(PEDIATRIC MANDIBULAR
FRACTURES)
Disusun oleh:
Dian fitriana (150600031)
Wenny (150600147)
Grace natalia (150600209)
Dosen pembimbing:
Hendry Rusdy, drg., M.Kes., Sp.BM (K)
ARMAMENTARIUM
Alat jahit Pickle fork
Bahan cetak (mis., Alginate) Retractor pipi plastik ganda
Sendok cetak Benang jahit yang dapat teresorbsi
Model gigi Retractor
Bahan Elastis Pisau bedah (# 15) atau ujung jarum
electrocautery
Anestesi lokal dengan vasokonstriktor
Stainless steel wire (gauge 24 dan 26)
Alat Orthognathic atau craniofacial
ARMAMENTARIUM
• Arch Bar (Erich atau • Anestesi umum dengan intubasi nasotrakeal
yang serupa) atau trakieostom (untuk pasien dengan luka
yang parah)
ARMAMENTARIUM
• Heavy needle driver
ARMAMENTARIUM
•Alat fiksasi fraktur mandibular (plat fraktur, miniplates, dan
sekrup
ARMAMENTARIUM
• Pack Orofaringeal •Akrilik ortodontik
Sejarah Prosedur
Fraktur mandibula pada anak memiliki pola yang berbeda dari orang dewasa. Pada anak-anak, 80%
dari fraktur mandibula melibatkan daerah kondilus, subkondilar atau angulus mandibula (±50%).
Fraktur simfisis dan parasimfisis meliputi sekitar 20% dari fraktur mandibula pediatrik.
Pilihan perawatan ditentukan dengan mempertimbangkan potensi pertumbuhan mandibula dan erupsi
dari gigi sulung dan gigi permanen. Sejak munculnya fiksasi rigid, terjadi perdebatan yang signifikan
tentang penggunaannya pada mandibula yang masih dalam tahap pertumbuhan dan penggunaan bahan
yang dapat teresorpsi.
Tujuan dari pengobatan fraktur pada anak-anak adalah untuk mendapatkan union tulang, mengembalikan
oklusi, memantau dan mencegah gangguan pertumbuhan.
Indikasi Prosedur
Fraktur mandibula pada pasien pediatrik membutuhkan berbagai jenis
perawatan, mulai dari observasi dengan kunjungan berkala hingga reduksi
mandibula terbuka atau tertutup dengan atau tanpa fiksasi
maksilomandibular
Limitasi dan Kontraindikasi
Apabila terdapat cedera tulang kranial, saraf spinal, thoracoabdominal, atau cedera lain yang
dapat menurunkan angka kemungkinan hidup, maka harus dinilai terlebih dahulu.
Diperlukan pemeriksaan klinis dan radiografi untuk mendiagnosis fraktur mandibula pada anak-
anak.
Trauma dan tekanan pada saat pemasangan sekrup dan plat dapat merusak atau menghambat
pertumbuhan gigi.
Kondilus-ramus yang pendek pada anak-anak membuat mudah terjadi tumpang tindih struktur
dalam radiografi panoramik, sehingga fraktur bisa saja tidak terlihat. Computed tomography
(CT) diperlukan untuk melihat lebih jelas dan telah menjadi standar pemeriksaan di rumah sakit
karena akurasinya lebih baik dibandingkan dengan film biasa.
Komunikasi yang tepat antara operator dan orang tua, ditambah dengan penjelasan yang tepat
sesuai dengan usia pasien, diperlukan untuk mendapatkan kerjasama yang baik dari pasien
selama perawatan.
Apabila terdapat gangguan kondisi kesehatan medis tertentu (epilepsi, koagulopati) dapat
menjadi kontraindikasi untuk penatalaksaan yang dilakukan (mis., reduksi fraktur tertutup dan
terbuka)
Teknik: Reduksi Tertutup dengan atau tanpa
Fiksasi Maxillomandibular
Langkah 1 : Gambaran
Umum
Pada anak-anak, prosedur dilakukan dibawah anastesi umum atau dengan intubasi
nasotrakea. Pada remaja, prosedur dapat dilakukan dibawah anastesi lokal atau dapat
dapat digunakan sedasi intravena
Langkah 2 : Reduksi
Fraktur
Setelah anastesi yang adekuat diberikan, maka prosedur reduksi fraktur manual dapat
dilakukan, penyelarasan mandibula didasarkan pada kondisi gigi dan oklusi. Setelah
penyelarasan dicapai maka arch bar dapat ditempatkan pada posisinya.
Langkah 3 : Pemasangan Arch
Bar
Setelah efek anestesi hilang, radiografi pasca operasi dapat dilakukan (radiografi panoramik).
Langkah 6 : Penutupan
Luka diirigasi dan ditutup dengan jahitan yang dapat teresorbsi. Jika otot mentalis
terinsisi, dapat dijahit kembali dengan benang Vicryl. Dapat juga ditempatkan pembalut
eksternal pada dagu untuk menambah dukungan.
Teknik alternatif 1: Reduksi Terbuka (Open
Reduction) dengan atau tanpa Fiksasi
Internal
Langkah 1 : Gambaran Umum
Prosedur yang dilakukan pada anak-anak disarankan menggunakan anestesi umum dengan
intubasi nasotrakeal. Pada dewasa, anestesi lokal dan / atau penggunaan sedasi intravena dapat
dilakukan.
Langkah 2 : Reduksi Fraktur
Setelah anestesi yang adekuat telah tercapai, reduksi fraktur dilakukan secara manual berdasarkan
penyelarasan pertumbuhan gigi pada mandibula dan oklusi. Setelah tercapai, fiksasi
maxillomandibular dapat ditempatkan dan selanjutnya dilakukan pemasangan arch bar.
Langkah 3 :Eksposur Fraktur
Untuk reduksi terbuka, penatalaksanaan yang dilakukan adalah insisi mukosa vestibular secara
intraoral. Daerah insisi ditandai dengan brilliant green. Insisi ditandai beberapa milimeter lebih
rendah dari batas mucogingival untuk memungkinkan penutupan jaringan yang adekuat. Pada
daerah saraf mental, insisi dibuat sedikit lebih tinggi untuk menghindari daerah persarafan.
Teknik ini kemudian dilanjutkan sebagai berikut:
1. Anestesi lokal diinfiltrasikan ke daerah insisi yang telah ditandai.
2. Insisi dibuat dengan pisau bedah #15 atau electrocautery. Jaringan diinsisi tegak lurus terhadap
jaringan mukosa dan submukosa. Ujung pisau diorientasikan tegak lurus terhadap tulang, dan dibuat
insisi periosteal.
3. Setelah diseksi subperiosteal selesai, untuk reduksi dan fiksasi yang adekuat diperlukan
pengeksposan daerah fraktur dan tulang proksimal dan distal. Pengeksposan batas inferior juga
sangat penting karena fiksasi internal diaplikasikan pada batas inferior, jauh dari benih gigi
Langkah 4 : Reduksi Anatomi
Fraktur yang tervisualisasi dapat direduksi secara manual untuk mendapatkan penyatuan jaringan
anatomis terbaik. Tang yang digunakan untuk mereduksi tulang harus digunakan dengan hati-hati
pada pasien anak karena dapat merusak perkembangan benih gigi.
Langkah 5 : Fiksasi Fraktur
Jika reduksi anatomi yang memadai sudah tercapai dan stabil dengan arch bar mandibula, arch bar
dapat ditambahkan akrilik untuk tambahan stabilitas. Sebagai alternatif, fiksasi yang rigid dapat
digunakan plat fraktur atau miniplates dengan screw monokortikal. Fiksasi yang dapat teresorbsi
telah banyak digunakan pada anak untuk menghindari masalah jangka panjang terkait dengan
migrasi plat dan untuk mengeliminasi risiko yang dapat terjadi dikemudian hari apabila plat perlu
dilepas.
Teknik alternatif 2: Perawatan Fraktur
Kondilus / Subkondilus Mandibula
• Pada pasien dengan gerakan mandibular yang normal, memiliki oklusi stabil, berulang
tanpa hambatan, sesuai umur dan dengan rasa sakit yang minimal, observasi dan
membatasi diet makanan yang diblender merupakan pilihan perawatan utama pada anak
tersebut.
• Pasien dengan oklusi yang tidak stabil atau maloklusi yang signifikan membutuhkan
perawatan tambahan. maloklusi yang disebabkan oleh obstruksi mekanis → reduksi
terbuka jika reduksi tertutup tidak berhasil.
Teknik alternatif 2: Perawatan Fraktur
Kondilus / Subkondilus Mandibula
• Jika diskrepansi oklusal kecil dan pasien dapat diarahkan ke oklusi stabil, reduksi tertutup
dengan fiksasi maksilomandibular menggunakan arch bar, kabel Risdon, ivy loop, atau
kawat stout lebih disarankan. Sekrup skeletal tidak boleh digunakan untuk MMF karena
adanya potensi merusak gigi pengganti yang sedang berkembang.
• Pasien dengan gigi susu atau bercampur yang mengalami fraktur unilateral subkondilar
dapat ditangani dengan analgesik dan diet makanan yang diblender selama 7 sampai 10
hari.
Pertimbangan Pasca Operatif
• Anak memiliki potensi osteogenik dan penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan orang dewasa sehingga apabila diperlukan reduksi antomis,sebaiknya dilakukan
lebih cepat. Waktu Immobilisasi pada anak-anak juga lebih singkat yaitu sekitar 2-3
minggu dibandingkan dengan orang dewasa yang memerlukan waktu 4-6 minggu.
• Untuk fraktur pada daerah selain kepala kondilus, MMF sebagai perawatan utama biasanya
dipertahankan selama 7 sampai 14 hari pada anak dengan gigi geligi desidui atau
bercampur. Tiga sampai 4 minggu biasanya cukup pada anak-anak yang lebih tua dan
remaja.
Prosedur :
1. Anastesi Umum
Resorbable/biodegra
2. Penyelarasan oklusal dengan atau tanpa MMF deable plat dan
3. Reduksi terbuka : Insisi intraoral (flap mukoperiosteal) sekrup
4. Plat resorbable di pre-aktivasi dengan 6. Fiksasi plat resorbable dengan
memanaskan plat dalam air bersuhu 55℃ menggunakan sekrup resorbable.
7. Penjahitan
8. Perbandingan foto pre-operatif dan satu tahun setelah
pembedahan melalui foto CT 3D
Penampakan plat resorbable didalam foto panoramik
THANK YOU