelompok, maupun masyarakat luas
sesuai dengan potensi social budaya masyarakat
setempat

Pasal 7
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus
mengutamakan pemerataan dan keadilan
Pasal 8
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus
menggunakan pendekatan menyeluruh secara multi
disiplin dengan mengutamakan upaya preventif dan
promotif

Pasal 9
Dalam melaksankan tugas dan fungsinya harus
berdasarkan fakta melaui penelitian atau kajian ilmiah

Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus
sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang
profesional
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus
bertanggungjawab dalam upaya melindungi,
memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat

Pasal 12
Dalam melaksankan tugas dan fungsinya harus
melihat antisipasi kedepan baik menyangkut
masalah kesehatan maupun masalah bukan
kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat
BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI
Pasal 13
Setiap profesi penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik
kesehatan harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan

Pasal 14
Setiap profesi penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik
kesehatan wajib bekerjasama dengan teman sejawatnya dan melakukan
tugas dan fungsinya

Pasal 15
Setiap profesi penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik
kesehatan tidak boleh mengambil alih tugas teman sejawatnya tanpa
persetujuan teman sejawat bersangkutan yang telah diberi tanggungjawab
sebelumnya
BAB IV
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAIN
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus
berkerjasama, saling menghormati dengan profesi lain
tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
keyakinan,sosial, ekonomi, politik dan sebagainya

Pasal 17
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Bersama-
sama dengan profesi lain, hendaknya berpegang pada
pendekatan kemitraan dengan mengutamakan prinsip
kesehatan, keterbukaan dan saling menguntungkan
BAB V
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA
Pasal 18
Penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik kesehatan
hendaknya bersifat proaktif saat mengatasi masalah kesehatan

Pasal 19
Penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik kesehatan
hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan profesi
promosi kesehatannya

Pasal 20
Penyuluh kesehatan masyarakat/ promotor dan pendidik
kesehatan hendaknya senantiasa selalu berkomunikasi, membagi
pengalaman dan saling membantu diantara sesama anggota
BAB VI
KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI
Pasal 21
Profesi penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik kesehatan
harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik

Pasal 22
Profesi Penyuluh kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik kesehatan
harus menjadi panutan menetapkan perilaku hidup bersih dan sehat

Pasal 23
Profesi Penyuluh kesehatan masyarakat/ promotor dan pendidik kesehatan
senantiasa berusaha mengembangkan dirinya dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
BAB VII
PENUTUP
Setiap anggota profesi penyuluh kesehatan
masyarakat/promotor dan pendidik kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari
harus berusaha dengan sungung-sunguh dan
memegang teguh kode etik penyuluh
kesehatan masyarakat/promotor dan pendidik
kesehatan
Syarat – syarat profesi penyuluh kesehatan
masyarakat
1. Memiliki keahlian dan keterampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni
dan teknologi termasuk metode Pendidikan, pelatihan serta penelitian
2. Mempunyai kemampuan satu atau lebih beberapa materi subtansi yang
berkaitan dengan Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku/ promosi
kesehatan
3. Memiliki kemampuan dan keahlian dalam mempergunakan berbagai metode
pendidkan kesehatan dan perilaku, penyuluh kesehatan, komunikasi
informasi dan edukasi (KIE), advokasi, bina suasana, Gerakan pemberdayaan
masyarakat, pemasaran social, mobilisasi social, mengembangakan jejaring
kemitraan yang terkait dengan promosi kesehatan
4. Pernah mengikuti dan lulus diklat professional : PKM dasar ahli-terampil,
TOT, MOT di bidang promosi kesehatan/PKM
Fungsi Kode Etik Profesi
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
2. Sarana control social bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi
Organisasi PPKMI

Nama dan kedudukan


Perkumpulan ini bernama “Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan
Masyarakat Indonesia (Indonesian Society For Health Promotor Educator –
ISHPE) disingkat dengan Perkumpulan PPKMI.

Berkedudukan dan didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Februari 1988 untuk waktu
yang tidak ditentukan dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut
PERKUMPULAN.

Perkumpulan ini adalah perkumpulan profesi promotor dan pendidik kesehatan


masyarakat bernaung di bawah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
Azas Dasar dan Tujuan Perkumpulan

Azas- Dasar Perkumpulan PPKMI adalah Pancasila dan Undang- Undang Dasar 45.

Tujuan Perkumpulan PPKMI secara umum sejalan dengan tujuan IAKMI yakni:
1. Turut dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalm bidang kesehatan
Masyarakat.
2. Turut dalam peningkatan derajat kesehatan badaniah, rohaniah, dan sosial
rakyat Indonesia khususnya dan umat manusia umumnya.
3. Melindungi kepentingan Anggota
4. Membantu Pemerintah dalam program pembangunan nasional.
Tujuan Perkumpulan PPKMI secara khusus
adalah :
1. Melestarikan profesi promotor dan pendidik kesehatan masyarakat Indonesia
2. Mengembangkan, mempraktikkan, mendayagunakan ilmu dan seni promosi
kesehatan serta keterampilan profesi dalam program pembangunan Indonesia
Sehat berbasis perilaku.
3. Meningkatkan kapasitas promosi kesehatan utamanya kapasitas SDM
Promkes Profesional
4. Melakukan pembinaan kehidupan profesi, integritas moral dan etika profesi
serta melindungi dan memperjuangkan kepentingan anggota dan profesi.
5. Menggalang kemitraan baik dengan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah, antar Profesi Kesehatan, LSM, Swasta, Media massa serta
mengembangkan jejaring nasional, regional dan global.
Keanggotaan dan pengurus
Anggota terdiri dari Anggota Muda, Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa, dan Anggota Kehormatan. Tenaga
Fungsional Penyuluhan Kesehatan Masyarakat secara otomatis menjadi Anggota Biasa. Anggota Biasa
secara otomatis adalah anggota IAKMI.

Pengurus Pusat berkedudukan di Jakarta/Ibu kota RI dan terdiri atas Dewan Penasehat dan Pengurus
Harian dan Dewan Pakar, serta dipilih untuk masa 4 tahun oleh Musyawarah Besar/Nasional.

Pengurus cabang berkedudukan di propinsi atau di kabupaten/kota, dipilih untuk masa 4 tahun oleh
Musyawarah Cabang. Cabang Perkumpulan PPKMI dapat dibentuk bila mempunyai anggota sekurang-
kurangnya 5 orang.

Musyawarah Nasional.
Musyawarah besar/nasional diadakan 4 tahun sekali kecuali bila sewaktu-waktu diperlukan dan diminta
oleh setengah jumlah cabang.
Pokok Bahasan dan Sub
Pokok Bahasan
Pokok bahasan 2.
Etika profesi Penyuluh Kesehatan Masyarakat/Promotor dan Pendidik
Kesehatan

Sub pokok bahasan:


a. Pengertian
b. Prinsip-prinsip etika
Bagi 4 kelompok dan diskusikan
arti etiket, etika, etis, dan ethos
berserta contohnya
Etika Profesi Penyuluh Kesehatan
Masyarakat/Promotor
Dan Pendidik Kesehatan
ETIKET

ETIKA

ETIS

ETHOS
Etika Profesi Penyuluh Kesehatan
Masyarakat/Promotor
Dan Pendidik Kesehatan

Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau
berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia
hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etis adalah sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada
seorang wanita

Ethos adalah sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu


Thank you for
attention

Anda mungkin juga menyukai