Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KASUS
BAKTERIAL VAGINOSIS

DR. REYHAN CALABRO


ANAMNESIS

 Identitas Pasien
 Nama : Ny. H
 Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Januari 1997
 Usia : 22 th
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Alamat : Marunda Baru
 Datang ke RS : 4 Agustus 2019
 Pendidikan Terakhir : SMP
ANAMNESIS

 Keluhan Utama :

Pasien datang dengan keluhan keputihan, berbau, gatal sejak melahirkan anak pertama.

 Riwayat Peyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan keputihan, berbau dan gatal sejak melahirkan anak
pertama. Keputihan terus menerus seperti susu namun agak keabuan. Perut bagian
bawah kiri sedikit tidak nyaman, pada BAK tidak ada keluhan. Pasien juga mengeluhkan
nyeri sehabis atau sesudah bersenggama. Menstruasi tidak lancar, sebulan bisa 3 kali
menstruasi, terkadang hanya keluar flek-flek saja.
ANAMNESIS

 Riwayat Penyakit Dahulu :


 Belum pernah sakit seperti ini sebelunya. Awal menstruasi kelas 6 SD.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


 Di keluarga kakanya pernah mengeluhkan keluhan yang sama
 Suaminya jika kencing terasa panas dan terasa gatal

 Riwayat Alergi :
 Makanan (-), obat-obatan (-), debu (-)

 Riwayat Pengobatan:
 Sebelumnya sudah berobat ke bidan, tetapi tidak sembuh
ANAMNESIS

 Riwayat Psikososial:
 Suami yang sekarang merupakan perkawinan yang kedua
 Terakhir bersenggama 3 bulan yang lalu.
 Pekerjaan suami sebagai nelayan, pulang ke rumah kira-kira 1 tahun sekali.
 Pasien meminum pil KB jika suaminya pulang ke rumah.
PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan Umum:  Kepala : Bentuk normocephal, rambut


panjang, warna hitam, distribusi merata, tidak
 KU : Baik, tampak sakit ringan mudah dicabut.
 Kesadaran : Composmentis  Mata : Tidak cekung, pupil isokhor,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 BB : 60 kg
 Hidung : Normonasi, sekret (-/-), deviasi
 Tanda Vital septum nasi (-)
 TD : 130/90 mmHg  Telinga : Normotia, sekret (-/-), radang (-)
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), Faring
 N : 80x/menit
hiperemis (-), perdarahan mukosa (-),
 RR : 22x/menit perdarahan gusi (-)
 S : 36,5 0 C  Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak
teraba, Tiroid tidak terdapat pembesaran
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax
 Inspeksi : Normochest
 Palpasi : vocal premitus simetris kanan kiri, dada yag tertinggal (-)
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : BJ1 dan BJ2 jantung tunggal, murni, pernapasan vesikuler ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen
 Inspeksi : asites (-), bekas luka operasi (-)
 Auskultasi : Peristaltik (+)
 Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
 Perkusi : Timpani

Ekstremitas :
 Ekstr. Atas : akral hangat, sinosis -/-, RCT < 2 detik
 Ekstr. Bawah : akral hangat, sianosis -/-, udem -/-, RCT < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK

Genitalia
 Genitalia Eksterna
 Inspeksi : tidak ada darah, keputihan berwarna agak keabuan, ada tanda-tanda
inflamasi, tidak ada papil/ nodul, tidak ada tanda-tanda luka
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
  
DIAGNOSIS

 Diagnosis Banding : Kandidiasis vulvovaginalis, Trikomoniasis


 Diagnosa Kerja : Vaginosis Bakterial (VB)
TATALAKSANA

Nonmedikamentosa
 Menjaga kebersihan vagina
 Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak merusak pH di sekitar vagina
 Hindari bedak/deodoran vagin
 Gunakan celana dalam yang kering dan yang menyerap keringat
 Sering mengganti pembalut jika sedang haid

Medikamentosa
 Metronidazole 500 mg 2 x 1
 Pemeriksaan Lain

Disarankan untuk melakukan pemeriksaan paps smear


TINJUAN PUSTAKA
BAKTERIAL VAGINOSIS
DEFINISI

 Vaginosis bakterialis (VB) adalah suatu gangguan pada flora vagina yang menyebabkan
keluarnya sekret berbau, putih abu-abu, dan encer.
 VB hanya mengenai perempuan, dan saat ini belum ada bukti bawa penyakit ini ditularkan
secara seksual antara pasangan heteroseks.
 Namun, VB disebabkan oleh bergnti-ganti pasangan seksual dan kuman penyebabnya
pernah dibiak dari uretra laki-laki yang menjadi pasangan seksual perempuan yang
terinfeksi .
EPIDEMIOLOGI
 Penyelidikan epidemologi VB jarang dilakukan, sedangkan kriteria mikrobiologi dan klinis
yang tepat belum jelas.
 Pernah disebutkan bahwa 50% wanita aktif seksual terkena G. Vaginalis, tetapi hanya
sedikit yang menyebabkan gejala. Sekitar 50% ditemukan pada pmakai AKDR dan 86%
bersama-sama dengan infeksi Trichomonas.
 Pada penggunaan AKDR dapat ditemukan serta diikuti infeksi G.vaginalis dan kuman
anaerob gram negatif. Hampir 80% laki-laki yng mitra seksual wanitanya terinfeksi
G.vaginalis, mengandung G.vaginalis dengan biotipe yang sama dalam uretra, tetapi tidak
menyebabkan uretritis.
 Pada suatu penyelidikan ditemukan adanya hubungan antara timbulnya rekurensi setelah
pengobatan dengan kontak seksual. Ditemukannya G.vaginalis sering diikuti dengan
infeksi lain yang ditularkan melalui hubungan seksual.
ETIOLOGI
 Faktor-faktor yang mengubah lingkungan asam normal di vagina menjad basa yang
mendorong pertumbuhan berlebihan bakteri-bakteri penghasil basa.
 Lactobacilli acidophilus adalah bakteri berbentuk batang, positif-gram, yang menghasilkan
asam laktat dari karbohidrat. Laktobasillus adalah bakteri predominan di vagina dan
membantu mempertahankan sekresi vagina yang bersifat asam.
 Faktor-faktor yang mengubah pH melalui efek alkalisasi antara lan adalah mukus serviks,
semen, darah haid, mencuci vagina (douching), pemakaian antibiotik, STI, dan perubahan
hormon saat hamil dan monopouse.
 Faktor-faktor ini mungkin meningkatkan pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma
hominis dan bakteri anaerob. Metabolisme bakteri anaerob menyebabkan lingkungan
menjadi basa yang menghambat pertumbuhan lktobasilus dan mendorong pertumbuhan
bakteri lain. VB dilaporkan berkaitan dengan
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

 Wanita dengan VB akan mengeluh adanya duh tubuh dari vagina yang ringan atau sedang dan berbau tidak enak
(amis),
 Bau lebih menusuk setelah senggama dan mengakibatkan darah menstruasi berbau abnormal.
 Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar), kalau ditemukan, lebih ringan daripada yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau C.albicans.
 Sepertiga penderita mngeluh gatal dan rasa terbakar, dan seperlima timbul kemerahan dan edema pada vulva.
 Nyeri abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu kencing jarang terjadi, dan kalau ada karena penyakit lain. Di
samping itu sekitar 50% penderita VB bersifat asimptomatik.
 Pada pemeriksaan sangat khas, dengan adanya duh tubuh vagina bertambah, warna abu-abu homogen, viskositas
rendah atau normal, berbau, dan jarang berbusa.
 Duh tubuh melekat pada dinding vagina terlihat sebagai lapisan tipis atau kilauan yang difus,
 pH sekret vagina berkisar antar 4,5-5,5. Gejala peradangan umum tidak ada. Terdapat eritema pada vagina atau
vulva atau petekie pada dinding vagina.
 ada pemeriksaan kolposkopi tidak terlihat dilatasi pembuluh darah dan tidak ditemukan penambahan densitas
pembuluh darah pada dinding vagina. Gambaran serviks normal.
PEMERIKSAAN DIAGOSTIK
 Dengan mikroskop, pada sediaan basah sekret vagina dengan larutan garam faal terlihat leukosit sedikit atau tidak
ada, sel epitel bayak dan adanya kokobasil yang berkelompok. Terdapatnya clue cell (sel epitel vagina yang diliputi
oleh kokobasil sehingga batas sel tidak jelas) adalah patognomonik.
 Pada pewarnaan gram dapat dilihat batang-batang kecil gram negatif atau variabel. Gram yang tak dapat dihitung
jumlahnya dan banyak epitel dengan kokobasil tanpa ditemukan laktobasil.
 Dapat dilakukan tes Sniff (tes amin), yaitu duh tubuh vagina berbau amis setelh ditambahkan 1 tetes larutan KOH
10%. Dapat pula dilakukan pemeriksaan kromografi dan biakan.
 Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan adanya 3 dari 4 kriteria AMSEL :
 Sekret homogen, putih, noninflamatorik yang melapisi dinding vaina.
 Pemeriksaan sediaan basah dengan salin memperlihatkan adanya clue cells
 pH cairan vagina di atas 4,5
 “whiff tes” (bau cairan vagina seperti ikan setelah penambahan larutan kalium hidroksida [KOH] 10%) positif.
 Karena VB tidak bersifat meradang, maka tidak terjadi peningkatan leukosit pada pemeriksaan mikroskopik.
Pewarnaan gram terhadap cairan vagina dapat dilakukan, dan diagnosis VB didasarkan pada temuan adanya
perubahan dari predominansi laktoasilus menjadi predominansi Gardnerella atau bakteri anaerob. Biakan tidak cukup
spesifik untuk menegakkan diagnosis.
Clue Cell Pewarnaan gram (-), kokobasil
DIAGNOSA BANDING
Kriteria diagnostik Normal Kandidiasis Vaginosis Trikomoniasis
Vulvovagina Bakterialis
Keluhan-gejala Tidak ada Gatal, rasa Bau tidak Sekret kuning-hijau,
terbakar, sekret, sedap, gatal, bau, gatal
disuria sekret
Sekret Putih, jernih, flokulen Putih, seperti keju, Encer, putih Berbusa, kuning-
meningkat abu-abu, hijau
meningkat
pH vagina 3,8-4,2 <4,5 >4,5 >4,5
Bau amina Tidak ada Tidak ada Busuk, “seperti Mungkin
ikan” memperlihatkan
bau busuk tau bau
“seperti ikan”
Sediaan Basah Sel epitel, laktobasilus, Pseudohifa, ‘yeast Clue cells, whiff Trikomonad, whiff
sedikit leukosit buds’, leukosit positif, sedikit mungkin positif,
positif leukosit leukosit positif
PENGOBATAN

 Secara topikal, digunakan :


 Krim Sulfonamida tripel sebagai acid cream base dengan pH 3,9 dipakai setiap hari
selama 7 hari. Namun, kesembuhan hanya sementara, yakni selama penggunaan
pengoatan topikal. Atau
 Supositoria vaginal berisi tetrasiklin atau yodium povidon 76%
 Secara sistemik, berikan :
 Metrodinazol 2-3 x 500 mg tiap hari selama 7 hari, atau
 Tinidazol 2 x 500 mg selama 5 hari, atau
 Amoksisilin atau ampisilin dengan dosis 4 x 500 mg per oral selama 5 hari. Pemberian
ampisilin dan tetrasiklin merupakan predisposisi timbulnya kandidosis vaginal.
PROGNOSIS

 Prognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada 20-30% wanita walaupun tidak
menunjukkan gejala. Pengobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai.
Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan.
Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus. Dengan pengobatan
metronidazol dan klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi (84-96%).

Anda mungkin juga menyukai