NAMA KELOMPOK 7 : 1. UMMI KALSUM AZMY 2. VENI 3. WILDA SAFITRI Awal/latar belakang terpilihnya presiden Joko Widodo II
Acara pelantikan kedua Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden ke-7
Indonesia digelar di Gedung DPR/MPR, Jakarta pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 2019. Acara ini menandai secara resmi dimulainya masa jabatan kedua dan terakhir Joko Widodo sebagai Presiden dan masa jabatan pertama Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden Indonesia. Pasangan calon ini memenangi pemilihan umum presiden dengan persentase suara 55,50%. Kemenangan itu sempat digugat oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ke Mahkamah Konstitusi, namun akhirnya ditolak. Berdasarkan penolakan Mahkamah, Komisi Pemilihan Umum kemudian secara resmi menetapkan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang dan menjadikan Ma'ruf sebagai wakil presiden terpilih. Akhir kekuasaan presiden Jokowi Jumat (18/10/2019), merupakan hari kerja terakhir bagi Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Jokowi-JK pun mengumpulkan menteri dan pejabat setingkat menteri, dalam acara silaturahim, sekaligus perpisahan dengan Jusuf Kalla yang akan memasuki masa pensiun. Pantauan suarasurabaya.net, di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, para menteri Kabinet Kerja mulai datang sekitar pukul 12.45 WIB. Acara diawali dengan sesi foto bersama di halaman Istana Merdeka, sekitar pukul 13.10 WIB. Kemudian, disambung dengan jamuan makan siang di Istana Negara. Di sela acara santai itu, Jokowi Presiden mengucapkan terima kasih kepada Jusuf Kalla, para menteri serta kepala lembaga yang sama-sama bekerja untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Wapres (JK), bapak dan ibu yang telah bersama-sama bekerja keras untuk negara ini, dan amanat yang diberikan kepada kami berdua periode 2014-2019. Terima kasih juga para menko, para menteri, kepada kepala badan, Kapolri, Panglima TNI, dan Jaksa Agung yang telah kerja sama,” ujar Presiden. Jokowi juga menyampaikan permintaan maaf karena sering menghubungi para menteri/kepala lembaga tengah malam, untuk meminta data terkait peristiwa atau solusi atas permasalahan yang pterjadi. “Saya juga mohon maaf kalau saya ganggu tengah malam. Itu adalah gangguan yang saya lakukan karena negara ini memerlukan kerja kita semuanya,” tegas Jokowi. Di tempat yang sama, Jusuf Kalla mengungkapkan rasa syukur karena bisa menjalankan tugas sebagai Wakil Presiden selama lima tahun mendampingi Jokowi. Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut juga meminta maaf kalau ada kesalahan selama menjabat RI2. Dia berharap, pemerintahan mendatang bisa mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia. Pada kesempatan itu, JK menyerahkan memori jabatan Wakil Presiden yang merupakan laporan pertanggungjawaban atas kinerjanya selama lima tahun, kepada Jokowi Presiden. Seperti diketahui, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, hari Minggu (20/10/2019). Kebijakan presiden Jokowi •bidang politik 1.mengganti menteri menteri yang bekerja nya kurang bagus 2.Meninggikan devisa negara 3.Aktif dalam mengikuti persaingan persaingan dengan negara negara lain •bidang ekonomi 1. Fokus Pembangunan SDM hingga Infrastruktur 2. Jokowi Ajak DPR Bikin 2 Undang-Undang 3. Ekonomi RI Didorong Bertransformasi ke Manufaktur dan Jasa Modern •bidang Sosial Budaya 1.Pemerintah telah memastikan hak rakyat atas tanah dengan program redistribusi bidang-bidang tanah yang telah ditetapkan sebagai objek land reform dengan realisasi hingga Juni 2019 mencapai 558.700 bidang dan 418.748 hektar. 2. pelaksanaan bantuan sosial melalui Kartu Indonesia Pintar yang telah dibagikan sebanyak 18,9 juta siswa, lalu Program Keluarga Harapan sebanyak 10 juta keluarga dan 96,8 juta orang peserta Kartu Indonesia Sehat. Berbagai catatan pencapaian maupun kekurangan dalam membangun bangsa selama lima tahun terakhir ini dapat menjadi pembelajaran bersama. Apa yang sudah dilakukan Pemerintah saat ini akan menjadi fondasi kebijakan untuk mempersiapkan bangsa Indonesia yang lebih maju lagi ke depan.
Masalah-masalah yang dihadapi pada masa pemerintahannya Dalam setahun kepemimpinan Jokowi pada periode kedua ini, ada beragam regulasi yang dikeluarkan. Namun, ada sejumlah regulasi yang menuai kontroversi, mulai dari penolakan masyarakat, gugatan, hingga demonstrasi. Regulasi tersebut ada yang berbentuk undang-undang (UU) yang disepakati bersama DPR, ada pula Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu), hingga Peraturan Presiden (Perpres). Merangkum pemberitaan, berikut lima regulasi kontroversial di satu tahun pemerintahan Jokowi- Maruf:
1. UU Minerba UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara (Minerba) menjadi regulasi yang menuai kontroversi dalam periode kedua pemerintahan Jokowi.UU ini merupakan hasil revisi atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba. Sejak Panja RUU Minerba terbentuk pada 13 Februari 2020, hanya butuh waktu tiga bulan untuk menyelesaikan pembahasan. Pengesahan UU Minerba pada 13 Mei 2020 pun mendapat penolakan, termasuk dari kelompok Jaringan Advokasi Tambang (Jatam). Beberapa poin yang ditolak di antaranya perpanjangan Kontrak Karya (KK) atau Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) tanpa pelelangan. Melalui pasal tersebut, pemegang KK dan PKP2B yang belum memperoleh perpanjangan dapat mendapatkan 2 kali perpanjangan dalam bentuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), masing- masing paling lama selama 10 tahun. 2. UU Mahkamah Konstitusi Pengesahan revisi UU Mahkamah Konstitusi (MK) juga menuai kekhawatiran sejumlah pihak yang menduga sebagai barter politik. Sebab, dalam revisi ini tidak lagi mengatur masa jabatan bagi hakim konstitusi dan mengubah batas usia minimum hakim konstitusi dari 47 tahun menjadi 60 tahun. DPR dan pemerintah dianggap memiliki kepentingan karena MK tengah menangani judicial review atas sejumlah UU kontroversial. Sejumlah pihak khawatir, revisi UU MK dapat memengaruhi objektivitas hakim dalam menangani judicial review. Proses pembahasan revisi UU ini juga berjalan cukup singkat, yaitu hanya selama tiga hari pada 25-28 Agustus. Revisi UU MK disahkan pada 1 September 2020 oleh DPR. 3. UU Cipta Kerja Terbaru, DPR dan pemerintah menyepakati omnibus law RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja pada 5 Oktober 2020. DPR tetap menyetujui pembahasan dari RUU ini meski kritik publik muncul sejak masih rencana. UU Cipta Kerja dibahas DPR dan pemerintah hanya dalam kurun waktu enam bulan. Padahal, UU Cipta Kerja ini berkaitan dengan 74 UU, mulai dari perizinan usaha, pemanfaatan lahan, hingga ketenagakerjaan. Selain isinya yang memang telah mendapatkan kritik keras, pembahasannya dinilai minim partisipasi publik. Sejumlah aksi menolak UU Cipta Kerja di berbagai daerah pun berlangsung hingga saat ini. 4. Perppu Covid-19 Presiden Jokowi menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 pada 31 Maret 2020.Perppu tersebut mendapat sorotan publik karena dinilai dapat membuka celah korupsi.Pasal yang dipermasalahkan adalah: Pasal 27 Ayat (2), menyebutkan bahwa sejumlah pejabat yang melaksanakan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana asalkan dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Pasal 27 Ayat (3), mengatakan bahwa segala tindakan termasuk keputusan yang diambil berdasarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 bukan merupakan objek gugatan yang dapat diajukan ke peradilan tata usaha negara. Sejumlah pihak pun menggugat Perppu ini ke MK. Namun, pengesahan Perppu tetap berjalan mulus di DPR.Pada 12 Mei 2020, DPR melalui rapat paripurna mengesahkan Perppu 1 Tahun 2020 ini menjadi UU Nomor 2 Tahun 2020. Para pihak yang menggugat Perppu 1/2020 harus mencabut terlebih dahulu gugatannya karena dianggap telah kehilangan objek. Mereka pun mengajukan gugatan kembali terhadap UU 2/2020. 5. Perpres Jaminan Kesehatan Regulasi kontroversial lain terkait dengan kenaikan iuran BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan. Aturan ini diteken Jokowi pada 5 Mei 2020, yaitu saat dua bulan pandemi virus corona berlangsung di Indonesia. Padahal, sebelumnya MA telah membatalkan Perpres Nomor 75 Tahun 2019 yang mengatur tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Masalah-masalah yang dihadapi Hasilnya antara lain permasalahan paling penting di Indonesia adalah perekonomian rakyat (32,1 persen), lapangan pekerjaan (15,8 persen), harga bahan pokok (11,3 persen), korupsi, kolusi, dan nepotisme (7,8 persen), dan banjir (6,4 persen). Ekonomi Masih Jadi Masalah di Era Jokowi Jilid II Presiden Joko Widodo didampingi Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan dialog dengan tokoh masyarakat dan adat Kalimantan Timur terkait pembangunan ibu kota baru di De Bandar Resto, Balikpapan, 17 Desember 2019. Tempo/Friski Riana Lembaga survei Indo Barometer melakukan sigi terhadap tingkat kepuasan masyarakat selama 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Jokowi - Ma’ruf Amin. Hasilnya antara lain permasalahan paling penting di Indonesia adalah perekonomian rakyat (32,1 persen), lapangan pekerjaan (15,8 persen), harga bahan pokok (11,3 persen), korupsi, kolusi, dan nepotisme (7,8 persen), dan banjir (6,4 persen). "Mirip dengan periode pertama, pada periode kedua Jokowi ini isu di masyarakat masih didominasi masalah ekonomi,’’ ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat memaparkan hasil surveinya di Hotel Atlet Century, Senayan, pada hari ini, Minggu, 16 Februari 2020. Menurut Qodari, jika dibandingkan survei Maret 2015 kondisi ini mirip di mana respoden menyebut permasalahan terpenting adalah permasalahan ekonomi (21,6 persen), harga kebutuhan pokok (19,6 persen), sulitnya lapangan pekerjaan (8,4 persen), dan KKN (14,6 persen).“Jadi, baik di awal periode pertama maupun periode kedua, isu terbesar yang harus diselesaikan oleh Presiden Jokowi masih masalah- masalah ekonomi." Sementara itu, mayoritas masyarakat puas terhadap kinerja Presiden Jokowi dengan angka sebesar 70,1 persen, sedangkan yang tidak puas 27,4 persen.Hasil survei ini menunjukkan terjadi peningkatan dibandingkan angka survei pada Maret 2015 di mana kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebesar 57,5 persen dan yang tidak puas 37,5 persen.Survei Indo Barometer ini dilakukan pada 9-15 Januari 2020 dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling yang melibatkan sampel sebanyak 1.200 responden dari seluruh Indonesia. Hasil yang dicapai pada masa kekuasaan 1. Membentuk Manusia Tangguh KSP dalam laporannya menyebut pemeritahan Jokowi telah berhasil meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia dalam satu tahun terakhir. Bayi yang lahir tahun 2019 memiliki harapan untuk hidup hingga 71,34 tahun, lebih lama 0,56 tahun dibanding mereka yang lahir empat tahun sebelumnya. Selanjutnya pemerintah juga berupaya meningkatkan skor PISA (Programme for International Student Assessment) atau kemampuan siswa di bidang sains, membaca, dan matematika. Kemudian, melakukan reformasi pendidikan melalui program "Merdeka Belajar". Selanjutnya, menyediakan bantuan pendidikan dengan Kartu Indonesia Pintar untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Untuk siswa SD diberikan untuk 10,3 juta (Rp450 ribu/tahun), untuk siswa SMP bagi 4,6 juta pelajar (Rp750 ribu/tahun), untuk siswa SMA/SMK bagi 3,2 juta pelajar (Rp1 juta/tahun) dan KIP Kuliah Rp200 ribu. 2. Infrastruktur dan Energi Tetap Berkeadilan Laporan KSP menyebut, pemerintah terus mengejar investasi infrastruktur. Stok infrastruktur Indonesia terhadap PDB naik drastis. Pada tahun 2015, nilai stok infrastruktur Indonesia angkanya 35 persen tapi dalam kurun waktu empat tahun naik 8 persen. Angka ini akan terus digenjot mengejar ketertinggalan standar global minimal sebesar 70 persen. Capaian selanjutnya, telah dilakukan pembukaan jembatan udara untuk masuk ke wilayah terisolir dan program tol laut sekelas "backbone" yang sudah digarap sejak 2015. Presiden Jokowi juga disebut mengambil risiko untuk menurunkan harga gas bumi demi meningkatkan daya saing global tujuh kelompok industri. Penurunan harga gas itu dilakukan dengan mengurangi jatah pemerintah. Selanjutnya, dilakukan percepatan pembangunan pembangkit berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT), seperti PLTA, tenaga surya, hingga panas bumi. Targetnya pada 2025 penggunaan EBT mencapai 23 persen. 3. Kontraksi Ekonomi Bukan Kartu Mati Kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,3 persen akibat pandemi Covid-19. Menurut pemerintah, angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, bahkan di antara negara G-20. Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah Tiongkok dan Korea Selatan. Namun, Covid-19 berdampak pada 3,5 juta pekerja terkena PHK atau dirumahkan, pengangguran naik menjadi 10,4 juta orang, angka kemiskinan meningkat menjadi 26,42 juta orang, terutama di perkotaan. Pemerintah menilai sinyal perbaikan kondisi ekonomi ke depan mulai tampak dari perbaikan indikator Purchasing Manager Index di bidang manufaktur (47,2 persen pada September 2020) dan Indeks Keyakinan Konsumen (83,4 pada September 2020). Kesimpulan Secara politik, jokowi mampu mengonsolidasikan parlemen untuk menjadi bagian pendukung pemerintah. Secara Ekonomi, pemerintahan Jokowi mendapatkan tantangan yang tak ringan. Perekonomian menurun secara signifikan, diperparah lagi sejak Maret 2020 lalu, muncul pandemi Covid-19 yang berdampak pada semua aspek. Beberapa langkah pemerintahan Jokowi banyak endapat tentangan dari masyarakat, dianataranya dalam konteks Undang-Undang Cipta Kerja.