Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MENCARI ISU DARI TIAP TIAP

LEMBAGA NEGARA

1. Lembaga Legislatif

 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Kasus Dugaan Suap Perburuk Kepercayaan Publik ke BPK

Solo - Kasus dugaan suap yang dilakukan Kementerian Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) kepada auditor Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), dinilai tambah memperburuk citra lembaga
pemerintahan di mata publik.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli


Hasan usai mengisi acara di kantor pusat Majelis Tafsir Alquran (MTA), Jalan
Ronggowarsito, Solo, Minggu (28/5/2017).

"Tentu ini akan menggerus kepercayaan publik terhadap lembaga negara. Hari
gini kok masih ada soal korupsi itu," kata Zulkifli kepada wartawan.

"Tentu kita menyesalkan, prihatin atas kasus itu. Lembaga DPR sudah banyak
masalah, DPD juga, sekarang BPK," ungkapnya.

Dia berharap, kasus tersebut merupakan terakhir kalinya terjadi pada lembaga
negara. Pasalnya, kepercayaan rakyat sangat dibutuhkan dalam membangun
negara.

"Oleh karena itu, ini jadi pelajaran penting bagi auditor dan BPK, agar kasus
semacam ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.

Adapun saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan empat
orang tersangka, yakni Ali Sadli (Auditor BPK), Rochmadi Saptogiri (pejabat
eselon I BPK), Jarot Budi Prabowo (pejabat Eselon III Kemendes PDTT) dan
Sugito (Irjen Kemendes PDTT).

Suap diberikan terkait pemberian predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) BPK
terhadap laporan keuangan Kemendes PDTT. KPK menyebut commitment fee
dalam kasus ini adalah Rp 240 juta, dengan Rp 200 juta sebelumnya diberikan
pada awal Mei lalu.

Dari OTT yang dilakukan KPK pada Jumat (26/5), diperoleh barang bukti uang
sejumlah Rp 40 juta dari ruangan Ali Sadli, serta uang USD 3000 dan Rp 1,145
miliar yang diamankan dari ruangan Rochmadi. Hingga kini KPK masih
menyelidiki keterkaitan uang di ruangan Rochmadi dengan kasus ini.

Solusi dari isu diatas :


-

 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Tolak UU Cipta Kerja, Massa Partai Buruh Siap Unjuk Rasa di Gedung
DPR Senin Besok

Liputan6.com, Jakarta - Massa Partai Buruh dan sejumlah ormas lainnya bakal
menggelar demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Senin, 7
Februari 2022 demi menolak pembahasaan UU Cipta Kerja.

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyampaikan aksi ini bukan hanya digelar di
DKI Jakarta, melainkan pula di seluruh kota industri di Indonesia. Seperti
Bandung, Semarang, Jepara, Surabaya, Makassar, Aceh, Medan, Banjarmasin dan
kota-kota lainnya.

"Aksi ini dalam rangka terus mengawal dan memastikan bahwa Omnibus Law,
RUU Cipta Kerja yang sudah masuk Prolegnas di DPR tidak dibahas oleh DPR,
yaitu dengan kata lain dikeluarkan oleh Prolegnas pembahasan oleh DPR dan
pemerintah terkait RUU tersebut," kata Said Iqbal dalam konferensi pers daring,
Minggu (6/2/2022).

Partai Buruh mendesak supaya UU itu dicabut untuk dibahas. Mengingat


Mahkamah Konstitusi atau MK telah menyatakan bahwa proses pembentukan
RUU Cipta Kerja itu inkonsistusional bersyarat dan cacat formil.

"Oleh karenanya tidak layak untuk dibahas kembali oleh DPR RI bersama
pemerintah," tegasnya.

Said Iqbal mengatakan, pihaknya meminta pemerintah tidak kukuh untuk terus
membahas RUU Cipta Kerja tersebut.
Solusi dari isu diatas :
- Meminta DPR RI melakukan amandemen yakni mencabut atau merubah
keseluruhan atau Sebagian dari pasal pasal UU Cipta Kerja.
 DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

AS Mencari-cari Kesalahan Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Pernyataan keras dilontarkan oleh Wakil Ketua DPD RI,
Sultan B. Najamudin dalam menanggapi isu Laporan Hak Asasi Manusia (HAM)
yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS yang menyoroti kasus penembakan
KM 50 hingga Aplikasi PeduliLindungi yang melanggar Hak Asasi Manusia
(HAM). Ia menuding, AS mencari celah untuk mendiskreditkan Indonesia dengan
logika Hak Asasi Manusia (HAM).

Selain itu, dugaan yang dikaitkan dengan sikap Indonesia yang cenderung tidak
begitu mempersoalkan invasi Rusia ke Ukraina itu disebutnya telah mengusik
sikap politik AS dan juga merugikan reputasi AS sebagai negara yang kerap
mendukung aktivitas militer Israel ke Palestina.

"Dunia telah memahami secara baik tentang logika dan standar ganda atas prinsip
HAM mereka yang mengaku sebagai para pejuang HAM itu. Mereka berpura-
pura buta dan merasa benar dengan agresi militer Israel dengan perlengkapan
perang yang mereka bantu di Al Aqsa hari ini," sindir senator asal Bengkulu itu
melalui keterangan resminya pada Senin (18/04).

Menurutnya, Pentagon sedang cemburu dengan gestur diplomatik Indonesia yang


baik-baik saja bersama Rusia dan melejitnya popularitas Putin di jagat maya
publik Indonesia saat ini. Terutama ketika dikaitkan dengan posisi kita sebagai
presidensi G20.

"Terlalu jauh bagi AS untuk memperkeruh suasana sosial politik Indonesia


dengan mengungkap hal yang telah selesai dibicarakan di internal Indonesia.
Publik Indonesia tidak akan terpengaruh dengan pendekatan politik yang
memecah belah seperti itu," tegas Sultan.

Mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu pun meminta masyarakat Indonesia untuk
tidak terpengaruh dan terprovokasi dengan propaganda asing yang berpotensi
menimbulkan kegaduhan sosial bangsa dan baginya bangsa ini sudah terlalu kuat
dan maju untuk diadu domba.

Solusi dari isu diatas :


-

2. Lembaga Yudikatif

 MK (Mahkamah Konstitusi)

MK Menolak Uji Materi Cipta Kerja


Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan uji materi
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Meski demikian, MK menilai pembentukan UU tersebut tak berdasarkan Undang-


Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Karena itu, MK memerintahkan agar UU Cipta
Kerja diperbaiki dalam jangka waktu 2 tahun.

"Menyatakan pembentukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta


Kerja bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat
sepanjang tidak dimaknai, tidak dilakukan perbaikan dalam waktu dua tahun sejak
putusan ini diucapkan," ujar Ketua MK Anwar Usman dalam putusannya, Kamis
(25/11/2021).

Dalam putusannya, Anwar menyatakan UU Cipta Kerja masih berlaku hingga


dilakukan perbaikan dengan tenggat waktu dua tahun. Anwar meminta pemerintah
maupun DPR melakukan perbaikan UU Cipta Kerja.

Apabila dalam jangka waktu dua tahun sesuai dengan ketetapan Majelis Hakim
MK UU tersebut tidak diperbaiki, maka menjadi inkonstitusional atau tak berdasar
secara permanen.

"Menyatakan apabila dalam tenggang waktu dua tahun pembentuk undang-


undang tidak dapat menyelesaikan perbaikan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja maka undang-undang atau pasal-pasal atau materi muatan undang-
undang yang telah dicabut atau diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja harus dinyatakan berlaku kembali," tegas Anwar.

Selain itu, MK juga memerintahkan menangguhkan segala tindakan kebijakan


yang bersifat strategis dan berdampak luas berkaitan dengan UU Ciptaker.

"Serta tidak dibenarkan pula menerbitkan peraturan pelaksana baru yang berkaitan
dengan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja," kata dia.

Solusi dari isu diatas :


-

 KY (Komisi Yudisial)

KY Bekerja Mencari Sosok Hakim Agung Terbaik

Jakarta (Komisi Yudisial) – Ketua Komisi Yudisial (KY) Mukti Fajar Nur Dewata
menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Nasional Program Magister
Hukum Universitas Bung Karno. Kegiatan yang mengambil tema “Eksistensi
Komisi Yudisial dalam Seleksi Calon Hakim Agung” ini,l dilaksanakan pada
Sabtu (9/4), di Aula Ir. Soekarno Universitas Bung Karno, Jakarta. Hadir sebagai
narasumber Akademisi dan Praktisi Hukum Dewi Iryani dan Dekan Fakultas
Hukum Universitas Bung Karno Puguh Aji Hari Setiawan sebagai moderator.
Puluhan peserta hadir dari civitas Universitas Bung Karno maupun kampus lain,
dalam seminar yang dilaksakan secara tatap muka ini.

Mukti membuka dengan menjelaskan isi Pasal 24B UUD NRI 1945, yakni KY
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim. KY saat ini dalam proses seleksi
kesehatan dan kepribadian seleksi calon hakim agung (CHA) dan calon hakim ad
hoc Tindak Pidana Korupsi (Korupsi) di Mahkamah Agung (MA).

“Saya baru mendarat semalam dari Makassar dalam rangka klarifikasi rekam jejak
CHA. Di rekrutmen kali ini, terjadi kenaikan, yaitu 136 orang CHA dan 57 calon
hakim ad hoc Tipikor di MA. Sehingga kita harus bekerja keras untuk menyeleksi
hakim agung, sebagai benteng terakhir peradilan,” buka Mukti.

Rangkaian seleksi berlangsung cukup lama, dari seleksi administrasi di akhir


tahun 2021. Di bulan Mei mendatang, diharapkan proses di KY selesai, sehingga
nama-nama calon siap untuk diberikan kepada DPR. Di DPR nanti akan dilakukan
fit and propers test, untuk memilih nama-nama CHA yang disetujui menjadi
hakim agung. Ada perdebatan di kalangan akademisi hukum, jika memang
menginginkan pemisahan kekuasaan, proses seleksi CHA harusnya selesai di KY.

“Tapi secara politis, DPR merupakan perwakilan rakyat. Sehingga hampir semua
proses muaranya di DPR. Makanya bisa ada kejadian CHA tidak disetujui oleh
DPR,” beber Mukti.

Setiap proses seleksi dilakukan dengan ketat. Termasuk dalam tes kesehatan dan
kepribadian yang dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Tes kesehatan
perlu, karena perkara yang ditangani hakim agung banyak.

Sekadar informasi,Seleksi ini mencari delapan posisi CHA yang dibutuhkan MA


adalah untuk mengisi 1 orang di kamar perdata, 4 orang di kamar pidana, 1 orang
untuk kamar agama, dan 2 untuk kamar tata usaha negara khusus pajak. Selain
CHA juga dibutuhkan 3 orang untuk hakim ad hoc Tipikor di MA.
(KY/Noercholysh/Festy)

Solusi dari isu diatas :


-

 MA (Mahkamah Agung)
Kisah Pak Hakim Rekam Bu Hakim Mandi Berujung Sanksi dan Mutasi

Jakarta - Hakim BPT yang merekam bu hakim rekan kantor yang sedang mandi
dikenai sanksi. Hakim BPT akhirnya dipindahkan ke Natuna.
Sebagaimana diketahui, Mahkamah Agung (MA) membenarkan ada pak hakim
yang memvideokan bu hakim teman satu kantor sedang mandi. MA menegaskan
pak hakim itu sudah dijatuhi sanksi disiplin, tapi bukan pemecatan. Pak hakim
BPT itu berdinas di sebuah Pengadilan Negeri di Sumatera Selatan (Sumsel).

"Benar hakim tersebut dijatuhi hukuman disiplin terkait merekam dengan HP-nya
hakim wanita sekantor yang sedang mandi," kata juru bicara MA, hakim agung
Andi Samsan Nganro, kepada detikcom, Rabu (27/4/2022).

Tiba-tiba pak hakim mendengar temannya mandi. Entah karena apa, ia mengintip
bu hakim temannya itu sedang mandi. Lalu ia mengeluarkan HP-nya dan
merekam.

"Tapi baru sebentar, ketahuan hakim wanita itu. Lalu dilaporkan ke ketua
pengadilan," ujar Andi Samsan Nganro, yang juga Wakil Ketua MA bidang
Yudisial.

Namun, MA tidak memecat hakim cabul itu. Malah pelaku dan korban masih satu
kantor. Adapun sanksi yang dijatuhkan adalah sanksi tingkat sedang berupa
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.

Hukuman disiplin itu dijatuhkan untuk periode Maret 2022. MA menjatuhkan


sanksi sedang kepada BPT berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
tahun. MA menyatakan perbuatan BPT bersalah melanggar kode etik hakim.
Yaitu yang tertuang dalam SKB Ketua MA-Ketua KY huruf C butir 1. Penerapan
Umum 1.1.4. Huruf C butir 5 Penerapan Umum 5.1.3. Jo PB MARI dan KY Pasal
5 ayat 3 huruf a dan Pasal 9 ayat 4 huruf b jo Pasal 18 ayat 2 huruf a dan e.

Solusi dari isu diatas :


-

3. Lembaga Eksekutif
 Presiden dan Wakil Presiden

Isu Masa Jabatan Presiden Diperpanjang, Jangan Sampai Sejarah Orde


Baru Terulang

Merdeka.com - Isu memperpanjang masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi)


kian mencuat. Jokowi yang harusnya selesai menjabat 2024 nanti, diupayakan
segelintir pihak agar bisa diperpanjang.
Padahal amanat undang-undang, masa jabatan presiden maksimal hanya dua
periode. Jangan sampai sejarah orde baru seperti era Soeharto kembali terjadi.

Soeharto mulai resmi menjabat sebagai presiden sejak 27 Maret 1968, setelah
sebelumnya menjabat sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera tahun 1966 dan
diangkat menjadi Pejabat Presiden pada tahun 1967 oleh MPRS. Pada tanggal 17
Juni 1966, MPRS mengadakan Sidang Umum ke IV di Jakarta. Sidang Umum
yang diketuai oleh Jenderal Abdul Haris Nasution, mengesahkan Supersemar
kepada pemegang mandat, yaitu Soeharto dengan masa berlaku hingga
terbentuknya MPR hasil Pemilu.

Sidang Umum ke IV ini dilanjutkan dengan Sidang Istimewa MPRS pada tahun
1967. Sidang ini menghasilkan 7 Ketetapan MPRS, antara lain Ketetapan no
XXXIV yang mencabut kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno dan
mengangkat Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden hingga pemilihan
Presiden melalui MPR hasil Pemilu, serta Pencabutan Manifesto Politik (Manipol)
Sebagai Garis Besar Haluan Negara.

Demokrat Tunggu Ketegasan Jokowi Sanksi Menteri Usulkan Penundaan Pemilu


Jenderal Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden pada 12 Maret 1967 setelah
pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS.
Kemudian, Soeharto menjadi presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS (Tap
MPRS No XLIV/MPRS/1968) pada 27 Maret 1968. Selain sebagai presiden, ia
juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan.

Berjalan seiringan dengan pro dan kontra, Soeharto menjabat sebagai presiden RI
selama 32 tahun lamanya. Kamis, 21 Mei 1998 tepat pukul 09.00 WIB menjadi
sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari
kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun. Soeharto mundur digantikan oleh
BJ.Habibie.

Solusi dari isu diatas :


-

Anda mungkin juga menyukai