Anda di halaman 1dari 23

Sulitnya Ijin Pembangunan

Rumah Ibadah Kaum Minoritas


beserta Kaitanya dengan
Pelanggaran HAM
Disusun Oleh :
Kemal 165060200111030
Eri Anantha
Ilham Zaidan 175060200111039
Hak Asasi Manusia dalam
Beragama
Kasus sulitnya pembangunan
rumah ibadah kaum minoritas tidak
bisa kita lepaskan dari perihal Hak
asasi manusia dalam beragama.
Oleh karena itu, mari kita simak
secara singkat bagaimana pemerintah
menjamin hak asasi seluruh rakyat
dalam beragama.
Dasar hukum yang menjamin kebebasan
beragama di Indonesia ada pada konstitusi kita,
yaitu Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”):

“Setiap orang bebas memeluk agama dan


beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.”
Selain itu..
Hak Asasi Manusia dalam beragama
juga diatur dalam :
O Pasal 28E ayat (2)  UUD 1945
O Pasal 28I ayat (1) UUD 1945
O Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 
O dan lain-lain
Akan Tetapi..
Hak asasi tersebut bukannya tanpa pembatasan.
Dalam Pasal 28J ayat (1) UUD 1945 diatur
bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi
orang lain. 
Pasal 28J ayat (2) UUD 1945  selanjutnya
mengatur bahwa pelaksanaan hak tersebut wajib
tunduk pada pembatasan-pembatasan dalam
undang-undang.
Jadi, hak asasi manusia tersebut dalam
pelaksanaannya tetap patuh pada
pembatasan-pembatasan yang diatur dalam
undang-undang.
“Kasus Sulitnya Membangun
Rumah Ibadah”
Penolakan Pembangunan Pura di desa
Sukaurip, Kabupaten Bekasi
Ganjalan untuk mendirikan rumah ibadah
memang bukan cerita baru. Hingga kini
belum ada solusi nyata untuk masalah itu.
Penolakan pembangunan rumah ibadah
kembali terjadi. Sekelompok orang menolak
rencana pembangunan pura di di Desa
Sukaurip, Kabupaten Bekasi, dengan alasan
minimnya jumlah penganut Hindu di desa
itu. Warga Hindu di Kabupaten Bekasi
memang merupakan kelompok minoritas.
Data Statistik Proporsi Penduduk
Kabupaten Bekasi Berdasar Agama, 2015
Data Statistik Proporsi Penduduk
Indonesia Berdasar Agama, 2016
Penyebab Kasus-kasus ini terjadi
Kesulitan dalam membangun rumah
ibadah terkhusus untuk kaum minoritas
kerap terjadi, Beberapa hal yang kerap
dijadikan alasan atas penolakan adalah :
1. Minimnya Jumlah penduduk Agama tsb.
2. Kerap terbentur oleh Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No.9 dan No. 8 Tahun
2006. Tentang syarat administratif
pembangunan rumah ibadah.
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No.9 dan No. 8 Tahun 2006,
Khususnya Bab IV, Pasal 14 Terkait Syarat
Pendirian Rumah Ibadah
Pandangan Komnas HAM
Dari catatan Komnas HAM, kata
Choirul Anam, membangun rumah
ibadah justru lebih sulit dibanding
membangun diskotik, karena terbentur
Peraturan Bersama Menteri Agama
dan Menteri Dalam Negeri yang
bermasalah, dan kerap dijadikan
sebagai alasan bagi kelompok
intoleran.
Beberapa Contoh Kasus lain
Tak hanya kasus penolakan terhadap
pembangunan Pura di Kabupaten
Bekasi, beberapa kasus lain,
diantaranya:
O pembangunan rumah ibadah di Aceh
Singkil
O Gereja GKI Yasmin
O dll
Menimbang alasan alasan penolakan yang ada,
yang cenderung berlindung dibalik Peraturan
Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri dan terkesan Intoleran..
Banyak masyarakat yang mengeluh karna
peraturan yang ada terasa “Berat Sebelah” dan
terasa menyulitkan.
Lalu..

Apakah kasus-kasus ini


dapat dikatakan Pelanggaran
HAM...?
Untuk menjawabnya, mari kita ulas
sedikit Pelanggaran HAM serta
bedanya dengan
Tindak Pidana
Definisi dari pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM) adalah pelanggaran terhadap
kewajiban negara yang lahir dari
instrumen-instrumen internasional hak
asasi manusia. 
Pelanggaran negara terhadap kewajibannya
itu dapat dilakukan baik dengan perbuatannya
sendiri (acts of commission) maupun karena
kelalaiannya (acts of ommission).
Maka dari itu, kunci dari pelanggaran HAM
adalah, harus ada kewajiban negara yang tidak
terpenuhi di situ. Yang bertanggungjawab
adalah Negara, bukan individu atau badan
hukum lainnya.
Contoh Tindak Pidana
Si A membunuh si B. Karena kasus itu
terjadi antara satu individu terhadap individu
lainnya, tidak ada pelanggaran HAM di
situ, karena tidak ada kewajiban negara
yang dilalaikan.
Insiden itu termasuk tindak pidana atau
tindakan kriminal, bukan pelanggaran HAM.
Prinsip yang sama juga berlaku untuk
tindakan individu-ke-individu lainnya seperti
perundungan, kekerasan seksual, hingga
merokok di tempat umum.
Contoh Pelanggaran HAM
Semisal kasus pembunuhan B yang kita bahas
sebelumnya tidak diusut oleh aparat
negara seperti kepolisian dan pengadilan karena
alasan apapun – entah mereka lalai, atau
misalnya pelaku ternyata teman main Smule-nya
Kepala Polisi – barulah terjadi pelanggaran
HAM.
Kenapa? Karena ada kewajiban negara, yakni
menyelesaikan kasus pidana, yang tidak
dilakukan. Di sinilah negara melakukan
pelanggaran HAM karena kelalaian, atau acts of
omission.
Tanggapan Bapak Jusuf Kalla atas
Kasus Sulitnya Pembangunan
Rumah Ibadah
Kepada Komnas HAM, Wakil Presiden Jusuf Kalla
meresponi kritik soal sulitnya pemberian ijin membangun
rumah ibadah di Indonesia. Dia menilai permasalahan
yang terjadi selama ini muncul lantaran adanya aturan
resmi yang harus ditaati seluruh pihak. (Mengacu pada
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No.9 dan No. 8 Tahun 2006 )
Perkara sulitnya satu rumah ibadah, menurut Jusuf
Kalla, sebenarnya tak pantas dianggap sebagai
pelanggaran HAM. Pasalnya hal itu tak lepas aturan resmi
yang ditetapkan pemerintah soal Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB).
KESIMPULAN
Menimbang kasus-kasus yang ada,
Penyebab dari kasus kasus tersebut,
Peraturan Resmi yang Berlaku, beserta
tanggapan dari para Ahli Politik :
Memang, kasus yang ada belum dapat secara
mudah dikatakan sebagai Kasus
Pelanggaran HAM, karena sudah ada
peraturan resmi yang mengatur terkait
syarat administratif dalam Pembangunan
Rumah Ibadah.
NAMUN.....
Namun...
O Menimbang Penjaminan HAK BERAGAMA
yang dijamin dalam UUD 1945,
PANTASKAH Negara Berdiam Diri atas
Kesulitan yang dirasakan oleh para Kaum
Minoritas?
O Penulis merasa bahwa diperlukanya
peninjauan kembali terhadap Aturan aturan
yang berlaku untuk mempermudah akses
masyarakat minoritas dalam pembangunan
rumah ibadah
SERTA...
Serta...
O Penulis Beranggapan apabila terdapat bukti
yang kuat akan kesulitan masyarakat dalam
beribadah (karna akses rumah Ibadah yang
minim), terdapat penolakan pembangunan
rumah ibadah walau seluruh syarat
administratif terpenuhi, DAN NEGARA DIAM
SAJA...
Maka hal ini dapat secara serius
dipertimbangkan sebagai Pelanggaran HAM oleh
Negara yang tidak menghiraukan Hak dan
Kebutuhan Rakyatnya dalam Beribadah, Sesuai
dengan PENJAMINAN dalam UUD 1945.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai